• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

1. Perumusan Strategi

Termasuk didalamnya adalah peluang dan ancaman organisasi, menetapkan kekuatan dan kelemahan organisasi, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternative dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan. Tidak

24

Fred R. David. Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), h. 12.

25

ada organisasi yang mempunyai sumber daya tak terbatas, seorang ahli strategis harus memutuskan alternative mana yang akan memberikan keuntungan bagi sebuah organisasi. Apa pun yang akan terjadi, keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama dan pengaruh jangka panjang pada sebuah organisasi.

Di dalam perumusan strategi terdapat analisi SWOT yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threaths). Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif, digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal dan eksternal. 2. Implementasi strategi

menuntut organisasi untuk menetapkan objektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotifasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Implementasi strategis sering disebut tindakan manajemen strategi. Strategi implementasi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang telah dirumuskan menjadi tindakan. Keberhasilan implementasi strategi tergantung pada kemampuan manajer untuk memotifasi karyawan, yang lebih merupakan seni ketimbang pengetahuan. Oleh sebab itu keterampilan antar pribadi menjadi sangat penting demi keberhasilan implementasi strategi.

3. Evaluasi strategi

merupakan tahap akhir dalam manajemen strategi, para manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi secara baik. Evaluasi strategi adalah suatu usaha tindakan korektif yang dilakukan untuk memastikan sasaran/tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Semua strategi dapat dimodifikasi dimasa depan karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah.26

B. Organisasi

Pengertian organisasi saat ini telah bergeser dari pengertian organisasi yang sesungguhnya. Pengertian sederhana organisasi adalah suatu kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Pengertian sederhana tersebut telah bergeser. Pada masa sekarang organisasi lebih dikenal sebagai suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Ciri-ciri utama dalam organisasi berdasarkan pengertian sederhana tersebut adalah:27

1. Terdiri dari dua orang atau lebih, 2. Ada kerja sama,

3. Ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain, dan 4. Ada tujuan yang ingin dicapai.

26

Fred R.David. Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), h. 5.

27

Ati Cahayani. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003), h. 2.

Schein mangatakan orgaisasi merupakan suatu sistem terbuka, yang memiliki interaksi konstan dengan lingkungannya, serta terdiri dari banyak sub-grup, unit-unit jabatan, susunan hierarki serta segmen yang tersebar secara geografis. Pendapat Schein sedikit mirip dengan pendapat Monir H. Thayeb yang menyatakan, organisasi dapat dilihat dengan 2 cara yang berbeda. Cara pertama adalah melihat organisasi sebagai suatu system terbuka dan kedua adalah melihat organisasi sebagai sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.28

Terdapat banyak jenis organisasi, salah satunya adalah organisasi pelayanan sosial atau lebih dikenal human service organizations (HSO) dimana organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. HSO memiliki ruang lingkup yang lebih luas meliputi organisasi pemerintah (government organizations), organisasi non pemerintah (non government organizations), maupun pihak swasta (private organizations) yang memperhatikan masalah-masalah sosial dan masalah kesejahteraan sosial dalam arti sempit seperti masalah yang terkait dengan prostitusi, anak jalanan, tuna netra, tuna rungu dan tuna grahita.29

Organisasi pelayanan sosial dibedakan dengan birokrasi, salah satunya karena fakta bahwa “bahan dasar” terdiri dari manusia dan dapat dibedakan oleh transformasi yang mereka tujukan dalam diri klien. Oleh karena itu, organisasi pelayanan sosial dapat diklasifikasikan berdasarkan dua dimensi berikut:

28

Ibid. h. 3. 29

Isbandi Rukminto. Ilmu Kesejahteraan sosial dan Pekerja Sosial, (Jakarta: FISIP UI Press, 2005), h. 86-87.

1. Tipe klien yang dilayani

Hasenfeld membagi tipe klien menjadi dua, yaitu:

Normal Funcsioning (berfungsi secara normal) yaitu organisasi yang mandat utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesejahtaraan orang-orang yang dipandang berfungsi secara baik.

Malfuncsioning (kurang berfungsi secara baik) yaitu organisasi yang mandat utamanya adalah mengontrol, mengurangi dan memperbaiki penyakit atau penyimpangan orang-orang yang dipandang kurang berfungsi secara baik.

2. Teknologi transformasi (seperti prosedur-prosedur dan teknik-teknik yang mereka gunakan untuk membawa perubahan dalam diri klien).

Hasenfeld membagi tipe teknologi transformasi organisasi menjadi tiga, yaitu:

People-processing technologies

Teknologi ini berusaha mentransformasi klien bukan dengan mengubah sifat-sifat mereka, akan tetapi dengan memberikan mereka suatu label sosial dan status publik yang membangkitkan reaksi-reaksi yang bermanfaat dari unit sosial yang lain. misalnya penyandang masalah akan mendapatkan perlakuan tertentu dari organisasi bentuknya dengan membuat

diagram masalah bahwa orang tersebut akan kelihatan memiliki masalah tertentu.

People-sustaining technologies

Teknologi ini berusaha mencegah, memelihara dan memperlambat memburuknya kesejahteraan personal klien tanpa merubah ciri-ciri orang tersebut. Misalnya pelayanan dukungan kepada panti asuhan, pelayanan akomodasi.

People-changing technologies

Teknologi ini bertujuan secara langsung mengubah sifat-sifat klien dalam rangka memperbaiki kesejahteraan mereka. Misalnya melakukan terapi individual atau terapi kelompok, memberikan konseling, perawatan penyakit, rehabilitasi pekerjaan, sosialisasi.

People-controling technologies

Teknologi ini malakukan aktivitas dalam mengontrol, membatasi atau dalam beberapa hal menekan prilaku orang tertentu. Misalnya lembaga pemasyarakatan, pelayanan koreksional, rumah sakit. 30

30

Yeheskel Hasenfeld. Human Service Organizat ions, (USA: Prent ice Hall, inc, 1974), h.

People processing

People

sustaining People changing

People controling Fungsional BPS Badan Akreditasi Jaminan sosial Rumah peristirahatan Sekolah umum Pramuka PKBI Pelayanan koreksional Malfunctio ning Klinik diagnostik Pengadilan anak Rumah perawatan Panti asuhan Rumah sakit Pusat rehabilitasi korbanNarkotika Rumah sakit Lembaga pemasyaraka tan

Table 2.1 Tipologi Organisasi Pelayanan Manusia

C. Perkembangan Anak

Anak-anak pada dasarnya baik. Karena anak-anak pada dasarnya baik, mereka seharusnya diizinkan tumbuh secara alami. Masa kanak-kanak merupakan masa yang unik dan sangat hidup, yang meletakkan dasar penting bagi tahun-tahun dewasa. Era modern dalam mempelajari anak dimulai dengan munculnya beberapa perkembangan penting di akhir tahun 1800-an. Sejak saat itu studi perkembangan anak berubah menjadi ilmu yang berkelas, dengan tori-teori utama dan teknik serta metode studi yang elegan, yang membantu menyusun pemikiran tentang perkembangan anak.

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati. Pengertian lainnya adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan

berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).31

Perkembangan itu secara umum mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : a. Terjadi perubahan dalam aspek fisik yaitu perubahan dalam tinggi

badan serta organ-organ tubuh lainnya. Aspek psikis yaitu semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan berfikir, mengingat serta menggunakan imajinasi kreatifnya. b. Terjadi perubahan dalam proporsi seperti anak yang tumbuh sesuai

dengan fase perkembangannya dan pada usia remaja proporsi tumbuh anak mendekati proporsi tubuh usia remaja. Perubahan imajinasi yang fantasi ke realitas, dan perubahan perhatiannya dari yang tertuju pada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain (kelompok teman sebaya).

c. Lenyapnya tanda-tanda lama seperti menghilangnya kelenjar Thymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak pada bagian dada, gigi susu, dan prilaku implusif (dorongan untuk bertindak sebelum berfikir).

d. Diperolehnya tanda-tanda baru seperti pergantian gigi, karakteristik seks pada usia remaja, baik primer (menstruasi pada anak wanita dan mimpi “basah” pada anak laki-laki), maupun skunder (perubahan pada anggota tubuh seperti pinggul dan buah dada pada wanita dan kumis, jakun dan suara pada anak laki-laki.32

31

Syamsu Yusuf LN. Psikologi perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 15.

32

Beberapa psikolog berpendapat bahwa terdapat kesamaan antara perkembangan dan pertumbuhan. Tetapi ada juga psikolog yang lebih suka menggunakan istilah perkembangan seperti H. Wekner yang mengatakan istilah perkembangan (development) menunjukkan pada perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap. Adapun kesamaan antara pertumbuhan dan perkembangan adalah dari kedua istilah tersebut menunjukkan adanya proses tertentu dan terjadinya perubahan-perubahan menuju kedepan (taraf yang lebih tinggi), serta tidak dapat begitu saja diulang kembali. Sedangkan perbedaan diantara keduanya yaitu dimana perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan bersifat kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material, melainkan pada segi fungsional. Sedangkan pertumbuhan sebaliknya perubahan bersifat kuantitatif dan perkembangan menekankan pada material.33

Pada masa perkembangan pasti akan melewati fase-fase perkembangan yang dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentan perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Secara garis besar fase-fase perkembangan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu proses biologis menghasilkan perubahan pada tubuh seseorang. Gen yang diwarisi dari orang tua, perkembangan otak, pertambahan tinggi dan berat badan, keterampilan motorik dan perubahan hormone pada masa puber mencerminkan peran proses biologis dalam perkembangan. Proses kognitif menggambarkan perubahan dalam pikiran, inteligensi dan bahasa seseorang. Tugas-tugas seperti mengawasi ayunan

33

Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2005), h. 4-7.

bergerak di atas kotak bayi, menggabungkan kalimat dengan dua kata, mengingat puisi, menyelesaikan soal matematika dan membayangkan bagaimana rasanya menjadi bintang film, semua itu merupakan proses kogniti. Proses sosial-emosi (socioemotional process) melibatkan perubahan dalam hubungan seseorang dengan orang lain, perubahan emosi, dan perubahan dalam kepribadian. Senyum seorang bayi karena sentuhan ibunya, seorang anak laki-laki pada teman bermainnya, perkembangan rasa arsertif seorang anak perempuan, semua itu mencerminkan perkembangan sosial-emosi.34

D. Faktor-Faktor Perkembangan Anak

Dalam proses pertumbuhan maupun perkembangan anak dalam kenyataannya memang tidak dapat dihindari adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya. Baik dalam proses pertumbuhan/biologisnya ataupun proses perkembangan (psikisnya) dari seorang anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan terbagi menjadi dua yaitu hereditas atau keturunan yang merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang dan lingkungan (environment).

1. Hereditas (keturunan/pembawaan)

Hereditas memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak lahir kedunia ini membawa berbagai ragam keturunan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau nenek dan kakek. Keturunan dibawa anak sejak dari kandungan sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan selebihnya

34

John W. Santrock. Perkembangan Anak, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2007), h. 18-19.

berasal dari nenek dan moyangnya kedua belah pihak (ibu dan bapaknya). Macam-macam keturunan yang diturunkan meliputi :

a) Bentuk tubuh dan warna kulit

Misalnya anak lahir dengan rambut keriting dengan membawa sifat keturunan dari ibu maupun ayahnya yang berambut keriting, bagaimanapun berusaha meluruskan akhirnya akan kembali menjadi keriting. b) Sifat-sifat

Berbagai macam sifat yang dimiliki manusia, misalnya : penyabar, pemarah, kikir, pemboros, hemat, dan sebagainya. Sifat tersebut dapat dilihat sejak kecil dan ada pula saat sudah dewasa. Sifat sangat berbeda dengan kebiasaan. Sifat sangat sukar untuk diubah, sedangkan kebiasaan dapat diubah setiap saat bila dikehendaki dengan sungguh-sungguh.

c) Intelegensi

Intelegensi adalah kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah. Kemampuan ini meliputi kemampuan abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami, mengingat, berbahasa, dan sebagainya.

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol di antara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki

seseorang. Kemampuan khusus ini biasanya berbentuk keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya kemampuan khusus (bakat) dalam bidang seni, teknik, keguruan, olahraga, matematika, bahasa, ekonomi, dan sebagainya.

e) Penyakit atau cacat tubuh

Beberapa penyakit atau cacat tubuh bisa berasal dari turunan, seperti penyakit kebutaan, saraf dan luka yang sulit kering.35

2. Faktor Lingkungan

Urie Bronfrenbrenner dan Ann Crounter mengemukakan bahwa lingkungan perkembangan merupakan “berbagai peristiwa, situasi atau kondisi diluar organisme yang diduga mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan individu”. Lingkungan ini terdiri atas : fisik meliputi segala sesuatu dari molekul yang ada disekitar janin sebelum lahir sampai kepada rancangan arsitektur suatu rumah, dan sosial meliputi seluruh manusia yang secara potensial mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan individu.36

Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak bergantung pada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. Ada beberapa macam

35

Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 47-55.

36

Syamsu Yusuf LN. Psikologi perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 35.

lingkungan yang ada disekitar anak untuk pertumbuhan dan perkembangan yaitu :

a) Keluarga

Shigelman dan Shaffer mendefinisikan keluarga sebagai unit sosial terkecil yang bersifat universal, artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia (universe) atau sesuatu sistem sosial yang lebih besar.37 Peran keluarga dalam perkembangan dan pertumbuhan anak sangat penting dikarenakan anak yang dibesarkan pada lingkungan keluarga berada umumnya sehat dan cepat pertumbuhan badannya dibandingkan dengan anak dari keluarga yang kurang mampu (miskin).

Fungsi keluarga secara psikososiologis sebagai (1) pemberi rasa aman dan bagi anak dan anggota keluarga lainnya, (2) sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis, (3) sumber kasih saying dan penerimaan, (4) model pola prilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik, (5) pemberi bimbingan bagi pengembangan prilaku yang secara sosial dianggap tepat, (6) pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, (7) pemberi bimbingan dalam

37

pembelajaran motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri, (8) stimulator bagi pengembangan kemapuan anak untuk mencapai prestasi, baik disekolah maupun di masyarakat, (9) pembimbing dalam mengembangkan aspirasi, dan (10) sumber persahabatan/teman bermain bagi anak samapai cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah, atau persahabatan di luar rumah tidak memungkinkan.38 b) Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional maupun sosial.

Di sekolah peran guru sangat penting karena sebagai pengganti orang tua dalam membimbing dan mengenbangkan potensi anak. Kualitas guru sangat diperlukan menyangkut kemajuan anak didiknya (siswa) dalam mengembangkan potensi.

c) Kelompok teman sebaya

Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai peranan yang cukup

38

penting bagi perkembangan kepribadiannya. Hal-hal yang dapat dipelajarinya dari lingkungan teman sebaya ini anak dapat memahami orang lain, menjalani hubungan sosial yang lebih baik, memiliki kemampuan untuk memikirkan tentang perasaan, pikiran, motif, tingkah laku dirinya dan orang lain.

d) Masyarakat

Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Anak-anak yang dibesarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan anak desa. Anak kota pada umumnya lebih bersifat dinamis dan aktif bila dibandingkan dengan anak desa yang cenderung bersifat statis dan lamban. Anak kota lebih berani mengemukakan pendapatnya, ramah dan luwes sikapnya dalam pergaulan sehari-hari. Sementara anak desa umumnya kurang berani mengekuarkan pendapat, agak penakut, pemalu, dan kaku dalam pergaulan.

e) Keadaan alam sekitar

Keadaan alam sekitar tempat anak tinggal juga berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Keadaan alam sekitar adalah lokasi tempat anak bertempat tinggal, di desa atau di kota, ditepi pantai atau di pegunungan. Keadaan alam yang berbeda akan

berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir atau kejiwaan anak.

Lingkungan sangat besar artinya bagi setiap pertumbuhan fisik. Sejak individu berada dalam konsepsi, lingkungan telah ikut member andil bagi proses pembuahan/pertumbuhan. Suhu, makanan, keadaan gizi, vitamin, mineral, kesehatan jasmani, aktivitas, dan sebagainya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan.39

E. Potensi Diri

Potensi diri dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih terpendam didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut. Dengan demikian, potensi diri masusia adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang masih terpendam didalam dirinya, yang menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaatnyata dalam kehidupan diri manusia. Apabila pengertian potensi diri manusia dikaitkan dengan penciptaan manusia Allah SWT, maka potensi diri manusia dapat diberi pengertian sebagai “kemampuan dasar manusia yang telah diberikan oleh Allah SWT sejak dalam kandungan ibunya sampai pada saat tertentu (akhir hayatnya), yang masih terpendam dalam dirinya

39

Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 55-56.

menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia di dunia ini dan di akhirat nanti”.40

Jadi potensi diri manusia adalah sesuatu kekuatan atau kemampuan dasar manusia yang telah berada dalam dirinya, yang siap untuk direalisasikan menjadi kekuatan dan manfaat nyata dalam kehidupan manusia di muka bumi ini, sesuai dengan tujuan penciptaan manusia oleh sang Maha Pencipta Allah SWT.41

Menurt Joyce Meyer, potensi diri merupakan kecemerlangan yang ada di dalam diri individu, namun masih belum terwujud dalam realita. Dengan kata lain, individu yang memiliki potensi diri sesungguhnya mempunyai sejumlah elemen yang dibutuhkan bagi pencapaian sebuah keberhasilan, tetepai elemen-elemen itu masih belum teraktifkan. Apapun kemampuan yang ada pada diri manusia kembangkan segera, agar kemampuan tersebut tidak terpendam menjadi sia-sia.42

Sistem pendidikan yang baik dapat membantu lahirnya individu-individu yang unik. Sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan para peserta didiknya sehingga mereka mampu mengembangkan segenap potensi diri sekaligus mendorong tumbuh dan berkembangnya kreatifitas mereka sebagai individu-individu yang unik dan berbeda-beda dari yang lain.43

Potensi diri terkait erat dengan bakat yang kita miliki, bakat yang dimiliki seseorang pada dasarnya terkait dua hal. Pertama, kemampuan alami

40 Slamet Wiyono, Ak., M.B.K, Manajemen Potensi Diri, (Jakarta: Gramedia, 2006), h. 37-38.

41

Ibid. h. 39.

42

Djoko Subiarto, Gali Rahasia Potensi Diri, (T.tp.: by Leaf Production, 2011), h. 7.

43

yang khusus dan kedua, kekuatan untuk menggapai sebuah prestasi atau kesuksesan.44 Bakat yang dimiliki seseorang dapat saja sangat berbeda dengan bakat yang dimiliki orang lainnya. Bidang kehidupan yang kita arungi ini sangatlah luas. Maka, bakat itu pun sama luasnya dengan bidang kehidupan yang ada. Jadi, bakat merupakan kemampuan alami yang khusus atau kemampuan untuk menggapai kesuksesan.45

Ny. Yoesoef Noesyirwan (1987) menggolongkan jenis bakat atau kemampuan menurut fungsi atau aspek-aspek yang terlibat dan menurut prestasinya. Berdasarkan fungsi dan aspek-aspek yang terlibat dalam berbagaimacam prestasi, bakat dapat dibedakan dalam46 :

a. Bakat yang lebih berdasarkan psikofisik, yaitu kemampuan yang berakar pada jasmaniah sebagai dasar fundamen bakat, seperti kemampuan pengindraan atau ketajaman panca indra, kemampuan motorik, kekuatan badan, kelincahan jasmani, ketangkasan, keterampilan, dan anggota badan.

b. Bakat kejiwaan yang bersifat umum, yaitu kemampuan ingatan, daya khayal atau imajinasi dan intelegensi (kecerdasan).

c. Bakat yang lebih berdasarkan pada alam perasaan dan kemauan. Bakat ini berhubungan erat dengan watak, seperti kemampuan mengasihi, kemampuan merasakan atau mengkhayati perasaan orang lain. 44 Ibid. h. 20. 45 Ibid. h. 23. 46

Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, Januari, 2005), h. 197.

Sebagaimana telah diterangkan dalam mengenal tingkah laku manusia, bahwa sesuatu karya atau prestasi memerlukan adanya kemampuan atau bakat dan motivasi atau kemauan. Sebagian dari bakat itu secara potensial sudah ada sejak lahir dan sebagian lagi didapat atau muncul melalui pertumbuhan dan perkembangan.47

Minat dan bakat seringkali dijadikan satu. Padahal keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus.nbakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat untuk hal tersebut atau hal yang berkaitan dengan bidang yang akan ditekuni.48 Memperhatikan bakat dan minat anak membutuhkan usaha yang serius dan berkesinambungan. Dengan mengembangkan minat, bakat dan memberi bimbingan karir sejak dini, anak akan semakin menyadari mengenai apa yang dia suka dan mampu melakukan hal tersebut. Dan, akan menjadi lebih jelas pendidikan atau pekerjaan apa yang mungkin akan ditekuninya.

Banyak anak tidak selalu mudah menemukan bakat dan minat yang tetap karena beberapa hal berikut :

a. Anak belum menjajaki kemampuan, bakat, serta minatnya.

b. Kurangnya wawasan bidang studi atau lapangan pekerjaan yang ada.

47

Ibid. h. 199.

48

Bunda Lucy, mendidik Sesuai Dengan Minat dan Bakat Anak, (Jakarta.: PT Tangga Pustaka, 2009), h. 59-60.

c. Tidak adanya masukan dari lingkungan mengenai kelebihan dalam kemampuan atau bakatnya. Anak belajar tanpa mengetahui kegunaan dan tujuan dari bidang studi yag dipelajarinya,

d. Bidang yang diminati dan bakat yang dimiliki bervariasi dan kurang spesifik.

e. Bakat yang belum terasah atau kurang mendapatkan kesempatan untuk dikembangkan sehingga tidak tampak.

f. Perasaan tidak mampu atau tidak barbakat dari pribadi yang bersangkutan ataupun dari lingkungannya.

Jadi, manusia memiliki banyak kemampuan dan bakat yang masih merupakan potensi, tetapi hanya sedikit sekali dari kemampuan tersebut bisa terwujud.49

Dalam potensi diri anak pastinya ada kecerdasan yang istimewa.

Dokumen terkait