• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perusahaan dan Manajemen Asuransi

BAB II LEMBAGA ASURANSI

2.3 Perusahaan dan Manajemen Asuransi

Manajemen seringkali diartikan sebagai “seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain “.

Pengertian ini mengundang perhatian yang pada kenyataanya bahwa para manajer mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu olehnya sendiri. James A.F. Stoner menyatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses adalah suatu cara yang sistematis untuk melakukan sesuatu. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer apapun keahlian dan keterampilannya, terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Sementara menurut George R. Terry (1972) menyatakan bahwa “Management is a distinct prosess consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish stated objective by the use of human being and other resources.

Manajemen merupakan suatu proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lain. Sejalan dengan kedua pendapat tersebut, dikemukakan pula oleh Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam bukunya : “Principles of Management, An

Analysis of Management Functions” (Hasibuan 2001:3), memberikan batasan sebagai berikut : Management is

getting thinks done through people In bringing about this coordinating of group activity, the manager, as a manager plans, organizers, staffs, direct and control the activities

order people. Manajemen adalah usaha mencapai suatu

tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakkan dan pengendalian. Dari ketiga pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa :

1) manajemen terjadi dalam suatu organisasi,

2) manajemen ada dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi,

3) pencapaian tujuan organisasi itu menggunakan protes tertentu,

4) dalam manajemen terlibat manusia-manusia dan sumber-sumber lainnya,

5) pencapaian tujuan itu dilakukan dengan cara yang paling baik, murah, hemat atau efisien (Soehardi 2000:4).

Dari ketiga pendapat tersebut nampak pula bahwa terdapat fungsi-fungsi manajemen atau unsur-unsur manajemen adalah : planning, organizing, staffing,

actuating, forecasting, controlling. Dapat dinyatakan pula

bahwa manajemen selalu ada dan terjadi di dalam organisasi apapun, yang tidak terbatas pada organisasi bisnis saja, melainkan juga pada organisasi sosial, pemerintah maupun militer. Demikian pula dalam industri asuransi, meskipun disebut jasa namun tujuan utamanya adalah mencari keuntungan, oleh karena itu fungsi-fungsi manajemen perlu diterapkan secara baik.

2.3.2 Pengertian dan prinsip Manajemen Industri Jasa Asuransi

Setiap perusahaan selalu membutuhkan pengelolaan yang baik, baik dari segi manusianya,

kekayaannya, kegiatan penujalannya, produksinya, sampai dengan kegiatan perencanaan administrasinya. Pengelolaan tersebut dijalankan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Melalui pengelolaan yang baik, maka hambatan-hambatan yang ada dapat diprediksi jauh-jauh hari sebelumnya, karena perusahaan telah melakukan analisis terhadap kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimilikinya, selain itu juga telah menganalisis peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal yang mempengaruhinya. Selain itu perusahaan telah menetapkan perencanaan bagi kegiatan operasionalnya yang mencakup seluruh bidang kegiatan yang berkaitan dengan usahanya dan juga berdasarkan jangka waktu. Seluruh kegiatan tersebut merupakan aktivitas dari manajemen, yang menunjukkan arti pentingnya keberhasilan dalam menjalankan usaha. Oleh karena itu perlu dipelajari dan dipahami apa itu manajemen, fungsi dan ruang lingkupnya yang harus diterapkan di perusahaan, termasuk perusahaan yang bergerak di bidang asuransi. Manajemen asuransi adalah suatu ilmu, ketrampilan dan seni dalam melaksanakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penggerakan, pengkoordinasian, pemberian perintah, penetapan kebijakan. Penganggaran perusahaan, peramalan, pengawasan, dan penilaian terhadap sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya (Prihantoro 1999:1). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa kegiatan manajemen asuransi bersifat kompleks. Dalam hal ini untuk mencapai hasil yang optimal, maka fungsi-fungsi manajemen harus dilaksanakan dengan seoptimal mungkin. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, seperti sumber daya manusia (tenaga kerja), sumber dana

(permodalan dan keuangan), serta fasilitas dan peralatan, harus diupayakan seefektif dan seefisien mungkin. Jika tidak, maka pemborosan-pemborosan yang terjadi akan dapat menghambat pertumbuhan perusahaan. Prinsip manajemen industri jasa asuransi tidak berbeda dengan prinsip manajemen pada umumnya. Namun pada Industri Jasa Asuransi lebih diutamakan pada manejemen pemasarannya. Meskipun asuransi sudah dirasa perlu untuk melindungi dirinya, namun masyarakat Indonesia pada umumnya belum seluruhnya “insurance mainden”. Orang tahu apa itu asuransi, apa manfaat asuransi, namun masih enggan untuk ikut berasuransi. Oleh karena itu peranan manajemen pemasaran sangat besar, meskipun fungsi-fungsi manajemen harus diterapkan dengan baik. Ibarat barang dagangan, asuransi tidak dicari oleh konsumen, yang cukup dipajang di suatu swalayan, ibaratnya asuransi harus dijajakan door to

door, atau diasongkan kepada setiap orang. Strategi

pemasaran terdiri dari dua tingkatan yang sama penting, yaitu pembentukkan strategi dan penerapan strategi. Alasan bahwa banyak perusahaan mengalami kegagalan dalam strategi pemasaran terletak pada ketidakmampuan mereka dalam melakukan keseimbangan dari kedua tingkatan tersebut. Kemampuan sales promotion (agen asuransi) sangat penting, karena agen tersebut yang berhadapan langsung dengan konsumen dalam hal ini adalah calon tertanggung dan berperan untuk meyakinkan kepada konsumen akan produk yang ditawarkan. Demikian pula berperan memelihara kelangsungan hubungan antara tertanggung dengan industri jasa asuransi, agar hubungan tersebut tidak putus ditengah jalan atau hanya dalam satu periode saja, karena keberhasilan pemasaran produk dari industri jasa

asuransi adalah kalau selalu ada renewal (perpanjangan) setiap tahunnya atau setiap habis kontraknya.

Dokumen terkait