• Tidak ada hasil yang ditemukan

a) Tingkat kesesuaian dengan ketentuan serta kejujuran dalam pertimbangan berdasar aspirasi publik

b) Tingkat kecendrungan menguntungkan pemerintah, Politisi atau masyarakat.

c) Tingkat pertimbangan politis maupun ekonomis.

d) Tingkat kejelasan rumusan sehingga tidak menimbulkan interpretasi ganda.

e) Tingkat relevansi dan manfaat dengan kepentingan public C. Implementasi Anggaran, yang meliputi pelaksanaan, pelaporan dan

pengawasan anggaran

1) Pelaksanaan yang diukur dari :

a) Tingkat keterbukaan pengelolaan mencakup tersedianya dokumen pelaksanaan anggaran dan pembiayaan kepada sekolah serta akses masyarakat (individu, media massa, organisasi sosial masyarakat) atas dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan program PBC.

b) Value for money, yang mencakup ekonomi, efisiensi, dan efektivitas:

 Ekonomi menggambarkan hubungan nilai uang dengan masukan, sehingga praktek pembiayaan pada sekolah dengan kualitas yang diinginkan sehingga fasilitas pendidikan bisa terpenuhi. Ukuran yang dipergunakan adalah tingkat belanja yang dikeluarkan pemerintah daerah tidak melebihi anggaran yang ditetapkan, dan tingkat belanja yang dikeluarkan tidak lebih besar dari anggaran pemerintah daerah lain.

 Efisiensi berkaitan dengan produktivitas, yaitu rasio yang membandingkan output (keluaran) yang dihasilkan dengan input (masukan) yang dipergunakan. Ukuran yang dipergunakan adalah tingkat penghematan biaya dalam pencapaian tujuan pemerintah daerah dan dengan peningkatan output yang dihasilkan.

 Efektivitas menggambarkan kaitan antara keluaran dengan tujuan yang harus dicapai. Ukuran efektivitas anggaran apabila hasil kegiatan dapat diwujudkan dalam batas anggaran yang tersedia dan mencapai tujuan dan sasaran kebijakan.

2) Pelaporan pertanggung-jawaban, yang diukur dari:

a) Subjek penanggung-jawab laporan anggaran kebijakn Program Banjar Cerdas (PBC) adalah pengawasan dilakukan steakholders

b) Tingkat intensitas komunikasi dengan steakholders, baik secara langsung maupun melalui media masa

c) Konsekuensi laporan pertanggung-jawaban anggaran kebijakan PBC.

3) Pengawasan, yang diukur dari:

a) Jenis pengawasan yang dilakukan terhadap anggaran dan kebijakan PBC sehingga bisa terealisasi dengan baik oleh steakholders

b) Tingkat intensitas komunikasi dengan steakholders, baik secara langsung maupun melalui media

c) Frekuensi kritik masyarakat terhadap proses penyusunan dan pelaksanaan kebijakan PBC

d) Tingkat responsivitas dan kepatuhan terhadap kritik masyarakat dalam proses penyusunan dan temuan hasil pemeriksaan terhadap pelaksanaan kebijakan PBC.

E.2 Sumber Data

Berangkat dari pentingnya data dan tindakan informan sesuai dengan purposive sample, maka penelitian ini menitik beratkan pada informan yang dipandang mengetahui secara pasti tentang alur penganggaran pada kebijakan pendidikan gratis ini. Diantaranya yang sudah dilakukan pendataan untuk menjadi informan adalah:

a. Walikota Banjar periode 2008-2013 Dr.dr H Herman Soetrisno. MM b. Anggota Legislatif DPRD Kota Banjar periode 2009-2014 khususnya

seluruh anggota komisi bidang pendidikan c. Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjar

e. Aktifis advokasi anggaran di Kota Banjar

Penelitian ini menggunakan dua data berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan hasil temuan lapangan berupa hasil intervew dengan responsden dan hasil pengamatan di lapangan. Dalam melakukan input data primer, terlebih dahulu kami akan membuat identifikasi terhadap sumber pengumpulan data. Kategorisasi sumber pengumpulan data dibagi atas pelaksanaan ketika perumusan kebijakan yang dilakukan oleh kepala daerah selanjutnya disetujui oleh anggota DPRD Kota Banjar.

Sedangkan data sekunder merupakan data tambahan sebagai elaborasi atas data primer dan sebagai acuan dalam melihat setting yang terjadi dalam permasalahan penganggaran. Data sekunder kami akan peroleh dari berbagai sumber seperti kliping media yang membahas tentang kontestasi anggaran di pada kebijakan PBC periode 2013 di Kota Banjar. Ataupun kami mencari data yang relevan dari aktivis, lembaga swadaya masyarakat yang concern pada analisis anggaran di Kota Banjar provinsi Jawa Barat.

Maka dengan kedua sumber data diharapkan akan diperoleh kontruksi jawaban atas rumusan masalah yang peneliti paparkan. Bagaimana akuntabiltas kebijakan pendidikan gratis di kota banjar periode 2013 dengan pertanyaan turunannya adalah bagaimana anggaran kebijakan “Program Banjar Cerdas” dirumuskan dan dialokasikan serta apa implikasi anggaran kebijakan “Program Banjar Cerdas” terhadap kepentingan publik. Dengan menggunakan alat analisis teori JD Stewart yaitu; Policy Accountability, Program Accountability,

Performance Accountabilty, Process Accountabilty dan Probity and legality Accountability akan terjawab apabila peneliti bisa menunjukan data primer maupun sekunder yang komperhensif dan menyeluruh.

E.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini memerlukan data melalui teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara secara mendalam merupakan pengumpulan data melalui interaksi secara mendalam kepada semua aktor yang terlibat dalam proses penganggaran baik yang formal maupun yang informal sesuai dengan pedoman wawancara (interview guide).

b. Observasi yaitu pengumpulan data melalui pengamatan secara mendalam dari dokumen yang berkaitan dengan APBD bidang pendidikan Kota Banjar provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 khusunya pada Kebijakan “Program Banjar Cerdas”

E.4 Teknik Analisis Data

Proses analisis data akan dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan dan dokumentasi, data tersebut dibaca, dipelajari dan ditelaah. Adapun langkah-langkah analisis data yang akan ditempuh:

Riset ini melihat secara teoritis bagaiamana proses penganggaran dilakukan pada saat ini. Terlebih sudah banya perubahan mekanisme ketika desentralisasi ini digulirkan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat koherensi antara teori dan kebutuhan data dilapangan. Sehingga hasil analisanya bisa dipertanggungjawabkan.

b. Reduksi Data

Proses merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema atau polanya, data dari lapangan sebagai bahan mentah, disingkat, disusun lebih sistematis.

c. Display Data

Agar dapat melihat bagian-bagian tertentu dari penelitian, diusahakan membuat berbagai macam network dan chart, dengan demikian diharapkan proses analisis melalui alat analisis dari teori JD Stewart yang diuraikan melalui indikator-indikator secara operasional bisa dijalankan untuk menjawab rumusan masalah.

d. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan bermula dari kajian yang sifatnya tentatif, bias dan belum bisa meyakinkan, akan tetapi seiring bertambahnya data, maka kesimpulan akan semakin nyata dan meyakinkan. Jadi kesimpulan itu harus senantiasa di verifikasi atas pola keteraturan dan penyimpangan yang ada pada fenomena kebijakan yang timbul setelah dilakukan pendalaman analisis.

Membuat prediksi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul adalah sebuah keniscyaan dalam penelitian (Moleong, 2004:247).

E.5 Triangulasi Data

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Digunakan untuk cross check data yang telah disampaikan oleh informan (Moleong, 2004: 330). Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: pertama, triangulasi sumber yaitu mengumpulkan hasil wawancara dengan stekholders yang terlibat melakukan formulasi dalam menentukan anggaran serta kepala sekolah sebagai penerima anggaran yang akan direalisasikan kepada setiap siswanya melalui kebijakan PBC.

Dokumen terkait