Hal
Surat
Pernyataan
Direksi
Laporan
Review
Laporan
Posisi
Keuangan
(Neraca)
Konsolidasi
1
‐
2
Laporan
Laba
Rugi
Konsolidasi
3
Laporan
Perubahan
Ekuitas
Konsolidasi
4
Laporan
Arus
Kas
Konsolidasi
5
Penjelasan
Pos
‐
pos
Posisi
Keuangan
Dan
Laba
Rugi
6
‐
31
SURAT
PERNYATAAN
DIREKSI
(FORM
VIII.G.11)
PERNYATAAN
AUDITOR
INDEPENDEN
LAPORAN
POSISI
KEUANGAN
INTERIM
KONSOLIDASI
PT
PERDANA
KARYA
PERKASA
TBK
DAN
ANAK
PERUSAHAAN
PER
31
MARET
2011
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010 Dalam Rupiah
Catatan 31‐Mar‐11 31‐Des‐10 ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas 2.d.1.2, 4 13.287.475.453 16.295.937.999
Piutang usaha 2.d.1.2, 5 34.507.718.460 60.551.862.570
Retensi 6 16.385.302.939 11.308.289.616
Piutang lain‐lain 7 827.711.525 966.975.057
Persediaan 8 25.581.739.955 26.374.921.753
Pekerjaan dalam pelaksanaan 9 65.457.329.847 51.173.874.539
Pajak dibayar di muka 2.h, 20.a 4.523.159.907 10.918.682.059
Biaya dibayar di muka dan uang muka 10 15.142.576.204 5.734.315.979
175.713.014.289
183.324.859.573 Aset Tidak Lancar
Beban eksplorasi ditangguhkan 2.i, 11 56.498.696.899 56.747.943.508
Aset tetap 2.e, 12 196.215.087.606 191.186.144.106
Jaminan pengadilan pajak 13 26.407.177.566 26.407.177.566
Aset lain‐lain 14 15.549.848.978 10.138.534.659
294.670.811.050
284.479.799.840
JUMLAH ASET 470.383.825.339 467.804.659.412
1 Nilai bersih setelah dikurangi akumulasi penyusutan
pada 31 Maret 2011 dan 31 Des 2010 masing‐
masing sebesar Rp. dan Rp.
Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
PT Perdana Karya Perkasa Tbk Dan Anak Perusahaan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010 Dalam Rupiah
Catatan 31‐Mar‐11 31‐Des‐10 LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Hutang usaha
Pihak ketiga 2.g, 16 20.756.786.678 11.900.491.086
Pihak hubungan istimewa 2.g, 3, 16, 31 4.877.652.704 4.715.664.722
Pajak yang masih harus dibayar 2.h, 20.b 6.558.138.436 6.591.713.361
Biaya yang masih harus dibayar 2.f, 18 15.076.805.360 16.135.054.177
Liabilitas keuangan akan jatuh tempo dalam
jangka waktu satu tahun :
Bank 16 96.578.809.396 96.081.223.937
Sewa pembiayaan 17 26.405.835.465 18.180.103.374
170.254.028.039
153.604.250.656 Liabilitas Jangka Panjang
Pajak tangguhan 2.h, 20.c 35.219.732.510 34.640.019.397
Hutang hubungan istimewa 3, 31 23.739.764.083 23.739.764.083
Imbalan kerja karyawan 2.k, 19 1.694.741.432 1.625.505.934
Liabilitas keuangan akan jatuh tempo dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun :
Bank 16 41.742.104.032 49.922.622.965
Sewa pembiayaan 17 6.100.348.865 12.875.443.241
108.496.690.923
122.803.355.620 MODAL
Modal saham 21 120.000.000.000 120.000.000.000
Tambahan modal disetor 22 19.972.351.354 19.972.351.354
Modal saham diperoleh kembali, berdasarkan
harga perolehannya 23 (26.009.555.250) (26.009.555.250)
Kepentingan Non Pengendali 29 (15.301.735) (15.301.735)
Saldo laba ditahan 77.685.612.008 77.449.558.766
191.633.106.377
191.397.053.136
JUMLAH LIABILITAS DAN MODAL 470.383.825.339 467.804.659.412 Modal dasar 1.500.000.000 saham dengan nilai
nominal Rp. 200,‐ per Saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh 600.000.000 saham
Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010 Dalam Rupiah
Catatan 31‐Mar‐11 31‐Mar‐10
Pendapatan usaha 2.g, 24 46.596.981.220 96.215.444.317
Beban pokok pendapatan usaha 2.g, 25 37.387.124.918 76.494.609.935
Laba kotor 9.209.856.302 19.720.834.382
Beban usaha
Beban penjualan 2.g, 26 361.173.302 894.929.190
Beban administrasi umum 2.g, 26 3.169.611.118 6.923.508.893
3.530.784.420
7.818.438.083
Laba usaha 5.679.071.882 11.902.396.299
Pendapatan (beban) di luar usaha 27 (4.770.459.252) (4.327.447.787)
Laba sebelum hak minoritas dan taksiran pajak 908.612.630 7.574.948.512
Kepentingan Non Pengendali ‐ ‐
Pendapatan sebelum taksiran pajak 908.612.630 7.574.948.512
Taksiran pajak
Pajak kini
Pajak final 2.h, 20.c (92.846.275) (847.591.748)
Pajak tidak final 2.h, 20.c ‐ ‐
Pajak tangguhan (579.713.113) (1.103.403.678)
(672.559.388)
(1.950.995.426)
LABA (RUGI) BERSIH 236.053.242 5.623.953.086
Laba per Saham
Laba usaha 11 22
Laba bersih 0 10
3
Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
PT Perdana Karya Perkasa Tbk Dan Anak Perusahaan LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
Dengan Angka Perbandingan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Modal ditempatkan Modal saham Tambahan modal Kepentingan JUMLAH
Catatan dan disetor penuh diperoleh kembali disetor Non Pengendali Telah ditentukan Belum ditentukan EKUITAS
Saldo awal per 31 Desember 2009 120.000.000.000 (26.009.555.250) 19.972.351.354 ‐ 1.000.000.000 75.382.708.916 190.345.505.020
Kepentingan Non Pengendali (15.301.735) ‐ 15.301.735 ‐
Deviden tunai tahun 2009 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ (5.848.642.853) (5.848.642.853) Laba periode berjalan ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 6.900.190.969 6.900.190.969
Saldo akhir per 31 Desember 2010 120.000.000.000 (26.009.555.250) 19.972.351.354 (15.301.735) 1.000.000.000 76.449.558.766 191.397.053.136
Laba bersih periode berjalan ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 236.053.242 236.053.242 Saldo akhir per 31 Maret 2011 120.000.000.000 (26.009.555.250) 19.972.351.354 (15.301.735) 1.000.000.000 76.685.612.008 236.053.242
SALDO LABA DITAHAN
Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010 Dalam Rupiah
Catatan 31‐Mar‐11 31‐Mar‐10 ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan dan karyawan 67.703.375.539 94.605.483.894
Pembayaran kepada pemasok dan karyawan (46.454.667.681) (59.048.649.439)
Hasil dari kegiatan operasi 21.248.707.859 35.556.834.455
Pembayaran pajak (6.429.097.077) (1.182.786.078)
Pembayaran bunga (4.600.910.722) (4.824.310.598)
Hasil dari kegiatan usaha lainnya (169.548.530) 325.597.407
Arus kas dihasilkan dari (dipergunakan untuk)
Aktivitas Operasi 10.049.151.530 29.875.335.186
ARUS KAS AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian aset tetap (1.414.004.000) ‐
Hasil dari penjualan aset tetap ‐ 170.628.182
Kenaikan aset lain‐lain (5.411.314.318) 3.055.399.579
Arus Kas dihasilkan dari (dipergunakan untuk)
Aktivitas Investasi (6.825.318.318) 3.226.027.761
ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan (pembayaran) hutang bank (7.682.933.474) (11.749.209.155)
Penerimaan (pembayaran) sewa pembiayaan 1.450.637.715 (3.095.597.769)
Arus Kas Dihasilkan Dari (Dipergunakan Untuk)
Aktivitas Pendanaan (6.232.295.758) (14.844.806.924)
PENERIMAAN (PEMBAYARAN) BERSIH ARUS KAS (3.008.462.546) 18.256.556.023
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 16.295.937.999 6.906.352.794
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 13.287.475.453 25.162.908.817
5
Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Perdana Karya Perkasa Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Perdana Karya Kaltim berdasarkan Akta No. 17 tanggal 7 Desember 1983 yang diubah dengan Akta No.4 tanggal 4 November 1998, keduanya oleh Laden Mering, SH, pada waktu itu Calon Notaris di Samarinda. Akta pendirian ini telah memperoleh pengesahan dari instansi yang berwenang berdasarkan Surat Keputusan No.C24475.HT.01.01.TH.86 tanggal 24 Juni 1986 dan telah diumumkan melalui Berita Negara RI No.10611/2006, Tambahan Berita Negara No.79/2006 tanggal 3 Oktober 2006.
Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, di antaranya sebagai berikut :
- Akta Pernyataan Keputusan Rapat (PKR) No.9 tanggal 20 September 2006 oleh Marina Soewana, SH, notaris di Jakarta, tentang peningkatan modal dasar dan modal disetor. Akta perubahan ini telah memperoleh pengesahan dari instansi berwenang berdasarkan Surat Keputusan No.W7-00616.HT.01.04.TH.2006 tanggal 15 September 2006.
- Akta PKR No.46 tanggal 28 September 2006 oleh Marina Soewana, SH, notaris di Jakarta, tentang perubahan status Perusahaan menjadi sebuah Perusahaan Terbuka, perubahan nilai nominal saham menjadi Rp.200,- per saham, dan pelaksanaan Penawaran Umum Saham kepada masyarakat melalui Pasar Modal. Akta ini telah memperoleh pengesahan dari instansi berwenang berdasarkan Surat Keputusan No.W7-01276.HT.01.04.TH.2006 tanggal 4 Oktober 2006.
- Akta No.9 tanggal 6 Agustus 2008 oleh Lia Chittawan Nanda Gunawan, SH, notaris di Samarinda, tentang penyesuaian seluruh anggaran dasar Perusahaan terhadai Undang-undang No,40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh pengesahan dari instansi berwenang berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-86263.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 14 November 2008.
- Akta No.7 tanggal 10 November 2009 oleh Lia Chittawan Nanda Gunawan, SH, notaris di Samarinda, tentang persetujuan pengunduran diri Bp. Suroso dan pengangkatan Bp. Untung Haryono masing-masing sebagai Pengurus Perusahaan. Perubahan data Perusahaan ini telah dilaporkan dan diterima kepada/oleh instansi berwenang berdasarkan.
Perusahaan berkedudukan di Graha Perdana, Jalan Sentosa 56, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Samarinda Utara, Kotamadya Samarinda, Kalimantan Timur.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasarnya, Perusahaan melaksanakan kegiatan usaha dalam bidang-bidang pembangunan, perdagangan, pertanian, pengangkutan darat, perbengkelan dan jasa-jasa melalui divisi-divisi usaha jasa konstruksi penunjang migas, persewaan alat berat, dan pertambangan batubara.
Jumlah karyawan Perusahaan pada tanggal-tanggal 31 Maret 2011, 31 Desember 2010, dan 31 Maret 2010 masing-masing 961 orang, 963 orang, dan 1.263 orang.
b. Penawaran Umum Saham Perdana Perusahaan
Perusahaan melaksanakan Penawaran Umum Saham Perdana sebanyak 125.000.000 saham atau 20,83% dari seluruh saham-sahamnya berjumlah 600.000.000 saham berdasarkan Surat Pemberitahuan Efektif No.S-3178/BL/2007 tanggal 27 Juni 2007 atas Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan kepada Bapepam LK. Selanjutnya mulai tanggal 11 Juli 2007 saham-saham Perusahaan untuk pertama kalinya tercatat dan diperdagangkan pada PT. Bursa Efek Indonesia.
c. Susunan Direksi Dan Komisaris
Susunan Direksi Dan Komisaris Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011, 31 Desember 2010, dan 31 Maret 2010 berdasarkan Akta No.7 tanggal 10 November 2009 dari Lia Chittawan Nanda Gunawan, SH, notaris di Samarinda adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris
Tn. Lie Hendry Widyanto : Komisaris Utama Ny. Fanny Listiawati : Komisaris
Tn. Istiardjo : Komisaris Independen
Direksi
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
7 1. UMUM(lanjutan)
d. Anak Perusahaan
Perusahaan memiliki Anak Perusahaan, PT Semoi Prima Lestari, didirikan di Samarinda berdasarkan Akta No. 31 tanggal 23 Maret 2005 oleh Khairu Subhan, SH, notaris di Samarinda, akta pendirian mana telah memperoleh pengesahan dari instansi berwenang berdasarkan Surat Keputusan No.C-12097.HT.01.01.TH.2005 tanggal 4 Mei 2005. Kepemilikan saham Anak Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011. 31 Desember 2010, dan 31 Maret 2010 berdasarkan Akta No.10 Tanggal 20 November 2006 dari Lia Chittawan Nanda Gunawan, SH, notaris di Samarinda, adalah sebagai berikut :
No Pemegang Saham Volume Nominal (Rp) %
Anak Perusahaan bergerak di bidang usaha pertambangan batubara dengan memiliki Kuasa Pertambangan batubara seluas 3.557 ha berlokasi di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Anak Perusahaan hingga periode laporan keuangan belum beroperasi secara komersial.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Interim Konsolidasi
Laporan keuangan interim konsolidasi disajikan sesuai dengan PSAK No.1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan, dan PSAK No.3 (Revisi 2010) tentang Penyajian Laporan Keuangan Interim, serta Peraturan Bapepam LK No.VIII.G.7, lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam LK No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman dan Penyajian Laporan Keuangan.
Dasar pengukuran laporan adalah konsep biaya historis, kecuali akun-akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan disusun dengan metode akrual kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas disusun dengan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Dalam penyusunan laporan keuangan interim konsolidasi, sesuain dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:
- Nilai aset dan kewajiban dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan interim konsolidasi
- Jumlah pendapatan dan beban selama periode berjalan
Walaupun estimasi dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan interim konsolidasi adalah mata uang Rupiah.
b. Akuntansi Grup
Anak Perusahaan
- Semuia Anak Perusahaan dikonsolidasi. Anak Perusahaan adalah entitas (termasuk Entitas Bertujuan Khusus) di mana Grup memiliki lebih dari 50% hak suara, atau dapat dibuktikan adanya pengendalian kebijakan keuangan dan operasional oleh Grup. - Anak Perusahaan dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian atas Anak Perusahaan tersebut beralih kepada Grup, dan tidak lagi
dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian tidak lagi dimiliki oleh Grup. Dalam mencatat akuisisi Anak Perusahaan digunakan metode pembelian. Biaya akuisisi diukur sebesar nilai wajar aset yang diserahkan, saham yang diterbitkan, atau kewajiban yang diambil alih pada tanggal akuisisi ditambah biaya yang berkaitan secara langsung dengan akuisisi. Kelebihan biaya akuisisi atas nilai wajar aset bersih Anak Perusahaan dicatat sebagai goodwill.
- Transaksi antar perusahaan dalam Grup, saldo dan keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi antar perusahaan dalam Grup dieliminasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi, kecuali apabila harga perolehan tidak dapat diperoleh kembali. Jika diperlukan kebijakan akuntansi Anak Perusahaan diubah agar konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Grup. - Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan investasi dan nilai wajar bagian Grup atas aset bersih Anak Perusahaan /
perusahaan asosiasi pada tanggal akuisisi. Goodwill diamortisasi dengan metode garis lurus selama estimasi masa manfaatnya,
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
b. Akuntansi Grup(lanjutan)
Anak Perusahaan (lanjutan)
pada saat akuisisi, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pangsa pasar yang ada, tingkat perttumbuhan potensial dan faktor lain yang terdapat dalam perusahaan yang diakuisisi.
Anak Perusahaan yang dikonsolidasi dengan Perusahaan pada tanggal laporan keuangan sebagai berikut :
No Anak Perusahaan Domisili Bidang Usaha Jumlah Aset %
1 PT Semoi Prima Lestari Samarinda Pertambangan batubara Rp. 8.842.061.412,- 80,00%
c. Penjabaran Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi. Pada tanggal laporan keuangan, aset dan kewajiban moneter dalam mata usang asing dijabarkan dengan kurs tengah yang berlaku pada tanggal laporan keuangan sebagai berikut :
Valuta Asing 31 Maret 2011 31 Desember 2010
USD.1 Rp. 8.709,- Rp. 8.991,-
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian, kecuali apabila ditangguhkan pada bagian ekuitas sebagai lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat.
d. Instrumen Keuangan
Perusahaan telah menerapkan PSAK No.50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No.55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran” yang menggantikan PSAK No.50 : “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK No.55 (Revisi 1999) : “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” untuk laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
PSAK No.50 (Revisi 2006) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengindentifikasikan informasi yang harus diungkapan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuita; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan di mana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan.
d.1. Aset Keuangan
Aset keuangn dalam lingkup PSAK No.55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode keuangan.
Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah (dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian dan penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakuis pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, instrumen keuangan yang memiliki dan tidak dimiliki kuotasi, instrumen keuangan derivatif dan aset keuangan lancar, serta tidak lancar lainnya.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
9 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)
d. Instrumen Keuangan (lanjutan)
d.1. Aset Keuangan (lanjutan)
1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi disajikan dalam laporan neraca pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi.
Derivatif yang melekat pada kontrak utama dicatat sebagai derivatif terpisah apabila karakteristik dan risikonya tidak berkaitan erat dengan kontrak utama, dan kontrak utama tersebut tidak dinyatakan dengan nilai wajar. Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi. Penilaian kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan dalam ketentuan-ketentuan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang akan diperlukan.
2) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate). Keuntungan dan kjerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi.
Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, piutang hubungan istimewa, aset keuangan lancar lainnya, piutang jangka panjang dan aset keuangan tidak lancar lainnya dari Perusahaan termasuk dalam kategori ini.
- Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas dan bank serta deposito berjangka dengan jangka waktu 3(tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan hutang serta tidak dibatasi penggunaanya.
- Piutang Usaha
Piutang usaha adalah jumlah tagihan dari pelanggan untuk penjualan batubara, pekerjaan konstruksi, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang dihitung berdasarkan pemakaian peralatan (persewaan peralatan). Jika pembayaran piutang diharapkan diterima dalam satu tahun atau kurang (atau dalam siklus normal usaha Perusahaan, jika lebih lama), piutang tersebut dikelompokkan sebagai aset lancar. Jika tidak piutang tersebut dikelompokkan sebagai aset tidak lancar.
Piutang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan provisi untuk penurunan nilai.
Penghapus bukuan piutang harus memdapat persetujuan dari pemegang saham, atau Komisaris sesuai dengan anggaran dasar Perusahaan berdasarkan salah satu kriteria pokok pelanggan sebagai berikut:
Telah dinyatakan pailit berdasarkan putusan Pengadilan bagi debitur yang berbentuk Badan Usaha
Telah dinyatakan tidak dapat ditagih oleh PUPLN/Pengadilan
Dokumen pendukung tagihan kepada pelanggan hilang dan tidak diperoleh dokumen pengganti yang sah dan relevan.
d.2. Kewajiban Keuangan
Pengakuan Awal
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
d. Instrumen Keuangan (lanjutan)
d.2. Kewajiban Keuangan (lanjutan)
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pengukuran kewajiban keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut :
- Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk kewajiban keuangan untuk diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kewajiban derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas kewajiban yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi.
- Pinjaman dan Hutang
Setelah pengakuan awal, pinjaman dan hutang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat kewajiban tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.
d.3. Penghentian Pengakuan Aset Dan Kewajiban Keuangan
Aset Keuangan
Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan, atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat :
- Hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir, atau
- Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian ‘pass-through’ dan baik (a) Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko atau manfaat suatu aset, tetapi telah mentransfer kendali atas aset tersebut.
Kewajiban Keuangan
Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika suatu kewajiban keuangan yang ada digantikan oleh kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu kewajiban yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan kewajiban awal dan pengakuan kewajiban baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing kewajiban diakui dalam laporan laba rugi.
Hutang usaha adalah kewajiban untuk membayar atas barang atau jasa yang telah diperoleh dari pemasok dalam transaksi usaha pada umumnya. Hutang usaha dikelompokkan sebagai kewajiban lancar, apabila pembayaran jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun atau kurang (dalam siklus normal operasi usaha, jika lebih lama). Jika tidak, hutang usaha tersebut disajikan sebagai kewajiban tidak lancar. Hutang usaha pada awalnya diakui pada nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan doamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
e. Aset Tetap Dan Penyusutan
Aset tetap diakui sebesar biaya perolehannya setelah dikurangi akumulasi penyusutan menggunakan metode garis lurus pada masing-masing kelompok aset tetap sebagai berikut:
Kelompok Aset Tetap Umur Manfaat Tarif Penyusutan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
11 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e. Aset Tetap Dan Penyusutan (lanjutan)
Perusahaan melakukan revisi terhadap nilai residu dan umur manfaat aset tetap pada setiap akhir tahun buku.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran biaya yang memperpanjang masa manfaat aset dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan tarif penyusutan kelompok aset yang sesuai.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka biaya perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, dan keuntungan atau kerugian yang dijasilkan diakui dalam laporan laba rugi.
Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disajikan sebesar nilai kini pembayaran minimum sewa pembiayaan ditambah harga opsi yang akan dibayar oleh Perusahaan pada akhir masa sewa pembiayaan. Kewajiban yang terkait juga diakui dan setiap pembayaran sewa dialokasi sebagai pelunasan kewajiban dan pembayaran beban bunga. Aset sewa pembiayaan disusutkan dengan metode yang sama dengan metode penyusutan aset tetap yang dimiliki.
Aset tetap ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai atau apakah telah terjadi perubahan keadaan yang mengidentifikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Ketugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut.
Penurunan Nilai Aset
Sesuai dengan PSAKA No.48 “Penurunan Nilai Aset” Perusahaan menelaah aset untuk menentukan kemungkinan penurunan nilai aset apabila terdapat kejadian atau perubahan kondisi yang mengindikasikan nilai tercatat aset tersebut mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Jika nilai aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kambali, kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual netto dengan nilai pakai aset. Harga jual neto adalah jumlah yang diperoleh dari penjualan aset dalam transaksi antar pihak-pihak bebas, setelah dikurangi biaya yang terkait. Nilai pakai adalah nilai sekarang dari taksiran aliran kas masa depan yang diharapkan akan diterima atas penggunaan aset dan dari penghentian penggunaan aset pada akhir masa manfaatnya. Nilai yang dapat diperoleh kembali ditentukan untuk aset secara individual, atau jika tidak memungkinkan, untuk unit terkecil penghasil kas.
f. Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Biaya atas proses yang telah terjadi dan manfaatnya telah dirasakan pada periode berjalan, tetapi pembayaran belum dilaksanakan pada periode yang sama.
g. Pengakuan Pendapatan Dan Beban
Pendapatan diakui pada saat barang atau jasa telah selesai dan diserahkan kepada pelanggan, dan/atau proses penyerahan barang atau jasa berdasarkan kontran yang disetujui kedua pihak. Sedangkan beban diakui pada saat barang atau jasa diterima atau diselesaikan sesuai progres fisik (accrual basis)
h. Perpajakan
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dalam jumlah penuh dengan menggunakan metode kewajiban. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan pajak dengan nilai tercatat aset dan kewajiban dalam laporan keuangan. Tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.
Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi. Amandemen terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya Surat Ketetapan Pajak, atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding diputuskan.
i. Beban Ditangguhkan : Biaya Eksplorasi Dan Pengembangan
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
i. Beban Ditangguhkan : Biaya Eksplorasi Dan Pengembangan (lanjutan)
- Ijin untuk melaksanakan eksplorasi di area of interest tersebut masih berlaku dan kegiatan eksplorasinya pada tanggal neraca masih belum selesai, serta kegiatan eksplorasi yang berarti (significant) dalam area of interest terkait masih berl;angsung, sehingga pada tahap ini belum dapat ditentukan apakah eksplorasi tersebut akan dapat menghasilkan cadangan terbukti.
- Ijin untuk melaksanakan kegiatan penambangan di area of interest tersebut masih berlaku dan dapat dibuktikan bahwa biaya eksplorasi yang terjadi diharapkan dapat diperoleh kembali (recovered) dari hasil produksi Cadangan Terbukti yang bersangkutan atau dari hasil yang akan diperoleh bilamana hak penambangannya dipindah-tangankan atau dialihkan kepada pihak lain.
Amortisasi biaya eksplorasi dan pengembangan tangguhan dihitung berdasarkan taksiran umur ekonomis dari area of interest, yaitu 15 tahun, terhitung sejak Perusahaan beroperasi secara komersial. (Lihak Catatan No. )
j. Pelunasan Hutang Melalui Penyerahan Saham
Pelunasan hutang melalui penerbitan saham baru atau penyerahan saham Perusahaan dicatat sebesar nilai wajar saham. Perbedaan nilai wajar yang diterbitkan dengan nilai tercatat hutang yang diselesaikan diakui sebagai keuntungan yang timbul sebagai akibat restrukturisasi hutang.
Keuntungan neto atas restrukturisasi hutang setelah pajak penghasilan terkait diakui dalam perhitungan laba bersih untuk periode terjadinya restrukturisasi dan diklasifikasikan sebagai pos luar biasa.
k. Imbalan Kerja Karyawan
Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mengimplementasikan PSAKA 24 (Revisi 2004) Imbalan Kerja. Perhitungan estimasi kewajiban imbalan pasca kerja karyawan ditentukan dengan metode aktuaria “Projected Unit Credit”
l. Laba Rugi Per Saham
Laba per Saham dihitung dengan cara membagi laba yang tersedia bagi pemegang saham dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun bersangkutan tidak termasuk saham yang dibeli kembali oleh Perusahaan dan disimpan sebagai saham treasury.
m. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
n. Goodwill Negatif Yang Timbul Dari Akuisisi
Jika biaya perolehan (cost of acquisition) lebih rendah dari bagian (interest) pengakuisisi atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diindentifikasi yang diakuisisi pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aset non moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut dieliminasi. Apabila nilai wajar aset non moneter sudah diturunkan seluruhnya , ternyata masih terdapat sisa selisih yang belum dieliminasi, maka sisa selisih tersebut diakui sebagai pendapatan ditangguhkan (deffered income) dan diakui sebagai pendapatan secara sistematis selama suatu periode yang tidak kurang dari 20 tahun.
3. TRANSAKSI DENGAN PARA PENDIRI, PIHAK AFILIASI, DAN BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, didefinisikan dalam PSAK No.07 Pengungkapan Pihak-pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa, dan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No.VIII.G.7. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dimaksud adalah :
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
13
31‐Mar‐11 31‐Des‐10
Kas 810.684.420 860.621.880
Bank
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 5.162.315.807 1.778.111.493
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.605.351.413 6.293.398.311 PT Bank BNI (Persero) Tbk 6.238.279 6.313.279 PT Bank BRI (Persero) Tbk 908.000 866.000
PT Bank BPD Kaltim 5.497.188 5.572.368
PT Bank CIMB Niaga Tbk 18.537.992 636.510.298
PT Bank Permata Tbk 42.349.820 42.535.820
PT Bank Danamon Tbk 10.423.410 10.629.069
PT Bank UOB Buana Tbk 2.373.715 2.496.714
PT Bank Mega Tbk 1.116.549 1.174.267
PT Bank OCBC NISP Tbk ‐ 100.000
PT Bank Ekspor Indonesia 448.978.799 ‐
Sub‐jumlah 8.304.090.972 8.777.707.619
3. TRANSAKSI DENGAN PARA PENDIRI, PIHAK AFILIASI, DAN BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU (lanjutan)
b. Perusahaan asosiasi (Associated Company)
c. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang diharapkan mempengaruhi dan dipengaruhi peroeangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor)
d. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direkso dan manajer serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut;
e. Perusahaan dimana kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh setiap orang yang diuraikan dalam c dan d atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
Berdasarkan ketentuan Peraturan Bapepam LK No.IX.E.1 Lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam LK No.Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu dan Transaksi Afiliasi diatur ketentuan sebagai berikut :
a. Benturan kepentingan adalah perbedaan kepentingan ekonomis antara Perusahaan dengan pribadi direksi, komisaris, dan pemegang saham utama Perusahaan dalam suatu transaksi yang dapat merugikan Perusahaan karena adanya penetapan harga yang tidak wajar.
b. Transaksi afiliasi adalah transaksi antara Perusahaan dengan pribadi direksi, komisaris dan pemegang saham utama Perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Atas transaksi afiliasi meliputi nilai 5% dari jumlah aset tercatat, atau sejumlah sama dengan atau lebih dari Rp. 5 milyar, harus dilakukan penilaian oleh Penilai Independen. Setiap transaksi afiliasi harus diberitahukan kepada Bapepam LK selambat-lambatnya 2(Dua) hari setelah pelaksanaan transaksi.
d. Apabila berdasarkan penilaian independen dinyatakan terdapat perbedaan kepentingan ekonomis, maka transaksi tersebut merupakan transaksi benturan kepentingan dan harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari para pemegang saham independen’
Berdasarkan PSAK No.7, semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan tingkat harga dan persyaratan normal maupun tidak, telah diungkapan pada catatan atas laporan keuangan untuk masing-masing akun.
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
31‐Mar‐11 31‐Des‐10 Pihak ketiga
Rupiah
Piutang batubara 9.813.403.285 12.548.638.421
Piutang konstruksi 14.126.363.824 40.092.129.920
Piutang persewaan peralatan 10.567.951.351 7.911.094.229
JUMLAH 34.507.718.460 60.551.862.570
Piutang usaha berdasarkan umurnya
Jumlah % Jumlah %
1‐30 hari 6.594.424.998 19,11% 25.661.328.858 42,38%
31‐90 hari 23.002.845.125 66,66% 28.336.571.690 46,80%
91‐180 hari 3.839.569.135 11,13% 5.483.082.821 9,06%
Lebih dari 180 hari 1.070.879.202 3,10% 1.070.879.202 1,77%
JUMLAH 34.507.718.460 100,00% 60.551.862.570 100,00%
Piutang batubara
PT Asia Pacific Mining Resources 21.272.420 21.272.420
CV Batu Mas Jaya 527.910.985 10.361.060
PT Core Mineral Resources 815.831.850 808.750.000
PT Indoutama Bara Jaya 74.844.846 74.844.846
PT Indomineral Mega Perkasa 6.895.348 206.895.348
CV Merry Jaya 1.396.379.360 3.738.479.735
PT Prima Putra Sentosa 1.405.762.700 1.405.762.700
PT Sentosa Laju Energy 2.054.613.001 3.040.583.701
PT Sarana Marine Perkasa 2.882.083.576 2.882.043.576
PT Rama Bumi Indo 627.660.160 ‐
9.813.254.246
12.188.993.386
Piutang konstruksi
PT Vico Indonesia 14.052.747.231 34.917.271.546
Total E&P Indonesie 649.951 2.479.990.947
PT FMC Santana 50.004 449.585.964
PT Sembrani Persada Oil 72.786.019 1.070.879.202
PT Mawar Mahakam 130.619 1.174.402.262
14.126.363.824 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 3.717.642.008 5.482.327.410 PT Bank BNI (Persero) Tbk 14.340.152 15.555.997
PT Bank BPD Kaltim 27.077.500 29.299.526
PT Bank CIMB Niaga Tbk 6.623.543 7.472.744
PT Bank Permata Tbk 292.878.183 469.383.403
PT Bank Mega Tbk 14.728.051 16.101.882
PT Bank OCBC NISP Tbk ‐ 31.230.102
Sub‐jumlah 4.172.700.060 6.657.608.500
JUMLAH 13.287.475.453 16.295.937.999
4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
15
31‐Mar‐11 31‐Des‐10 Piutang persewaan peralatan
PT Pamapersada Nusantara 5.298.516.557 3.532.104.332
PT Smart Tbk 4.418.730.057 3.642.464.771
PT IMC 483.056.711 483.056.711
PT Fajar Surya Swadaya 137.175.000 25.045.109
PT Kresna Duta Agroindo 219.169.109 219.169.109
PT Meindo Elang Indah 137.175.000 9.254.197
PT BKPL 129.720 ‐
PT Bumi Timur Adistira 1.920.000 ‐ 10.695.872.154
7.911.094.229
31‐Mar‐11 31‐Des‐10
PT Vico Indonesia 16.385.302.939 8.927.723.762
PT IMC ‐ 2.380.565.854
JUMLAH 16.385.302.939 11.308.289.616
31‐Mar‐11 31‐Des‐10
Material dan suku cadang 18.418.067.351 13.864.608.072
BBM dan pelumas 496.127.730 285.258.907
Batubara 6.667.544.874 12.225.054.774
JUMLAH 25.581.739.955 26.374.921.753
31‐Mar‐11 31‐Des‐10
PT Vico Indonesia 58.031.592.585 44.687.334.193
Total E&P Indonesie 4.453.375.103 5.048.016.381
PT Smart Tbk 2.972.362.159 1.438.523.965
JUMLAH 65.457.329.847 51.173.874.539
5. PIUTANG USAHA (lanjutan)
6. RETENSI
Retensi adalah bagian dari pembayaran invoice pekerjaan jasa, biasanya meliputi 10%, yang ditahan sebagai jaminan pemeliharaan setelah barang atau jasa diserahkan kepada pelanggan. Setelah berakhirnya masa pemeliharaan sebagaimana ditentukan dalam kontrak, piutang retensi dibayar kepada Perusahaan. Piutang retensi pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 sebagai berikut :
7. PIUTANG LAIN-LAIN
Piutang lain-lain adalah piutang kepada karyawan Perusahaan dengan pembayaran melalui pemotongan gaji bulanan dan tidak dikenakan bunga. Saldo piutang lain-lain pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp. 827.711.525,- dan Rp. 966.975.057,-
8. PERSEDIAAN
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
31‐Mar‐11 31‐Des‐10
Fee konsesi dibayar di muka 3.736.846.912 976.150.601
Uang muka pembelian aset tetap 680.131.545 1.069.243.757
Uang muka pembelian material 6.343.438.602 1.337.979.153
Uang muka pemeliharaan 1.000.670.000 646.207.535
Uang muka kerja 3.381.489.145 1.704.734.933
JUMLAH 15.142.576.204 5.734.315.979
Perincian pembayaran fee konsesi batubara :
Saldo awal 976.150.601 1.449.881.716
Pembayaran 3.336.903.763 8.446.732.368
4.313.054.365 Dondang 26.465 384.733 576.207.453 6.918.269.561
440.074
576.207.453 8.920.463.483
Saldo akhir 3.736.846.912 976.150.601
Volume (MT) Jumlah
31‐Mar‐11 31‐Des‐10
Induk Perusahaan
Saldo awal 63.249.894.595 61.909.879.911
Penambahan beban ‐ 1.340.014.684
63.249.894.595
63.249.894.595
Akumulasi amortisasi :
Saldo awal 14.834.372.221 10.294.693.036
Beban periode berjalan :
Area 31‐Mar‐11 31‐Des‐10 31‐Mar‐11 31‐Des‐10
Teluk Dalam ‐ 17.563 ‐ 76.505.125
Bantuas ‐ 37.778 ‐ 839.758.270
Dondang 26.465 384.733 249.246.609 3.623.415.790
26.465
440.074 249.246.609 4.539.679.185
15.083.618.830
14.834.372.221
Subjumlah 48.166.275.765 48.415.522.374
Volume (MT) Jumlah
10. BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA
Perusahaan mengelola pengusahaan batubara pada area pertambangan Teluk Dalam, Kelurahan Air Putih, Kotamadya Samarinda seluas 97,35 ha berdasarkan perjanjian kerjasama yang dilegalisasi oleh Notaris Ruddyantho Tantry, SH, pada tanggal 7 Oktober 2002 dengan KUD Kopta Samarinda selaku pemegang Kuasa Penambangan (KP) yang berlaku sampai cadangan batubara habis ditambang. Penambangan dan penjualan batubara dilakukan Perusahaan, dan KUD Kopta selaku pemegang KP memperoleh fee konsesi USD.2 per ton batubara asalan (raw coal) yang dijual. Selanjutnya pada 21 Juli 2006 perjanjian kerjasama tersebut dirubah dengan Akta No.190/LEG/108 mengenai ketentuan perhitungan fee konsesi menjadi USD.2 per ton untuk batubara asalan (raw coal) dan USD.3 per ton untuk batubara olahan (crushed coal). Pada akhir tahun 2010 area Teluk Dalam telah ditutup.
Perusahaan mengelola pengusahaan batubara pada area pertambangan seluas 100 ha berlokasi Dondang, Muara Jawa,, Kabupaten Kutai Kartanegara, berdasarkan Perjanjian Kerjasama No. 596/LEG/0108 tanggal 9 Januari 2008 oleh Notaris Ruddyantho Tantry, SH, dengan CV. Mery Jaya selaku pemegang Kuasa Penambangan. Kegiatan penambangan dan penjualan batubara dilakukan oleh Perusahaan, dan CV Mery Jaya memperoleh fee konsesi sebesar USD.2 per ton batubara yang dijual.
Perusahaan mengelola pengusahaan batubara pada area pertambangan seluas 81 ha berlokasi di Bantuas, Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, berdasarkan Perjanjian Kerjasama No. Tanggal oleh Notaris Ruddyantho Tantry, SH, dengan PT Energi Mineral Kartanegara selaku pemegang kuasa pertambangan (KP). Kegiatan penambangan dan penjualan batubara dilakukan oleh Perusahaan, dan PT EMK selaku pemegang KP memperoleh fee konsesi sebesar USD.4,50 per ton batubara.
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
17
31‐Mar‐11 31‐Des‐10 Anak Perusahaan
Saldo awal 8.332.421.135 8.332.421.135
Penambahan beban ‐ ‐
Subjumlah 8.332.421.135 8.332.421.135
JUMLAH 56.498.696.900 56.747.943.509
Rincian beban eksplorasi per area konsesi sebagai berikut :
Status Jumlah beban Cadangan Tarif
Perusahaan
1. Teluk Dalam Beroperasi 5.098.912.855 1.170.549 4.356 2. Bantuas Beroperasi 14.537.766.000 654.000 22.229 3. Dondang Beroperasi 21.316.529.955 2.263.427 9.418 4. Bantuas 2 Belum beroperasi 7.924.876.170 ‐
5. Marangkayu Belum beroperasi 8.205.460.407 ‐ 6. Malinau Belum beroperasi 4.192.030.092 ‐ 7. Samarinda Belum beroperasi 634.304.429 ‐
8. Windu Kencana Belum beroperasi 1.340.014.684
63.249.894.592 4.087.976
Anak Perusahaan
1. Sepaku Belum beroperasi 8.332.421.135 2.600.000
JUMLAH 71.582.315.727 6.687.976
Area Konsesi
Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir
Harga perolehan
Kepemilikan langsung
Tanah 11.463.891.086 ‐ ‐ 11.463.891.086 Bangunan 4.770.108.914 ‐ ‐ 4.770.108.914 Alat berat 185.313.727.740 ‐ ‐ 185.313.727.740 Mesin dan Peralatan 16.744.844.215 ‐ ‐ 16.744.844.215 Kendaraan 25.658.597.771 ‐ ‐ 25.658.597.771 Inventaris kantor 1.188.911.916 ‐ ‐ 1.188.911.916 Inventaris proyek 823.806.698 ‐ ‐ 823.806.698 Sewa Pembiayaan
Alat berat 101.599.548.375 13.503.600.000 ‐ 115.103.148.375 Mesin dan Peralatan 1.305.122.000 1.086.572.500 ‐ 2.391.694.500 Kendaraan 996.000.000 3.329.600.000 ‐ 4.325.600.000
349.864.558.716
367.784.331.216
Akumulasi penyusutan
Kepemilikan langsung
Bangunan 1.013.648.144 59.626.361 ‐ 1.073.274.506 Alat berat 98.028.781.625 7.909.658.388 ‐ 105.938.440.014 Mesin dan Peralatan 7.691.613.619 437.195.703 ‐ 8.128.809.322 Kendaraan 19.095.931.892 1.207.720.415 ‐ 20.303.652.307 Inventaris kantor 766.147.524 49.904.639 ‐ 816.052.162 Inventaris proyek 969.435.816 56.155.405 ‐ 1.025.591.221 Sewa Pembiayaan
Alat berat 31.090.690.989 3.048.391.995 ‐ 34.139.082.984 Mesin dan Peralatan 22.165.000 20.134.427 ‐ 42.299.427 Kendaraan ‐ 102.041.667 ‐ 102.041.667
158.678.414.610
171.569.243.609
NILAI BUKU 191.186.144.106 196.215.087.606
31‐Mar‐11 11. BEBAN EKSPLORASI DITANGGUHKAN (lanjutan)
PT Perdana Karya Perkasa Dan Anak Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir Harga perolehan
Kepemilikan langsung
Tanah 11.463.891.086 ‐ ‐ 11.463.891.086 Bangunan 4.770.108.914 ‐ ‐ 4.770.108.914 Alat berat 212.470.152.985 ‐ 27.156.425.245 185.313.727.740 Mesin dan Peralatan 14.719.381.357 2.025.462.858 ‐ 16.744.844.215 Kendaraan 22.348.424.027 7.325.974.411 4.015.800.667 25.658.597.771 Inventaris kantor 1.188.911.916 ‐ ‐ 1.188.911.916 Inventaris proyek 823.806.698 ‐ ‐ 823.806.698
Sewa Pembiayaan
Alat berat 87.378.335.875 14.221.212.500 ‐ 101.599.548.375 Mesin dan Peralatan 2.025.462.858 1.305.122.000 2.025.462.858 1.305.122.000 Kendaraan 7.325.974.411 996.000.000 7.325.974.411 996.000.000
364.514.450.127
25.873.771.769 40.523.663.180 349.864.558.716 Akumulasi penyusutan
Kepemilikan langsung
Bangunan 775.142.699 238.505.446 ‐ 1.013.648.144 Alat berat 84.931.005.802 31.638.633.554 18.540.857.731 98.028.781.625 Mesin dan Peralatan 5.942.830.808 1.748.782.811 ‐ 7.691.613.619 Kendaraan 17.866.790.956 4.830.881.662 3.601.740.726 19.095.931.892 Inventaris kantor 566.528.969 199.618.555 ‐ 766.147.524 Inventaris proyek 744.814.198 224.621.618 ‐ 969.435.816
Sewa Pembiayaan
Alat berat 19.738.623.010 11.352.067.979 ‐ 31.090.690.989 Mesin dan Peralatan 314.952.322 22.165.000 314.952.322 22.165.000 Kendaraan 2.921.018.943 ‐ 2.921.018.943 ‐
133.801.707.708
50.255.276.624 25.378.569.722 158.678.414.610
NILAI BUKU 230.712.742.419 191.186.144.106
31‐Des‐10
31‐Mar‐11 31‐Des‐10
Pajak penghasilan badan tahun 2006, lebih bayar 4.786.626.521 4.786.626.521
Jaminan bank garansi 10.763.222.458 5.351.908.139
JUMLAH 15.549.848.979 10.138.534.660
12. ASET TETAP (lanjutan)
13. JAMINAN PENGADILAN PAJAK
Atas hasil pemeriksaan pajak Perusahaan tahun 2006 berdasarkan SKPKN No.0019/206/06/08 tanggal 20 Juni 2008 terdapat kurang bayar ppk badan pokok berikut denda sebesar Rp.32.607.621.244,-, SKPKB No.0039/203/06/725/08 tanggal 20 Juni 2008 terdapat kurang bayar pph pasal 23 pokok berikut denda sebesar Rp.13.398.560.989,-, dan SKPKB No.0042/207/06/725/08 terdapat kurang bayar pajak pertambahan nilai pokok berikut denda sebesar Rp. 32.149.378.468,- -Perusahaan mengajukan keberatan dan selanjutnya banding kepada Pengadilan Pajak di Jakarta. Sesuai dengan ketentuan proses banding pajak, Perusahaan harus membayar jaminan sebesar 50% dari jumlah pajak yang dipersengkatan, jumlah bersih jaminan pajak setelah dikurangi pajak-pajak yang telah dibayar Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp. 26.407.177.566,-
CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI
Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2011
(Dengan Angka Perbandingan Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010
Dan Periode 3(Tiga) Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2010
Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
19
31‐Mar‐11 31‐Des‐10
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 69.036.249.691 65.964.594.834
PT Bank Central Asia Tbk 4.329.535.705 5.853.605.103
PT Bank CIMB Niaga Tbk 34.508.529.065 38.189.047.998
PT Bank Eskpor Indonesia 30.446.598.967 31.346.598.967
PT Bank OCBC NISP Tbk ‐ 4.650.000.000
JUMLAH 138.320.913.428 146.003.846.902
Hutang bank, bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 69.036.249.691 65.964.594.834
PT Bank Central Asia Tbk 4.329.535.705 5.853.605.103
PT Bank CIMB Niaga Tbk 19.613.024.000 19.613.024.000
PT Bank Eskpor Indonesia 3.600.000.000 ‐
PT Bank OCBC NISP Tbk ‐ 4.650.000.000
JUMLAH 96.578.809.396 96.081.223.937
Hutang bank, bagian jangka panjang
PT Bank CIMB Niaga Tbk 14.895.505.065 18.576.023.998
PT Bank Eskpor Indonesia 26.846.598.967 31.346.598.967
JUMLAH 41.742.104.032 49.922.622.965
15. HUTANG BANK
PT Bank Central Asia Tbk
Perusahaan memperoleh beberapa fasilitan pembiayaan kredit dari PT Bank Central Asia Tbk yang telah beberapa kali dirubah, berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No.109 Tanggal 21 November 2007 oleh Harryantho Tantry, SH, notaris di Samarinda, dan di antara fasilitas pembiayaan yang masih berlaku pada tanggal laporan keuangan sebagai berikut :
- Kredit Time Loan Revolving dengan plafon sebesar Rp. 6.000.000.000,- (Enam miliar Rupiah) dengan tingkat bunga 15,5% per tahun jangka waktu berdasarkan surat perpanjangan terakhir berlaku sampai dengan 21 Februari 2012.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Kantor Cabang CBC Bekasi berdasarkan surat perjanjian No.CBC.BKS/SPPK/PKP-094/2009 tanggal 6 Oktober 2009 sebagai berikut :
- Kredit modal kerja (Revolving) plafon sebesar Rp. 5.000.000.000,- bunga 12,50% per tahun jangka waktu 12 bulan berdasarkan perpanjangan terakhir dengan surat No.CRO.RCO.JKG/264/PK.KMK/2009 tanggal 12 Oktober 2010 berlaku sampai dengan 6 Oktober 2011.
- Kredit modal kerja konstruksi dengan plafon sebesar Rp. 60.000.000.000,- bunga 12,50% per tahun jangka waktu 12 bulan berdasarkan perpanjangan terakhir dengan surat No.CRO.RCO.JKG/265/PK-KMK/2009 tanggal 8 Oktober 2010 berlaku sampai dengan 6 Oktober 2011. Penggunaan fasilitas ini berdasarkan work order (WO) atas kontrak konstruksi dengan maksimum pembiayaan sebesar 70% dari nilai WO.
- Fasilitas Bank Garansi plafon USD.1.000.000,- (Non Cash Loan) dengan jaminan (block-fund) sebesar 5% dari nilai NCL yang diterbitkan, jangka waktu 12 bulan berdasarkan perpanjangan terakhir dengan surat No.RCO.CRO.JKG/266/PK-NCL/2009 tanggal 8 Oktober 2010 berlaku sampai dengan 6 Oktober 2011.
- Fasilitas Treasury Line (Forward USD/IDR) untuk kontrak pembelian USD/IDR untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dalam mata uang USD, plafon USD.1.000.000,- jangka waktu 12 bulan berdasarkan perpanjangnan terakhir dengan surat No.CRO.RCO.JKG/267/PK-TL/2009 tanggal 12 Oktober 2010 berlaku sampai dengan 6 Oktober 2011.
Fasilitas pinjaman ini secara bersama-sama dijamin oleh 43 unit peralatan berat milik Perusahaan, dan beberapa bidang tanah milik keluarga pemegang saham utama Perusahaan sebagai berikut :