• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Perumusan Hipotesis Variabel

1. Pengaruh Pengungkapan Sukarela terhadap Asimetri Informasi

Informasi yang tersedia dalam laporan keuangan harus dapat diandalkan dan tidak memiliki kesalahan yang dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang salah (Bahmani, 2014). Oleh karena itu, pengungkapan dibutuhkan untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi yang terjadi karena adanya kepentingan manajemen yang berusaha menyembunyikan informasi agar dapat melakukan manipulasi yang menguntungkan (Pradnyani, 2014).

Semakin luas pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan maka semakin kecil asimetri informasi yang terjadi antara perusahaan dan investor (Mardiyah, 2002; Murni, 2004; Benardi, 2009; Indriani, 2013). Hal ini semakin mengungkapkan bahwa pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan dapat berpengaruh terhadap asimetri informasi.

Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini adalah:

H1: Pengungkapan Sukarela berpengaruh terhadap Asimetri Informasi

2. Pengaruh Audit Tenure terhadap Asimetri Informasi

Peraturan Menteri Keuangan No. 17 tahun 2008 menjelaskan mengenai pembatasan audit tenure di Indonesia, sehingga diberlakukan regulasi mengenai rotasi KAP. Dengan adanya regulasi tersebut, KAP melakukan rotasi penugasan dan harus mempersiapkan auditor untuk penugasan ke klien baru. Menurut Agoes (2012), tugas auditor adalah

33 untuk menentukan apakah representasi (asersi) yang tersaji dalam laporan keuangan yang diperiksa betul-betul wajar; maksudnya, untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan. Sementara, di awal penugasan dengan objek audit yang baru, KAP tentunya lebih memerlukan waktu terhadap pemahaman objek bisnis kliennya sedangkan jangka waktu penugasan relatif terbatas.

Wakum dan Wisadha (2014) menjelaskan bahwa beberapa perusahaan cenderung memberikan informasi awal mengenai kondisi perusahaan dan hal inilah yang menyebabkan asimetri informasi akan tinggi di awal perikatan audit. Penelitian ini sekaligus memperkuat penelitian Primadita (2012) yang menyatakan awal perikatan audit merupakan waktu yang rentan terjadi asimetri informasi. Sementara Almutairi (2009), serta Hakim dan Omri (2010) menjelaskan bahwa semakin lama perikatan audit maka akan semakin tinggi tingkat asimetri informasi. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang dapat disusun adalah:

H2: Audit Tenure berpengaruh terhadap Asimetri Informasi

3. Pengaruh Auditor Spesialis terhadap Asimetri Informasi

Seorang auditor spesialis biasanya lebih sedikit melakukan kesalahan dibandingkan dengan auditor non spesialis. Sehingga auditor spesialisasi industri memiliki pengaruh positif terhadap kinerja seorang auditor.

34 Boone (2012) dalam Primadita (2012) berpendapat bahwa dengan semakin besar akrual akuntansi yang terjadi dalam sebuah perusahaan maka perusahaan mempunyai agency cost yang besar pula sehingga menyebabkan kebutuhan akan jasa audit yang berkualitas semakin tinggi, untuk mengurangi asimetri informasi yang disebabkan oleh akrual tersebut. Hal ini semakin memperkuat kebutuhan akan auditor spesialis, dimana perusahaan yang melibatkan jasa auditor spesialis secara signifikan lebih rendah manajemen labanya dibandingkan perusahaan yang menggunakan jasa auditor non spesialis (Rusmin, 2010).

Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor spesialis akan lebih akurat karena auditor spesialis akan mendeteksinya error, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, sehingga akurasi dari laporan keuangan dapat diandalkan. Primadita (2012) mengungkapkan bahwa auditor spesialis akan lebih dapat mengurangi nilai asimetri informasi dalam laporan keuangan. Penelitian Primadita ini menguatkan hasil penelitian dari Almutairi (2009) yang mengungkapkan bahwa laporan keuangan yang diaudit oleh auditor spesialis akan semakin berkurang asimetri informasinya dikarenakan kualitas audit yang semakin meningkat. Semakin akurat laporan keuangan maka diindikasikan akan semakin memudahkan para pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

35

4. Pengaruh Pengungkapan Sukarela terhadap Asimetri Informasi

dengan Moderasi Komite Audit

Pengungkapan sukarela memiliki kemampuan untuk dapat mempengaruhi asimetri informasi. Hal ini karena pengungkapan tersebut merupakan bukti penyampaian informasi yang dilakukan oleh manajemen. Namun dalam penyampaian informasi yang dilakukan melalui pengungkapan sukarela tersebut masih terdapat kemungkinan adanya pengungkapan yang tidak berdasar dengan fakta yang ada (Baroko, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Baroko (2007) membuktikan adanya hubungan positif antara komite audit dengan pengungkapan sukarela. Dengan demikian, dapat diindikasikan bahwa komite audit mampu memoderasi pengaruh yang terjadi antara pengungkapan sukarela terhadap asimetri informasi. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan adalah:

H4: Komite Audit mampu memoderasi Hubungan antara Pengungkapan Sukarela dengan Asimetri Informasi

5. Pengaruh Audit Tenure terhadap Asimetri Informasi dengan

Moderasi Komite Audit

Aspek lain mengenai kecurangan laporan keuangan adalah mengenai mekanisme penerapan good corporate governance dalam perusahaan itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati dan Riyanto (2005) dalam Wulandari (2009) melihat mekanisme corporate governance memiliki fungsi service dan control yang dapat memberikan

36 suatu sinyal kepada para investor bahwa perusahaan telah dikelola sebagaimana mestinya (sinyal positif). Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa rendahnya asimetri informasi antara manajemen dan investor dapat dipengaruhi oleh sinyal positif tersebut.

Penelitian ini menggunakan variabel komite audit untuk mewakili aspek GCG. Wulandari (2009) menjelaskan bahwa dengan adanya asimetri informasi antara agen dan prinsipal dapat menimbulkan sikap oportunitis para manajer. Perusahaan yang memiliki komite audit harus mampu menyediakan informasi yang andal dan akurat serta diarahkan untuk mampu mengurangi tindakan oportunistik manajer (Wakum dan Wisadha, 2014). Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa keberadaan komite audit mampu memoderasi hubungan antara audit tenure dengan asimetri informasi. Maka hipotesis yang diajukan adalah:

H5: Komite Audit mampu memoderasi Hubungan antara Audit Tenure

dengan Asimetri Informasi

6. Pengaruh Auditor Spesialis terhadap Asimetri Informasi dengan

Moderasi Komite Audit

Perusahaan yang menggunakan jasa auditor spesialis dalam mengaudit perusahaannya dan didukung oleh komite audit yang menjalankan tugasnya dengan baik, diindikasikan dapat memperkecil terjadinya asimetri informasi. Komite audit yang aktif menjalankan perannya dalam memantau pekerjaan auditor, dapat menegur auditor spesialis jika auditor tidak melakukan audit sesuai dengan perencanaan

37 audit (Fitriany, 2011). Komite audit yang aktif memantau pekerjaan auditor spesialis, dapat mengetahui apakah auditor spesialis melakukan audit sesuai dengan standar yang berlaku.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa komite audit mampu memoderasi hubungan antara auditor spesialis dengan asimetri informasi. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang disusun adalah:

H6: Komite Audit mampu memoderasi Hubungan antara Auditor Spesialis dengan Asimetri Informasi.

38

Dokumen terkait