• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perumusan dan Kerangka Pemikiran

Dalam dokumen KAJIAN LABORATORIUM PENGARUH JENIS DAN K (Halaman 49-58)

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Perumusan dan Kerangka Pemikiran

Sebagai mana penjelasan pada bab dan sub bab sebelumnya EOR metode sudah selayaknya dikembangkan, terutama dibidang chemical flooding metode.

Oleh karena hal tersebut, Analisa biopolimer dan polimer synthetic

diperlukan untuk menambah references atau pustaka dibidang EOR terutama polimer flooding.

Terdapat empat (4) pokok bahasan dalam analisa ini sesuai dengan Gambar 2.16 ,

literature review skematik yaitu

1. Enhanced oil recovery, secara garis besar telah di jelaskan pada awal bab ini. EOR terbagi menjadi empat sub bab dalam penelitian saat ini, meliputi

a. Kriteria EOR

Dasar penentuan kriteria dari EOR sebagai awal penelitian, berdasarkan dari beberapa jurnal, penelitian sebelumnya yaitu Lake [28], Aldasani [3], J.J Taber [21]. Tulisan yang paling terbaru berdasarkan tahun terbit adalah Aladasani pada tahun 2012 [3].

b. Chemical flooding

Setelah tahapan pada kriteria maka pada saat ini, penelitian lebih memfokuskan pada chemical flooding. Dengan dasar teori dari beberapa penulis yang paling terbaru adalah jurnal dari Muggaridge, et al,2016 [35]. Didapat referensi dalam pelaksanaan chemical flooding serta dasar screening untuk metode tersebut.

c. Synthetic polimer and biopolymer.

Dari beberapa jenis chemical flooding, maka penelitian kali ini hanya kan membahas mengenai polimer atau injeksi polimer, Terdapat dua type atau jenis polimer dan penelitian saat ini menggunakan dua type polymer tersebut dengan produk bahan kimia polimer yang berbeda pada penelitian sebelumnya. Jurnal ataupun thesis yang menjadi salah satu rujukan paling update adalah Huseynli tahun 2013[18].

d. Polimer characteristic.

Pada subbab ini sangat penting mengetahui karakter ataupun parameter dari masing – masing jenis polimer yang akan digunakan untuk penelitian. Adapun beberapa rujukan yang digunakan adalah Kevin C. Taylor [25] pada tahun 1997 dan hasil penelitian serta tulisan dari Hakim, et al tahun 2012 [16].

2. Metode core flooding

Metode ini merupakan salah satu metode yang umum digunakan dalam proses pemilihan chemical untuk polimer injeksi, dengan menggunakan core sebagai model atau media dapat mendekati penelitian pada keadaan dalam reservoir.

a. Polimer flooding.

Dalam injeksi polomer terdapat beberapa mekanisme yang menjadi dasar pemikiran baik dalam skala actual applikasi, pilot proyek, ataupun skala laboratorium. Terdapat beberapa thesis hasil penelitian yang menjadi dasar salah satunya yang paling terbaru adalah Kasimbazi pada tahun 2014 [23].

b. Laboratorium scale

Ada beberpa tahapan pelaksanaan proyek EOR sebelum memasuki skala

actual field application. Hal pertama yang dilakukan adalah studi. Studi ini meliputi studi laboratorium yang merupakan dasar penentuan proyek chemical flooding ini dapat berjalan atau tidak, dengan adanya studi laboratorium diharapkan juga akan menambah wawasan atau references dari chemical flooding method khususnya untuk polimer.

Adapun rujukan untuk melakukan penelitian ini dalam skala laboratorium adalah Ferreira, et al pada tahun 2016 [11] yang merupakan salah satu rujukan paling terbaru .

c. Prosedur laboratorium.

Setelah tahapan laboratorium maka ada beberapa standart operational procedure (SOP) yang dilakukan dan ini merujuk pada procedure yang umum digunakan untuk penelitian yaitu API – RP 63 [4]. Serta di adaptasi sesuai dengan kondisi laboratorium tempat penelitian ini berlangsung.

SOP yang dipakai pada penelitian ini beberapa bersumber dari peneliti yang telah menghasilkan karya ilmiahnya terkait polimer yaitu : Tobing, pada tahun 2012 [47] dan Kasmungin pada tahun 2015[24].

3. Salinitas, Polimer concentration and suhuefek

Tiga parameter tersebut menjadi dasar dari penentuan hasil penelitian ini, untuk pengukuran suhu bersifat isotherm (60 °C). Sedangkan polimer konsentrasi dan salinitas brine menggunakan empat (4) variasi.

a. Modelling laboratorium and field.

Tahapan ini merupakan tahap akhir dari semua hasil yang telah dilakukan baik di laboratorium, pilot testing proyek dan keputusan akhir yaitu applikasi penerapan injeksi polimer skala lapangan produksi.

Modelling laboratorium dan modelling pada skala lapangan (pilot proyek atau actual production field) sangat penting dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memperoleh produksi minyak (recovery factor). Adapun beberapa dasar rujukan yang paling terbaru adalah Ferreira, et al. tahun 2016 [11].

Namun pada penelitian saat ini tidak dilakukan permodelan dari hasil studi laboratorium, hanya memfokuskan untuk memperoleh hasil dari penelitian tanpa dilakukan permodelan. Sehingga study literature yang didapat hanya dijadikan sebagai references untuk penelitian ini.

4. Additional data polimer pilot project at field

Untuk menunjang dasar tiori maka, terdapat beberapa rujukan dalam penerapan injeksi polimer pada beberapa negara yang telah di apllikasi, dengan adanya data tersebut akan menambah cara pandang ataupun pengetahuan mengenai injeksi polimer yang telah berhasil dilakukan maupun yang kurang baik dalam penerapan metode polimer injeksi.

a. Field application. Rujukan yang menjadi dasar tambahan adalah Randy Seright, et al pada tahun 2014 [40].

Penjelasan diatas merupakan bagian dari literature review skematik pada gambar 2.12, terlihat juga garis berwana hijau putus – putus merupakan hasil dari sinergis dalam beberapa poin yang telah di jelaskan di awal. Sedangkan untuk

additional data digunakan sebagai data penunjang ataupun pelengkap dari data di awal.

Pada penelitian sebelumnya tidak terdapat penjelasan secara menyeluruh tentang parameter dan karakteristik dari dua jenis polimer dalam satu penelitian. Sehingga penelitian ini akan melengkapi hal tersebut dengan perbedaan dari produk polimer yang digunakan dan juga jenis polymer yang digunakan dalam satu kegiatan penelitian.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan teori pada awal bab pembahasan ini, didapat beberapa hipotesis berdasarkan penelitian yang kan dilakukan yaitu :

1. Reaksi dari variasi konsentrasi, biopolimer dan polimer synthetic akan menunjukan perubahan terhadap variasi konsentrasi salinitas.

2. Pada proses uji thermal akan terlihat perubahan atau degradation pada

chemical selama beberapa waktu tertentu.

3. Variasi salinitas dan polimer concentration akan dapat memberikan hasil yang significant terhadap 2 produk polimer, terkait dengan karakteristik polimer injection pada media berporus ( pori batuan).

32 BAB III METODOLOGI

Penelitian akan berlangsung di laboratorium enhanced oil recovery, Fakultas Tekhnologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa No. 1, Grogol, Jakarta Barat, Indonesia. Peralatan yang digunakan untuk percobaan telah terlebih dahulu dikalibrasi pada laboratorium EOR agar hasil dari percobaan akurat dan representatif.

Terdapat 2 macam jenis pengujian yang dilakukan pada percobaan ini yaitu :

1. Uji efek dari karakteristik rheology larutan fluida a. Shear Rate. b. Polymer adsorption. c. Polymer retention. d. Permeability reduction. e. Resistance factor. f. Salinity effect. g. Thermal. h. Polimer slug.

2. Uji sifat fisik batuan

a. Pengukuran porositas. b. Pengukuran permeabilitas.

Dua kegiatan uji pada penelitian ini yaitu uji larutan dan uji fisik batuan dapat kita klasifikasikan menurut penilaian yang bersumber dari beberapa

literature yaitu tertera pada Table 3.3 merupakan sebagai salah satu rujukan untuk penentuan larutan polimer

Tabel 3.3 Nilai interval parameter

no Subject Interval nilai Unit Sumber

1 Viskositas 0,1 – 150 Cp (Huseynli, 2013)

(Taber, Martin, & R.S. Seright, 1997)

2 Porositas ≥ 18 % (Aladasani, 2012)

3 Viscosity Shear rate atau shear stress

0,01 - 102 atau

n > 1

S-1; Cp (Ferreira & Moreno, 2016)(Randy

Seright & R.N. Manichand, 2014)(Chhabra, 2010)

4 Adsorption < 15.7 µg/g. (Ferreira & Moreno, 2016)

5 Retention (calcium carbonat)

20-100 µg/cc (Randy Seright & R.N.

Manichand, 2014)

6 Salinity effect n< 250,000 (mg/l) (Huseynli, 2013),(Tobing, 2012)

7 Polimer Slug n> 0,3 PV (Abrahamsen, 2012)

8 Mobility Ratio n < 1 Dimensionless (Randy Seright & R.N.

Manichand, 2014) 9 Increment oil, Polymer

Injection

n >7 Rf % (Holly & Little, 2011) (Lv, Li, Lin, Peng, Dong, & Yang, 2015)

10 Resistance Factor n< 5 % (Lv, Li, Lin, Peng, Dong, & Yang,

3.1Bahan

a. Biopolimer.

b. Polimer syntetic.

c. Tambahan addictive : crosslingker ( Cr3+)

d. Konsentrasi polimer : 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm

e. Salinitas brine : 5000 ppm, 10.000 ppm, 15000 ppm, 20.000 ppm

f. Minyak : Paraffin

g. Core sample : Dalam memilih side wall core sample actual

lapangan, nilai yang di gunakan porosity 20 % - 45 %, dengan diameter 2.5 cm, panjang 3 cm – 4 cm.

Untuk penambahan addictive (crosslinker) yang digunakan bertujuan untuk mempercepat proses reaksi kimia pada polimer pengikatan antara kimia polimer dengan air. Sehingga akan menyebabkan perubahan parameter rheology, yaitu mobility ratio, viskositas, resistance factor dan recovery factor [22][50].

3.2 Peralatan

a) Timbangan digital.

b) Viscometer ostwald dan rubber bulb. c) Magnetic stirrer.

d) Hydrometer. e) Gelas kimia.

f) Core holder .

g) Gas injection regulator, nitrogen or CO2 h) Gas cylinder 6 m3.

i) Logger pump, injection pump.

j) Connectivity tubing. k) Gelas ukur.

l) Thermometer. m) Stop watch. n) Kertas saring.

o) Syringe constant rate pump.

Dalam dokumen KAJIAN LABORATORIUM PENGARUH JENIS DAN K (Halaman 49-58)

Dokumen terkait