• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perumusan Masalah

KUESIONER KEPUASAN PASIEN SETELAH PELATIHAN ROM

B. Perumusan Masalah

Setelah dilakukan analisa terhadap data pengkajian pada hari Rabu 07 Januari 2016 pukul 09:00 WIB diperoleh data subjektif antara lain pasien mengatakan nyeri pada lengan kiri, nyeri pada luka operasi, nyeri saat digerak-gerakkan. Nyeri seperti ditusuk-tusuk. Nyeri pada lengan kiri sampai. Skala nyeri 5 (sedang). Nyeri dirasakan tilang timbul Selain data subyektif juga didapatkan data objektif sebagai berikut pasien terlihat meringis menehan sakit, pergerakkan terlihat sangat hati-hati, pasien selalu melindungi

area nyeri (lengan kiri), Tekanan darah 120/80 mmHg. Nadi 85x/menit. Pernafasan 23 x/menit. Suhu 36,5⁰C. Berdasarkan analisa data menunjukkan bahwa nyeri merupakan prioritas utama, sehingga dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post operasi).

Pada pukul 09:15 WB diperoleh data subyektif antara lain pasien mengatakan terdapat luka operasi pada lengan kiri. Data objektif didapatkan panjang luka jahitan ± 15 cm, tidak ada rembesan, tidak ada nanah, jumlah jahitan 18, darah drain ±5 cc. Sehingga munculkan diagnosa keperawatan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan medikasi (luka post operasi)

Pada pukul 09:20 WIB didapatkan data subjektif pasien mengatakan badan lemas, ketika bangun dari tempat tidur dan ingin berlatih duduk badan terasa ingin jatuh. Data objektif didapatkan pasien terlihat kesulitan menggerakkan-gerakkan tangan kirinya,kekuatan otot pada ekstremitas kiri atas 2, aktivitas dibantu orang lain dan alat , sehingga dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskletal (penurunan kekuatan otot).

C. Perencanaan

Perencanaan dari masalah keperawatan pada hari Rabu 07 Januari 2016 penulis menyusun suatu intervensi sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny.S dengan diangnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post operasi) dengan tujuan setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri Ny.S berkurang bahkan hilang dengan kriteria hasil pasien mengungkapkan penurunan rasa nyeri, skala nyeri turun 2 bahkan 1, pasien merasa nyaman, pasien mampu mengontrol nyeri, pasien terlihat rileks, pasien mampu mengontrol nyeri dengan teknik non-farmakologi (tarik nafas dalam), tanda tanda vital dalam batas normal. Intervensi yang dilakukan yaitu kaji status nyeri pasien dengan rasionalisasi untuk mengetahui skala nyeri, berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi nyaman dengan rasionalisasi memberi kenyamanan pada pasien untuk istirahat, ajarkan pasien untuk melakukan tarik napas dalam ketika nyeri muncl dengan rasionalisasi mampu melakukan nafas dalam kembali rileks dan nyaman. Kolaborasi pemberian obat analgesik pereda nyeri (ketorolak 30 mg/8 jam) dengan rasionalisasi untuk mengobat rasa sakit.

Perencanaan dari masalah keperawatan pada hari Rabu tanggal 07 Januari 2016 penulis menyusun suatu intervensi sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny.S dengan diangnosa keperawatan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan medikasi (luka post operasi) dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 3 x 24 jam diharapkan kerusakan integritas kulit dapat teratasi dengan kriteria hasil integritas kulit yang baik bisa dipertahankan, perfusi jaringan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada luka/lesi pada kulit,luka bersih tidak lembab da tidak kotor. Intervensi yang dilakukan yaitu observasi kulit akan adanya kemerahan tanda dan gejala infeksi pada area insisi dengan rasionalisasi

untuk mengetahui keadaan luka, bersihkan area jahitan dan lakukan ganti balut pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka terbuka (tadak dibalut) sesuai program dengan rasionalisasi untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan luka pada area luka, anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar terutama pada area luka operasi dengan rasionalisasi untuk mencegah nyeri akibat ketatnya penggunaan pakaian untuk memberikan kenyamanan, kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi (advis dokter) dengan rasionalisasi untuk mencegah infeksi pada area luka dan mempercepat penyembuhan.

Perencanaan dari masalah keperawatan pada hari Rabu tanggal 07 Januari 2016 penulis menyusun suatu intervensi sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny.S dengan diangnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskletal (penurunan kekuatan otot) dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas dengan aman dan mandiri dengan kriteria hasil pasien meningkat dalam aktivitas fisik, pasien dapat memahami dan mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas, pasien mampu mengungkapkan perasaan dan meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah, pasien mampu memperagakan penggunaan alat bnatu mobilisasi.

Intervensi yang dilakukan yaitu kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi dengan rasionalisasi untuk mengetahui kemampuan yang dapat pasien lakukan, latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara

mandiri sesuai kempuan dengan rasionalisasi untuk meningkatkan kekuatan otot, ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan dengan rasionalisasi untuk menambah wawasan dalam meningkatkan kekuatan otot, kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi dengan rasionalisasi sebagai suatu sumber untuk mengembangkan perencanaan dan mempertahankan/ meningkatkan mobilitas pasien.

D. Implementasi

Tindakan keperawatan dilaksanakan untuk mengatasi masalah keperawatan berdasarkan rencana tindakan tersebut maka dilakukan tindakan keperawtan pada hari Kamis 07 Januari 2016 sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan keperawatan Ny.S dilakukan implementasi. Pukul 08.00 melakukan monitor tanda-tanda vital, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36,2 ⁰C. jam 08:10 WIB mengkaji status nyeri pasien mengatakan nyeri pada lengan kiri nyeri bertambah saat digerakkan, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada lengan kiri, pasien mengatakan nyeri skala 5 (sedang), nyeri dirasakan hilang timbul, pasien terlihat meringis menahan nyeri, pasien melindungi area nyeri, pasien sangat berhati-hati.

Pukul 08:20 memberikan pasien posisi yang nyaman (semi fowler). Jam 08.25 mengajarkan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam ketika nyeri muncul, pasien mengatakan bersedia untuk diajarkan cara tarik nafas dalam, pasien melakukan tarik nafas dalam, pasien terlihat meringis menahan

nyeri. Pukul 09.00 WIB mengobservasi bekas luka pasien akan adanya tanda tanda infeksi pasien mengatakan bersedia untuk dipantau keadaan luka operasi pada lengann kirinya, perban tidak ada rembesan, luka lembab, lengan kiri mengalami pembengkakan, tidak terdapat pus pada luka, drain luka terdapat darah ± 3 cc.. Pukul 09.10 Menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar. Pukul 09.15 mengkolaborasikan pemberian obat analgetik pereda nyeri ketolok 30 mg/8 jam pasien mengatakan bersedia untuk diinjeksi dimasukkan obat pereda nyeri, obat ketorolac masuk melalui selang threeway 30 menit kemudian pasien terlihat nyaman karena reaksi dari obat. Pukul 08.15 WIB mengkolaborasikan pemberian obat cefozolin 1 gr/8 jam, pasien mengatakan bersedia untuk diinjeksi obat anti bakteri, tidak ada penolakan obat masuk melalui selang threeway, luka operasi pada lengan kiri kering tidak ada rembesan.

Pukul 10:00 WIB mengkaji kemampuan kekuatan otot pada bagian yang dioperasi dan kemampuan dalam mobilisasi, pasien mengatakan bersedia untuk dikaji kemampuan mobilisasinya, pasien terlihat susah menggerakan lengan kirinya, pasien tampak dibantu keluarga saat aktivitas, kekuatan otot pada lengan kiri 2. Pukul 09:35 WIB melatih pasien untuk latihan Range of Motion Aktif dan Pasif, pasien tampak mengikuti latihan ROM yang diberikan, pasien tampak kooperatif. mengkaji kemampuan kekuatan otot pada bagian yang dioperasi dan kemampuan dalam mobilisasi, pasien mengatakan bersedia untuk dikaji kemampuan mobilisasinya, pasien

mulai bisa menggerakkan lengan kirinya walau masih terlihat susah, pasien tampak dibantu keluarga saat aktivitas, kekuatan otot pada lengan kiri 2.

Implementasi hari kedua Jumat 08 Januari 2016 ukul 08.00 melakukan monitor tanda tanda vital, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit, pernafasan 23 x/menit, suhu 36,5 ⁰C. jam 08:10 WIB mengkaji status nyeri pasien mengatakan nyeri pada lengan kiri nyeri bertambah saat digerakkan, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada lengan kiri, pasien mengatakan nyeri skala 3 (ringan), nyeri dirasakan hilang timbul, pasien terlihat meringis menahan nyeri, pasien melindungi area nyeri, pasien sangat berhati-hati. Pukul 08:20 memberikan pasien posisi yang nyaman (semi fowler), pasien mengatakan nyaman saat diberikan posisi semi fowler.

Jam 08.25 mengajarkan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam ketika nyeri muncul, pasien mengatakan bersedia untuk diajarkan cara tarik nafas dalam, pasien melakukan tarik nafas dalam, pasien terlihat meringis menahan nyeri. Pukul 09.00 WIB mengobservasi bekas luka pasien akan adanya tanda tanda infeksi pasien mengatakan bersedia untuk dipantau keadaan luka operasi pada lengann kirinya, perban tidak ada rembesan, luka lembab, lengan kiri mengalami pembengkakan, tidak terdapat pus pada luka, drain luka terdapat darah ± 4 cc.

Pukul 09.10 Menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar. Pukul 09.15 mengkolaborasikan pemberian obat analgetik pereda nyeri ketolok 30 mg/8 jam pasien mengatakan bersedia untuk diinjeksi dimasukkan obat pereda nyeri, obat ketorolac masuk melalui selang threeway

30 menit kemudian pasien terlihat nyaman karena reaksi dari obat. Pukul 08.15 WIB mengkolaborasikan pemberian obat cefozolin 1 gr/8 jam, pasien mengatakan bersedia untuk diinjeksi obat anti bakteri, tidak ada penolakan obat masuk melalui selang threeway, luka operasi pada lengan kiri kering tidak ada rembesan. Pukul 10:00 WIB mengkaji kemampuan kekuatan otot pada bagian yang dioperasi dan kemampuan dalam mobilisasi, pasien mengatakan bersedia untuk dikaji kemampuan mobilisasinya, pasien terlihat susah menggerakan lengan kirinya, pasien tampak dibantu keluarga saat aktivitas, kekuatan otot pada lengan kiri 3. Pukul 09:35 WIB melatih pasien untuk latihan Range of Motion Aktif dan Pasif, pasien tampak mengikuti latihan ROM yang diberikan, pasien tampak kooperatif. Pukul 09.40 mengkaji kemampuan kekuatan otot pada bagian yang dioperasi dan kemampuan dalam mobilisasi, pasien mengatakan bersedia untuk dikaji kemampuan mobilisasinya, pasien mulai bisa menggerakkan lengan kirinya walau masih terlihat susah, pasien tampak dibantu keluarga saat aktivitas, kekuatan otot pada lengan kiri 3.

Implementasi hari ke tiga, pukul 08.00 melakukan monitor tanda tanda vital, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 85 x/menit, pernafasan 24 x/menit, suhu 36,2 ⁰C. jam 08:10 WIB mengkaji status nyeri pasien mengatakan nyeri pada lengan kiri nyeri bertambah saat digerakkan, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada lengan kiri, pasien mengatakan nyeri skala 2 (ringan), nyeri dirasakan hilang timbul, pasien terlihat lebih rileks, pasien sangat berhati-hati. Pukul 08.25 mengajarkan pasien untuk melakukan tarik

nafas dalam ketika nyeri muncul, pasien mengatakan bersedia untuk diajarkan cara tarik nafas dalam, pasien melakukan tarik nafas dalam, pasien terlihat lebih rileks.

Pukul 09.00 WIB mengobservasi bekas luka pasien akan adanya tanda tanda infeksi pasien mengatakan bersedia untuk dipantau keadaan luka operasi pada lengann kirinya, perban tidak ada rembesan, luka kering, lengan kiri masih mengalami pembengkakan, tidak terdapat pus pada luka, drain luka terdapat darah ± 5 cc. Pukul 09.15 mengkolaborasikan pemberian obat analgetik pereda nyeri ketolok 30 mg/8 jam pasien mengatakan bersedia untuk diinjeksi dimasukkan obat pereda nyeri, obat ketorolac masuk melalui selang threeway 30 menit kemudian pasien terlihat nyaman karena reaksi dari obat. Pukul 08.15 WIB mengkolaborasikan pemberian obat cefozolin 1 gr/8 jam, pasien mengatakan bersedia untuk diinjeksi obat anti bakteri, tidak ada penolakan obat masuk melalui selang threeway, luka operasi pada lengan kiri kering tidak ada rembesan.

Pukul 10:00 WIB mengkaji kemampuan kekuatan otot pada bagian yang dioperasi dan kemampuan dalam mobilisasi, pasien mengatakan bersedia untuk dikaji kemampuan mobilisasinya, pasien mulai bisa menggerakan gerakkan lengan kirinya secara fleksi-ekstensi secara perlahan, pasien tampak dibantu keluarga saat aktivitas, kekuatan otot pada lengan kiri 4. Pukul 10.10 WIB melatih pasien untuk latihan Range of Motion Aktif dan Pasif, pasien tampak mengikuti latihan ROM yang diberikan, pasien tampak kooperatif. mengkaji kemampuan kekuatan otot pada bagian yang dioperasi

dan kemampuan dalam mobilisasi, pasien mengatakan bersedia untuk dikaji kemampuan mobilisasinya, pasien mulai bisa menggerakkan lengan kirinya secara perlahan, pasien tampak dibantu keluarga saat aktivitas, kekuatan otot pada lengan kiri 4. Pukul 13.00 memberikan quisioner untuk penilaian tingkat kepuasan pasien terhadap pemberian terapi latihan ROM aktif dan Pasif, pasien mengatakan sangat puas dan berterimakasih banyak karena sudah di berikan latihan ROM karena setalah di beri latihan ROM tangan kirinya kembali bisa digerak gerakkan seperti biasanya walaupun masih secara perlahan.

E. Evaluasi

Pada hari kamis 07 Januari 2016, pukul 14:30 WIB dilakukan evaluasi keperawatan dengan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubugan dengan agen cidera fisik (post operasi) dilakukan evaluasi keperawatan didapatkan data subjektif yaitu pasien mengatakan nyeri, Provacate nyeri pada luka jahitan operasi, nyeri pada saat digerak-gerakkan. Quality nyeri seperti ditusuk-tusuk. Region nyeri dibagian lengan kiri. Scale pasien mengatakan skala nyeri 5. Time nyeri hilang timbul dan saat digerakan. Objektif, keadaan pasien terlihat meringis menahan nyeri, pasien terlihat melindungi area nyeri, pasien sangat berhati-hati bila ingin bergerak. Maka dapat disimpulkan masalah keperawatan nyeri akut berhubugan dengan agen cidera fisik (post operasi) belum teratasi maka intervensi dilanjukan yaitu kaji status nyeri pasien, berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri, ajarkan pasien

untuk melakukan tarik nafas dalam, kolaborasi pemberian obatt analgesik pereda nyeri ketorolak 30mg/8 jam.

Pada hari Kamis 07 Januari 2016, pukul 15:10 WIB dilakukan evaluasi keperawan dengan diangnosa keperawatan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan medikasi (luka post operasi), didapatkan data subjektif pasien mengatakan terdapat luka operasi pada lengan kiri, data objektif terdapat panjang luka jahitan 15 cm dengan jumlah jahitan 18, luka lembab, tidak ada rembesan, tidak ada pus, terpasang drain berisi darah 3 cc, area jahitan kemerahan dan ada pembengkakan di sekitar area luka. Sehingga dapat disimpulkan masalah keperawatan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan medikasi (luka post operasi) belum teratasi sehingga intervensi dilanjutkan yaitu observasi luka/kulit akan adanya kemerahan tanda dan gejala infeksi pada area insisi, bersihkan area jahitan dan lakukan ganti balut pada interval waktu yang sesuai/ biarkan luka tetap terbuka tidak dibalut sesuai program, anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian longgar, kolaborasi pemberian antibiotik sesuai medikasi (advis dokter).

Pada hari Kamis 07 Januari 2016, pukul 15:15 WIB dilakukan evaluasi keperawatan dengan diangnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskulokeletal (penurunan kekuatan otot), didapatkan data subjektif pasien mengatakan lengan kiri nya tidak bisa digerakkan dan kaku karena bekas operasi, objektif pasien kesusahan menggerakan tangan kirinya, pasien belum dapat berjalan dan beraktivitas, kekuatan otot ekstremitas kiri atas 2. Maka dapat disimpulkan masalah

keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskluloskletal (penurunan kekuatan otot) belum teratasi, sehingga intervensi dilanjutkan yaitu kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi, latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan, ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan, kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.

Evaluasi hari kedua dilakukan pada hari Jumat 08 Januari 2016, Pukul 14.30 WIB dilakukan evaluasi keperawatan dengan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubugan dengan agen cidera fisik (post operasi) dilakukan evaluasi keperawatan didapatkan data subjektif yaitu pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang, Provacate nyeri pada luka jahitan operasi, nyeri pada saat digerak-gerakkan. Quality nyeri terasa senut-senut. Region nyeri dibagian lengan kiri. Scale pasien mengatakan skala nyeri 3. Time nyeri hilang timbul dan saat digerakan. Objektif, keadaan pasien terlihat sedikit nyaman, tidak banyak keluhan. Maka dapat disimpulkna masalah keperawatan nyeri akut berhubugan dengan agen cidera fisik (post operasi) belum teratasi maka intervensi dilanjukan yaitu kaji status nyeri pasien, berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri, ajarkan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam, kolaborasi pemberian obatt analgesik pereda nyeri ketorolac 30mg/8 jam.

Pada hari Jumat 08 Januari 2016, pukul 15:15 WIB dilakukan evaluasi keperawatan dengan diangnosa keperawatan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan medikasi (luka post operasi), didapatkan data subjektif

pasien mengatakan terdapat luka operasi pada lengan kiri, data objektif panjang luka jahitan 15 cm dengan jumlah jahitan 18, luka kering, tidak ada rembesan, tidak ada pus, tidak ada luka terbuka, kemerahan di area luka, ada pembengkakan di area sekitar luka terpasang drain berisi darah 4 cc lepas drain. Sehingga dapat disimpulkan masalah keperawatan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan medikasi (luka post operasi) belum teratasi sehingga intervensi dilanjutkan yaitu observasi luka/kulit akan adanya kemerahan tanda dan gejala infeksi pada area insisi, bersihkan area jahitan dan lakukan ganti balut pada interval waktu yang sesuai/ biarkan luka tetap terbuka tidak dibalut sesuai program, anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian longgar, kolaborasi pemberian antibiotik sesuai medikasi (advis dokter).

Pada hari Jumat 08 Januari 2016, pukul 15:20 WIB dilakukan evaluasi keperawatan dengan diangnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskluloskletal (penurunan kekuatan otot), didapatkan data subjektif pasien mengatakan lengan kiri dan kaki kanan masih susah digerakkan, objektif pasien terlihat untuk menggerakan tangan kirinya secara abduksi - aduksi, kekuatan otot 3, mampu duduk di tempat tidur, dan masih belum bisa beraktivitas secara mandiri, aktivitas masih dibantu keluarga Maka dapat disimpulkan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskulokeletal (penurunan kekuatan otot) belum teratasi, sehingga intervensi dilanjutkan yaitu kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi, latih pasien dalam pemenuhan

kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan, ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan, kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.

Evaluasi hari kedua dilakukan pada hari Sabtu 09 Januari 2016, Pukul 15:05 WIB dilakukan evaluasi keperawatan dengan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubugan dengan agen cidera fisik (post operasi) dilakukan evaluasi keperawatan didapatkan data subjektif yaitu pasien mengatakan nyeri sudah sangat berkurang, Provacate digerak-gerakkan sudah tidak begitu nyeri. Quality nyeri terasa sengkring-sengkring. Region pada lengan kiri area operasi. Scale pasien mengatakan skala nyeri 2. Time nyeri timbul saat lengan kiri digerakan. Objektif, keadaan pasien terlihat rileks, nyaman. Maka dapat disimpulkan masalah keperawatan nyeri akut berhubugan dengan agen cidera fisik (post operasi) teratasi sebagian maka intervensi dilanjutkan yaitu anjurkan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam saat nyteri muncul dirumah, kolaborasi pemberian obat analgesik pereda nyeri ketorolak 30mg/8 jam.

Pada hari Sabtu, 09 Januari 2016, pukul 15:10 WIB dilakukan evaluasi keperawatan dengan diangnosa keperawatan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan medikasi (luka post operasi), didapatkan data subjektif pasien mengatakan lengan kirinya terdapat jahitan operasi, objektif pasien tenang, panjang jahitan 15 cm dengan 18 jahitan, luka kering, tidak ada nanah drain sudah terlepas dan tidak ada tanda infeksi. Sehingga dapat

disimpulkan masalah keperawatan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan medikasi (luka post operasi) teratasi sehingga intervensi dihentikan.

Pada hari Sabtu 09 Januari 2016, pukul 15:15 WIB dilakukan evaluasi keperawatan dengan diangnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskulokeletal (penurunan kekuatan otot), didapatkan data subjektif pasien mengatakan tangan kiri sudah mulai dapat digerak-gerakan, ditekuk-tekuk abduksi-aduksi secara perlahan dan pasien sudah bisa berjalan dan beraktivitas tanpa dibantu keluarga, objektif pasien mempraktekkan tangan kiri digerak-gerakan, ditekuk-tekuk abduksi-aduksi secara perlahan dan pasien mampu berjalan dan beraktivitas tanpa dibantu keluarga, kekuatan otot 4. Maka dapat disimpulkan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskulokeletal (penurunan kekuatan otot) teratasi sebagian , sehingga intervensi dilanjutkan, motivasi pasien untuk melatih ROM aktif selama dirumah dan kontrol sesuai advis dokter.

Dalam bab V ini penulis akan membahas tentang Pemberian Terapi Latihan (ROM Aktif & Pasif) Terhadap Kepuasan Pelayanan Pasien Pada Asuhan Keperawatan Ny. S dengan post ORIF atas indikasiFrakturHumerus Medial Sinistra di Ruang Bedah Mawar II RS DR. Moewardi. Disamping itu penulis akan membahas tentang faktor pendukung dan kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara teori dengan aplikasi yang terjadi dilapangan. Pembahasan ini berisi pengkajian, diangnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Lyer et al., 1996 dalam Setiadi 2012)

Hasil pengkajian penulis terhadap Sdr. S sudah sesuai dengan teori pengkajian pola gardon (Setiadi, 2012) dimana dalam teori tersebut menjelaskan format pengkajian pasien dengan pendekatan pola fungsi kesehatan menurut Gordon (Gordon Functional Health Patterns) terdiri dari tanggal masuk, ruangan/kelas, nomer kamar, diagnosa masuk. Identitas terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, penanggung jawab. Pada riwayat sakit dan kesehatan terdiri dari

keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyekit dahulu, pengkajian fisik abdomen, integumen, ektremitas. Pemeriksaan penunjang. Rumusan masalah (Setiadi 2012).

Hasil pengkajian pada Ny. S yang dilakukan pada tanggal 07 Januari 2016 pada pukul 08:00 WIB melalui metode alloanamnesa dan autoanamnesa, observasi langsung dan pemeriksaan fisik, hal ini sesuai dengan teori (Setiadi, 2012). Dalam teori tersebut dijelaskan metode pengkajian dengan cara wawancara langsung pada pasien maupun keluarga, observasi, dan pemeriksaan fisik, akan tetapi disini penulis menambahkanuntuk menelaah catatan medis dan catatan perawat sebagai data penunjang pasien.

Hasil pengkajian Ny.S di diagnosa mengalami fraktur humerus (patah tulang) medial sinistra. Hal ini sesuai dengan teori menurut Sjamsuhidajad (2005), dimana fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Sedangkan menurut Price, A dan L. Wilson (2006) Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap.

Sedangkan menurut FKUI (1995) dalam Jitowiyono & Kristiyanasari (2012) Fraktur humerus adalah terputusnya kontinuitas batang humerus yang bisa terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari

Dokumen terkait