• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.5.4 Umur Perusahaan

Idealnya umur perusahaan diukur berdasarkan tanggal pada saat berdirinya perusahan yang bersangkutan, namun umur perusahaan dalam penelitian yang dilakukan diukur berdasarkan tanggal first issue (listed) perusahaan tersebut di pasar modal (Owusu dan Ansah, 2000 dalam Catrinasari, 2006:11). Umur perusahaan juga merupakan hal yang dipertimbangkan oleh investor sebelum menanamkan modalnya. Umur perusahaan mencerminkan perusahaan tetap survive dan menjadi bukti bahwa

perusahaan tersebut mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang

ada dalam perekonomian. Menurut Owusu dan Ansah (dalam Na’im, 1999:48)

menyatakan, ketika sebuah perusahaan berkembang dan para akuntannya belajar lebih banyak masalah pertumbuhan, menyebabkan penundaan yang luar biasa dapat diminimalisasikan. Akibatnya, perusahaan yang memiliki umur lebih tua cenderung lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan karena perusahaan memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam proses pelaporan keuangan.

2.1.6 TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU

Beberapa penelitian telah dilakukan oleh para peneliti dan para akademisi sebelumnya mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan dengan menggunakan beberapa variabel. Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan yang ditunjukkan dalam tabel 2.1

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

NO. Peneliti Variabel Hasil Penelitian

1. Owushu- Ansah (2000) Variabel Independen: Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Gearing, Extraordinary and or Contigent items, Month Of Financial Year-End, dan Umur Perusahaan.

Variabel Dependen: Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Hanya Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas yang mempengaruhi Ketepatan Waktu dimana perusahaan mengeluarkan laporan keuangan

2. Noviandi (2007) Variabel Independen: Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Kompleksitas Operasi, dan Umur Perusahaan.

Variabel Dependen: Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Profitabilitas berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. , tetapi Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi, dan Umur Perusahaan

tidak berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. 3. Prabowo (2008) Variabel Independen: Profitabilitas, Opini Audit dan Kualitas Auditor. Variabel Dependen: Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Profitabilitas berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan, tetapi Opini Audit dan Kualitas

Auditor tidak berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. 4. Wijayanti (2008) Variabel Independen: Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Umur

Perusahaan, Opini Audit dan Kualitas Kantor Audit. Variabel Dependen: Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Umur

Perusahaan, Opini Audit dan Kualitas Kantor Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. 5. Putra dan Thohiri (2013) Variabel Dependen:

Debt to Equity Ratio, Profitabilitas, Struktur Kepemilikan, Pergantian

Auditor, Ukuran

Perusahaan dan Kualitas Auditor.

Debt to Equity Ratio,

Profitabilitas, Struktur Kepemilikan, Pergantian Auditor, Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Keuangan, sedangkan Kualitas Auditor berpengaruh signifikan terhadap KWPK.

Owushu – Ansah (2000) melakukan penelitian pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Harare, Zimbabwe. Dari lima variable yang diteliti, hanya ukuran perusahaan dan profitabilitas yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan, tiga variabel yang lainnya tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Noviandi (2007) melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2003-2005. Variabel yang digunakan lebih sedikit dibandingkan peneliti sebelumnya hanya empat variabel yakni ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi dan umur perusahaan. Penelitian tersebut sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian tersebut membuktikan bahwa hanya profitabilitas yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, sementara variabel lainnya yakni ukuran perusahaan, kompleksitas operasi dan umur perusahaan tidak mempengaruhi ketapatan waktu pelaporan keuangan.

Prabowo (2008) melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peneliti menggunakan tiga variabel yakni profitabilitas, opini audit dan kualitas auditor. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti menemukan hasil yang sama dari peneliti sebelumnya. Bahwa hanya profitabilitas yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sementara variabel yang lainnya yakni opini audit dan kualitas auditor, tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Wijayanti (2008) melakukan penelitian pada perusahaan go public di Bursa Efek Jakarta tahun 2004-2005. Berdasarkan penelitian tersebut peneliti menemukan bahwa dari semua variabel yang diteliti yakni profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, opini audit dan kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hal ini berbeda dengan peneliti-peneliti yang sebelumnya, yang menyatakan bahwa dari semua variabel yang diteliti setidaknya ada beberapa variabel yang berpengaruh. Sementara, berdasarkan penelitian Wijayanti tidak satu pun dari varaiabel yang diteliti tersebut yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Penelitian selanjutnya, Putra dan Thohiri (2013) melakukan penelitian pada perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Dari lima variabel yang diteliti yakni, debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, pergantian auditor, ukuran perusahaan dan kualitas auditor. Peneliti menemukan bahwa hanya kualitas auditor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sementara variabel yang lainnya debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, pergantian auditor dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Perbedaan hasil penelitian-penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu kemungkinan dikarenakan perbedaan jumlah sampel perusahaan, uji regresi yang digunakan dan perusahaan yang diteliti. Owusu – Ansah (2000) meneliti 47 perusahaan non finansial dengan menggunakan uji regresi berganda, sedangkan Noviandi (2007) meneliti 127 perusahaan manufaktur dengan menggunakan uji regresi logistik, begitu juga dengan Prabowo (2008) meneliti 32 perusahaan manufaktur. Wijayanti (2008) meneliti 105 perusahaan go public dengan menggunakan uji regresi berganda. Putra dan Thohiri meneliti 57 perusahaan manufaktur dengan menggunakan uji regresi logistik.

Melihat hasil dari peneliti – peneliti terdahulu, peneliti tertarik untuk meneliti dengan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit dan umur perusahaan. Dengan meneliti perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berbeda dengan peneliti sebelumnya. Serta tahun yang berbeda yakni periode tahun 2011 – 2013.

2.1.7 KERANGKA KONSEPTUAL

Setiap perusahaan yang go public memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit tepat waktu. Menurut Keputusan Ketua Bapepam Nomor 36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, dalam lampirannya, disebutkan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan. Berdasarkan fakta yang ada, masih banyak perusahaan yang tidak tepat waktu atau terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaannya, hal ini karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Pada umumnya ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan ditentukan oleh adanya berita baik atau berita buruk mengenai kondisi perusahaan, jika pengumuman laporan keuangan berisi good news maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu dan jika pengumuman berisi bad news maka pihak manajemen cenderung melaporkan tidak tepat waktu (Rachmawati, 2008). Namun Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut :

H1

Gambar 2.1 Kerangka Koseptual

2.1.7.1 Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap KWPK

Ukuran perusahaan pada penelitian ini diukur berdasarkan total penjualan. Total penjualan yang semakin besar berarti ukuran perusahaan juga semakin besar. Semakin besarnya ukuran perusahaan maka semakin baik pula Sumber Daya Manusia yang dimiliki perusahaan tersebut, sehingga semakin cepat juga laporan keuangan perusahaan tersebut disajikan. Perusahaan besar merupakan sorotan masyarakat dan terkait dengan lebih banyak pengguna informasi seperti investor, kreditor, pemasok, pelanggan, pemilik perusahaan, karyawan dan sebagainya. Hal tersebut mendorong perusahaan besar untuk mengusahakan ketepatan waktu demi keandalan dan relevansi laporan keuangan. Dapat disimpulkan, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Ukuran Perusahaan (X1) Profitabilitas (X2) Opini Audit (X3) Umur Perusahaan (X4) Ketepatan waktu pelaporan keuangan (Y)

2.1.7.1 Hubungan Profitabilitas (ROA) Terhadap KWPK

Variabel profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan pada masa yang akan datang, dimana laba perusahaan merupakan informasi penting sebagai pertimbangan bagi investor, perusahaan yang memperoleh laba dianggap sebagai good news sehingga perusahaan akan secepat mungkin melaporkan laporan keuangannya. Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan, maka semakin cepat pula perusahaan tersebut dalam melaporkan pelaporan keuangannya. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

2.1.7.3 Hubungan Opini Audit Terhadap KWPK

Opini audit ditunjukkan dari opini apa yang diterima perusahaan dari auditor atas laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Pendapat

unqualified opinion dianggap sebagai berita baik (good news) bagi perusahaan di mata publik, sehingga pihak manajemen akan meyegerakan pelaporannya kehadapan publik dan proses audit akan lebih cepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan

2.1.7.4 Hubungan Umur Perusahaan Terhadap KWPK

Umur perusahaan diukur sejak perusahaan tersebut terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia sampai tahun berjalan. Perusahaan yang sudah lama terdaftar biasanya lebih berpengalaman dalam pelaporan keuangan. Semakin tinggi umur perusahaan, maka semakin berpengalaman perusahaan tersebut sehingga semakin

tepat waktu dalam melaporkan laporan keuangannya. Dapat disimpulkan bahwa umur perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

2.1.8 HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis adalah pernyataan yang didefenisikan dengan baik mengenai karakteristik populasi (Rochaety dkk, 2007 : 104). Menurut Sugiyono (2006 : 51)

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris.

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapatnya pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit dan umur perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dokumen terkait