SKRIPSI
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS (ROA), O PINI AUDIT DAN UMUR PERUSAH AAN TE RHADAP
KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
ASTRI RIANA SARI TARIGAN 120522104
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
skripsi saya yang berjudul “Pengrauh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas (ROA), Opini Audit Dan Umur Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan
Food and Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau
saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan
sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini,
saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan yang berlaku.
Medan,
Yang Membuat Pernyataan,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA), opini audit dan umur perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangaan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2011 hingga tahun 2013.
Populasi penelitian ini sebanyak 15 perusahaan food and beverages. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 12 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2011 - 2013) dengan 36 observasi (pengamatan). Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen, dari perusahaan sampel yang diunduh dari website BEI yaitu
www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah analisis deskriptif, lalu kemudian uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruhsignifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Profitabilitas (ROA) dan opini audit berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan umur perusahaan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
ABSTRACT
The purpose of this research is to discover and analyze the effect of firm size, profitability (ROA), audit opinion and firm age in food and bevergages toward timeliness of financial reporting in food and beverages company listed on from 2011 to 2013.
The population of this research are 15 food and beverages companies. Sampling method that used in this research is purposive sampling method, so I get 12 company samples to 3 years (2010-2012) with 36 analysis or observation units by access the financial statements audited by an independent auditor on website Indonesia Stock Exchange www.idx.co.id. Analysis data technique that is used in this research is description statistics analysis and logistic regression. Analysis data is begining from analysis description statistics, and hypotesis analysis.
The results of this research indicate that firm size has insignificantly influence to the the timeliness of financial reporting. Profitability (ROA) and audit opinion have positive influence and significantly to the timeliness of financial reporting. While, firm age has negative influence and significantly to the timeliness of financial reporting.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyertai dan
memberkati penulis selama proses pengerjaan skripsi ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun skripsi ini berjudul
“Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas (ROA), Opini Audit dan Umur Perusahaan
Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Food and Beverages Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” disusun guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen
Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan,
saran, motivasi, serta dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh Karen itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan
dan bantuan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, SE, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu
Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji dan Ibu Dra. Salbiah, M.Si,
Ak selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.
6. Kepada keluarga tercinta, Ayahanda Drs. Darwin Tarigan dan Ibunda Sahara Barus terima
kasih untuk doa, kasih sayang, dan dukungan yang senantiasa diberikan kepada penulis
serta teman seperjuangan akuntansi ekstensi 2012 dan para teman –teman yang tak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan doa dan dukungan tiada henti bagi
penulis.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah ke depan. Semoga skripsi ini menjadi
bahan acuan yang bermanfaat bagi pihak yang membaca.
Medan, Maret 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
2.1.4 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 16
2.1.5 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 19
3.4.2.2 Profitabilitas (ROA) ... 36 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 62
5.2 Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA... . 65
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 25
3.1 Rencana Kerja ... 34
3.2 Skala Pengukuran Variabel ... 37
4.1 Statistik Deskriptif ... 45
4.2 Opini Audit ... 46
4.3 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 47
4.4 Uji Multikoliniearitas ... 48
4.5 Uji Autokorelasi ... 49
4.6 Likelihood Block 0 ... 50
4.7 Likelihood Block 1 ... 51
4.8 Hosmer and Lemeshow Test ... 52
4.9 Nagerkerke R Square ... 53
4.10 Classification Table ... 54
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Proses Seleksi Sampel Perusahaan ... 68
Lampiran 2 Ukuran Perusahaan (FS) ... 69
Lampiran 3 Profitabilitas 2011 ... 70
Lampiran 4 Profitabilitas 2012 ... 71
Lampiran 5 Profitabilitas 2013 ... 72
Lampiran 6 Data Opini Audit (OA) ... 73
Lampiran 7 Umur Perusahaan 2011 ... 74
Lampiran 8 Umur Perusahaan 2012 ... 74
Lampiran 9 Umur Perusahaan 2013 ... 75
Lampiran 10 Data Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 76
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA), opini audit dan umur perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangaan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2011 hingga tahun 2013.
Populasi penelitian ini sebanyak 15 perusahaan food and beverages. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 12 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2011 - 2013) dengan 36 observasi (pengamatan). Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen, dari perusahaan sampel yang diunduh dari website BEI yaitu
www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah analisis deskriptif, lalu kemudian uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruhsignifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Profitabilitas (ROA) dan opini audit berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan umur perusahaan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
ABSTRACT
The purpose of this research is to discover and analyze the effect of firm size, profitability (ROA), audit opinion and firm age in food and bevergages toward timeliness of financial reporting in food and beverages company listed on from 2011 to 2013.
The population of this research are 15 food and beverages companies. Sampling method that used in this research is purposive sampling method, so I get 12 company samples to 3 years (2010-2012) with 36 analysis or observation units by access the financial statements audited by an independent auditor on website Indonesia Stock Exchange www.idx.co.id. Analysis data technique that is used in this research is description statistics analysis and logistic regression. Analysis data is begining from analysis description statistics, and hypotesis analysis.
The results of this research indicate that firm size has insignificantly influence to the the timeliness of financial reporting. Profitability (ROA) and audit opinion have positive influence and significantly to the timeliness of financial reporting. While, firm age has negative influence and significantly to the timeliness of financial reporting.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan akan
transparansi kondisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun dan disajikan
sekurang-kurangnya sekali dalam setahun untuk memenuhi kebutuhan para pengguna,
misalkan sebelum memutuskan untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia, investor
memerlukan informasi laporan keuangan perusahaan Tbk yang diterbitkan. Ketepatan waktu
merupakan salah satu elemen pokok dalam laporan keuangan tersebut. Manfaat suatu laporan
keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI,
2007:1.7). Ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat mempengaruhi nilai informasi suatu
laporan keuangan. Informasi akan bermanfaat jika disampaikan tepat waktu. Informasi yang
disajikan tidak tepat waktu dapat mengurangi, bahkan menghilangkan kemampuan laporan
keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dirancang
untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor, pengguna laporan
keuangan untuk pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi, laporan keuangan
juga sebagai pertanggungjawaban atau accountability. Selain itu, laporan keuangan juga
bermanfaat bagi manajemen untuk pelaksanaan kegiatan operasi manajemen sehari-hari.
Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan memberi dasar bagi manajemen dalam
menetapkan rencana kegiatan perusahaan untuk periode yang akan datang. Dengan demikian,
informasi yang terdaftar dalam laporan keuangan sangat penting bagi investor dan
keuangan secara jelas telah disebutkan dalam kerangka dasar penyusunan penyajian laporan
keuangan bahwa ketepatan waktu merupakan karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi,
agar laporan keuangan yang disajikan relevan untuk pembuat keputusan.
Hal tersebut berkaitan dengan teori kepatuhan (Compliance Theory) dimana untuk mengetahui apakah suatu perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan
kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan seperti
manajemen, dewan komisaris maupun yang ditetapkan oleh pihak ekstern seperti pemerintah,
BAPEPAM, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak. Pada pasar modal peraturan yang
harus dipatuhi adalah peraturan yang ditetapkan oleh BAPEPAM. Pada kenyataannya masih
ada perusahaan yang tercatat sebagai emiten di pasar modal masih melanggar peraturan yang
ditetapkan oleh BAPEPAM tersebut dengan melaporkan laporan keuangan dan laporan
auditan lebih dari 90 hari setelah tanggal tutup tahun buku perusahaan. Berkaitan dengan hal
tersebut, apabila perusahaan terlambat melaporkan laporan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh BAPEPAM, maka dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam undang-undang (UU No. 8 1995 “Peraturan Pasar Modal). Begitu juga dengan Pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995, Pasar
Modal yang menyatakan bahwa : ”Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi
efektif, dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan
penyampaian laporan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp
500.000.000 (lima ratus juta rupiah).”Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep
-307/BEJ/07-24 tentang peraturan sanksi, menetapkan sanksi bagi perusahaan yang terlambat
menyampaikan laporan keuangannya yaitu dengan peringatan I, II, III, suspensi, dan sanksi
1. Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan,
2. Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), apabila mulai hari kalender ke-31 hingga hari kalender ke-60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan,
3. Peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), apabila mulai hari kalender ke-61 hingga hari kalender ke-90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan atau menyampaikan Laporan Keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peringatan tertulis II,
4. Suspensi, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan dan atau Perusahaan Tercatat telah menyampaikan Laporan Keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peringatan tertulis II dan III,
5. Sanksi suspensi Perusahaan Tercatat hanya akan dibuka apabila Perusahaan Tercatat telah menyerahkan Laporan Keuangan dan membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peringatan tertulis II dan III.
Pada perusahaan Food and Beverages, beberapa perusahaan yang terdaftar melaporkan laporan keuangan dan auditannya lebih dari 90 hari setelah tutup tahun buku
perusahaan. Dari 12 sampel perusahaan food and beverages terdapat beberapa perusahaan yang melaporkan laporan keuangan auditannya lebih dari 90 hari dari tahun 2011-2013. Pada
tahun 2011 rata-rata perusahaan melaporkan laporan keuangannya masih tepat waktu,
dibawah 90 hari yakni 75 hari. Sementara, pada tahun 2012 perusahaan melaporkan laporan
keuangnnya rata-rata menjadi 93 hari. Melewati batas pelaporan keuangan yang ditentukan
oleh pemerintah. Sedangkan, pada tahun 2013 perusahaan melaporkan laporan keuangan nya
rata-rata 77 hari setelah tutup tahun buku perusahaan. Dari perusahaan-perusahaan yang
keuangannya adalah semakin menurunnya jumlah laba yang diperoleh dari tahun
sebelumnya. Maka, dapat disimpulkan tingkat profitabilitas yang diperoleh sebuah
perusahaan mempengaruhi tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan.
Masih banyaknya perusahaan yang belum menyampaikan laporan keuangannya secara tepat
waktu menunjukkan kesadaran dalam penyampaian laporan keuangan pada perusahaan di
Indonesia masih sangat kurang.
Ketepatan waktu pelaporan keuangan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit dan umur perusahaan. Dari hasil
penelitian yang diperoleh, profitabilitas sangat berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan. Ukuran perusahaan dilihat dari besar kecilnya perusahaan yang dapat
diukur dari total penjualan. Perusahaan besar memiliki total penjualan yang tinggi dan
sebaliknya perusahaan kecil memiliki total penjualan yang lebih rendah. Perusahaan besar
biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menerbitkan laporan keuangan
perusahaan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Catrinasari (2006) yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu, tetapi menurut
penelitian Wijayanti (2008) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan.
Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan
keuntungan atau tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau profit.
Profitabilitas sering digunakan sebagai pengukur kinerja manajemen perusahaan dan efisiensi
penggunaan modal. Semakin tinggi profitabilitas maka akan semakin tinggi ketepatan waktu
pelaporan keuangan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Catrinasari (2006), Noviandi
ketepatan waktu pelaporan keuangan, tetapi hasil penelitian Wijayanti (2008) menyatakan
bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Opini audit dapat diukur melalui apakah perusahaan tersebut menerima pendapat
wajar tanpa pengecualian atau menerima pendapat selain wajar tanpa pengecualian. Dyer dan
McHugh dalam Naim (1999:54) menyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan
dipengaruhi oleh opini audit yang diberikan oleh auditor independen. Umur perusahaan dapat
diukur berdasarkan berapa lama sebuah perusahaan publik telah terdaftar dalam pasar modal
Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang sudah lama terdaftar di Bursa Efek Indonesia
cenderung dapat menyelesaikan pelaporan keuangan tepat waktu karena memiliki
keterampilan dan pengalaman yang lebih baik, dibandingkan dengan perusahaan yang baru
terdaftar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Catrinasari (2006) yang menyatakan bahwa
umur perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, tetapi berbeda
dengan hasil penelitian Noviandi (2007) yang menyatakan bahwa umur perusahaan tidak
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Berdasarkan fenomena dan ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya,
peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan yang merupakan modifikasi dari penelitian-penelitian sejenis yang dilakukan oleh
peneliti terdahulu. Penelitian ini juga dilakukan karena terdapat inkonsistensi hasil dari
penelitian-penelitian sebelumnya, sehingga peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai
ketepatan waktu pelaporan keuangan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu,
yaitu peneliti menggunakan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA), opini audit dan
umur perusahaan untuk membuktikan faktor-faktor yang memiliki pengaruh dalam ketepatan
memperkuat analisis mengenai faktor-faktor tersebut. Selain itu, yang menjadi perbedaan
lainnya adalah jenis perusahaan yang menjadi populasi dan sampel serta tahun penerbitan
laporan keuangan oleh perusahaan.
Penelitian ini dikhususkan pada perusahan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Perusahaan food and beverages merupakan
perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan dikomsumsi masyarakat
yang memiliki prospek yang baik di masa mendatang karena peningkatan penjualan tiap
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat akan makanan dan minuman semakin
meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan makanan dan minuman jumlah
pelaku bisnis di sektor tersebut juga mengalami pertumbuhan yang cukup positif. Saat ini
berbagai macam produk makanan dan minuman mulai diinovasikan menjadi aneka menu
baru yang ditawarkan pelaku usaha untuk memanjakan para konsumennya. Tentunya kondisi
tersebut tidak hanya memberikan keuntungan bagi para pelaku usaha di bidang makanan dan
minuman, namun juga menyerap jumlah tenaga kerja yang cukup besar dan membukakan
peluang usaha baru bagi para pemula yang tertarik berinvestasi di bidang bisnis kuliner. Serta
perusahaan food and beverages lebih stabil dan tidak mudah dipengaruhi oleh musim ataupun kondisi perekonomian karena dalam keadaan apapun orang akan tetap
mengkomsumsi makanan dan minuman sebagai kebutuhan dasar. Berdasarkan latar belakang
tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas (ROA), Opini Audit, dan Umur Perusahaan terhadap Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Ketidakonsistenan pada hasil temuan penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, maka diperlukan penelitian yang mengkaji kembali terhadap
faktor-faktor tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti
merumuskan masalah penelitian yaitu: apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit,
dan umur perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada
perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ukuran
perusahaan, profitabilitas, opini audit dan umur perusahaan berpengaruh terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan food and beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1.3.2 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. bagi Peneliti, sebagai wadah mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teori yang
telah dipelajari selama kuliah, serta menambah wawasan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan,
2. bagi investor dan calon investor, penelitian ini dapat digunakan sebagai
ketepatan waktu berkaitan dengan relevansi dan keandalan informasi laporan
keuangan yang akan digunakan sebagai pengambilan keputusan dalam menilai
perusahaan,
3. bagi pihak perusahaan, untuk memberikan informasi atas penelitian yang
dilakukan penulis agar dapat dijadikan pertimbangan untuk kemajuan perusahaan
serta sebagai bahan pertimbangan dan motivasi dalam upaya meningkatkan
ketepatan waktu pelaporan keuangan,
4. bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian
sejenis serta menambah pengetahuan dengan memberikan gambaran jika ingin
mengadakan penelitian terutama tentang ketepatan waktu dalam penyampaian
laporan keuangan dan memberikan wacana bagi perkembangan studi akuntansi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 TEORI KEPATUHAN
Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan
berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran atau
peraturan. Teori kepatuhan telah diteliti dalam ilmu-ilmu sosial khususnya di bidang
psikologi dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses sosialisasi
dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Menurut Tyler (dalam
Saleh, 2004) terdapat dua perspektif dasar mengenai kepatuhan hukum yaitu
instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh
didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan-tanggapan terhadap perubahan
insentif, dan penalti yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif
berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan
kepentingan pribadi mereka.
Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan
konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen normatif melalui moralitas
personal berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai keharusan,
sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi berarti mematuhi peraturan karena
(Sudaryanti,2008). Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi
peraturan yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan yang berusaha untuk
menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu karena selain merupakan suatu
kewajiban perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, juga akan
sangat bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan.
Perusahaan yang tidak melaksanakan kewajiban dalam menyampaikan laporan
keuangan berkala akan dikenakan sanksi sesuai dengan Keputusan Direksi PT Bursa
Efek Jakarta Nomor: Kep-307/BEJ/07-2004, tentang sanksi khusus bagi perusahaan
tercatat yang terlambat menyampaikan laporan keuangan, dikenakan sanksi mulai dari
Peringatan I sampai dengan peringatan III disertai denda sebesar Rp 50.000.000 sampai
Rp 150.000.000, bahkan akan dikenakan suspense. Pengenaan sanksi tersebut
dilakukan dengan proses tertentu sesuai peraturan. Perusahaan yang terlambat
menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan sanksi administratif berupa denda
berdasarkan ketentuan Pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995
tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa
“emiten yang pernyataan pendaftrannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda
Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan
keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000
(lima ratus juta rupiah).”
Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk
menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Sebelum membahas secara
mendalam mengenai membaca, menganalisis dan menafsirkan kondisi keuangan suatu
dahulu mengenai definisi akuntansi laporan keuangan. Sebab sebagaimana telah
diketahui sebelumnya bahwa laporan keuangan merupakan produk akhir dari siklus
akuntansi. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007) disebutkan bahwa laporan
keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang
dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan
arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk jadwal dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan
segmen industri dan geografis, serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
2.1.2 TEORI KEAGENAN
Teori keagenan merupakan salah satu cara untuk lebih memahami ekonomi
informasi dengan memperluas satu individu menjadi dua individu yaitu agen dan
principal. Menurut Jansen dan Mecling (1976), teori ini menjelaskan hubungan antara
agen (manajemen usaha) dan prinsipal (pemilik usaha). Dalam hubungan keagenan
terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principle) memerintah orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi wewenang
kepada agent untuk membuat keputusan terbaik bagi principle.
Informasi laporan keuangan yang disampaikan secara tepat waktu akan
mengurangi asimetri yang erat kaitannya dengan teory agency (Kim dan Verrechia,
1994) dalam (Saleh, 2004). Sehingga dalam hubungan keagenan, manajemen
menguntungkan pemilik perusahaan. Bila keputusan manajemen merugikan bagi
pemilik perusahaan, maka akan timbul masalah keagenan (Ismiyanti dan Hanafi,
2004)
Laporan akuntansi berupa laporan keuangan memang dimaksudkan untuk
digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan sendiri. Namun yang
paling berkepentingan dengan laporan keuangan sebenarnya adalah para pengguna
eksternal. Informasi akuntansi ini penting bagi pengguna eksternal terutama sekali
karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya.
Para pengguna internal (para manajemen) memiliki kontak langsung dengan
entitas atau perusahaannya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi
sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi akuntansi tidak sebesar
pengguna eksternal (Irfan, 2002). Sehingga untuk mengurangi asimetri informasi dan
mencegah terjadinya konflik keagenan, sudah menjadi kewajiban bagi pihak
manajemen untuk melaporkan laporan keuangan secara tepat waktu.
Jensen dan Meckling (1976) juga menyatakan bahwa terdapat tiga unsur yang
dapat membatasi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh agen. Unsur-unsur
tersebut adalah bekerjanya pasar tenaga manajerial, bekerjanya pasar modal dan
bekerjanya pasar bagi keinginan menguasai dan memiliki kepentingan perusahaan
(market for corporate control). Agen bisa tidak mempunyai masa depan bila
kinerjanya buruk sehingga diberhentikan oleh pemegang saham. Pasar tenaga
manajerial akan menghapus kesempatan agen yang tidak mempunyai kinerja baik dan
oleh agen. Bekerjanya pasar modal secara efisien bisa menjadi cermin kinerja manajer
dari harga saham perusahaannya. Bekerjanya market for corporate control bisa
menghambat tindakan menguntungkan diri pengelola sendiri, dalam hal menghentikan
pengelola dari jabatannya jika perusahaan yang dikelolanya mempunyai kinerja rendah
yang memungkinkan pemegang saham baru menggantinya dengan pengelola (agent)
lain setelah perusahaan diambil alih.
2.1.3 LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk
menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Sebelum membahas secara
mendalam mengenai membaca, menganalisis dan menafsirkan kondisi keuangan
suatu perusahaan melalui laporan keuangannya, maka berikut ini akan diuraikan
terlebih dahulu mengenai definisi akuntansi laporan keuangan. Sebab sebagaimana
telah diketahui sebelumnya bahwa laporan keuangan merupakan produk akhir dari
siklus akuntansi. Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007) menyatakan bahwa
laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus
kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk
jadwal dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya
informasi keuangan segmen industri dan geografis, serta pengungkapan pengaruh
2.1.4 KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan merupakan salah satu sarana yang digunakan manajemen
untuk memberikan informasi kepada pihak luar perusahaan. Informasi yang
dihasilkan oleh pihak manajemen harus memiliki beberapa karakteristik kualitatif.
FASB dalam SFAC No. 2 secara lebih spesifik membagi karakteristik kualitatif dari
laporan keuangan sebagai berikut :
A. Relevansi
Relevansi adalah “membuat suatu perbedaan”. Aspek dari informasi yang
relevan adalah: nilai umpan balik, nilai prediksi dan tepat waktu. Informasi yang
relevan secara normal harus meneydiakan nilai umpan balik (feedback value)
maupun nilai prediksi (predictive value) pada saat yang sama. Umpan balik dari kejadian masa lalu membantu dalam mengkonfirmasi atau memperbaiki
perkiraan sebelumnya. Informasi seperti ini dapat digunakan untuk
memperkirakan hasil dimasa yang akan datang. Sebagai contoh, ketika
perusahaan menyajikan laporan laba rugi komparatif, seorang investor memiliki
informasi untuk membandingkan hasil operasi tahun lalu dengan tahun ini. Hal
ini memberikan dasar umum untuk mengevaluasi perkiraan sebelumnya dan
untuk mengestimasi hasil yang mungkin diperoleh tahun depan. Tepat waktu
(timeliness) adalah aspek yang penting agar informasi dapat “membuat suatu perbedaan” karena apabila informasi baru bisa didapat setelah keputusan
B. Reliabilitas
Informasi dikatakan dapat diandalkan apabila secara relative bebas dari
kesalahan dan menyajikan hal yang seharusnya. Reliabilitas tidak berarti
ketepatan yang absolut. Informasi yang berdasarkan penilaian dan yang
menggunakan estimasi dan perkiraan tidak mungkin akurat secara total, tetapi
harus dapat diandalkan. Tujuannya adalah memberikan jenis informasi yang
dapat memberikan kepercayaan bagi pemakainya. Informasi seperti ini harus
memiliki kriteria dapat diverifikasi, penyajian jujur, dan netralitas.
a) Dapat Diverifikasi
Dapat diverifikasi (verifiability) melibatkan consensus. Akuntan mencari dasar pengukuran laporan keuangan yang dapat diverifikasi oleh akuntan lain
yang terlatih dengan menggunakan metode pengkuran yang sama.
b) Penyajian Jujur
Penyajian jujur (epresentational faithfulness) berarti bahwa ada kesesuaian antara pengukuran dengan aktivitas ekonomi akan unsur akuntansi yang diukur.
c) Netralitas
Netralitas (neutrality) merupakan konsep yang serupa dengan konsep yang berkaitan dengan kejujuran. Apabila laporan keuangan bertujuan untuk
memuaskan sebagian besar kelompok dari pemakainy, maka informasi yang
disajikan tidak boleh berpihak terhadap kepentingan suatu kelompok dari
C. Dapat Dibandingkan
Dapat dibandingkan (comparability) adalah bahwa informasi menjadi lebih
berguna ketika dapat dikaitkan dengan suatu tolak ukur atau standar.
Perbandingan dapat dilakukan dengan data dari perusahaan lain atau informasi
yang sejenis dengan perusahaan yang sama, tetapi pada periode yang berbeda.
Perbandingan dalam data akuntansi untuk perusahaan yang sama selama
beberapa periode sering disebut konsistensi.
D. Materialitas
Materialitas (materiality) merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam mengakui suatu informasi akuntansi. Pertimbngan utama
dalam konsep ini adalah apakah penyajian informasi tertentu akan mempengaruhi
secara signifikan terhadap keputusan yang diambil. Masalah yang timbul dalam
menentukan tingkat materialitas suatu informasi adalah tidak adanya aturan
terhadap konsep tersebut. Sampai saat ini tidak ada konsep umum terhadap
materialitas. Penentuan tingkat materialitas suatu informasi akhirnya diserahkan
pada pertimbangan profesional.
E. Manfaat Lebih Besar dari Biayanya
Seperti halnya komoditas lainnya, harus bernilai lebih dari biaya untuk
memproduksinya. Kesulitan untuk mengetahui efektivitas biaya dari pelaporan
keuangan adalah bahwa manfaat dan biaya, terutama manfaat, tidak selalu dapat
diidentifikasi dan jelas, perusahaan wajib untuk menyiapkan laporan keuangan,
sedangkan manfaatnya tersebar ke seluruh perekonomian.
2.1.5 FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN
Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan berdasarkan penelitian terdahulu, antara lain ukuran perusahan, umur perusahaan,
profitabilitas, dan opini audit.
2.1.5.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan dan dapat dinilai
dari beberapa segi. Ukuran perusahaan dapat diukur berdasarkan pada total
penjualan, total nilai buku asset, nilai bersih kekayaan, dan jumlah tenaga kerja
(Soegeng, 2006:79), semakin besar nilai item-item tersebut, semakin besar pula
ukuran perusahan itu. Perusahaan besar cenderung ingin menyajikan laporan
keuangan tepat waktu daripada perusahaan kecil. Perusahaan berskala besar
cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan
laporan keuangan auditan lebih awal karena banyaknya pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan tersebut dan membutuhkan laporan keuangan tahunan sebagai
sumber informasi untuk pengambilan keputusan. Manajemen dengan skala besar
cenderung diberikan insentif untuk mempercepat penerbitan laporan keuangan
auditan disebabkan perusahaan berskala besar dimonitor secara ketat oleh investo,
Badan Pengawas Pasar Modal LK, dan pemerintah. Pelaporan keuangan akan
semakin lama apabila ukuran perusahaan yang diaudit semakin bedar dan semakin
sampel audit yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang harus
dilakukan.
2.1.5.2 Profitabilitas (ROA)
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba pada masa mendatang dan laba merupakan informasi penting bagi investor
sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Profitabilitas juga merupakan
indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan
mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan.
Givoly dan Palmon (dalam Saleh, 2004:18) berpendapat bahwa ketepatan waktu
dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan
keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen
cenderung melaporkan tepat waktu dan sebaliknya. Dalam penelitian ini
menggunakan return on asset (ROA) karena para peneliti sebelumnya menggunakan
ROA.
2.1.5.3 Opini Audit
Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas
laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya. Auditor sebagai pihak
yang independen di dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan publik
akan memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 110 paragraf 1 menyatakan bahwa laporan
auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila
hanya dibuat jika audit benar-benar dilakukan. Bagian dari laporan audit yang
merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit.
Opini audit yang diberikan oleh auditor independen melalui beberapa tahap
audit yang dilakukan dapat member simpulan atas laporan keuangan yang
diauditnya. Arens dkk (2008:58) mengemukakan bahwa laporan audit adalah
langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor didalam
memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profeionalnya.
Menurut Arens dan Loebbecke (1997:39) terdapat 5 jenis opini audit yang
dapat diberikan oleh auditor atas laporan keuangan yang diauditnya. Opini audit
tersebut dibedakan unqualified opinion (wajar tanpa pengecualian), unqualified
opinion with explanatory paragraph (wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan), qualified opinion (wajar tanpa pengecualian), adverse opinion (tidak
wajar), dan disclaimer opinion (tidak memberikan pendapat).
1)Wajar Tanpa Pengecualian
Auditor memberikan opini unqualified opinion (wajar tanpa pengecualian), jika menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Laporan audit standar dengan opini wajar tanpa pengecualian dapat digunakan apabila kondisi-kondisi berikut terpenuhi: semua laporan keuangan (neraca yang mencerminkan posisi aktiva, kewajiban dan ekuits, laporan laba rugi, laporan perubahan saldo laba, dan laporan arus kas serta pelengkapnya yang memadai), sudah tercakup dalam laporan keuanga, ketiga standar umum auditing telah diikuti dengan sepenuhnya dalam penugasan, bahan bukti yang cukup dan memadai telah dikumpulkan, laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tidak terdapat situasi-situasi yang memerlukan penambahan paragraf penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.
2) Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan
telah disajikan secara wajar. Tetapi auditor merasa perlu untuk memberikan sejumlah informasi tambahan dalam laporan auditnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab paling penting dari penambahan paragraf penjelasan dalam laporan audit wajar tanpa pengecualian : tidak ada konsistensi, keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan (going concern), penekanan atas suatu hal dan laporan yang melibatkan auditor lain (Arens dkk, 2008:65)
Dengan kata lain, opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan diberikan jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penejelasan, namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien.
3) Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
Auditor memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan disajikan wajar dengan pengecualian untuk pos-pos tertentu yang memuat salah saji yang material. Pada saat auditor menerbitkan laporan wajar dengan pengecualian, auditor harus menggunakan
istilah “kecuali untuk” dalam paragraf pendapat. Dalam hal ini harus tersirat bahwa
laporan auditor tersebut merasa puas bahwa keseluruhan laporan keuangan adalah
wajar “kecuali untuk” aspek tertentu yang menunjukan salah saji yang material.
Tidaklah dibenarkan menggunakan ungkapan kecuali untuk pada semua jenis pendapat auditorselain pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion).
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan jika auditor menjumpai kondisi-kondisi berikut (Mulyadi, 2002:22):
a. Lingkup audit dibatasi oleh klien
b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor
c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
d. Prinsip akuntansi yang berlaku umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
4) Tidak Wajar
5) Tidak Memberikan Pendapat
Disclaimer opinion atau pendapat tidak memberikan pendapat diberikan oleh auditor jika auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan yang memuat salah saji sangat material telah disajikan secara wajar atau tidak. Pernyataan pendapat tidak memberikan pendapat dilakukan auditor jika auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan timbul karena banyak pembatasan lingkungan audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor dengan klien menurut kode etik professional. Masing-masing situasi tersebut tidak memungkinkan auditor untuk dapat memutuskan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion ) dengan pernyataan pendapat tidak wajar (adverse opinion) adalah pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran laporan
keuangan yang disusun klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan
pendapat (disclaimer opinion) karena auditor tidak cukup memperoleh bukti mengenai
kewajaran laporan keuangan laporan auditan atau auditor tidak independen (Mulyadi,
2002:22). Dyer dan McHugh dalam Naim (1999:54) menyatakan bahwa ketepatan
waktu pelaporan keuangan dipengaruhi oleh opini audit yang diberikan oleh auditor
independen.
2.1.5.4 Umur Perusahaan
Idealnya umur perusahaan diukur berdasarkan tanggal pada saat berdirinya
perusahan yang bersangkutan, namun umur perusahaan dalam penelitian yang
dilakukan diukur berdasarkan tanggal first issue (listed) perusahaan tersebut di pasar
modal (Owusu dan Ansah, 2000 dalam Catrinasari, 2006:11). Umur perusahaan juga
merupakan hal yang dipertimbangkan oleh investor sebelum menanamkan modalnya.
perusahaan tersebut mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang
ada dalam perekonomian. Menurut Owusu dan Ansah (dalam Na’im, 1999:48)
menyatakan, ketika sebuah perusahaan berkembang dan para akuntannya belajar lebih
banyak masalah pertumbuhan, menyebabkan penundaan yang luar biasa dapat
diminimalisasikan. Akibatnya, perusahaan yang memiliki umur lebih tua cenderung
lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika
diperlukan karena perusahaan memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam proses
pelaporan keuangan.
2.1.6 TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU
Beberapa penelitian telah dilakukan oleh para peneliti dan para akademisi
sebelumnya mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan dengan menggunakan beberapa variabel. Berikut adalah penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan yang ditunjukkan
dalam tabel 2.1
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
NO. Peneliti Variabel Hasil Penelitian
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.
Keuangan, sedangkan
Kualitas Auditor
berpengaruh signifikan terhadap KWPK.
Owushu – Ansah (2000) melakukan penelitian pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Harare, Zimbabwe. Dari lima variable yang diteliti, hanya ukuran perusahaan dan
profitabilitas yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan, tiga
variabel yang lainnya tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Noviandi
(2007) melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta tahun 2003-2005. Variabel yang digunakan lebih sedikit dibandingkan peneliti
sebelumnya hanya empat variabel yakni ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas
operasi dan umur perusahaan. Penelitian tersebut sedikit berbeda dengan penelitian
sebelumnya. Penelitian tersebut membuktikan bahwa hanya profitabilitas yang
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, sementara variabel lainnya yakni
ukuran perusahaan, kompleksitas operasi dan umur perusahaan tidak mempengaruhi
ketapatan waktu pelaporan keuangan.
Prabowo (2008) melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Peneliti menggunakan tiga variabel yakni profitabilitas, opini audit
dan kualitas auditor. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti menemukan hasil yang sama
dari peneliti sebelumnya. Bahwa hanya profitabilitas yang mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan. Sementara variabel yang lainnya yakni opini audit dan kualitas auditor,
Wijayanti (2008) melakukan penelitian pada perusahaan go public di Bursa Efek
Jakarta tahun 2004-2005. Berdasarkan penelitian tersebut peneliti menemukan bahwa dari
semua variabel yang diteliti yakni profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, opini
audit dan kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Hal ini berbeda dengan peneliti-peneliti yang sebelumnya, yang menyatakan bahwa dari
semua variabel yang diteliti setidaknya ada beberapa variabel yang berpengaruh. Sementara,
berdasarkan penelitian Wijayanti tidak satu pun dari varaiabel yang diteliti tersebut yang
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Penelitian selanjutnya, Putra dan Thohiri (2013) melakukan penelitian pada
perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Dari lima variabel yang
diteliti yakni, debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, pergantian auditor,
ukuran perusahaan dan kualitas auditor. Peneliti menemukan bahwa hanya kualitas auditor
yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sementara variabel yang
lainnya debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, pergantian auditor dan
ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Perbedaan hasil penelitian-penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu kemungkinan
dikarenakan perbedaan jumlah sampel perusahaan, uji regresi yang digunakan dan
perusahaan yang diteliti. Owusu – Ansah (2000) meneliti 47 perusahaan non finansial dengan menggunakan uji regresi berganda, sedangkan Noviandi (2007) meneliti 127 perusahaan
manufaktur dengan menggunakan uji regresi logistik, begitu juga dengan Prabowo (2008)
meneliti 32 perusahaan manufaktur. Wijayanti (2008) meneliti 105 perusahaan go public
dengan menggunakan uji regresi berganda. Putra dan Thohiri meneliti 57 perusahaan
Melihat hasil dari peneliti – peneliti terdahulu, peneliti tertarik untuk meneliti dengan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit dan umur perusahaan. Dengan meneliti
perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berbeda dengan peneliti sebelumnya. Serta tahun yang berbeda yakni periode tahun 2011 – 2013.
2.1.7 KERANGKA KONSEPTUAL
Setiap perusahaan yang go public memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit tepat
waktu. Menurut Keputusan Ketua Bapepam Nomor 36/PM/2003 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, dalam lampirannya, disebutkan bahwa laporan
keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan
disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah
tanggal laporan keuangan. Berdasarkan fakta yang ada, masih banyak perusahaan yang tidak
tepat waktu atau terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaannya,
hal ini karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Pada umumnya ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan ditentukan oleh
adanya berita baik atau berita buruk mengenai kondisi perusahaan, jika pengumuman laporan
keuangan berisi good news maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu dan jika pengumuman berisi bad news maka pihak manajemen cenderung melaporkan tidak
tepat waktu (Rachmawati, 2008). Namun Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat
H1
Gambar 2.1 Kerangka Koseptual
2.1.7.1 Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap KWPK
Ukuran perusahaan pada penelitian ini diukur berdasarkan total penjualan. Total
penjualan yang semakin besar berarti ukuran perusahaan juga semakin besar. Semakin
besarnya ukuran perusahaan maka semakin baik pula Sumber Daya Manusia yang
dimiliki perusahaan tersebut, sehingga semakin cepat juga laporan keuangan
perusahaan tersebut disajikan. Perusahaan besar merupakan sorotan masyarakat dan
terkait dengan lebih banyak pengguna informasi seperti investor, kreditor, pemasok,
pelanggan, pemilik perusahaan, karyawan dan sebagainya. Hal tersebut mendorong
perusahaan besar untuk mengusahakan ketepatan waktu demi keandalan dan relevansi
laporan keuangan. Dapat disimpulkan, ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Ukuran Perusahaan (X1)
Profitabilitas (X2)
Opini Audit (X3)
Umur Perusahaan (X4)
2.1.7.1 Hubungan Profitabilitas (ROA) Terhadap KWPK
Variabel profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba perusahaan pada masa yang akan datang, dimana laba perusahaan
merupakan informasi penting sebagai pertimbangan bagi investor, perusahaan yang
memperoleh laba dianggap sebagai good news sehingga perusahaan akan secepat
mungkin melaporkan laporan keuangannya. Semakin tinggi tingkat profitabilitas
suatu perusahaan, maka semakin cepat pula perusahaan tersebut dalam melaporkan
pelaporan keuangannya. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
2.1.7.3 Hubungan Opini Audit Terhadap KWPK
Opini audit ditunjukkan dari opini apa yang diterima perusahaan dari auditor
atas laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Pendapat
unqualified opinion dianggap sebagai berita baik (good news) bagi perusahaan di mata publik, sehingga pihak manajemen akan meyegerakan pelaporannya kehadapan
publik dan proses audit akan lebih cepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa opini
audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
2.1.7.4 Hubungan Umur Perusahaan Terhadap KWPK
Umur perusahaan diukur sejak perusahaan tersebut terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia sampai tahun berjalan. Perusahaan yang sudah lama terdaftar
biasanya lebih berpengalaman dalam pelaporan keuangan. Semakin tinggi umur
tepat waktu dalam melaporkan laporan keuangannya. Dapat disimpulkan bahwa umur
perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
2.1.8 HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis adalah pernyataan yang didefenisikan dengan baik mengenai karakteristik
populasi (Rochaety dkk, 2007 : 104). Menurut Sugiyono (2006 : 51)
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris.
Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan
kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapatnya pengaruh
ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit dan umur perusahaan terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah desain kausal. Desain kausal yaitu untuk
menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30). Desain kausal
digunakan untuk penelitian yang memiliki hubungan sebab akibat antara variabel independen
dengan variabel dependen yang diteliti. Tujuan dalam penelitian ini adalah pengujian
hipotesis dan menjelaskan hubungan variabel-variabel yang diteliti yaitu Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Opini Audit dan Umur Perusahaan sebagai variabel independen terhadap
variabel dependennya ketepatan waktu pelaporan keuangan.
3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diperoleh melalui internet dengan mendownload melalui
situs resmi www.idx.co.id. BEI dipilih sebagai tempat penelitian karena BEI merupakan
Bursa Efek di Indonesia yang memiliki catatan historis yang panjang dan lengkap
3.2.2 Waktu Penelitian
1. periode pengamatan dalam penelitian yang dilakukan hanya mencakup tahun
3.4 DEFINISI OPERASIONAL
Berdasarkan perumusan masalah, maka variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari
variabel independen (bebas) merupakan variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel yang lain, dan variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2003:50). Definisi operasional menjelaskan
karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan
konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan dalam riset (Jogiyanto, 2004:62).
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketepatan waktu pelaporan
keuangan. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana angka 1
diberikan jika perusahaan menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, (listed)
perusahaan tersebut di pasar modal. yakni paling lambat akhir bulan ketiga setelah
tanggal laporan keuangan tahunan dan angka 0 diberikan jika perusahaan
menyampaikan laporan keuangan tidak tepat waktu, yakni setelah akhir bulan ketiga
setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah :
3.4.2.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dinyatakan dalam total penjualan. Ukuran
perusahaan dalam penelitian ini akan dihitung dengan menggunakan logaritma
3.4.2.2 Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba pada masa mendatang. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan
logaritma natural return on assets (ROA).
Laba bersih ROA =
Total Aktiva
3.4.2.3 Opini Audit
Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas
laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya. Variabel ini diukur
dengan menggunakan variabel dummy dimana angka 1 diberikan jika auditor
independen memberikan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dan 0 jika auditor
independen memberikan opini selain WTP.
3.4.2.4 Umur Perusahaan
Umur perusahaan dalam penelitian ini diukur berdasarkan tahun berjalan
3.5SKALA PENGUKURAN VARIABEL
Skala Pengukuran Variabel dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Skala Pengukuran Variabel
Variabel Penelitian Indikator Skala Pengukuran
Ukuran perusahaan Total penjualan Rasio
Profitabilitas (Return on assets)
Laba Bersih
Total Aktiva
Rasio
Opini audit Wajar tanpa pengecualian : 1 Selain wajar tanpa pengecualian : 0
Nominal
Umur Perusahaan Tahun berjalan – Tahun first issue Rasio
Ketepatan Waktu Tepat waktu : 1 Tidak tepat waktu : 0
Nominal
3.6 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:72). Populasi penelitian ini adalah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006:73). Dalam penelitian ini,
dari 15 populasi yang memenuhi kriteria yakni perusahaan food and beverages yang terdaftar
di BEI, perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya tahun 2011-2013, serta
yang memperoleh laba selama periode 2011-2013 diperoleh 12 sampel perusahaan.
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara purposive yaitu teknik
pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogiyanto, 2004:79).
Kriteria pengambilan sampel penelitian adalah sebagai berikut:
1. perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan (sejak tahun 2011 sampai 2013),perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangan
yang diaudit per 31 Desember tahun 2011, 2012, 2013,
2. perusahaan memperolah laba selama periode pengamatan (tahun 2011 sampai 2013).
3.7 JENIS DATA
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder. Data sekunder
menurut Indriantoro dan Supomo (1999:147) ialah “ sumber data penelitian yang diperoleh
secara tidak langsung melalui media perantara, yang umumnya berupa bukti, catatan atau
laporan historis yan telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan
yang tidak dipublikasikan.
Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan audit perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 sampai dengan tahun
3.8 METODE PENGUMPULAN DATA
Data yang digunakan adalah data sekunder. Pengumpulan data sekunder dalam
penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah studi pustaka, dengan
mengumpulkan data dari jurnal, abstrak, dan buku yang berkaitan dengan penelitian. Tahap
kedua adalah studi dokumentasi, dengan mengumpulkan data berupa laporan keuangan dan
informasi lain yang berkaitan dengan penelitian melalui media internet situs www.idx.co.id
dan www.BAPEPAM.go.id dengan cara men-download laporan keuangan perusahaan yang
dibutuhkan.
3.9 TEKNIK ANALISIS DATA 3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari
data. Karakteristik data yang digambarkan adalah karakteristik distribusinya. Analisis
statistik deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai
rata-rata (mean), dan standar deviasi.
3.9.2Pengujian Data
Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik. Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya
variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Pada regresi logistik tidak
menggunakan uji normalitas dan heteroskedastisitas karena variabel bebasnya tidak
harus memiliki distribusi normal dan memiliki varian yang sama (Mudrajat, 2001:217).
Uji regresi logistik digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel respon yang
berupa data dikotomik/biner dengan variabel bebas yang berupa data berskala interval
adalah variabel yang hanya mempunyai dua kategori saja, yaitu kategori yang
menyatakan kejadian sukses (Y=1) dan kategori yang menyatakan kejadian gagal
(Y=0).
3.9.2.1 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antarvariabel independen.
Uji multikoliniearitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antarvariabel independen. Pengujian
terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan melihat toleransi
variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai
berikut:
a. Bila VIF > 10 terdapat masalah multikolinearitas
b. Bila VIF < 10 tidak terdapat masalah multikolinearitas
c. Tolerance < 0,10 maka diduga mempunyai masalah multikolinearitas
d. Tolerance > 0,10 maka tidak terdapat multikolinearitas.
3.9.2.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteteksi ada tidaknya
gejala autokorelasi, maka uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Runs Test. Bila hasil output SPSS menunjukkan probabilitas signifikansi dibawah 0,05 maka disimpulkan terdapat gejala autokorelasi pada model regresi
tersebut.
3.9.3Pengujian model
3.9.3.1Menilai Model Fit
Untuk menilai model fit statistik yang digunakan berdasarkan pada
fungsi Likelihood. Likelihood (L) dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol
dan hipotesis alternatif, L ditransformasikan menjadi -2 Log L.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log
Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log
Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Adanya pengurangan nilai
antara -2 Log L awal dengan nilai -2 Log L pada langkah berikutnya
menunujukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali,
2006:232). Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian
“Sum of Square Error” pada model regresi, sehingga penurunan Log
Likelihood menunjukkan model regresi yang semakin baik.
3.9.3.2Menilai Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dapat diuji dengan Hosmer and Lemeshow’s