muHammaD arfan Dan azimaH DianaH
PERUSAHAAN a Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebelum tahun
2006 dan sampai tahun 2008 tidak pernah didelist b. Perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial
113 (56) c. Perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial
d. Perusahaan yang memiliki ekuitas negatif
57 (22)
Total Populasi Sasaran 35
Jumlah anggota dewan komisaris perusahaan yang bertanggung jawab dan berwenang mengawasi tindakan manajemen dan memberikan nasehat kepada manajemen jika dipandang perlu oleh dewan komisaris (Beiner et al., 2003). Variabel Dewan Komisaris menggunakan skala rasio. metode analisis
analisis dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier berganda yang menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen. analisis ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, set peluang investasi, dan dewan komisaris terhadap nilai perusahaan. Data diproses dengan menggunakan balanced pooled data atau balanced panel data. Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Y= α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 +ε Dimana: Y = Nilai Perusahaan α = Konstanta β1, β2, β3 = Koeisien Regresi X1 = Kepemilikan Manajerial X2 = Set Peluang Investasi X3 = Dewan Komisaris
ε = Epsilon
rancangan Pengujian Hipotesis
untuk melihat pengaruh variabel independen (kepemilikan manajerial, set peluang investasi dan dewan komisaris) terhadap variabel dependen (nilai perusahaan) dilakukan dengan dua cara yaitu uji secara bersama-sama dan uji secara parsial. Oleh karena penelitian ini menggunakan metode sensus, maka tidak
dilakukan uji signiikan, baik uji-F untuk
pengaruh secara bersama-sama maupun uji-
t untuk pengaruh secara parsial. Kesimpulan
diambil langsung dari nilai koeisien regresi
masing-masing variabel independen. untuk menguji pengaruh secara bersama- sama dirumuskan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipo- tesis alternatif (Ha)
Ho: β1=β2=β3=0 ; Kepemilikan mana- jerial, set peluang investasi, dan dewan komisaris secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang ter- daftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha: Paling sedikit ada satu βi ≠ 0 ; i = 1,2,3. Kepemilikan Manajerial, set peluang in- vestasi dan dewan komisaris secara ber- sama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufak- tur yang terdaftar di Bursa Efek Indone- sia.
2. Menentukan kriteria peneriamaan dan penolakan hipotesis.
Kriteria penerimaan dan penolakan hi- potesis adalah sebagai berikut:
Jika βi (i=1,2,3) = 0 ; H0 diterima (Ha dito- lak).
Jika paling sedikit ada satu βi (i=1,2,3) ≠ 0
H0 ditolak (Ha diterima).
H0 diterima artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, sedangkan H0 ditolak berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh ter- hadap variabel dependen.
Selanjutnya untuk menguji secara parsial dirumuskan langkah-langkah sebagai berikut :
H01: β1=0; Kepemiikan manajerial tidak ber- pengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang ter- daftar di Bursa Efek Indonesia.
(Total Aset–Total Ekuitas) + (Jumlah Saham Beredar x Closing Price) Total Aset
Ha1: β1≠0; Kepemilikan manajerial berpeng- aruh terhadap nilai perusahaan manu- faktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H02: β2=0; Set peluang investasi tidak ber- pengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang ter- daftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha2:β2≠0; Set peluang investasi berpenga- ruh terhadap nilai perusahaan pada pe- rusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H03: β3=0; Dewan komisaris tidak berpenga- ruh terhadap nilai perusahaan pada pe- rusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha3: β3≠0; Dewan Komisaris berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusa- haan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis.
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :
Jika βi (i = 1,2,3) = 0 : H0 diterima (Ha dito- lak)
Jika βi (i = 1,2,3) ≠ 0 : H0 ditolak (Ha diteri- ma)
Ho diterima (Ha ditolak) artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, sedangkan Ho ditolak (Ha diterima) artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
Hasil PEnElitian
Deskripsi data penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat nilai terendah, tertinggi, dan rata-rata dari variabel yang diteliti dengan 105 observasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2006-2008. Nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan rasio PBV diperoleh nilai terendah sebesar 0,0018. Nilai tertinggi sebesar 0,191, dan nilai rata-rata diperoleh sebesar 0,0195. Kepemilikan manajerial mempunyai nilai terendah sebesar 0,0001, nilai tertinggi sebesar 0,2560, dan nilai rata-rata sebesar 0,0399. Set Peluang investasi mempunyai nilai terendah sebesar 0,00052, nilai tertinggi sebesar 0,0297, dan nilai rata-rata sebesar 0,0131. Dewan Komisaris mempunyai nilai terendah sebesar 2, nilai tertinggi sebesar 12, dan nilai rata-rata sebesar 4,31.
Hasil Pengujian Hipotesis
Berhubung penelitian ini menggunakan metode sensus, tidak dilakukan pengujian
signiikansi terhadap nilai koeisien regresi yang diperoleh, karena nilai koeisien
regresi yang diperoleh adalah nilai
koeisien regresi yang sesungguhnya dari
populasi. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) 17.0 for Windows Evolution Version, pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3 dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 0.610 – 0.065 X1 + 1.380 X2 + 0.972 X3 + ε
tabel 2 Deskripsi Data Penelitian
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Nilai Perusahaan .0018 .1913 .0195 3.13820 105
Kepemilikan Manajerial .0001 .2560 .0399 6.68188 105 Set Peluang Investasi .00052 .0297 .0131 .54221 105
Hasil Pengujian secara Bersama-sama Pengujian secara bersama-sama dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Berhubung penelitian ini menggunakan metode sensus, maka untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel independen
tidak dilakukan pengujian signiikansi.
Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis, Ha diterima jika paling sedikit ada satu βi≠0 (i=1,2,3) yang berarti bahwa terdapat salah
satu nilai β dari ketiga variabel independen
yaitu kepemilikan manajerial, set peluang investasi, dan dewan komisaris yang nilainya tidak sama dengan nol. Sebaliknya H0 diterima jika βi (i=1,2,3)=0, maksudnya H0 diterima jika nilai β dari ketiga variabel independen yaitu kepemilikan manajerial, set peluang investasi, dan dewan komisaris adalah sama dengan nol.
Nilai β dari ketiga variabel independen
yaitu kepemilikan manajerial, set peluang investasi, dan dewan komisaris dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 didapatkan
hasil bahwa βi ≠0, yaitu β1= -0,065, β2= 1,380
, β3= 0,972. Ini artinya Ha diterima, sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kepemilikan manajerial, set peluang investasi, dan dewan komisaris secara
bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan. untuk melihat seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen dapat digunakan nilai
koeisien determinasi (R square) sebagaimana disajikan pada Tabel 4.
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai R Square diperoleh sebesar 0,115 atau sebesar 11,5%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 11,5% variabel nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemilikan manajerial, set peluang investasi dan dewan komisaris, sedangkan 88,5% sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
Pengaruh Kepemilikan manajerial terhadap nilai Perusahaan
Berdasarkan Tabel 3 nilai koeisien
regresi pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan (Y) sebesar -0.065. Berhubung penelitian ini menggunakan metode sensus, tidak dilakukan pengujian
signiikansi terhadap nilai koefsien regresi tersebut, karena nilai koeisien regresi yang diperoleh adalah nilai koeisien regresi yang sesungguhnya dari populasi. Nilai koeisien
regresi sebesar -0.065 menunjukkan bahwa
tabel 3
Hasil Pengujian Hipotesis
Y=0.610 - 0.065 X1 + 1.380 X2 + 0.972 X3 + ε
Nama Variabel B Standar Error
Konstanta (a) 0.610 1.002
Kepemilikan Manajerial (X1) -0.065 0.045
Set Peluang Investasi (X2) 1.380 0.547
Dewan komisaris (X3) 0.972 0.671
a Predictors: (Constant), kepemilikan manajerial, set peluang investasi dan dewan komisaris. b. dependen variabel: nilai perusahaan
tabel 4
Nilai Koeisien Determinasi
model summary (b)
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error of the Estimate
1 .339a .115 .089 2.99597
a. Predictors: (Constant), Dewan Komisaris, Set Peluang Investasi, Kepemilikan Manajerial b. Dependent Variabel: Y
koeisien regresi kepemilikan manajerial
terhadap nilai perusahaan tidak sama
dengan nol (β1 ≠ 0).
Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis, syarat untuk menyatakan bahwa kepemilikan manajerial (X1) berpengaruh
terhadap nilai perusahaan (Y) apabila β1 ≠ 0. Mengacu pada syarat tersebut, hasil
penelitian ini menolak Ho (hipotesis nol) atau menerima Ha (hipotesis alternatif). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Setiap adanya kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1 (satu) satuan akan mengakibatkan penurunan terhadap nilai perusahaan sebesar 0.065 satuan, dengan asumsi variabel set peluang investasi dan dewan komisaris adalah konstan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Lassfer dan faccio (1999) yang menemukan hubungan yang negatif antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan. Hasil pengujiannya menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh negatif signiikan terhadap
nilai perusahaan. Peningkatan kepemilikan manajerial akan membawa respon yang kurang terhadap pasar, pasar beranggapan bahwa peningkatan proporsi kepemilikan menyebabkan kinerja perusahaan yang lebih berorientasi pada kepentingan pihak manajer sehingga kepentingan di luar pihak tersebut akan diabaikan. Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudarma (2004) yang menyimpulkan bahwa struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional) berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh set Peluang investasi terhadap nilai Perusahaan
Berdasarkan Tabel 3 nilai koeisien
regresi pengaruh set peluang investasi (X2) terhadap nilai perusahaan (Y) sebesar 1,380. Berhubung penelitian ini menggunakan
metode sensus, tidak dilakukan pengujian
signiikansi terhadap nilai koefsien regresi tersebut, karena nilai koeisien regresi yang diperoleh adalah nilai koeisien regresi yang sesungguhnya dari populasi. Nilai koeisien
regresi sebesar 1,380 menunjukkan bahwa
koeisien regresi set peluang investasi
terhadap nilai perusahaan tidak sama
dengan nol (β2 ≠ 0).
Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis, syarat untuk menyatakan bahwa set peluang investasi (X2) berpengaruh
terhadap nilai perusahaan (Y) apabila β2 ≠ 0. Mengacu pada syarat tersebut, hasil
penelitian ini menerima Ha (hipotesis alternatif) atau menolak H0 (hipotesis nol). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa set peluang investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Setiap adanya kenaikan set peluang investasi sebesar 1 (satu) satuan akan mengakibatkan kenaikan terhadap nilai perusahaan sebesar 1,380 satuan, dengan asumsi variabel kepemilikan manajerial dan dewan komisaris adalah konstan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasnawati (2005) yang menyimpulkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa semakin besar tingkatan set peluang investasi maka akan berpengaruh terhadap naiknya nilai perusahaan. Tingkat peluang investasi yang tinggi pada suatu perusahaan akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut. Persepsi investor terhadap perusahaan tersebut akan naik dan akan berpengaruh terhadap permintaan saham perusahaan. Oleh karena itu peningkatan peluang investasi akan direspon positif oleh investor. Hal ini mendukung pernyataan bahwa set peluang investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (Haruman, 2008).
Pengaruh Dewan Komisaris terhadap nilai Perusahaan
Berdasarkan Tabel 3 nilai koeisien
regresi pengaruh dewan komisaris (X3) terhadap nilai perusahaan (Y) sebesar 0,972. Berhubung penelitian ini menggunakan metode sensus, tidak dilakukan pengujian
signiikansi terhadap nilai koefsien regresi tersebut, karena nilai koeisien regresi yang diperoleh adalah nilai koeisien regresi yang sesungguhnya dari populasi. Nilai koeisien
regresi sebesar 0,972 menunjukkan bahwa
koeisien regresi dewan komisaris terhadap nilai perusahaan sama dengan nol (β3 = 0).
Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis, syarat untuk menyatakan bahwa dewan komisaris (X3) berpengaruh terhadap
nilai perusahaan (Y) apabila β3 = 0. Mengacu pada syarat tersebut, hasil penelitian ini menerima Ho (hipotesis nol) atau menolak Ha (hipotesis alternatif). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dewan komisaris berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Setiap adanya kenaikan dewan komisaris sebesar 1 (satu) satuan akan mengakibatkan kenaikan terhadap nilai perusahaan sebesar 0,972 satuan, dengan asumsi variabel kepemilikan manajerial dan set peluang investasi adalah konstan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati dan riyanto (2005) yang memiliki hubungan positif antara dewan komisaris dengan nilai perusahaan. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa hubungan antara jumlah anggota dewan komisaris dengan nilai perusahaan didukung oleh perspektif fungsi service dan kontrol yang diberikan dewan komisaris. ukuran dewan komisaris juga dapat mempengaruhi kemampuan memonitor proses pelaporan keuangan seperti penelitian Midiastuty (2003) sebagaimana dikutip oleh Mudjiyanti (2005) yang menyimpulkan bahwa mekanisme kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan ukuran atau jumlah dewan mampu mengurangi
konlik kepentingan antara stakeholders dan
meningkatkan kepercayaan investor. KEsimPulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kepemilikan manajerial, set peluang in- vestasi, dan dewan komisaris secara ber- sama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufak- tur yang terdaftar di Bursa Efek Indone- sia.
2. Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Set peluang investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada perusa- haan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Dewan komisaris berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada perusa- haan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
KEtErBatasan
Beberapa keterbatasan yang dikemukakan dalam penelitian ini:
1. Penelitian ini hanya meneliti perusa- haan manufaktur yang terdaftar di BEI, sehingga hasilnya tidak dapat digeneral- isasikan untuk perusahaan-perusahaan lainnya yang terdaftar di BEI.
2. Penelitian ini menggunakan balanced pan- el data untuk 3 tahun pengamatan. Peng- gunaan balanced panel data dapat menye- babkan jumlah populasi sasaran (jumlah pengamatan) menjadi sedikit.
3. Variabel independen yang diteliti han- ya terdiri dari tiga variabel independen yaitu kepemilikan manajerial, set pelu- ang investasi dan dewan komisaris, yang
menunjukkan koeisien determinasi san- gat kecil yaitu sebesar 11,5% dan sisanya sebesar 88,5%.
4. Penelitian ini hanya melihat pengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksi- kan dengan rasio price book value (PBV).
saran
Setelah mempelajari hasil penelitian ini ada beberapa saran yang patut dikemukakan sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan terhadap seluruh perusahaan yang ter- daftar di BEI atau dapat dilakukan terha- dap perusahaan keuangan dan perusa- haan perdagangan agar hasil penelitian selanjutnya dapat lebih bervariasi serta kesimpulan yang dihasilkan memiliki cakupan yang lebih luas yaitu tidak han- ya perusahaan manufaktur saja.
2. Penelitian selanjutnya perlu mempertim- bangkan rentang waktu penelitian yang lebih lama atau menggunakan unbalanced panel data agar pengamatan yang dilaku-
kan lebih luas.
3. Secara bersama-sama variabel indepen- den dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan variabel dependen sebe- sar 11,5%, sedangkan sisanya sebesar 88,5% masih dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. untuk memperkuat daya penjelasnya (pengaruhnya) ada baiknya penelitian selanjutnya dapat menambah- kan variabel independen lainnya seperti kepemilikan institusional, komite audit, variabel keputusan keuangan, dan lain- lain yang mungkin dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan sekaligus dapat me-
ningkatkan nilai koeisien determinasi.
4. Pada penelitian selanjutnya dapat juga menggunakan proksi pengukuran ni- lai perusahaan selain rasio PBV seperti menggunakan Tobin’s Q atau proksi pen- gukuran kinerja lainnya.
rEfErEnsi
adam, Tim & Vidhan K. Goyal. 2000. The Investment Opportunity Set and It’s Proxy Variables: Theory and Evidence. Hongkong: university of Science and Technology. Working Paper. Beiner. S., W. Drobetz, f. Schmid & H. zimmermann. 2003. Is Board Size an Independent
Corporate Governance Mechanism. http://www.wwz.unibaz.ch/coi/publications/ papers/2003/06.03.pdf.
Brigham, Eugene f & Joel f Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Buku II. Edisi Kedelapan. alih Bahasa : Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga.
Christiawan, Yulius Jogi & Josua Tarigan. 2007. ”Kepemilikan Manajerial : Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No.1, 1-8.
Domash, Harry. 2009. Fire your Stock Analyst: Analyzing Stocks on Your Own. Second Edition. New Jersey: ft. Press.
fala, amalia Dwiyana. 2007. Pengaruh Konservatisme akuntansi Terhadap Penilaian Ekuitas Perusahaan Dimoderasi oleh Good Corporate Governance. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X, Makassar.
fuerst, Oren & Hyon Kang-Sok. 2000. “Corporate Governance Expected Operating Performance, and Pricing”, Working Papers. Yale School of management, 1-138.
Haruman, Tendi. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI, (Pontianak).
Hasnawati, Sri. 2005. ‘Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia (JAAI), Vol. 9 No. 2, 117-126. Herujito, M. Yayat. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Gramedia.
Herwidayatmo. 2000. Implementasi Good Corporate Governance untuk Perusahaan Publik di Indonesia. Usahawan, 25-32.
Husnan, Suad. 1996. Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi ke 2, Yogyakarta: BPfE Yogyakarta.
Itturiaga, f. J.L. & J.a.r. Sanz. 1998. “Ownership Structure, Corporate Value and firm Investment: a Spanish firms Simultaneous Equation analysis”. Working Paper universidad de Valladolid,1-32.
Jensen, M.C. 1993. “The Modern Industrial revolution, Exit, and the failure of Internal Control System”. Journal of Finance, Vol. 48, July, 831-880.
Jensen, M. & Meckling, W. 1976. “Theory of the irm: Managerial Behavior Agency Cost and
Ownership Structure”, Journal of Finance Economics, 3, 305-360.
Kallapur, Sanjay & Mark a. Trombley. 2001. The Investment Opportunity Set: Determinants, Consequences and Measurement. Managerial Finance, Vol. 27, No. 3, 3-15.
Kusumawati, Dwi Novi & Bambang riyanto LS. 2005. Corporate Governance dan Kinerja: analisis Compliance reporting dan Struktur Dewan Terhadap Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII, Solo
.
Lasfer, Meziane & Mara faccio. 1999. Managerial Ownership, Board Structure and firm Value: The uK Evidence, http://ssrn.com/abstract=179008.
Margaretha, farah. (2005). Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan: Investasi dan Sumber Dana Jangka Pendek. Jakarta: Grasindo.
rachmawati, andri & Hanung Triatmoko. (2007). analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar.
rengganis, Dewi. 2006. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEJ). Skripsi. universitas airlangga.
Santoso, Singgih. 2006. SSBTI : Aplikasi Excel pada Manajemen Keuangan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Sitio, Arifin, et al. 2001. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.
Smith Jr. Cliffoprd W. & ross L. Watts. 1992. “The Investment Opportunity Set, Corporate financing, Dividend, and Compensation Policies”. Journal of Financial Economics. Vol. 2, 263-292.
Soliha, Euis & Taswan. 2002. “Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan serta Beberapa faktor yang Mempengaruhinya”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 1-19.
Sudarma, M. 2004. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan. Disertasi tidak dipublikasikan. Program Pascasarjana- universitas Brawijaya Malang.
Soemarso.S.r 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.
usman, Marzuki, et al., 1990. ABC Pasar Modal Indonesia: Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Jakarta.
Wahyudi, untung & Hartini P. Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX, Padang.
Wilopo dan Sekar Mayangsari. 2002. ”Pengaruh Struktur Kepemilikan, Perilaku Manajemen Laba, free Cash flow Hyphotesis dan Economic Value added: Pendekatan Path analysis”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 17, No. 4, 57-69.
Young, M. et al. 2001. “The resource Dependence, Service and Control functions of Boards of Directors in Hong Kong and Taiwanese firms”. Asia Paciic Journal of Management, 18, 223-244.