• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perusahaan-perusahaan yang menerapkan Golden Shake Hand. 15

Dalam dokumen GOLDEN SHAKE HAND SEBAGAI UPAYA PEMBERAN (Halaman 26-38)

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

4.1.1 Perusahaan-perusahaan yang menerapkan Golden Shake Hand. 15

Penerapan Golden Shake Hand di Indonesia saat ini ada di 4 (empat) perusahaan nasional, yaitu: Telkom Indonesia, Garuda Indonesia Airways, Merpati Nusantara Airlines dan Citibank. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) adalah perusahaan nasional yang pertama kali menerapkan Golden Shake Hand sejak tahun 1995,30 yang dilakukan secara bertahap untuk merampingkan jumlah pegawai agar perusahaan dapat bergerak lincah dalam kompetisi yang semakin ketat. Saat itu sebanyak 5.188 pegawai mengikuti program tersebut. Bila dihitung sejak tahun 2002 hingga 2009 sudah sekitar 12 ribu pegawai mengambil program pensiun dini. Pada bulan Maret 2009 lalu, sebanyak 1.156 pegawai telah mengkuti program pensiun dini.

Dalam persaingan industri telekomunikasi yang sangat ketat, Telkom perlu mengantisipasi lingkungan bisnis yang sangat cepat berubah dan sumberdaya yang efisien menjadi pertimbangan yang sangat strategis. Untuk meningkatkan

30

http://www.telkom.co.id/telkom-kembali-tawarkan-pensiun-dini.html(diakses pada tanggal 21 April 2015 pukul 12.39 WIB)

efisiensi dan efektivitas operasional perlu diterapkannya program Golden Shake Hand dengan cara menawarkan kepada para pegawai dengan memberikan kompensasi yang sangat memadai jika memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Rata-rata para pegawai yang melakukan Golden Shake Hand ingin mengem-bangkan diri di luar perusahaan sebagai second carrier. Tidak sedikit pula di antara mereka umurnya sudah mendekati masa pensiun sehingga mereka mungkin memilih berkiprah dalam bidang lain.

Golden shake hand juga diterapkan oleh perusahaan penerbangan nasional Garuda Indonesia Airways. Menurut Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar mengatakan bahwa31Garuda saat ini telah banyak berubah, namun tidak semua sumber daya manusianya mampu mengikuti perubahan tersebut’. Lanjutnya menegaskan ‘bahwa dalam memanage perusahaan harus

mempunyai keseimbangan antara logika dan hati. Harus adanya guidance

bagai-mana cara untuk bertahan dan melanjutkan’. Garuda menawarkan golden shake hand bagi karyawannya dengan lebih dari 4 tahun gaji mereka dan memberikan pelatihan kewirausahaan. Dengan begitu, karyawan yang mengikuti program golden shake handdiberikan bekal setelah tidak bekerja kembali.

Selain Telkom dan Garuda Indonesia yang menerapkan program golden shake handbagi perusahaannya, Merpati Nusantara Airlines juga menerapkan hal yang sama. Berbeda dengan kedua perusahaan diatas, Tujuan menerapkangolden shake hand oleh Merpati Nusantara Airlines adalah alasan karena kinerja keuangan yang belum juga membaik.32 Anak perusahaan Garuda Indonesia ini beralasan juga untuk efisiensi perusahaan di tengah persaingan perang tarif penerbangan perlu dilakukan pemangkasan karyawan.

Citibank, perusahaan yang bergerak di bidang perbankan juga melakukan program golden shake hand bagi karyawannya. Multi National Corporation (MNC) ini sejak awal telah melakukan berbagai usaha untuk mengalokasikan karyawan yang posisinya hilang ke posisi lain di bank sesuai dengan kapabilitas

31

http://rumahperubahan.com/index.php?option=com_content&task=view&id=182&Itemid=57 (diakses pada tanggal 21 april 2015 pukul 12.45 WIB)

32

http://nasional.kompas.com/read/2008/03/20/13231465/434.pegawai.merpati.segera.dirumahkan (diakses pada tanggal 21 April 2015 pukul 13.00 WIB)

dan pengalaman mereka. Namun, bagi yang tidak dan mengalami posisi yang hilang kemudian ditawarkan Golden Shake Hand.33 Terkait penyelesaian dengan pihak karyawannya, Citibank memastikan bahwa hingga saat ini sudah 99 persen karyawan menerima program restrukturisasi ini (golden handshake program) berjalan dengan sangat baik. Program restrukturisasi yang diberikan Citibank adalah dengan memberikan kompensasi serta tunjangan yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

4.1.2 Manfaat PenerapanGolden Shake Hand

Suatu konsep pasti memiliki suatu tujuan untuk dicapai, begitu pula dengan Golden Shake Hand. Secara umum Golden Shake Hand bertujuan untuk menjamin kesejahteraan karyawan selepas mereka tidak lagi menjadi bagian dari perusahaan. Biasanya Golden Shake Hand diberlakukan oleh perusahaan yang ingin melakukan peremajaan dalam perusahaannya dengan mempertimbangkan beberapa manfaat yang ada. Manfaat dari Golden Shake Hand dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Jika dilihat dari sudut pandang pemberi Golden Shake Hand atau perusahaan, maka pemberian Golden Shake Hand mempunyai dua manfaat: yang pertama, terkait alasan kelebihan karyawan, maka dengan diber-lakukannyaGolden Shake Handdiharapkan biaya operasional perusahaan di masa mendatang akan berkurang karena jumlah beban tanggungan perusahaan turut berkurang sejalan dengan berkurangngnya jumlah karyawan. Kedua,untuk alasan menyegarkan perusahaan, pemberian Golden Shake Hand akan memutus rantai generasi dari karyawan yang kurang produktif dan menggantinya dengan karyawan-karyawan baru yang memiliki kompetensi lebih bagus dari sebelumnya sehingga dengan adanya karyawan baru diharapkan mampu memunculkan ide-ide segar yang nantinya berdampak kepada meningkatnya kinerja perusahaan.

Lebih lanjut dilihat dari sudut pandang karyawan yang mendapatkan Golden Shake Hand, para karyawan merasa diperhatikan kesejahteraan selepas mereka bukan lagi menjadi bagian dari perusahaan. Selain itu pemberian Golden Shake Handjuga dapat membuka peluang bagi karwayan tersebut untuk mengem-bangkan diri diluar perusahaan. Diharapkan dengan adanya program Golden

33

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/28/08092836/ini.alasan.citibank.phk.karyawan (diakses pada tanggal 21 April 2015 pukul 13.13 WIB)

Shake Hand dapat memberikan suatu tindakan solutif yang dapat menguntungkan baik bagi perusahaan maupun pekerja yang tidak lagi menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Jadi penerapan Golden Shake Hand di Indonesia saat ini telah diterapkan oleh perusahaan-perusahaan nasional, baik BUMN maupun swasta.

4.2 Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi melalui mekanisme Golden Shake Hand dalam Mewujudkan Reformasi Birokrasi danGood Governance di Indonesia

4.2.1 Perwujudan Reformasi Birokrasi dan Good Governance dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Reformasi birokrasi di Indonesia sebenarnya telah dilakukan sejak akhir tahun 2005 yang lalu dengan diterapkannnya pilot project reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan, Mahkamah Agung dan Badan Pemeriiksa Keuangan. Selanjutnya dikembangkanlah suatu kerangka kerja reformasi birokrasi yang diwujudkan dalam Peraturan Presiden No.81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025. Didalam Peraturan Presiden tersebut, terdapat

sasaran dan indikator keberhasilan reformasi birokrasi di Indonesia adalah ‘ Ter-wujudnya Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN34. Dimana tujuannya adalah akan terciptanya suatu tatanan penyelenggaraan negara yang efektif dan efisien.

Penyebab munculnya reformasi birokrasi adalah adanya kebutuhan mela-kukan perubahan dan pembaharuan. Kebutuhan akan perubahan dan pembaharuan tersebut terwujud jika didukung oleh kebijakan politik (political policy) yang strategis dan dijadikan suatu program nasional dengan dukungan seluruh rakyat.35 Reformasi birokrasi adalah langkah solutif dalam rangka membangun pemerin-tahan negara yang mampu berjalan dengan baik (good governance).

Pada hakikatnya birokrasi pemerintah harus dikelola berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik dan profesional. Birokrasi harus sepenuhnya

34

Selain itu juga :’Terwujudnya Peningkatan kualitas layanan publik kepada masyarakat’ dan Meningkatnya kapabilitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.’ Ramadhani Ardiansyah. dalamDesain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di Indonesia Mari Belajar Dari yang Terbaik. Tangerang: STAN Bintaro.

35

Miftah Thoha. 2008.Reformasi Pemerintah Indonesia di Era Reformasi. Jakarta: Prenada Media Group.hlm. 106-108

mengabdi pada kepentingan rakyat dan bekerja untuk memberikan pelayanan pri-ma, transparan, akuntabel, dan bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Semangat inilah yang mendasari pelaksanaan reformasi birokrasi peme-rintah di Indonesia.

Namun sayang karena belum termaksimalkannya upaya reformasi birokra-si di Indonebirokra-sia, maka berdampak pada pelayanan dan kinerja yang buruk hingga mengarah kepada terjadinya praktik korupsi. Bahkan Tabulasi data ACCH KPK menyebutkan bahwa tingkat praktik korupsi tertinggi berdasarkan instansi secara akumulasi di Indonesia berada dalam lingkungan lembaga eksekutif, yaitu melipu-ti Kementerian atau Lembaga (K/L), Pemerintah Provinsi serta Pemerintah Daerah. Instansi 200 4 200 5 200 6 200 7 200 8 200 9 201 0 201 1 201 2 201 3 201 4 201 5 Juml ah DPR RI 0 0 0 0 7 10 7 2 6 2 2 0 36 Kementerian/Lem baga 1 5 10 12 13 13 16 23 18 46 26 6 189 BUMN/BUMD 0 4 0 0 2 5 7 3 1 0 0 0 22 Komisi 0 9 4 2 2 0 2 1 0 0 0 0 20 Pemerintah Provinsi 1 1 9 2 5 4 0 3 13 4 11 2 55 Pemkab/Pemkot 0 0 4 8 18 5 8 7 10 18 19 0 97 Jumlah 2 19 27 24 47 37 40 39 48 70 58 8 419

Gambar 1: Tabulasi Data Penanganan Korupsi Berdasarkan Instansi Tahun 2004-2015 Sektor-sektor di lembaga eksekutif merupakan lahan basah praktik korupsi para birokrat atau aparatur sipil negara guna memperkaya diri dengan meman-faatkan jabatannya. Sektor-sektor tersebut masih kental dengan penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang (abuse the authority) sebagai dampak dari mi-nimnya integritas, sistem karir dan penggajian yang tidak berbasis kinerja. Selain itu, belum tersusunnya manajemen kinerja serta standar pelayanan minimal, disamping perilaku masyarakat yang serba instan dalam setiap urusan, turut

berpe-ran memperburuk keadaan tersebut.36 Kondisi yang demikian itu merupakan realita dalam sektor pelayanan publik yang perlu dibenahi, dicegah dan dicarikan jalan keluarnya.

Hal demikian terjadi karena jika melihat pada ketentuan normatif yang ada di Indonesia, memang bagi orang-orang yang duduk di ranah eksekutif dalam hal ini yang menjadi fokus adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah ada aturan mengenai evaluasi kinerja atau yang dikenal dengan istilah daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan yang diatur dalam ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil. Tapi anehnya tujuan dari daftar penilaian pelaksaan pekerjaan adalah untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang objektif dalam pembinaan PNS dan untuk menjamin objektivitas dalam mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat diadakan penilaian prestasi kerja saja. Selain itu yang menjadi miris adalah dalam ketentuan Pasal 3 pada Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan bahwa terhadap setiap PNS dilakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan sekali setahun oleh pejabat penilai.

Padahal seharusnya jika Pemerintah benar-benar sepenuh hati ingin me-lakukan reformasi birokrasi di Indonesia, maka idealnya adalah hasil dari daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut juga menjadi acuan apakah orang tersebut masih layak ada di kursi eksekutif dalam hal ini PNS ataukah tidak. Karena hanya akan menjadi hal yang mubadzir ketika kebradaannya tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap perwujudan Good Governace di Indonesia, tetapi malah menambah beban anggran negara yang terbuang percuma.

4.2.2 Mekanisme Golden Shake Hand sebagai Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam Mewujudkan Reformasi Birokrasi dan Good Governancedi Indonesia

Mekanisme Golden Shake Hand mungkin bagi sebagian orang diiden-tikkan dengan istilah Pensiun Dini. Namun disini penulis menegaskan bahwa

36

konsep Golden Shake Hand yang diusulkan oleh penulis adalah berbeda dengan istilah Pensiun Dini yang diterapkan di Indonesia saat ini. Pensiun dini merupakan salah satu alasan pemberhentian PNS yang ada dalam ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. Selanjutnya dalam Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Administrasi Pemberhentian Dengan Hak Pensiun Pegawai Negeri Sipil Secretariat Negara Republik Indonesia. Disebutkan bahwa Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri (Pensiun Dini) dapat dilakukan oleh PNS yang telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan mempunyai masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 20 tahun, dapat mengajukan permohonan pemberhentian sebagai PNS dengan hak pensiun (pensiun dini), dengan cara mengajukan permohonan berhenti sebagai PNS kepada Menteri Sekretaris Negara u.p. Deputi Menteri Sekretris Negara Bidang Sumber Daya Manusia.

Sedangkan konsepGolden Shake Handyang diusulkan oleh penulis memi-liki mekanisme yang berbeda. Berikut adalah mekanismenya:

1. Dilakukan secara kontinue terhadap seluruh jajaran PNS yang ada dalam ranah eksekutif;

2. Dilakukan melalui mekanisme evaluasi kerja dan uji kompetensi.

Jadi disini bagi orang-orang yang sudah menduduki posisi jabatan yang strategis tidak lantas mereka bisa merasa tenang dengan jabatanyya, karena setiap tahunnnya atas hasil dari evalusi, kinerja mereka akan terus dipantau, dan jika masih ingin menduduki jabatan tersebut maka harus melakukan uji kompetensi ulang. Hal ini bertujuan agar nantinya yang duduk di kursi eksekutif (dalam hal ini PNS) adalah benar-benar orang yang teruji dan memiliki kompetensi juga komitmen tinggi bagi perwujudanGood Governancedi Indonesia.

Tentu saja bagi yang tidak dapat lolos mekanisme evaluasi kinerja dan uji kompetensi, maka mereka harus segera keluar dari jabatannya sebagai PNS. Meski demikian Pemerintah tidak serta merta melepaskan dan tidak memikirkan efek dominonya, maka sebelum Golden Shake Handdilakukan, mereka diberikan pelatihan kewirausahaan, agar nantinya setelah keluar dari PNS dapat mengem-bangkan diri dan tetap dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Jadi nantinya ketika

konsep ini diterapkan maka dapat pula menekan beban pengeluaran yang ada dalam keuangan negara, menekan angka korupsi di ranah eksekutif dan akhirnya diharapkan mampu mewujudkan Reformasi Birokrasi dan Good Governance di Indonesia.

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan dan setelah dianalisis per-masalahan, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Angka korupsi tertinggi yang terjadi di Indonesia ada pada ranah eksekutif. Hal ini secara otomatis juga memperlambat terwujudnya Reformasi Birokrasi dan Good Governace di Indonesia. Meskipun pereintah telah menerapkan mekanisme evaluasi kenerja yang ada dalam PP Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan pegawai Negeri Sipil namun ternyata hasilnya hasilnya tidak seperti yang diharapkan.

2. Konsep Golden Shake Hand merupakan jalan alternatif pemberantasan korupsi di Indonesia. Dilakukan dengan mekanisme evaluasi kerja dan uji kompetensi yang dilaksanakan secara continueterhadap seluruh jajaran PNS yang ada dalam ranah eksekutif. Nantinya yang berhasil lolos maka akan tetap menduduki jabtannya atau bisa juga akan dipindahkan kejabatan yang lebih tinggi, namun bagi yang tidak berhasil lolos, maka akan diberikan pelatihan kewirausahaan dan kemudian dilakukan Golden Shake Hand dengan cara diberikan uang pesangon yang lebih besar dari hak pensiun perbulannya.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa rekomen-dasi sebagai berikut:

1. Harus ada pengaturan secara normatif terkait konsep dan mekanisme dari Golden Shake Hand, karena bagaimapun sesuai dengan bunyi Pasal 1 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 bahwa negara Indonesia adalah negara hukum maka konsekuensi logisnya adalah segala sesuatunya harus berdasar atas hukum; 2. Harus ada perubahan terhadap ketentuan mengenai evaluasi kinerja yang ada

dalam PP Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan pegawai Negeri Sipil dan ketentuan mengenai pensiun dini yang ada dalam PP Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.

DAFTAR PUSTAKA

JURNAL:

Batubara, Alwi Hasyim. 2006.Jurnal Analisis Administrasi dan Kebijakan. Vol. 3 Januari-April 2006(1)

Nawatmi, Sri. 2013. Korupsi Dan Pertumbuhan Ekonomi – Studi Empiris 33 Provinsi Di Indonesia (Corruption And Economics Growth In 33 Province –

An Empirical Study In Indonesia). Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Vol. 2(1)

BUKU:

Budi Winarno. 2008. Globalisasi: Peluang atau Ancaman bagi Indonesia. Surabaya: PT. Erlangga.

Burhan, Ashofa. 2000.Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta.

Djaja, Ermansjah. 2009. Memberantas Korupsi bersama KPK. Jakarta: Sinar Grafika.

Effendy, Marwan. 2012. Sistem Peradilan Pidana: Tinjauan terhadap Beberapa Perkembangan Hukum Pidana. Jakarta: Referensi.

Mahmud Marzuki, Peter. 2010. Penulisan Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sumodiningrat, Gunawan. 2009.Pemberdayaan Masyarakat dan JPS. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Thoha, Miftah. 2008.Reformasi Pemerintah Indonesia di Era Reformasi. Jakarta: Prenada Media Group.

BUKU TERJEMAHAN:

M. Friedman, Lawrence. 2001. American Law: An Introduction Second Edition (Hukum Amerika Sebuah Pengantar) terjemahan dari Wishnu Basuki. Jakarta: PT. Tatanusa.

ORGANISASI SEBAGAI PENGARANG:

Kementerian Perdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2011. Buku 5: Kriteria Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokrasi Indonesia. KEMENPAN RB Republik Indonesia.

SURAT KABAR:

Halili, 6 April 2010.Potong Generasi Korupsi. Harian Kompas.

PUBLIKASI ELEKTRONIK:

Transparancy International. Publikasi Corruptions Perception Index (CPI) 2014.

http://www.ti.or.id[20 April 2015]

Komisi Pemberantasan Korupsi. Statistik Penanganan Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Instansi.http://acch.kpk.go.id[19 April 2015]

Jaring News. Politik Peristiwa: Untuk Berantas Korupsi Perlu Potong Satu Generasi di Birokrasi.http://jaringnews.com[19 April 2015]

Cambridge Dictionary. Golden Handshake. http://dictionary.cambridge.org [20 April 2015]

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : RIZKA MEISA

Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 2 Mei 1993

NIM : 110710101193

Fakultas/Jurusan : Hukum/Ilmu Hukum Universitas : Universitas Jember

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat :

1. Ultra Petita Dalam Mahkamah Konstitusi Sebagai Perwujudan Keadilan Substantif

Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih :

1. Juara III Lomba Debat Piala Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Tahun 2013

2. Juara I Artikel Ilmiah Constitutional Law Festival Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Tahun 2014

3. Juara II Best Speaker Legislative Case Discussion Constitutional Law Festival Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Tahun 2014

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : MUHAMMAD RIZAL RACHMAN Tempat, Tanggal Lahir : Jember, 08 November 1993

NIM : 120710101282

Fakultas/Jurusan : Hukum/Ilmu Hukum Universitas : Universitas Jember

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat :

1. Tinjauan Yuridis Putusan Mahkamah Konstitusi tentang Calon Presiden Perseorangan (Independent)

2. Qou Vadis Pengadilan Agama dalam Penyelesaian Sengketa di Bidang Bisnis dan Keuangan Syariah?

Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih :

-DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : YUSRIZAL MUHAMMAD RANGGA Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 20 Juli 1994

NIM : 120710101331

Fakultas/Jurusan : Hukum/Ilmu Hukum Universitas : Universitas Jember

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat :

1. Tinjauan Yuridis Putusan Mahkamah Konstitusi tentang Calon Presiden Perseorangan (Independent)

Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih :

Dalam dokumen GOLDEN SHAKE HAND SEBAGAI UPAYA PEMBERAN (Halaman 26-38)

Dokumen terkait