BAB 6 STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH
6.4. Perumusan Strategi Kebijakan Peningkatan Daya Saing
Berdasarkan hasil analisis SWOT diketahui keterkaitan antara faktor internal dan eksternal pembentuk daya saing daerah. Hasil interaksi antara faktor internal (faktor strength dan weakness) serta faktor eksternal (opportunity dan threat) dalam Matriks Interaksi IFAS – EFAS SWOT berikut:
Tabel 6.11. Matriks Interaksi IFAS – EFAS SWOT
IFAS EFAS Strength Posisi geografis
Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia
Ketersediaan infrastruktur dasar
Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah pertanian
Sarana dan prasarana perekonomian
Etos kerja, keuletan, dan jiwa kewirausahaan masyarakat di sektor perekonomian mikro
Potensi Sumber Daya Alam
Potensi pariwisata
Kelemahan (Weaknesess):
Kondisi topografi
Kapasitas dan kinerja kelembagaan
Tingkat partisipasi masyarakat
Adanya kewenangan dalam menyusun peraturan
Perundangan
Pemerataan hasil-hasil pembangunan daerah
Upaya mensosialisasikan potensi daerah
Penentuan skala prioritas pembangunan
Sistem birokrasi
Pendapatan Asli Daerah dan Struktur APBD
Peluang (Opportunity):
Berbagai Undang-undang tentang otonomi daerah dan perimbangan keuangan pusat dan daerah
Undang-undang tentang Pajak dan Retribusi
Dengan adanya dukungan dana dari pemerintah pusat dalam bentuk transfer, pemerintah daerah dapat memanfaatkan modal dasar yang telah dimiliki oleh
pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi, seperti kondisi
Memperbaiki kapasitas, etos kerja, dan kinerja lembaga dan pegawai di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi, dan meningkatkan partisipiasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan daerah dalam
49
Undang-undang tentang UMKM
Kondisi sosial, politik, dan ekonomi internasional
Kondisi sosial politik di Kabupaten Banyuwangi
Berbagai program pemerintah pusat
Dukungan pemerintah pusat dalam bentuk transfer
Kemajuan teknologi
Kerjasama dengan daerah-daerah sekitar
geografis yang menguntungkan, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang mencukupi, potensi sumber daya alam, serta sarana dan prasarana dasar yang telah tersedia, untuk memaksimalkan pelaksanaan undang-undang Otonomi Daerah dan Undang-undang tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, serta Undang-undang Pajak dan Retribusi Daerah, dalam rangka meningkatkan PAD dan pembangunan daerah Kabupaten Banyuwangi;
Dengan tersedianya sarana dan prasarana perekonomian yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi, pemerintah dapat memanfaatkan etos kerja, keuletan, dan jiwa kewirausahaan masyarakat di sektor perekonomian mikro untuk semakin memperkuat
perekonomian melalui industri kecil, UMKM, dan koperasi, dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi persaingan bebas;
Mengembangkan potensi wisata yang dimiliki pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi, dan menjadikan Kabupaten
Banyuwangi daerah wisata, karena selain memiliki potensi wisata yang cukup baik, kondisi sosial dan politik di Kabupaten Banyuwangi juga cukup kondusif untuk menjadikan Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah tujuan wisata, sehingga mampu
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD);
Mempertahankan Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah pertanian/lumbung padi bagi Provinsi Jawa Timur, dengan memaksimalkan tehnologi yang semakin berkembang sehingga mampu menghasilkan produk-produk pertanian yang berkualitas unggul, serta memanfaatkan kerja sama dengan daerah-daerah lain di sekitar Kabupaten Banyuwangi.
rangka memaksimalkan pelaksanaan otonomi daerah, dan meningkatkan PAD melalui Undang-undang Pajak dan Retribusi yang baru;
Melakukan reformasi birokrasi dan melakukan promosi berbagai potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi dalam rangka menarik minat investor, karena pada dasarnya kondisi sosial politik di Kabupaten Banyuwangi cukup kondusif bagi investor;
Memeratakan hasil-hasil pembangunan, dan membuat prioritas pembangunan yang paling tepat, mengingat kondisi topografi Kabupaten Banyuwangi yang kurang menguntungkan, dengan memanfaatkan kemajuan tehnologi dan dukungan dari pemerintah pusat, baik berupa dana transfer maupun program-program nasional yang diharapkan dapat menyentuh masyarakat luas.
Tantangan (Threat):
Globalisasi, pasar bebas dan keterbukaan ekonomi dunia
Implementasi ASEAN
Economic Community
Kondisi sosial politik di tingkat nasional
Penegakan hukum dan reformasi birokrasi yang sedang digalakkan oleh pemerintah pusat
Berbagai kemajuan
Mengelola dengan baik dukungan dana dari pemerintah pusat dalam bentuk transfer, kondisi geografis yang menguntungkan, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang mencukupi, potensi sumber daya alam, koordinasi dan komunikasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan para pelaku ekonomi, serta sarana dan prasarana dasar yang telah tersedia, dalam rangka mengejar
Memperbaiki kapasitas, etos kerja, serta kinerja lembaga dan pegawai di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi serta melakukan reformasi birokrasi dalam rangka menyelaraskan diri dengan penegakan hukum dan reformasi birokrasi yang sedang digalakkkan oleh pemerintah pusat;
Meningkatkan PAD, memperbaiki struktur APBD, meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan,
50
pembangunan yang dimiliki oleh daerah-daerah
Investasi swasta
ketertinggalan dari daerah-daerah lain serta sehingga mampu menghadapi globalisasi, pasar bebas, dan keterbukaan ekonomi;
Mempromosikan berbagai potensi yang ada di Kabupaten
Banyuwangi, salah satunya potensi wisata dan potensi sumber daya alam untuk menarik investor ke Kabupaten Banyuwangi;
Mengembangkan jiwa
kewirausahaan yang dimiliki oleh masyarakat untuk membangun industri kecil dan menengah yang mulai bangkit di Kabupaten Banyuwangi, dalam rangka bersaing dengan produk-produk China yang dikawatirkan mulai menyerbu pasar Indonesia.
memeratakan hasil-hasil pembangunan serta menetapkan prioritas
pembangunan yang paling tepat untuk mengejar ketertinggalan dari daerah-daerah lain, sehingga pada akhirnya
Kabupaten Banyuwangi menjadi daerah yang mampu bersaing di pasar global;
Melakukan sosialisasi berbagai potensi yang dimiliki oleh Kabupaten
Banyuwangi dalam rangka
meningkatkan investasi di Kabupaten Banyuwangi.
Sumber: Kuisioner SWOT, diolah. 2015
Berdasarkan matrik diatas, maka rumusan pilahan strategi peningkatan daya saing Kabupaten Banyuwangi dapat terbagi menjadi empat yakni:
a. Strategi Strength-Opportunity (SO) yaitu strategi menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang/kesempatan yang ada. Pilihan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan strategi SO adalah:
Dengan adanya dukungan dana dari pemerintah pusat dalam bentuk transfer, pemerintah daerah dapat memanfaatkan modal dasar yang telah dimiliki oleh pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi, seperti kondisi geografis yang menguntungkan, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang mencukupi, potensi sumber daya alam, serta sarana dan prasarana dasar yang telah tersedia, untuk memaksimalkan pelaksanaan undang-undang Otonomi Daerah dan Undang-undang tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, serta Undang-undang Pajak dan Retribusi Daerah, dalam rangka meningkatkan PAD dan pembangunan daerah Kabupaten Banyuwangi;
Dengan tersedianya sarana dan prasarana perekonomian yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi, pemerintah dapat memanfaatkan etos kerja, keuletan, dan jiwa kewirausahaan masyarakat di sektor perekonomian mikro untuk semakin memperkuat perekonomian melalui industri kecil, UMKM, dan koperasi, dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi persaingan bebas;
Mengembangkan potensi wisata yang dimiliki pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi, dan menjadikan Kabupaten Banyuwangi daerah wisata, karena selain memiliki potensi wisata yang cukup baik, kondisi sosial dan politik di Kabupaten Banyuwangi juga cukup kondusif untuk menjadikan Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah tujuan wisata, sehingga mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD);
Mempertahankan Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah pertanian/lumbung padi bagi Provinsi Jawa Timur, dengan memaksimalkan teknologi yang semakin berkembang sehingga mampu menghasilkan produk-produk pertanian yang berkualitas unggul, serta
51 memanfaatkan kerja sama dengan daerah-daerah lain di sekitar Kabupaten Banyuwangi.
b. Strategi Weakness-Opportunity (WO) yaitu strategi meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Pilihan kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah adalah sebagai berikut:
Memperbaiki kapasitas, etos kerja, dan kinerja lembaga dan pegawai di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi, dan meningkatkan partisipiasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan daerah dalam rangka memaksimalkan pelaksanaan otonomi daerah, dan meningkatkan PAD melalui Undang-undang Pajak dan Retribusi yang baru;
Melakukan reformasi birokrasi dan melakukan promosi berbagai potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi dalam rangka menarik minat investor, karena pada dasarnya kondisi sosial politik di Kabupaten Banyuwangi cukup kondusif bagi investor;
Memeratakan hasil-hasil pembangunan, dan membuat prioritas pembangunan yang paling tepat, mengingat kondisi topografi Kabupaten Banyuwangi yang kurang menguntungkan, dengan memanfaatkan kemajuan tehnologi dan dukungan dari pemerintah pusat, baik berupa dana transfer maupun program-program nasional yang diharapkan dapat menyentuh masyarakat luas.
c. Strategi Strength-Threat (ST) yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman. Pilihan kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah adalah sebagai berikut:
Mengelola dengan baik dukungan dana dari pemerintah pusat dalam bentuk transfer, kondisi geografis yang menguntungkan, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang mencukupi, potensi sumber daya alam, koordinasi dan komunikasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan para pelaku ekonomi, serta sarana dan prasarana dasar yang telah tersedia, dalam rangka mengejar ketertinggalan dari daerah-daerah lain serta sehingga mampu menghadapi globalisasi, pasar bebas, dan keterbukaan ekonomi;
Mempromosikan berbagai potensi yang ada di Kabupaten Banyuwangi, salah satunya potensi wisata dan potensi sumber daya alam untuk menarik investor ke Kabupaten Banyuwangi;
Mengembangkan jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh masyarakat untuk membangun industri kecil dan menengah yang mulai bangkit di Kabupaten Banyuwangi, dalam rangka bersaing dengan produk-produk China yang dikawatirkan mulai menyerbu pasar Indonesia.
d. Strategi Weakness-Threat (WT) yaitu strategi meminimalkan kelemahan
untuk mengatasi ancaman. Pilihan kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah adalah sebagai berikut:
Memperbaiki kapasitas, etos kerja, serta kinerja lembaga dan pegawai di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi serta melakukan reformasi birokrasi dalam rangka menyelaraskan diri dengan penegakan hukum dan reformasi birokrasi yang sedang digalakan oleh pemerintah pusat;
52 Meningkatkan PAD, memperbaiki struktur APBD, meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan, memeratakan hasil-hasil pembangunan serta menetapkan prioritas pembangunan yang paling tepat untuk mengejar ketertinggalan dari daerah-daerah lain, sehingga pada akhirnya Kabupaten Banyuwangi menjadi daerah yang mampu bersaing di pasar global;
Melakukan sosialisasi berbagai potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi dalam rangka meningkatkan investasi di Kabupaten Banyuwangi.
Selanjutnya berdasarkan pilihan strategi peningkatan daya saing yang dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, antara lain
Gambar 6.11. Ilustrasi Kebijakan Peningkatan Daya Saing Kabupaten Banyuwangi
Uraian ilustrasi kebijakan peningkatan daya saing di Kabupaten Banyuwangi lebih detail akan dijelaskan per kebijakan pada bagian berikut.
a. Penguatan Ekonomi Mikro Daerah
Secara umum permasalahan ekonomi daerah Kabupaten Banyuwangi adalah masih belum optimalnya peran sumberdaya manusia dikarenakan tingkat pendidikan dan keterampilan yang masih rendah. Fakta dan data yang ada menunjukkan bahwa masih banyak kesempatan kerja yang tidak diisi oleh pencari kerja. Hal ini antara lain disebabkan kualifikasi kompetensi pencari kerja pada umumnya belum sesuai dengan persyaratan kerja (job requirement) yang ditentukan atau yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Ketidaksesuaian antara kualifikasi kompetensi tenaga kerja dengan persyaratan kerja disebabkan antara lain karena angkatan kerja yang akan memasuki dunia kerja belum memiliki pengetahuan dan keterampilan kerja yang memadai juga masih minimnya informasi yang diperoleh tentang dunia kerja maupun informasi pasar kerja kualitas serta hubungan industrial yang belum harmonis/kondusif. Disisi lain, dunia kerja saat ini dihadapkan pada
Daya Saing Daerah Penguatan Ekonomi Mikro Optimalisasi Pengelolaan Sumberdaya Optimalisasi Pengelolaan Pariwisata Banyuwangi sebagai Lumbung padi Nasional Peningkatan
53 tantangan perubahan yang berorientasi pada sistem pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia yang bersifat multiskill, flexible dan retrainable menuju pengembangan kemampuan enterpreneurship dan long-life education. Berkaitan dengan permasalahan kompetensi, data menunjukkan bahwa kualifikasi angkatan kerja yang terindikasi pada komposisi angkatan kerja menurut pendidikan masih cukup rendah.
Strategi penguatan ekonomi mikro bertujuan untuk memanfaatkan etos kerja, keuletan, dan jiwa kewirausahaan masyarakat di sektor perekonomian mikro untuk semakin memperkuat perekonomian melalui industri kecil, UMKM, dan koperasi, dalam rangka meningkatkan daya saing sektor mikro. Implementasi kebijakan berkaitan dengan penguatan ekonomi mikro dalam upaya peningkatan daya saing adalah sebagai berikut:
No. Kegiatan Sasaran Instansi
Terkait
1 Peningkatan pelatihan keterampilan kerja bagi
pencari kerja dan tenaga kerja.
Terwujudnya sumber daya manusia yang memenuhi kebutuhan dunia kerja
2 Memfasilitasi kegiatan pendidikan dan pelatihan di semua bidang, mulai dari peningkatan keahlian dan keterampilan, desain produk, pengenalan teknologi, manajemen usaha termasuk pembukuan, pemasaran, hingga pemahaman akan HaKI. Terwujudnya sumber daya manusia yang memenuhi kebut uhan pengembangan ekonomi daerah
3 Fasilitasi kerjasama antara industri dengan lembaga pendidikan
Terwujudnya sumber daya
manusia yang memenuhi kualif ikasi kebut uhan indust ri 4 Fasilitasi kerjasama antara
industri besar dengan industri kecil dalam hal pengenalan teknologi, manajemen usaha dan pemasaran.
Terwujudnya kerjasama ant ara industri skala besar dengan
industri skala kecil menengah
dalam alih penget ahuan
5 Perbaikan pengurusan ijin bagi pelaku UMKM
Tersedianya database tentang produk dan pelaku UMKM 6 Pameran produk UMKM
daerah
Dikenalnya produk daerah dan
54 meningkatnya
kualitas produk 7 Penguatan modal usaha
melalui
insentif dan bantuan serta peningkatan akses terhadap lembaga keuangan.
Tersedianya sumber sumber permodalan yang dapat diakses oleh pelaku usaha
b. Optimalisasi Pengelolaan Sumberdaya
Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur serta memiliki sumberdaya yang melimpah. Namun demikian, sumberdaya yang ada masih belum dioptimalkan dalam rangka meningkatkan daya saing daerah. Strategi optimalisasi pengelolaan sumberdaya bertujuan untuk memanfaatkan modal dasar yang telah dimiliki oleh pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi, seperti kondisi geografis yang menguntungkan, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang mencukupi, potensi sumber daya alam, serta sarana dan prasarana dasar yang telah tersedia. Implementasi kebijakan berkaitan dengan optimalisasi pengelolaan sumberdaya dalam upaya peningkatan daya saing adalah sebagai berikut:
No. Kegiatan Sasaran Instansi Terkait
1 Penyediaan perangkat peraturan daerah yang mendukung pengelolaan sumberdaya alam Tersedianya arah dan kebijakan pengembangan dan pengelolaan sumberdaya 2 Kerjasama pengelolaan
sumberdaya alam antar daerah sekitar Terwujudnya sinergitas dan tanggungjawab bersama antar daerah; Peningkatan PAD Banyuwangi 3 Peningkatan kualitas dan
ketrampilan SDM pengelola
Meningkatnya kualitas dan ketrampilan SDM pengelola 4 Optimalisasi alokasi dana
transfer pemerintah bagi perbaikan sarana dan prasarana
Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana
55
c. Peningkatan Kinerja Lembaga
Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kapasitas, etos kerja, dan kinerja lembaga dan pegawai di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan daerah dalam rangka memaksimalkan pelaksanaan otonomi daerah, dan meningkatkan PAD melalui Undang-undang Pajak dan Retribusi yang baru. Implementasi kebijakan berkaitan dengan peningkatan kinerja lembaga dalam upaya peningkatan daya saing adalah sebagai berikut:
No. Kegiatan Sasaran Instansi Terkait
1 Menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan
menyederhanakan peraturan dan
birokrasi, serta menyediakan insentif-insentif bagi usaha.
Terwujudnya regulasi yang mendukung pengembangan usaha, serta hilangnya regulasi yang menghambat pengembangan usaha 2 Peningkatan pelayanan aparatur terhadap dunia usaha
Terwujudnya efisiensi dan efektivitas dalam membuat perijinan usaha 3 Pelibatan partisipasi
masyarakat dalam proses pembangunan Tersedianya wadah yang menampung aspirasi masyarakat
d. Optimalisasi Pengelolaan Pariwisata
Strategi ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata yang dimiliki pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi, dan menjadikan Kabupaten Banyuwangi daerah wisata, karena selain memiliki potensi wisata yang cukup baik, kondisi sosial dan politik di Kabupaten Banyuwangi juga cukup kondusif untuk menjadikan Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah tujuan wisata, sehingga mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Implementasi kebijakan berkaitan dengan optimalisasi pengelolaan pariwisata dalam upaya peningkatan daya saing adalah sebagai berikut:
No. Kegiatan Sasaran Instansi Terkait
1 Penyediaan infrastruktur pendukung pariwisata seperti hotel
Meningkatnya jumlah kamar dan fasilitas
56
No. Kegiatan Sasaran Instansi Terkait
perhotelan 2 Optimalisasi promosi pariwisata Dikenalnya objek wisata daerah dan meningkatnya kunjungan wisatawan 3 Insentif fiskal daerah begi
pelaku usaha pariwisata
Meningkatnya kreativitas pelaku usaha pariwisata
e. Mempertahankan Banyuwangi sebagai Lumbung Padi
Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah pertanian/lumbung padi bagi Provinsi Jawa Timur, dengan memaksimalkan tehnologi yang semakin berkembang sehingga mampu menghasilkan produk produk pertanian yang berkualitas unggul, serta memanfaatkan kerja sama dengan daerah-daerah lain di sekitar Kabupaten Banyuwangi. Implementasi kebijakan berkaitan dengan mempertahankan Banyuwangi sebagai lumbung padi dalam upaya peningkatan daya saing adalah sebagai berikut:
No. Kegiatan Sasaran Instansi Terkait
1 Penerapan teknologi modern dalam proses pertanian
Terciptanya teknologi moderen dalam proses pertanian 2 Monitoring stok dan
kebutuhan pangan di Banyuwangi Tersedianya database kertersediaan dan kebutuhan pangan daerah 3 Pelatihan ketrampilan dan
manajemen usaha pertanian bagi petani
Meningkatnya ketrampilan dan manajemen usaha pertanian
4 Pemberian insentif bagi pelaku usaha pertanian
Pelaku usaha menjadi kreatif dan inovatif dalam bertani 5 Penyusunan peraturan
mengenai harga jual produk pertanian yang berpihak pada petani
Tersedianya aturan yang jelas mengenai pasca panen dan harga
57