• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perumusan Hipotesis

Dalam dokumen PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING (Halaman 37-79)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka terdapat pengaruh yang berarti pada penerapan strategi Active Learning dengan metode Active Knowledge Sharing terhadap hasil belajar fisika pada materi pengukuran kelas X di MAN Padang Japang.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu merupakan keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin mengkontrol semua variable yang relevan kecuali beberapa dari variable tersebut. Tujuan rancangan eksperimen semu adalah untuk memperoleh informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variable yang relevan (Sugiyono, 2012:6)

B. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized control group only design. Dalam penelitian ini beberapa sampel yang diambil dari populasi dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perlakuan yang diberikan pada eksperimen adalah menerapkan strategi pembelajaran active learning dengan metode active knowledge sharing sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Rancangan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 : Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Kelompok Perlakuan Test

kelompok eksperimen X T

kelompok control - T

keterangan :

X = Perlakuan dengan penerapan Strategi Active Learning dengan metode Active Knowledge Sharing

O = Perlakuan pembelajaran konvensional T = Tes akhir

Pada akhir penelitian ini kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes akhir yang sama yaitu membandingkan hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa kedua kelas tersebut.

28

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2007) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diselidiki karakteristik atau ciri-cirinya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MAN Padang Japang.

Tabel 3.1 Jumlah Peserta didik Kelas populasi di MAN Padang Japang Tahun Ajaran 2018/2019

No Kelas Jumlah Peserta didik

1 X MIPA 1 17

2 X MIPA 2 17

Total 34

Sumber: Guru bidang studi fisika kelas X MAN Padang Japang 2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:117) sampel adalah “sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik total sampling.

Teknik total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007:82). Alasan mengambil Total Sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan nilai tes awal Fisika siswa kelas X semester ganjil MAN Padang Japang Tahun Pelajaran 2018/2019, setelah itu dihitung rata-rata dan simpangan bakunya.

b. Melakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Liliefors.

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah populasi tersebut berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah dalam menentukan uji normalitas ini yaitu:

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0: Populasi berdistribusi normal.

H1: Populasi tidak berdistribusi normal.

1) Data X1,X2,…Xn yang diperoleh dari data yang terkecil hingga yang terbesar.

2) Data X1,X2,…Xn dijadikan bilangan Z1,Z2…Zn dengan rumus:

s x zixi

keterangan:

xi = skor yang diperoleh siswa ke i x = skor rata-rata

s = simpangan baku

3) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi)= P(Z≤ Zi)

4) Dengan menggunakan proporsi yang lebih kecil atau sama dengan Z1, jika proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi) maka:

n

Z yang Z

Z banyaknyaZ Z

S ... i

)

( 1 1 2 3

5) Menghitung selisih F(Zi)-S(Zi) yang kemudian ditentukan harga mutlaknya

6) Diambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut yang disebut dengan Lo

7) Membandingkan nilai Lo dengan LTabel dengan taraf nyata α = 0,05 jika Lo < LTabel maka data berdistribusi normal (Sudjana, 2005:466) .

Setelah dilakukan uji normalitas populasi, diperoleh hasil bahwa seluruh populasi berdistribusi normal dengan taraf nyata α = 0,05.

Hasil uji normalitas kelas populasi dapat dlihat pada tabel.

Tabel 3.2 Hasil Uji Normalitas Kelas X MIPA MAN Padang Japang

No Kelas L0 Ltabel Hasil Keterangan 1 X MIPA 0,1470242 0,206 L0 < Ltabel Berdistribusi

normal Terlihat pada tabel di atas bahwa kedua kelas berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas ini dapat dilihat pada Lampiran II.

c. Melakukan uji homogenitas variansi dengan menggunakan uji Barlett Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi tersebut mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Hipotesis yang di ajukan yakni:

H0: 12 = 22

H1: Paling kurang ada satu pasang variansi yang tidak sama

Menentukan uji homogenitas ini dilakukan dengan beberapa langkah:

1) Hitung buah ragam contoh dari contoh-contoh berukuran n1,n2,...,nkdengan:

2) Gabungkan semua ragam contoh sehingga menghasilkan dugaan gabungan:

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika b ≥ bk ( ;n1,n2...nk), berarti data homogen Jika b < bk (( ;n1,n2...nk), berarti data tidak homogen (Nana Sudjana, 2005:261)

Berdasarkan uji homogenitas variansi yang telah dilakukan dengan menggunakan uji bartlett, dari kedua kelas populasi diperoleh hasil analisis bahwa b0,93750lebih besar dari bk 0,8836oleh sebab itu didapatkan kesimpulan bahwa b ≥ bk ( ;n1,n2...nk), maka hipotesis nolnya diterima. Jadi, populasi bersifat homogen. Untuk lebih jelasnya hasil uji bartlett ini dapat dilihat pada Lampiran III.

d. Melakukan uji kesamaan rata-rata dengan teknik Anava Satu Arah digunakan rumus sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudjana dengan langkah-langkah sebagai berikut (Sudjana, 2005:304):

1) Menghitung kuadrat rata-rata dengan rumus:

Ry = J2 / ni dengan J = J1 + J2 + ….= Jk

2) Menghitung kuadrat antar kelompok, dengan rumus:

Ay =  ( Ji2

/ ni ) - Ry

3) Menghitung jumlah kuadrat dari semua nilai, dengan rumus:

Y2 = Ji2

4) Menghitung jumlah kuadrat dalam kelompok, dengan rumus:

Dy = Y2 – Ry – Ay

5) Menyusun hasil perhitungan langkah di atas kedalam Tabel 3.4 analisis variansi, seperti pada Tabel berikut :

 

Tabel 3.4 Daftar Analisis Variansi untuk Menguji populasi tersebut adalah sama dan itu bisa dilihat pada tabel 3.5 : Tabel 3. 3 Analisis Variansi Satu Arah

SumberVarians

Kriteria pengujian adalah tolak jika ( ) dari daftar distribusi F dimana ∑( ).

dan terima Ho jika F < ( ) dari daftar distribusi F dimana ∑( ). Sehingga

Keputusannya. Diterima Ho karena

( ) ). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa dua rata-rata populasi tersebut adalah sama. Untuk lebih jelasnya hasil uji bartlett ini dapat dilihat pada Lampiran IV.

e. Jika populasi yang diperoleh telah berdistribusi normal, homogen dan memiliki kesamaan rata-rata, maka sampel dapat diambil secara lotting.

D. Variabel dan Data

Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : (Sugiyono, 2012:61).

a. Variabel independen ( variabel bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), dalam penulisan ini variabel bebasnya adalah Strategi Active Learning dengan metode Active Knowledge Sharing.

b. Variabel dependen ( variabel terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penulisan ini variabel terikatnya adalah hasil belajar fisika siswa .

Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer, yaitu data yang langsung diambil dari sampel yang diteliti. Dalam hal ini yang menjadi data primer adalah data hasil belajar siswa mata pelajaran fisika.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari orang lain. Dalam penelitian ini data sekundernya adalah nilai ujian semester ganjil kelas X MAN Padang Japang

E. Prosedur Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, perlu disusun prosedur yang sistematis. Secara umum, prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan penelitian ini meliputi:

a. Melakukan observasi awal b. Menentukan sampel penelitian

c. Merancang dan memvalidasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang akan divalidasi oleh guru atau dosen dapat dilihat pada Lampiran V – Lampiran XII

d. Menetapkan jadwal penelitian yang akan dilakukan, adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.6 :

Tabel 3. 4: Jadwal Penelitian di MAN Padang Japang

No Hari / Tanggal Kelas

Eksperimen Kontrol

1 Senin / 30 – Juli 2018  

2 Rabu / 01 – Agus 2018  

3 Kamis / 02 –Agus 2018  

4 Sabtu / 04 – Agus 2018

Tes Akhir  

e. Menyelesaikan segala administrasi penelitian seperti surat izin penelitian dan lain-lain.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian ini adalah sbb:

Tabel 3.7 Tahap Pelaksanaan Penelitian

No Langkah Pembelajaran

Komponen Pembelajaran Alokasi waktu

P ersiapan Guru memberikan salam, berdoa dan Apersepsi Guru memberikan

pertanyaan terkait

Motivasi Guru memberikan contoh dalam

sementara

pertanyaan

Tahap penyelesaian

Memberikan tes akhir pada kedua kelas. Kemudian hasil tes dikelas eksperimen dan kelas kontrol diolah dan dianalisis. Untuk menentukan hasil tes yang didapatkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Active learning dengan metode Active Knowledge Sharing terdapat pengaruh yang berarti atau tidak.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pencapaian kompetensi siswa yang mencangkup ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Untuk mendapatkan tes yang baik maka dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:

1. Menyusun RPP

Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).

Berdasarkan paparan di atas RPP adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Adapun komponen RPP yaitu : identitas mata pelajaran, SK, KD, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar.

2. Penyusunan instrument

a. Hasil belajar ranah kognitif

Dalam memperoleh tes yang baik maka digunakan langkah-langkah seabgai berikut:

1) Menyusun tes

Langkah-langkah dalam menyusun tes adalah sebagai berikut:

a) Menentukan tujuan mengadakan tes.

b) Membuat batasan terhadap bahan pelajaran yang akan diujikan.

c) Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan.

d) Menderetkan semua indikator dalam tabel persiapan.

e) Menuliskan dan menyusun butir-butir soal yang diujikan didasarkan atas indikator-indikator yang sudah dituliskan pada tabel indikator dan aspek tingkah laku yang mencakup (Arikunto, 2015:167-168). Dapat dilihat pada lampiran X.

2) Validitas tes

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu tes dapat dianalisis dengan validitas isi, maksudnya isi tes tersebut telah sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam penelitian ini, penulis menyesuaikan materi pelajaran dengan kurikulum 2013 dan juga dikonsultasikan dengan guru dan dosen pembimbing. Dapat dilihat pada lampiran XI –XII.

3) Uji coba tes

Sebelum tes dilaksanakan pada kelas eksperimen tes perlu diuji cobakan. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah soal

yang telah dibuat dapat digunakan untuk tes atau perlu direvisi terlebih dahulu. Dapat dilihat pada lampiran XIII

4) Analisis butir soal tes

Analisis ini dilakukan untuk melihat mana soal yang baik, kurang baik, dan soal yang tidak baik sama sekali. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis butir soal ini adalah:

a) Daya pembeda soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan yang lemah (berkemampuan rendah). Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal adalah adalah dengan membagi siswa menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.

Langkah-langkah untuk menghitung daya pembeda soal adalah :

i. Mengurutkan skor tertinggi paling atas sampai skor terendah lalu dibagi dua.

ii. Menuliskan atau memberi kode terhadap pengelompokan teste atas dua kategori yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. Jika jumlah siswa kurang dari 100 orang teste dibagi dua saja tap jika lebih dari 100 dapat ditetapkan 27%.

iii. Masukan kedalam rumus daya pembeda:

B A B B

A

A P P

J B J

D B

Keterangan :

D = Daya pembeda soal

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.8 Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:

Daya Pembeda Kriteria Klasifikasi

0,00 – 0,20 Jelek Dibuang

0,20 – 0,40 Cukup Dipakai

0,40 – 0,70 Baik Dipakai

0,70 – 1,00 Baik sekali Dipakai

Negatif Semuanya

tidak baik Dibuang (Asnelly Ilyas, 2006, p.119-213)

Berdasarkan hasil analisis daya pembeda soal diperoleh kesimpulan bahwa terdapat 4 soal baik, 6 soal cukup, 5 soal jelek dan 0 soal tidak baik (daya beda negatif). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran XV.

b) Indeks kesukaran soal

Indeks kesukaran digunakan untuk melihat apakah soal tersebut soal yang mudah, sedang atau sukar. Untuk menentukan indek kesukaran soal untuk soal objektif digunakan rumus:

JS

PB

Keterangan:

P = Indeks kesukaran soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.9 Klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut:

No. Indek Kesukaran Kriteria Klasifikasi

1 0,00 – 0,30 Sukar Dibuang

2 0,30 – 0,70 Sedang Dipakai

3 0,70 – 1,00 Mudah Dibuang

(Ilyas, 2006:116)

Berdasarkan analisis indeks kesukaran soal diperoleh kesimpulan bahwa, terdapat 25 soal dikategorikan sedang, dan 5 soal dikategorikan mudah. Untuk lebih jelasnya tentang proses analisis indeks kesukaran soal dapat dilihat pada Lampiran XIV.

c) Reliabilitas tes

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Langkah-langkah yang dipakai untuk menghitung reliabilitas tersebut adalah:

i. Menilai dan menghitung item ganjil dengan yang genap atau yang awal dengan yang akhir.

ii. Menghitung korelasi Product Moment dengan rumus:

      

RXY = Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)

X = Jumlah jawaban benar yang dijawab oleh kelompok ganjil

Y = Jumlah jawaban benar yang dijawab oleh kelompok genap

N = Jumlah responden

iii. Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown

iv. Mencari r tabel dengan apabila diketahui signifikansi α = 0.05 dan dk= n-2

v. Membuat keputusan membandingkan r11 dengan r tabel.

vi. Kaidah keputusan: jika r11 > rtabel berarti tes reliabel dan jika r11 < rtabel berarti tes tidak reliabel.

Tabel 3.10 Klasifikasi Reliabilitas Soal

No Indeks Reliabilitas Soal Klasifikasi 1

Berdasarkan hasil uji coba soal, diperoleh perhitungan reliabilitas tes sebesar 0,52 dengan kesimpulan soal tes memiliki reliabilitas sedang. Untuk lebih jelasnya, hasil pengolahan data dan analisis dari reliabilitas tes ini dapat dilihat pada Lampiran XVI.

d) Klasifikasi soal

Setelah dilakukan perhitungan indeks kesukaran soal (P), daya pembeda soal (D) dan reliabilitas tes maka ditentukan soal yang akan digunakan untuk tes dan diklasifikasikan menjadi soal yang tetap dipakai atau dibuang. Berdasarkan klasifikasi soal yang telah dilakukan, maka di ambil kesimpulan soal yang akan dibuang berjumlah lima (5) buah yaitu nomor 11, 12, 13, 14, 15 disebabkan nomor 11, 12, 13, 14, 15 memiliki indek kesukaran dengan kriteria mudah, dan jika dilihat dari daya pembeda maka soal 11, 12, 13,

14, 15 memiliki daya beda denga kriteria jelek sehingga soal diatas tidak digunakan dalam tes akhir untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun soal yang diujikan pada tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 karena memiliki indek kesukaran serta daya pembeda yang baik, sedang dan cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran XVII.

b. Hasil belajar ranah afektif

Kompetensi ranah afektif berkenaan dengan sikap, nilai- nilai dan apresiasi. Untuk mengetahui hasil belajar kompetensi sikap ini digunakan lembar observasi. Pada penelitian ini kemampuan siswa yang dinilai melalui lembar observasi ada 5 aspek yaitu : a) Jujur, b) Tanggung Jawab, c) toleransi, d) bekerjasama, e) percaya diri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran XVIII.

Contoh format observasi ranah afektif Mata Pelajaran :

Materi : Kelas/ Semester : Guru Bidang Studi :

Tabel 3.11 Lembar Obervasi Penilaian Afektif

Kec. Guguak 2018

(...)

Keterangan :

Kolom sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut:

Skor 4 (Sangat Baik): apabila melakukan keseluruhan indikator yang diamati

Skor 3 (Baik) : apabila melakukan tiga indikator yang diamati Skor 2 (Cukup): apabila melakukan dua indikator yang diamati Skor 1(Kurang): apabila melakukan satu indikator yang diamati Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Nilai =

No Nama

Aspek yang diamati Nilai

akhir Jujur Berkerja

sama

Percaya Diri

Bertanggung Jawab

Total Nilai Mutu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 A

2 B

3 C

c. Hasil belajar ranah psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Untuk mengetahui hasil belajar ranah psikomotor ini digunakan lembar observasi. Lembar observasi pada ranah psikomotor ini dilakukan pada saat siswa sedang belajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran XIX.

contoh format penilaian ranah psikomotor Materi :

Kelas/ Semester : Mata Pelajaran : Guru Bidang Studi : Hari/ tanggal :

Tabel 3.12 Lembar Obervasi Penilaian Psikomotor

Kec. Guguak, 2018

(...) Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Nilai =

G. Teknik Analisis Data

No Nama

Aspek yang diamati Nilai

akhir Menyiapkan Mengikuti

Prosedur Mengolah Menyajikan

Total Nilai Mutu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 A

2 B 3 C 4 D N -

1. Ranah Kognitif a. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui subjek yang diteliti berdistribusi normal atau tidak, maka terlebih dahulu diuji dengan menggunakan uji Liliefors. Adapun langkah-langkah perhitungnnya adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2007:172):

1) Buat daftar urutan data sampel (x1) dari yang terkecil sampai yang terbesar.

2) Hitung nilai Zi dari masing-masing data dengan rumus :

S X Zi(Xi ) Keterangan:

Zi = skor baku X = Nilai rata-rata Xi = Skor data

S = Simpangan baku

Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasaran tabel Zi dan sebut dengan F (Zi) dengan aturan:

Jika Zi > 0, maka F (Zi) = 0,5 + nilai tabel Jika Zi < 0, maka F (Zi) = 1- (0,5 + nilai tabel)

3) Hitung proporsi Z1, Z2….. Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi, jika proporsi dinyatakan dengan S(Zi), maka:

n

yang banyaknya

S

Z Z Z Z

Z

i) ( , ,... n )

( 1 21

4) Hitung selisih | F (Zi) - S(Zi) | pada masing-masing data kemudian tentukan harga mutlaknya.

5) Menentukan statistic lilifors dengan memilih nilai maksimum atau nilai paling besar dari nilai masing-masing selisih absolut | F (Zi) - S(Zi) |, yang disebut dengan Lhitung.

6) Menentukan kriteria pengujian Dengan hipotesis

H0 = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi

Normal

Berdasarkan tabel Nilai Kritik L Untuk Uji Lilliefeors untuk

 = 0,05 dengan jumlah peserta didik 17 orang diperoleh Ltabel = 0.206. Jika L0Ltabel

0.193513120.206

, maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen berdistribusi normal. Dan dengan jumlah peserta didik 17 orang diperoleh Ltabel = 0.206 Jika

0.1697381 0.206

0Ltabel

L , maka dapat disimpulkan bahwa

kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran XX.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Hipotesis

2) Bagi data menjadi dua kelompok

3) Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya 4) Tentukan Fhitung dengan rumus :

S

Keterangan:

F = Homogenitas

S12= Varians data pertama (varians terbesar) S22= Varians data kedua (varians data terkecil) 5) Tentukan kriteria pengujian:

Dengan hipotesis:

H0 : data memiliki varians homogen Ha : data tidak memiliki varians homogen Kriteria pengujian:

a) Jika Fhitung ≤ Ftabel Maka H0 diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen.

b) Jika Fhitung ≥ Ftabel Maka H0 ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen

diterima, jika ( )( )( )

( ) ( ), berarti datanya homogeny, selain dari itu ditolak. Dengan hasil 0,438 < 0,6545 < 2,28 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data sampel memiliki variansi yang homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran XXI.

c. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis bertujuan untuk

melihat apakah hasil belajar Fisika siswa melalui strategi Active Learning dengan metode Active Knowledge Sharing lebih baik dari pada hasil belajar Fisika siswa mengunakan pembelajaran konvensional.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan perhitungan “uji-t”

dengan syarat :

1) Jika kedua kelompok heterogen, uji statistik yang digunakan adalah:

2) Jika kedua kelompok homogen, uji statistik yang digunakan adalah:

Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis ini sebagai berikut (Sudjana, 2005):

1) Rumuskan hipotesis H0x = μy

Ha : μx > μy

2) Tentukan uji statistic

n

X

K : nilai rata-rata berfikir kritis kelompok kontrol

s

E2 : varians kelompok eksperimen

s

K2 : varians kelompok kontrol

n

g : jumlah sampel kelompok eksperimen

n

k : jumlah sampel kelompok kontrol

S

gab : nilai deviasi standar gabungan 3) Tentukan tingkat signifikan

Tingkat signifikan yang di ambil dalam penelitian ini adalah dengan derajat keyakinan 95% dan  5%. 4) Tentukan kriteria pengujian

Untuk menentukan kriteria pengujian pada pengolahan data dilakukan dengan operasi perhitungan, pengujiannya dengan melihat perbandingan antara thitung dengan ttabel .

5) Lakukan pengambilan kesimpulan Kriteria pengujian

Terima H0, Jika thitung < ttabel

Tolak H0, Jika thitung > ttabel

Karena data berdistribusi normal dan berasal dari sampel yang bervariansi homogeny, keputusannya H0 ditolak karena thitungttabel (2,3831.645). Maka dapat disimpukan bahwa: " terdapat pengaruh yang berarti pada penerapan strategi Active Learning dengan metode Active Knowledge Sharing dalam mata pelajaran Fisika pada siswa kelas X di MAN Padang Japang.Lampiran XXII.

2. Ranah Afektif dan Psikomotor

Analisis data untuk ranah afektif dan ranah psikomotor dalam penelitian ini diisi dengan cara mencek skor yang diperoleh siswa sesuai

dengan rubrik yang telah disediakan. Dan cara penskoran ranah afektif dan psikomotor adalah sama yakni adalah sebagai berikut:

a. Menjumlahkan skor tiap-tiap indikator dengan rumus:

Nilai= x 100

b. Setelah 3 kali pertemuan, jumlahkan nilai yang di dapat kemudian dicari rata-ratanya.

c. Setelah didapatkan rata-ratanya, selanjutnya dikonversikan ke dalam nilai mutu.

Tabel 3.13 Kriteria Penskoran Afektif dan Psikomotor

POINT NILAI MUTU

1 0 – 20 E

2 21 – 40 D

3 41 – 60 C

4 61 – 80 B

5 81 -100 A

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

Data hasil penelitian yang dideskripsikan adalah data tentang hasil belajar fisika selama mengikuti pembelajaran fisika dengan menggunakan strategi Active Learning dengan metode Active Knowledge Sharing yang diterapkan pada siswa kelas X IPA 1 dan pembelajaran konvensional dengan

Data hasil penelitian yang dideskripsikan adalah data tentang hasil belajar fisika selama mengikuti pembelajaran fisika dengan menggunakan strategi Active Learning dengan metode Active Knowledge Sharing yang diterapkan pada siswa kelas X IPA 1 dan pembelajaran konvensional dengan

Dalam dokumen PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING (Halaman 37-79)

Dokumen terkait