• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara

3.3.4 Indikasi Program Bidang Cipta Karya pada RTRW Provinsi

3.3.4.3 Perwujudan Pengembangan Kawasan Strategis

Perwujudan Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi.

1. Rehabilitasi/Revitalisasi kawasan strategis nasional dengan Sudut Kepentingan Ekonomi, berlokasi di :

- Kawasan Perkotaan Medan–Binjai–Deli Serdang–Karo (Mebidangro.

2. Rehabilitasi/Revitalisasi kawasan strategis nasional dengan Sudut Kepentingan Lingkungan Hidup, berlokasi di : Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya

3. Rehabilitasi/ Revitalisasi dan Pemantapan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Simalungun–Batubara–Asahan meliputi :

- Kawasan Tanjungbalai - Asahan - Kawasan Simalungun - Batubara - Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 62

Sedangkan Indikasi program bidang Cipta Karya pada RTRW Provinsi terkait dengan Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut ini.

Tabel 3.11 Indikasi program kegiatan pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Serdang Bedagai

No Usulan Program Lokasi Sumber Pendanaan

1. Pengembangan/Peningkatan TPA Regional

Kota Tebingtinggi–Kab. Serdang Bedagai

APBN, APBD, Investasi Swasta dan/atau Kerjasama Pendanaan 2. Pemantapan dan

pengembangan SPAM Regional dengan sistem jaringan perpipaan

Kota Tebingtinggi–Kab. Serdang Bedagai

APBN, APBD, Investasi Swasta dan/atau Kerjasama Pendanaan

Sumber : RTRW Provinsi Sumatera Utara 2013-2033

3.4 Arahan RTRW Kawasan Strategis Nasional

Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan seperti pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, telah diatur Kawasan Strategis Nasional untuk beberapa kawasan/lokasi di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang dijelaskan pada tabel 3.12 berikut ini.

Tabel 3.12 Kawasan Strategis Nasional di Provinsi Sumatera Utara.

No. Kawasan Strategis

Nasional

Sudut

Kepentingan Kota/Kab. Status Hukum

1. Kawasan Perkotaan Medan–Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro)

Ekonomi Kota Medan, Binjai,

Kab. Deli Serdang, Karo

Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo 2. Kawasan Danau Toba dan

Sekitarnya

Lingkungan Hidup

Kab. Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, Simalungun,

Perpres No. 81 Tahun 2014

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 63

Toba Samosir, Pakpak Bharat

3. Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 2 pulau kecil terluar (Pulau Rondo dan Berhala) dengan negara India/Thailand/Malaysia

Pertahanan dan Keamanan

Kab. Serdang Bedagai -

4. Kawasan Perbatasan Negara termasuk 19 pulau kecil terluar

yang berhadapan dengan laut lepas

Pertahanan dan Keamanan

Kab. Nias

-

Sumber : Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, Tahun 2014

3.5 Arahan MP3EI dan KEK

3.5.1 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan melengkapi dokumen perencanaan.

Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI) yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM IPTEK yang sama.

M

MPP33EEIIKKoorriiddoorrEEkkoonnoommiiSSuummaatteerraa

Koridor Sumatera mengusung tema pembangunan "Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional" terdiri dari 11 Pusat Kegiatan Ekonomi Utama (PKEU) yaitu di Pangkal Pinang; Padang, Bandar Lampung; Bengkulu; Serang; Banda Aceh; Medan; Pekanbaru; Jambi; Palembang dan Tanjungpinang. Fokus kegiatan ekonomi utama pada lima komoditas - Kelapa Sawit, Karet; Batu Bara; Industri Perkapalan dan Besi Baja - serta satu kawasan, yaitu Kawasan Strategis Nasional (KSN), Selat Sunda.

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 64

Dalam jangka panjang, pengembangan koridor ekonomi di Koridor Ekonomi Sumatera diarahkan pada empat kegiatan ekonomi utama pengembangan koridor yaitu: kelapa sawit, karet, batubara dan besi baja. Untuk mendukung pengembangan setiap kegiatan ekonomi utama tersebut diperlukan upaya peningkatan konektivitas, seperti pembangunan jalan raya dan jalur rel kereta api lintas timur, dari Banten Utara sampai Aceh di ujung barat-laut. Penguatan konektivitas di Koridor Ekonomi Sumatera juga dilakukan pada konektivitas intra koridor, konektivitas antar koridor, serta konektivitas internasional.

Dalam pengembangan Koridor Ekonomi Sumatera, pembangunan struktur ruang di provinsi diarahkan untuk memahami pola pergerakan dari kebun (karet dan sawit), dan tambang batubara sebagai kegiatan ekonomi utama menuju tempat pengolahan dan atau kawasan industri yang selanjutnya menuju pelabuhan. Maka di setiap provinsi, penentuan prioritas dan kualitas pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan, kereta api, pelabuhan dan bandar udara diarahkan untuk melayani angkutan barang untuk menunjang kegiatan ekonomi utama.

Di samping itu, mengingat Pulau Sumatera bagi Indonesia adalah gerbang di sisi barat, maka hub internasional berupa pelabuhan utama bagi pelayaran internasional perlu ditetapkan di pantai timur Pulau Sumatera. Terkait dengan hal ini maka pelabuhan Kuala Tanjung dinilai dapat memenuhi syarat sebagai Alternatif Pelabuhan Hub Internasional di sisi Barat Indonesia. Pelabuhan utama yang berfungsi sebagai hub internasional di sisi Barat menjadi penting untuk membuka dan memperbesar peluang pembangunan di luar Jawa dan pada saat yang sama mengurangi beban Pulau Jawa.

Untuk lebih jelasnya Koridor Ekonomi Kawasan Perhatian Investasi (KPI) MP3EI Provinsi Sumatera Utara dalam skala Koridor Ekonomi Sumatera dapat dilihat pada Gambar 3.8, berikut ini.

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 65

Gambar 3.8 Koridor Ekonomi Sumatera

Sumber: Direktorat Bina Program, 2014.

Dokumen terkait