• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perusahaan-Perusahaan yang Berhasil IPO Pada Masa Pandemi Covid-19 Covid-19

PANDEMI COVID-19

C. Perusahaan-Perusahaan yang Berhasil IPO Pada Masa Pandemi Covid-19 Covid-19

Di tengah pandemi Covid-19, minat perusahaan untuk masuk ke pasar modal tidak surut. Hingga 30 Desember 2020, telah terdapat 51 perusahaan yang melakukan IPO dan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia. Sehingga, sampai dengan saat ini terdapat 713 perusahaan

20“M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, edisi pertama Cet. Ke-4, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 227.”

21“Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1996), h. 80.”

yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Indonesia pun masih menjadi Bursa dengan jumlah IPO terbanyak di ASEAN.22

Kecenderungan perusahaan untuk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia tidak menurun walaupun harus menghadapi pandemi Covid-19 yang dapat dikatakan mengguncang pasar keuangan.

I Gede Nyoman Yetna Setya selaku Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia menyatakan tetap tingginya minat IPO pada saat pandemi karena hal ini merupakan jalan bagi calon emiten mendapatkan dana untuk mengembangkan usaha mereka. Pada saat pelaksanaan IPO, terkadang perusahaan mengadakan roadshow ke beberapa negara yang menjadi fundamen investor saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Akan tetapi, karena adanya pandemi Covid-19 beberapa negara melakukan penutupan akses wilayah untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Berikut merupakan beberapa contoh perusahaan yang berhasil IPO pada masa pandemi berdasarkan data yang diterbitkan oleh website resmi Bursa Efek Indonesia selama masa pandemi, periode 09 Maret 2020 – 08 Juni 2021.23

22“www.ksei.co.id diakses pada 19 Maret 2020 pukul 1:05 BBWI.

23 https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/aktivitas-pencatatan/ diakses pada 08 Juni 2021 pukul 13:37 BBWI.

44

12. BBSS “PT Bumi

46

30. HOMI “PT Grand

48

PT Ulima Nitra Tbk. (UNIQ) yang bergerak di bidang jasa pertambangan dan jasa sewa menyewa peralatan pertambangan menjadi perusahaan pertama yang menjalankan sistem bookbuilding dan IPO secara elektronik di Indonesia atau e-IPO. Direktur Utama Ulima Nitra, Burhan Tjokro mengatakan bahwa terlepas dari kondisi global maupun dalam negeri yang mengalami tekanan akibat Covid-19, proses bookbuilding dan penawaran umum berjalan dengan lancar. Di mana, perseroan merupakan perusahaan pertama yang menjalankan sistem bookbuilding dan IPO secara elektronik di Indonesia.24 Tanggal efektif perusahaan ini yaitu pada 26 Februari 2021 dengan masa penawaran umum 2-4 Maret 2021 dan tanggal penjatahan 4 Maret 2021. Kemudian, Distribusi saham secara elektronik dilakukan pada 5 Maret 2021 dan pencatatan di BEI pada 8 Maret 2021.

Jumlah saham yang dilepas yakni sebanyak 300.000.000 saham biasa atas nama, atau sebanyak 9,56% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham dengan nilai nominal Rp2,- setiap saham dan pelaksanaan konversi Utang Konversi, yang seluruhnya terdiri dari Saham Baru, yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran sebesar Rp118,- setiap saham.

Jumlah Penawaran Umum Perdana Saham adalah sebesar Rp35.400.000.000. PT Ulima Nitra Tbk. (UNIQ) menunjuk Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek yang menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadap sisa Saham Yang Ditawarkan yang tidak dipesan dalam Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan.25

24 https://market.bisnis.com/read/20210308/7/1365040/e-ipo-pertama-di-bursa-ulima-nitra-uniq-oversubscribe-29-kali diakses pada 19 Maret 2021 pukul 15:45 BBWI.

25 Prospektus PT Ulima Nitra Tbk

50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Urgensi Prinsip Keterbukaan Informasi (full disclosure) Saat Perusahaan Melakukan IPO (Initial Public Offering)

Suatu pasar modal dikatakan fair dan efisien apabila semua investor memperoleh informasi dalam waktu yang bersamaan disertai kualitas informasi yang sama. Emiten dituntut untuk mengungkapkan informasi seperti yang dituangkan dalam Pasal 1 butir 25 UU Pasar Modal yang berisikan informasi atau fakta materil seperti yang diatur dalam Pasal 1 Angka 7 UU Pasar Modal. Karena sesungguhnya yang diperdagangkan di pasar modal adalah kepercayaan, dan prinsip keterbukaan informasi ini berperan penting untuk mencegah penipuan (fraud). Pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan informasi dapat mengakibatkan penyimpangan pada pasar modal salah satunya praktek insider trading. Dengan adanya pengaturan mengenai prinsip keterbukaan informasi ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan investor dan mempertahankan potensi pasar modal yang menjadi salah satu sumber pembiayaan kegiatan pembagunan dan alternatif investasi.

2. Pemenuhan Prinsip Keterbukaan Informasi Dalam Proses IPO Pada Masa Pandemi Covid-19

OJK dan BEI mengeluarkan sistem”Electronic Initial Public Offering (E-IPO)”sebagai bentuk pelaksanaan dari POJK Nomor

41/POJK.04/2020 dimana proses penawaran umum dapat dilakukan secara elektronik. Akan tetapi, belum adanya regulasi khusus yang dikeluarkan untuk mengatur tentang bagaimana pemenuhan atau pelaksanaan prinsip keterbukaan bagi perusahaan yang melakukan IPO pada masa pandemi maka sesuai dengan Pasal 11 POJK 41/2020 selama belum diatur secara khusus dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini maka masih digunakan peraturan yang lama yang berlaku. Di mana, perusahaan yang melakukan IPO ini harus melakukan prosedur sesuai dengan yang“diatur dalam Peraturan”No”IX.A.2. tentang Tata Cara Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum. Sejauh ini berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari website resmi BEI, terdapat 50 perusahaan yang berhasil IPO terhitung sejak awal Maret 2020 sampai dengan 08 Juni 2021. Dengan berhasilnya perusahaan-perusahaan yang berhasil IPO pada masa pandemi ini maka pemenuhan dari prinsip keterbukaan informasi dapat dipenuhi oleh emiten walaupun kondisi saat ini dapat dikatakan sebagai kejadian luar biasa, akan tetapi tidak berpengaruh pada perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO hanya saja beberapa kegiatan yang seharusnya dilakukan seperti roadshow ditiadakan atau ditunda sampai kondisi sudah aman terkendali.

B. Saran

1.

Emiten diharapkan untuk senantiasa mematuhi seluruh ketentuan yang diatur oleh Undang-Undang Pasar Modal khususnya tentang penerapan Prinsip Full Disclosure/Keterbukaan Informasi pada masa Penawaran Umum seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Pasar Modal untuk dapat memberikan informasi dengan sebenar-benarnya untuk menghindari adanya “misleading

52

information” bagi investor dalam memutuskan untuk membeli atau tidak membeli suatu efek pada perusahaan tersebut dan mencegah adanya (fraud).

2. Terkait dengan keterbukaan informasi pada proses IPO masih ada ruang yang belum diatur sehingga Otoritas Jasa Keuangan diharapkan dapat membuat regulasi khusus yang mengatur tentang keterbukaan informasi dalam proses IPO pada masa pandemi demi terciptanya pasar modal yang fair dan efisien.

53