• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYUSUNAN RPI2-JM KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA untuk KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYUSUNAN RPI2-JM KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA untuk KABUPATEN SERDANG BEDAGAI"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 1

BAB III

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG

CIPTA KARYA untuk KABUPATEN

SERDANG BEDAGAI

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang merupakan arahan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang merupakan arahan distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

Arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW menjadi perhatian pembangunan bidang Cipta Karya untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, sesuai tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

3.1 Arahan RTRW Nasional

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional PP 26/2008 yang selanjutnya disebut RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah Negara. Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan :

a. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan; b. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;

c. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;

d. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;

e. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negative terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang;

f. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;

(2)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 2

g. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah;

h. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; dan

i. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional menjadi pedoman untuk :

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional

c. Pemanfaatan ruang dan pengendal ian pemanfaatan ruang di wilayah nasional d. Pewujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan

antarwilayah provinsi, serta keserasian antar sektor e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi f. Penataan ruang kawasan strategis nasional

g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

3.1.1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, telah diatur rencana struktur ruang wilayah nasional meliputi : sistem perkotaan nasional, sistem jaringan transportasi nasional, sistem jaringan energi nasional, sistem jaringan telekomunikasi nasional dan sistem jaringan sumber daya air. Sedangkan struktur ruang wilayah nasional yang berhubungan dengan pengembangan infrastruktur bidang kecipta karyaan adalah sistem perkotaan nasional, sistem jaringan transportasi nasional dan sistem jaringan sumber daya air.

3.1.1.1 Rencana Sistem Perkotaan.

Sistem perkotaan nasional terdiri atas PKN, PKW, dan PKL, penetapan PKN dan PKW merupakan bagian dari Peraturan Pemerintah, sedangkan PKL ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi berdasarkan usulan pemerintah kabupaten/kota, setelah dikonsultasikan dengan Menteri. PKN, PKW, dan PKL dapat berupa kawasan, megapolitan, kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang atau kawasan perkotaan kecil.

Selain sistem perkotaan nasional dikembangkan PKSN untuk mendorong perkembangan kawasan perbatasan negara, yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah dan Sistem perkotaan nasional diarahkan memiliki 4 (empat) hierarki pusat pelayanan, yaitu :

1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN), yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional, sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala

(3)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 3

nasional atau yang melayani beberapa provinsi, sebagai simpul utama transpor

tasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi

2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN, pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten dan sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan, sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

4. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), yaitu pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga, pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga, merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

3.1.1.2 Rencana Sistem Jaringan Transportasi

Sistem jaringan transportasi nasional terdiri atas sistem jaringan transportasi darat, sistem jaringan transportasi laut dan sistem jaringan transportasi udara.

1. Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta api, dan jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan.

2. Sistem jaringan transportasi laut terdiri atas tatanan kepelabuhanan dan alur pelayaran

3. Sistem jaringan transpor tasi udara terdiri atas tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan.

3.1.1.3 Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air

1. Sistem jaringan sumber daya air sebagaimana merupakan sistem sumber daya air pada setiap wilayah sungai dan cekungan air tanah.

2. Wilayah sungai meliputi wilayah sungai lintas negara, wilayah sungai lintas provinsi, dan wilayah sungai strategis nasional,

3. Cekungan air tanah meliputi cekungan air tanah lintas negara dan lintas provinsi. 4. Arahan pemanfaatan ruang pada wilayah sungai lintas negara, wilayah sungai

lintas provinsi, dan wilayah sungai strategis nasional memperhatikan pola pengelol aan sumber daya air.

5. Pola pengelolaan sumber daya air ditetapkan dengan peraturan menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang sumber daya air.

(4)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 4

Berdasarkan kriteria pada rencana struktur ruang nasional yang telah disampaikan di atas,

maka kebijakan pengembangan rencana sistem perkotaan, sistem jaringan transportasi dan sistem jaringan sumber daya air nasional untuk beberapa Kabupaten/Kota dan kawasan/lokasi di wilayah Provinsi Sumatera Utara sesuai RTRWN dijelaskan melalui tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional di Sumatera Utara Berdasarkan RTRWN

No Struktur Ruang Wilayah

Nasional Kab/Kota dan Kawasan/ Lokasi Kebijakan Pengembangan

1. Perwujudan Sistem

Perkotaan Nasional

- PKN :

Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo (Mebidangro)

- PKW :

Tebingtinggi, Sidikalang, Pematang Siantar, Balige, Rantau Prapat, Kisaran, Gunungsitoli, Balige, Padang Sidempuan, Sibolga

 Revitalisasi kota-kota yang telah

berfungsi

 Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan

 Mendorong Pengembangan

Kota-Kota Sentra Produksi Yang Berbasis Otonomi Daerah

 Pengembangan/Peningkatan

fungsi

 Rehabilitasi kota akibat bencana

alam

2. Perwujudan Sistem

Jaringan Transportasi Nasional

- Jalan bebas hambatan :

 Medan-Kualanamu- TebingTinggi-Kisaran-Rantau Prapat Tebing Tingg-P.Siantar-Parapat-Tarutung-Sibolga Binjai-Langsa(Aceh)

-Jalan bebas hambatan dalam

kota :

Belawan-Medan-Tanjungmorawa.

Binjai-Medan

- Pelabuhan sebagai simpul

transportasi laut nasional :

Pelabuhan Internasional

Belawan, Sibolga

Pelabuhan Nasional

Tanjungbalai Asahan

- Bandar Udara sebagai simpul

transportasi udara nasional :

 Pengembangan

 Pemantapan

 Pengembangan

 Pemantapan Pelabuhan

Internasional

 Pemantapan Pelabuhan Nasional

 Pengembangan Badar Udara

(5)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 5

Kualanamu

3. Perwujudan Sistem

Jaringan Sumber Daya Air

- WS Belawan-Ular-Padang

- WS Tob- Asahan

- Batang Angkola-Batang Gadis

- Batang Natal- Batang Batahan

 Konservasi Sumber Daya Air,

Pendayagunaan SDA, dan Pengendalian Daya Rusak Air Sumber : RTRW Nasional.

Rencana struktur ruang wilayah nasional dituangkan kedalam peta yang diperlihatkan pada Gambar 3.1 berikut ini.

(6)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 6

Sumber : RTRW Nasional

(7)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 7

3.1.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, telah diatur rencana pola ruang wilayah nasional meliputi : kawasan lindung nasional dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional.

3.1.2.1 Rencana Kawasan Lindung Nasional

Kawasan lindung nasional terdiri atas kawasan yang memberikan, perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam, kawasan l indung geologi dan kawasan lindung lainnya.

Sedangkan kriteria kawasan lindung nasional adalah :

1. Kawasan hutan lindung sebagaimana ditetapkan dengan kriteria:

a. kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan yang jumlah hasil perkal ian bobotnya sama dengan 175 (seratus tujuh puluh lima) atau lebih.

b. kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng pal ing sedikit 40% (empat pul uh persen) atau.

c. kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling sedikit 2.000 (dua ribu) meter di atas permukaan laut.

2. Kawasan bergambut sebagaimana ditetapkan dengan kriteria ketebalan gambut 3 (tiga) meter atau lebih yang terdapat di hulu sungai atau rawa.

3. Kawasan resapan air sebagaimana ditetapkan dengan kriteria kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol tata air permukaan.

3.1.2.2 Rencana Kawasan Budi Daya yang Memiliki Nilai Strategis Nasional

Kawasan budi daya ter diri atas kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan permukiman dan/atau kawasan peruntukan lainnya.

Sedangkan Kriteria Kawasan Budi Daya adalah, Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas :

a. kawasan peruntukan hutan produksi terbatas b. kawasan peruntukan hutan produksi tetap dan

(8)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 8

Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas ditetapkan dengan kriteria memiliki faktor

kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor 125 (seratus dua puluh lima) sampai dengan 174 (seratus tujuh puluh empat).

Kawasan peruntukan hutan produksi tetap ditetapkan dengan kriteria memiliki faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor paling besar 124 (seratus dua puluh empat).

Kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi ditetapkan dengan kriteria : memiliki faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor pal ing besar 124 (seratus dua puluh empat); dan/atau merupakan kawasan yang apabila dikonversi mampu mempertahankan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Kriteria teknis kawasan peruntukan hutan produksi terbatas, kawasan peruntukan hutan produksi tetap, dan kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kehutanan.

Berdasarkan kriteria pada rencana pola ruang nasional yang telah disampaikan di atas, maka kebijakan pengembangan kawasan lindung nasional dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional untuk beberapa Kabupaten/Kota dan kawasan/lokasi di wilayah Provinsi Sumatera Utara sesuai RTRWN dijelaskan melalui Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional di Sumatera Utara berdasarkan RTRWN

No Pola Ruang Wilayah

Nasional Kab/ Kota dan Kawasan/ Lokasi Kebijakan Pengembangan

1. Kawasan Lindung

Nasional

- Kawsan Konservasi Nasional:

Taman Nasional Batang Gadis, Kab. Mandailing Natal

 Pengembangan, Rehabilitasi dan

Pemantapan Fungsi Kawasan Lindung Nasiona

2. Kawasan Budi Daya

yang memiliki nilai Strategis Nasional -Kawasan Andalan : Kawasan Perkotaan Metropolitan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro)

Kawasan Pematang Siantar

dan sekitarnya

Kawasan Tapanuli dan

sekitarnya

Kawasan Nias dan sekitarnya

Kawasan Rantau Prapat –

Kisaran

 Pengembangan dan Rehabilitasi

kawasan untuk : - pariwisata - perkebunan - pertambangan - perikanan - pertanian - industri Sumber : RTRW Nasional.

(9)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 9

Rencana pola ruang wilayah nasional dituangkan kedalam peta yang diperlihatkan pada Gambar 3.2 berikut ini.

Gambar 3.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional

(10)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 10

3.2 Arahan RTRW Pulau Sumatera

RTRW pulau sumatera telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera. RTRW Pulau merupakan rencana rinci yang disusun sebagai penjabaran dan perangkat operasionalisasi dari RTRW Nasional serta berperan sebagai alat koordinasi dan sinkronisasi program pembangunan wilayah Pulau Sumatera yang tidak dapat digunakan sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang.

Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera berfungsi sebagai pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan di Pulau Sumatera, perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah provinsi dan kabupaten/kota, serta keserasian antar sektor di Pulau Sumatera, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di Pulau Sumatera, penentuan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di Pulau Sumatera, dan penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota di Pulau Sumatera.

Pulau Sumatera adalah kesatuan fungsional wilayah geografis dan ekosistem yang mencakup wilayah darat, laut dan udara termasuk ruang di dalam bumi yang meliputi seluruh wilayah Aceh, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung, dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menurut undang-undang pembentukannya.

3.2.1. Rencana Struktur Ruang Sumatera Utara berdasarkan RTRW Pulau Sumatera Rencana struktur ruang Pulau Sumatera merupakan perangkat operasional RTRWN di Pulau Sumatera yang berupa strategi operasionalisasi perwujudan struktur ruang.

Strategi operasionalisasi perwujudan struktur ruang Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Rencana struktur ruang Pulau Sumatera dijelaskan pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.3 Strategi Operasional Sistem Perkotaan Nasional di Sumatera Utara Berdasarkan RTRW Pulau Sumatera.

NO Sistem Perkotaan Nasional Strategi Operasional

1. PKN : Kawasan Perkotaan

Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro)

a. Mengembangkan PKN dan PKW sebagai pusat industri

pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan kelapa sawit, karet, kopi, dan tembakau yang ramah lingkungan.

b. Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat industri

(11)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 11

NO Sistem Perkotaan Nasional Strategi Operasional

pangan

c. Pengembangan PKN serta PKW sebagai pusat penelitian

dan pengembangan pertanian tanaman pangan

d. Peningkatan fungsi dan pengembangan PKN serta PKW

sebagai kawasan industri yang berdaya saing

e. Pengembangan PKN dan PKW untuk kegiatan industri

kreatif

f. Pengembangan PKN dan PKW sebagai :

o Pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan

o Pusat penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,

konferensi, dan pameran

g. Peningkatan keterkaitan antar PKN dan antar PKW di Pulau

Sumatera sebagai pusat pariwisata dalam kesatuan tujuan wisata

h. Pengendalian perkembangan fisik kawasan perkotaan

untuk mempertahankan lahan pertanian pangan berkelanjutan

i. Pengendalian perkembangan PKN dan PKW yang menjalar

(urban sprawl)

j. Pengendalian perkembangan PKN, PKW dan PKSN di

kawasan rawan bencana letusan gunung berapi, kawasan rawan bencana longsor, kawasan rawan gempa bumi

k. Pengembangan PKN dan PKW berbasis sumber daya alam

dan jasa lingkungan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

l. Pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat

perdagangan dan jasa yang berskala internasional

m. Pengembangan PKN, PKW dan PKSN yang didukung

prasarana dan sarana perkotaan yang memadai

2. PKW : Tebing Tinggi, Sidikalang,

Pematang Siantar,Rantau Prapat, Kisaran, Gunung Sitoli, Padang Sidempuan dan Sibolga.

a. Mengembangkan PKN dan PKW sebagai pusat industri

pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan kelapa sawit, karet, kopi, dan tembakau yang ramah lingkungan.

b. Pengembangan PKN, PKW dan PKSN yang didukung

prasarana dan sarana perkotaan yang memadai

3. PKW : Gunung Sitoli dan

Sibolga

a. Mengembangkan pusat industri pengolahan dan industri

jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan

b. Pengembangan PKW sebagai :

o Pusat pariwisata bahari

c. Pengendalian perkembangan PKN, PKW dan PKSN di

kawasan rawan bencana tsunami di wilayah pesisir, kawasan rawan bencana gempa bumi

(12)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 12

NO Sistem Perkotaan Nasional Strategi Operasional

4. PKW : Tebing Tinggi,

Sidikalang, Pematang Siantar, Balige, Rantau Prapat, Kisaran, Padang Sidempuan, Sibolga

a. Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat industri

pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan

b. Pengendalian perkembangan fisik kawasan perkotaan

untuk mempertahankan lahan pertanian pangan berkelanjutan

5. PKW : Pematang Siantar

(Pematang Raya)

a. Peningkatan fungsi dan pengembangan PKN serta PKW

sebagai kawasan industri yang berdaya saing

b. Pusat penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,

konferensi dan pameran

6. PKW : Gunung Sitoli Pengembangan PKN dan PKW untuk kegiatan industri kreatif

7. PKW : Balige Pengembangan PKW sebagai :

o Pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan

8. PKW : Padang Sidempuan Pengendalian perkembangan PKN, PKW dan PKSN di wilayah

pesisir, kawasan rawan bencana gempa bumi.

9. PKW : Tebing Tinggi, Rantau

Prapat Kisaran, Gunung Sitoli

Pengembangan PKN dan PKW berbasis sumber daya alam dan jasa lingkungan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

Sumber: Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera

Tabel 3.4 Strategi Operasional Sistem Jaringan Nasional di Sumatera Utara Berdasarkan RTRW Pulau Sumatera.

NO

Sistem Perkotaan

Nasional Strategi Operasional Kabupaten/Kota/Lokasi

1. Sistem Jaringan

Transportasi

Pemantapan jaringan jalan arteri primer pada Jaringan Jalan Lintas Timur Pulau Sumatera

Langkat-Binjai-Medan-Deli Serdang-Tebing Tinggi-Asahan-Rantau Prapat-Labuhanbatu Selatan. Pengembangan jaringan jalan arteri primer pada

Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Sumatera

Tapanuli Utara - Tapanuli Selatan-Padang Sidempuan Pengembangan jaringan jalan kolektor primer

pada Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Sumatera

Karo-Dairi-Humbang Hasundutan-Tapanuli Utara. Pengembangan jaringan jalan kolektor primer

pada Jaringan Jalan Lintas Barat Pulau Sumatera

Tapanuli Tengah-Sibolga-Mandailing Natal

Pemantapan jaringan jalan arteri primer pada Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Sumatera yang menghubungkan Jaringan Jalan Lintas Barat Pulau Sumatera, Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Sumatera, dan/atau Jaringan Jalan Lintas Timur

Sibolga - Tapanuli Utara -Toba samosir - Pematang Siantar – Tebing Tinggi

(13)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 13

NO

Sistem Perkotaan

Nasional

Strategi Operasional Kabupaten/Kota/Lokasi

Pulau Sumatera.

Pemantapan jaringan jalan kolektor primer pada Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Sumatera yang menghubungkan jaringan Jalan Lintas Barat Pulau Sumatera, Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Sumatera, dan/atau Jaringan Jalan Lintas Timur Pulau Sumatera

o Dairi-Karo-Medan

o Karo-Simalungun

o Tapanuli Selatan-Padang

Sidempuan

pengembangan jaringan jalan strategis nasional pada jaringan jalan pengumpan Pulau Sumatera yang menghubungkan

jaringan Jalan Lintas Barat Pulau Sumatera, Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Sumatera, dan/atau Jaringan Jalan Lintas Timur Pulau Sumatera

o Mandailing Natal

o Padang Lawas

Utara-Labuhanbatu Selatan

Pengembangandan pemantapan jaringan jalan nasional untuk menghubungkan kawasan perkotaan nasional dengan pelabuhan dan/atau bandar udara

o Jaringan jalan arteri primer

yang menghubungkan PKN Kawasan Perkotaan Medan - Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro) dengan Bandar Udara Kualanamu dan Pelabuhan Belawan o jaringan jalan kolektor

primer yang

menghubungkan PKW Kisaran dengan Pelabuhan Tanjungbalai Asahan

o jaringan jalan arteri primer

yang menghubungkan PKW Sibolga dengan Pelabuhan Sibolga

o jaringan jalan strategis nasional yang

menghubungkan PKW Tebing Tinggi dengan Pelabuhan Kuala Tanjung Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan

nasional yang terpadu dengan jaringan transportasi lainnya untuk mendorong

perekonomian meliputi jaringan jalan nasional di

o Pelabuhan Belawan (Medan),

Pelabuhan Tanjung Balai Asahan

(14)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 14

NO

Sistem Perkotaan

Nasional

Strategi Operasional Kabupaten/Kota/Lokasi

Pulau Sumatera yang terpadu dengan :

(Deli Serdang) Pengembangan dan/atau pemantapan jaringan

jalan nasional dengan memperhatikan kawasan berfungsi lindung dan/atau penerapan prasarana dan sarana yang ramah lingkungan

o Padang Sidempuan

o Medan-Karo-Deli Serdang

o Padang Lawas Utara-

Padang Lawas

o Mandailing Natal

Pengembangan jaringan jalan nasional untuk meningkatkan aksesibilitas di kawasan perbatasan negara, kawasan tertinggal dan terisolasi,

termasuk pulau-pulau kecil.

Jaringan jalan strategis nasional yang menghubungkan :

Gunung Sitoli-Nias Selatan di Pulau Nias

Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan dengan memperhatikan fungsi kawasan pertanian pangan berkelanjutan, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana

o Jaringan jalan bebas

hambatan antarkota yang menghubungkan : 1. Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi 2. Tebing Tinggi-Kisaran 3. Rantau Prapat-Kisaran 4. Binjai-Langsa 5. Tebing Tinggi-Pematang Siantar-Parapat-Tarutung-Sibolga 6. Tebing Tinggi-Kuala Tanjung Pengembangan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas

Timur Pulau Sumatera Bagian Utara

o Besitang-Medan-Tebing Tinggi-Kisaran-Rantau Prapat o Pematang Siantar-Tebing Tinggi o SibolgaPadangsidempuan -Rantau Prapat Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Barat Pulau

Sumatera Bagian Utara

Kota Sibolga Pengembangan atau pemantapan jaringan jalur

kereta api antarkota yang terpadu dengan jaringan transportasilainnya untuk menunjang kegiatan ekonomi berdaya saing, membuka keterisolasian wilayah, dan meningkatkan keterkaitan antar wilayah.

Jaringan jalur kereta api antarkota di Pulau Sumatera yang terpadu dengan Pelabuhan Belawan, pelabuhan Kuala Tanjung.

Pengembangan dan pemantapan jaringan jalur kereta api perkotaan untuk mendukung

PKN Kawasan Perkotaan Mebidangro

(15)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 15

NO

Sistem Perkotaan

Nasional

Strategi Operasional Kabupaten/Kota/Lokasi

pergerakan orang dan barang secara massal, cepat, aman, dan efisien

Pengembangan dan pemantapan jaringan transportasi danau untuk meningkatkan keterkaitan antar wilayah

Kab. Karo, Dairi, Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Toba Samosir dan

Simalungun Pelabuhan pada lintas penyeberangan

antarprovinsi dan pelabuhan pada lintas penyeberangan antar negara di Pulau Sumatera.

Kota Medan

Pengembangan dan pemantapan pelabuhan penyeberangan yang terpadu dengan jaringan transportasi darat

Pulau Nias

Pengembangan lintas penyeberangan untuk membuka keterisolasian wilayah, meningkatkan keterkaitan antar provinsi di Pulau Sumatera, antarprovinsi di Pulau Sumatera dengan provinsi di luar Pulau Sumatera dan antar negara

Sibolga-Gunungsitoli

Pengembangan Bandar Udara Kualanamu sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan primer.

Bandara Kualanamu Kab. Deli Serdang

Pengembangan atau pemantapan fungsi bandar udara untuk mendukung kegiatan industri dan pariwisata ekowisata, bahari, cagar budaya dan ilmu pengetahuan, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

Bandara Kualanamu Kab. Deli Serdang

Pengembangan bandar udara yang terpadu dengan sistem jaringan jalan nasional dan jaringan jalur kereta api.

PKN Kawasan Perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro)

2. Sistem Jaringan

sumber daya air

Pendayagunaan sumber air dengan berbasis pada WS untuk melayani kawasan perkotaan nasional dan kawasan andalan

WS Belawan-Ular yang

melayani PKN Kawasan Perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro), PKW Tebing Tinggi, serta Kawasan Andalan Perkotaan Metropolitan Medan-BinjaiDeli Serdang-Karo (Mebidangro)

(16)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 16

NO

Sistem Perkotaan

Nasional

Strategi Operasional Kabupaten/Kota/Lokasi

melayani PKW Balige, PKW Kisaran, serta Kawasan Andalan Rantau Prapat-Kisaran dan Sekitarnya

WS Batang Angkola-Batang

Gadis yang melayani PKW Padang Sidempuan, PKW Rantau Prapat, Kawasan Andalan Tapanuli dan Sekitarnya, serta Kawasan Andalan Rantau Prapat, Kisaran

Pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan imbuhan air tanah serta pengendalian pendayagunaan sumber air tanah di kawasan pelepasan air tanah pada CAT

Karo, Tapanuli Tengah

Pengembangan prasarana dan sarana air baku untuk melayani kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil berpenghuni

Pulau Nias dan pulau-pulau Batu.

Sumber: Review Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera

Rencana struktur ruang Pulau Sumatera dituangkan kedalam peta yang diperlihatkan pada Gambar 3.3 berikut ini.

(17)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 17

Gambar 3.3 Rencana Struktur Ruang Pulau Sumatera

(18)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 18

3.2.2. Rencana Pola Ruang Sumatera Utara berdasarkan RTRW Pulau Sumatera

Rencana pola ruang Pulau Sumatera merupakan perangkat operasional RTRWN di Pulau Sumatera yang berupa strategi operasionalisasi perwujudan pola ruang. Strategi operasionalisasi perwujudan pola ruang Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Rencana pola ruang Pulau Sumatera dijelaskan pada tabel 3.5 dan tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.5 Strategi Operasional Kawasan Lindung Nasional di Sumatera Utara berdasarkan RTRW Pulau Sumatera.

No Kawasan Lindung Strategi Operasional Kabupaten/Kota/Lokasi

1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya

a. Kawasan Hutan Lindung :

Pengembangan pengelolaan, peningkatan fungsi, dan pengendalian perubahan peruntukan dan/atau fungsi kawasan hutan lindung yang bervegetasi hutan tetap serta rehabilitasi kawasan hutan lindung yang terdegradasi

b.Kawasan Resapan Air :

Rehabilitasi kawasan resapan air yang terdegradasi, serta pemertahanan fungsi lahan dan pengendalian alih fungsi lahan kawasan resapan air

Kab. Langkat, Karo, Deli Serdang, Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Mandailing Natal, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Tapanuli Selatan, Simalungun, Asahan, Toba Samosir, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan CAT Labuhan Batu Selatan, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal

2. Kawasan

Perlindungan Setempat

Pengendalian pemanfaatan ruang pada sempadan pantai, sempadan sungai, dan kawasan sekitar danau atau waduk yang berpotensi mengganggu dan/atau merusak fungsi sempadan pantai, sempadan sungai, dan kawasan sekitar danau atau waduk serta pengembangan struktur alami berupa jenis dan kerapatan tanaman dan/atau struktur buatan di sempadan pantai, sempadan sungai, dan kawasan sekitar danau atau waduk untuk mencegah daya rusak air

Sempadan Pantai di : Kab./Kota Langkat, Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Batubara, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan, Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, Sibolga, Pakpak Bharat. Sempadan Sungai di:

Sungai Belawan, Sungai Deli,

Sungai Percut, Sungai Batang Kuisi, Sungai Belumai, Sungai Ular, Sungai Sialang Buah, Sungai Rambeng, Sungai Nalipang, Sungai Padang, dan Sungai Hapal di WS Belawan-Ular.

(19)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 19

No Kawasan Lindung Strategi Operasional Kabupaten/Kota/Lokasi

Sungai Asahan, Sungai

Asailau, dan Sungai Nantalu di WS Toba –Asahan

Sungai Batang Tabuyung,

Sungai Batang Silaing, Sungai Batang Parlampungan, Sungai Batang Angkola, Sungai Batang Gadis, Sungai Batang Singkuang, Sungai Batang Toru, dan Sungai Batang Nagor di WS Batang Angkola Batang Gadis

Kawasan sekitar Danau atau Waduk di :

 Danau Toba (Kab. Karo,

Dairi, Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Toba Samosir, dan

Simalungun)

 Waduk Sigura-gura Kab. Toba

Samosir, Waduk

Sipansihaporas Kab. Tapanuli Tengah, Waduk Tangga Kab. Tapanuli Utara.

3. Kawasan suaka

alam, kawasan pelestarian alam, dan cagar budaya

a. Rehabilitasi dan pemantapan fungsi cagar

alam, cagar alam laut, taman nasional, taman wisata alam, dan taman wisata alam laut yang telah terdegradasi.

b. Pelestarian fungsi dan pengembangan

kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan

Cagar Alam di :

Dolok Sibual-buali dan Dolok Sipirok Kab. Tapanuli Selatan Taman Nasional Gunung Leuser di :

TN Batang Gadis Kab. Mandailing Natal.

Istana Maimun dan Rumah Tjong Afie Kota Medan, Kompleks Makam Kesultanan Langkat dan Gedung Kerapatan Sultan Langkat/Museum Kab. Langkat.

4. Kawasan rawan

bencana alam

Penetapan zona-zona rawan bencana alam beserta ketentuan mengenai standar bangunan gedung yang sesuai dengan karateristik, jenis dan ancaman bencana, pengendalian

perkembangan kawasan budi daya terbangun

Kawasan rawan tanah

longsor :

Kab. Dairi, Humbang Hasundutan, Karo, Sibolga, Langkat, Mandailing Natal,

(20)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 20

No Kawasan Lindung Strategi Operasional Kabupaten/Kota/Lokasi

di kawasan rawan bencana alam, dan

penyelenggaraan upaya mitigasi dan adaptasi bencana melalui penetapan lokasi dan jalur evakuasibencana serta pembangunan sarana pemantauan bencana.

Nias, Nias Selatan, Padang Sidempuan,Pakpak Bharat, Simalungun,Padang Lawas Utara, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Toba Samosir

Kawasan rawan banjir :

Kota Medan dan Tanjung Balai, Kab. Deli Serdang, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan, Langkat, Asahan, Mandailing Natal, Serdang Bedagai, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah

Kawasan rawan letusan

gunung berapi : Gunung Helatoba Kab. Tapanuli Utara, Gunung Sinabung dan Sibayak Kab. Karo, Gunung Pusuk Bukit Kab. Samosir, Gunung Sibual-buali Kab. Tapanuli Selatan, Gunung Sorekmerapi Kab. Mandailing Natal

Kawasan rawan gempa bumi :

Kota Sibolga, Kab. Dairi, Humbang Hasudutan, Karo, Langkat, Mandailing Natal, Nias, Nias Selatan, Padang Sidempuan, Toba Samosir, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara.

Kawasan rawan tsunami :

Kab. Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal

5. Kawasan geologi Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya

terbangun pada kawasan imbuhan air tanah, dilakukan pada kawasan imbuhan air tanah.

CAT Kutacane (Kab. Karo), CAT Pekanbaru (Kab. Labuhan Batu Selatan dan Tapanuli Selatan), CAT Natal-Ujunggading (Kab. Mandailing Natal).

(21)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 21

No Kawasan Lindung Strategi Operasional Kabupaten/Kota/Lokasi

6. Kawasan lindung

lainnya

a. Pemertahanan,pelestarian, dan

pengembangan pengelolaan kawasan taman buru

b. Pemertahanan,pelestarian, dan

pengembangan kawasan laut yang memiliki ekosistem terumbu karang.

Kab. Nias Selatan Pulau Nias Sumber : Review Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera

Tabel 3.6 Strategi Operasional Kawasan Budidaya Nasional di Sumatera Utara berdasarkan RTRW Pulau Sumatera.

No Kawasan

Budidaya Strategi Operasional Kabupaten/Kota/Lokasi

1. Kawasan

Peruntukan Hutan

Pengendalian perubahan peruntukan dan/atau fungsi kawasan hutan sebagai upaya untuk mewujudkan kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi hutan tetap paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari luas Pulau Sumatera sesuai dengan ekosistemnya dilakukan pada kawasan hutan.

Kab. Langkat, Deli Serdang, Karo, Serdang Bedagai, Simalungun, Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Asahan, Toba Samosir, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal

2. Kawasan

Peruntukan Pertanian

a. Pemertahanan luasan kawasan peruntukan

pertanian pangan beririgasi, rawa pasang surut dan lebak, serta sawah non irigasi, termasuk yang merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan serta

pengembangankawasan peruntukan pertanian pangan sesuai kesesuaian lahan serta

pengembangan kawasan peruntukan pertanian pangan sesuai kesesuaian lahan serta kelayakan rawa dan lahan kering/tadah hujan

b. Pengendalian alih fungsi lahan kawasan

pertanian pangan sawah beririgasi menjadi non sawah.

c. Pengembangan kawasan agropolitan sebagai

pusat pelayanan dan pusat koleksi-distribusi produksi pertanian

d. Perlindungan luas lahan hortikultura dan

mengendalikan alih fungsi peruntukan lahan hortikultura

Kota Medan dan Binjai, Kab. Deli Serdang, Karo, Langkat, Simalungun, Dairi, Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Asahan, Batubara, Toba Samosir, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal,

Serdang Bedagai, Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan, Kota Medan dan Binjai, Kab. Deli Serdang, Karo, Langkat, Simalungun, Dairi, Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Asahan, Batubara, Toba Samosir, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Labuhan Batu

(22)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 22

No Kawasan

Budidaya Strategi Operasional Kabupaten/Kota/Lokasi

Utara, Labuhan Batu Selatan, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Serdang Bedagai, Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan

Kab.Langkat,Karo, Simalungun, Toba Samosir, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan.

Kab.Simalungun,Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Tapanuli Selatan, Deli Serdang, Karo.

3. Kawasan

Peruntukan Perikanan

a. Pengembangan kegiatan perikanan budi daya

dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

b. Pengembangan kawasan minapolitan berbasis

masyarakat

Kota Medan, Kab. Serdang Begadai, Tapanuli Utara, Samosir, Simalungun, Tapanuli Tengah, Langkat, Deli Serdang Kota Medan, Kab. Serdang Begadai, Tapanuli Utara, Samosir, Simalungun, Tapanuli Tengah, Langkat, Deli Serdang

4. Kawasan

Peruntukan Pertambangan

Pengendalian Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan pada kawasan permukiman

Kab. Langkat, Karo, Serdang Bedagai, Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Nias, Nias Selatan

5. Kawasan

Peruntukan Industri

a. Pengembangan dan rehabilitasi kawasan

peruntukan industri pengolahan lanjutan yang berteknologi tinggi, padat modal, berdaya saing, dan ramah lingkungan dengan didukung pengelolaan limbah industri terpadu

b.Pengembangan kawasan industri yang sesuai

daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

Kota Medan, Pematang Siantar, Kab. Deli Serdang, Simalungun (Sei Mangke)

Kota Medan, Kab. Deli Serdang

6. Kawasan

Peruntukan Pariwisata

a. Rehabilitasi dan pengembangan kawasan

peruntukan ekowisata yang didukung prasarana dan sarana pariwisata

Ekowisata danau di Danau Toba (Kab. Karo, Dairi,Samosir, Humbang Hasundutan,

(23)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 23

No Kawasan

Budidaya Strategi Operasional Kabupaten/Kota/Lokasi

b. Rehabilitasi dan pengembangan kawasan

peruntukan pariwisata bahari yang didukung ketersediaan prasarana dan sarana pariwisata.

c. Rehabilitasi dan pengembangan awasan

peruntukan pariwisata berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang dilakukan dengan pelestarian kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, serta pengembangan rasarana dan sarana pariwisata

Tapanuli Utara, Toba Samosir, dan Simalungun).

Pulau Nias

Istana Maimun dan Rumah Tjong Afie Kota Medan, Kompleks Makam Kesultanan Langkat dan Gedung Kerapatan Sultan Langkat/Museum Kab. Langkat.

7. Kawasan

Peruntukan Permukiman

a. Pengendalian perkembangan kawasan

peruntukan permukiman di kawasan perkotaan yang engindikasikan terjadinya gejala perkotaan yang menjalar (urban sprawl)

b.Pengembangan kawasan peruntukan

permukiman di kawasan perkotaan yang didukung oleh prasarana dan sarana perkotaan

c. Pengembangan kawasan peruntukan

permukiman dengan prinsip mitigasi dan adaptasi bencana untuk meminimalkan potensi kerugian akibat bencana.

Kota Medan

Kota Medan, Binjai,

Gunungsitoli,Padangsidempuan, Pematang Siantar, Sibolga, Tanjungbalai, Tebing Tinggi. Kota Medan, Sibolga, Kab. Deli Serdang, Karo, Mandailing Natal, Padang Sidempuan, Samosir, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Dairi, Humbang

Hasudutan, Langkat, Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan

8. Kawasan

Andalan

a. Pengembangan kawasan untuk kegiatan

pariwisata berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata,

penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran, kegiatan pendukung pariwisata, permukiman, serta didukung prasarana dan sarana.

b. Rehabilitasi kawasan andalan dengan sektor

unggulan pariwisata.

c. Peningkatan keterkaitan kawasan andalan

dengan sektor unggulan pariwisata dengan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan yang terhubung dengan akses ke dan dari

Kawasan Andalan Pematang Siantar dan Sekitarnya,

Kawasan Andalan Tapanuli dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Nias dan Sekitarnya.

Kawasan Andalan Perkotaan Mebidangro.

Kawasan Andalan Perkotaan Metropolitan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro) dengan PKN Kawasan Perkotaan Medan-Binjai-Deli

(24)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 24

No Kawasan

Budidaya Strategi Operasional Kabupaten/Kota/Lokasi

pelabuhan dan/atau bandar udara. Serdang-Karo (Mebidangro)

yang terhubung dengan akses ke dan dari Pelabuhan Belawan dan/atau Bandar Udara

Kualanamu.

Kawasan Andalan Pematang

Siantar dan Sekitarnya dengan PKN Kawasan Perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro), PKW Tebing Tinggi, dan PKW Pematang Siantar yang terhubung dengan akses ke dan dari Pelabuhan Belawan dan/atau Bandar Udara Kualanamu.

Kawasan Andalan Tapanuli dan

Sekitarnya dengan PKW Sibolga, PKW Balige, PKW Pematang Siantar, PKW Tebing Tinggi, dan PKN Kawasan Perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro) yang terhubung dengan akses ke dan dari Pelabuhan Sibolga dan/atau Bandar Udara Kualanamu.

Kawasan Andalan Nias dan

Sekitarnya dengan PKW Gunung Sitoli, PKW Sibolga yang terhubung dengan akses ke dan dari Pelabuhan Sibolga dan/atau Bandar Udara Kualanamu.

Sumber: Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera

Rencana pola ruang Pulau Sumatera dituangkan kedalam peta yang diperlihatkan pada Gambar 3.4 berikut ini.

(25)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 25

Gambar 3.4 Rencana Pola Ruang Pulau Sumatera

(26)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 26

3.3 Arahan RTRW Provinsi Sumatera Utara

RTRW Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2033 sebagai bagian integral penataan ruang nasional berazaskan manfaat ruang bertujuan :

” Mewujudkan Wilayah Provinsi Sumatera Utara yang sejahtera, merata, berdayasaing dan dan berwawasan lingkungan ”

3.3.1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara

Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara Meliputi : sistem perkotaan, sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, dan sistem jaringan prasarana lingkungan.

3.3.1.1 Rencana Sistem Perkotaan.

Sistem perkotaan merupakan rencana pusat-pusat kegiatan pada wilayah provinsi yang menjadi pusat pertumbuhan wilayah provinsi. Tujuan pengembangan sistem perkotaan untuk mendorong proses pertumbuhan pada kota-kota yang berpotensi untuk berkembang dengan menghindari terjadinya ketidakefisienan kota-kota yang berperan sebagai pusat pertumbuhan wilayah.

Sistem perkotaan wilayah Provinsi Sumatera Utara diarahkan memiliki 4 (empat) hierarki pusat pelayanan, yaitu:

a.

Pusat Kegiatan Nasional, yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala wilayah Provinsi Sumatera Utara, dan wilayah nasional/internasional yang lebih luas. Pusat pelayanan ini terletak di kawasan perkotaan Mebidangro (Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo).

b.

Pusat Kegiatan Wilayah, yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. PKW di wilayah Provinsi Sumatera Utara meliputi Tebingtinggi, Sidikalang, Pematangsiantar, Balige, Rantauprapat, Kisaran, Gunungsitoli, Padang Sidempuan, Sibolga.

c.

PKW p, yaitu pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKW.

d.

Pusat Kegiatan Lokal, yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan di Provinsi Sumatera Utara. Kota-kota sebagai pusat pelayanan tersier yang dikembangkan untuk melayani satu atau lebih kecamatan. Pusat pelayanan tersier ini terutama dikembangkan untuk menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien sebagai sentra pelayanan kegiatan.

(27)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 27

Berdasarkan kriteria dan arahan kebijakan pengembangan maupun pertimbangan yang

telah disampaikan di atas maka rencana struktur pusat kegiatan di Provinsi Sumatera Utara sampai tahun 2033 terdiri dari 1 (satu) PKN, 9 (sembilan) PKW, 39 (tiga puluh sembilan) PKL, dan 2 (dua) PKWp.

Arahan pengembangan sistem perkotaan di Sumatera Utara sesuai RTRW Provinsi dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7 Rencana Sistem Perkotaan Provinsi Sumatera Utara

No Hierarki Kota Status Kota Strategi Fungsi yang

Diarahkan 1. PKN Kawasan Perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro) Eksisting dan Sedang berkembang

Revitalisasi Pusat pemerintahan

Provinsi

Pusat perdagangan

dan jasa regional

Pusat distribusi dan

kolektor barang & jasa regional

Pusat pelayanan

jasa pariwisata

Pusat transportasi

darat, laut, dan udara regional

Pendidikan tinggi

Industri

2. PKW Tebingtinggi Eksisiting Revitalisasi Pemerintahan Kota

Perdagangan dan jasa 3. Sidikalang, Kab. Dairi Sedang berkembang

Revitalisasi Pusat pemerintahan

Kabupaten

Industri pengolahan

hasil pertanian

Perdagangan

4. Pematangsiantar Eksisiting Revitalisasi Pemerintahan Kota

Perdagangan dan

jasa

Industri

Pendidikan

5. Balige, Kab. Toba

Samosir

Sedang berkembang

Revitalisasi Pusat pemerintahan

Kabupaten

Perdagangan

(28)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 28

No Hierarki Kota Status Kota Strategi Fungsi yang

Diarahkan hasil pertanian tanaman pangan dan hasil perikanan

Pelayanan jasa

pariwisata

Pendidikan Tinggi

6. Rantau Prapat, Kab.

Labuhan Batu

Sedang berkembang

Revitalisasi Pusat pemerintahan

Kabupaten

Perdagangan dan

Jasa

Pengolahan hasil

perkebunan

7. Kisaran, Kab. Asahan Sedang

berkembang

Revitalisasi Pusat pemerintahan

Kabupaten Industri pengolah hasil perkebunan dan pertanian tanaman pangan Perdagangan dan Jasa

8. Gunung Sitoli Sedang

berkembang

Revitalisasi Pusat pemerintahan

Kabupaten

Pariwisata Bahari

Pengolahan hasil

perikanan

9. Padangsidimpuan Eksisiting Revitalisasi Pusat pemerintahan

Kabupaten

Pengolahan hasil

pertanian tanaman pangan dan hasil hutan

Perdagangan dan

Jasa

10. Sibolga Eksisiting Revitalisasi Pemerintahan Kota

Pusat perdagangan

dan jasa regional

Pusat pelayanan

jasa pariwisata

Pengolahan hasil

perikanan

(29)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 29

No Hierarki Kota Status Kota Strategi Fungsi yang

Diarahkan laut Pusat pendidikan 11. PKL Pangkalan Brandan, Kab. Langkat

Revitalisasi Pengolahan hasil

pertambangan

Pengolahan hasil

pertanian

Perikanan

12. Stabat, Kab. Langkat Revitalisasi Pengolahan Hasil

Pertanian Tanaman Pangan Industri Pengolahan hasil Pertanian 13. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagei Pengembangan baru Permukiman Perkotaan Industri Perdagangan

14. Sei Rampah, Kab.

Serdang Bedagei Pengembangan baru Permukiman Perkotaan Pusat Pemerintahan Perdagangan dan Jasa 15. Limapuluh, Kab. Batubara Pengembangan baru Permukiman perkotaan Perdagangan dan Jasa 16. Indrapura, Kab. Batubara Pengembangan baru Perikanan Pelabuhan Pengolahan hasil pertanian Pendidikan kejuruan 17. Perdagangan, Kab. Simalungun Pengembangan baru Pengolahan Hasil Perkebunan Perdagangan 18. Saribudolok, Kab. Simalungun Pengembangan baru Pertanian tanaman pangan Pendidikan kejuruan 19. Pematang Raya, Kab. Simalungun Revitalisasi Permukiman perkotaan Pendidikan

(30)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 30

No Hierarki Kota Status Kota Strategi Fungsi yang

Diarahkan 20. Parapat, Kab. Simalungun Revitalisasi Pariwisata Perkebunan 21. Simpang Empat, Kab. Asahan Pengembangan baru Permukiman Perkotaan Pengolahan Hasil perikanan

22. Aek Kanopan, Kab.

Labuhan Batu Utara

Revitalisasi Pengolahan hasil

perkebunan

Pengolahan hasil

pertanian

23. Labuhan Bilik, Kab.

Labuhan Batu

Revitalisasi Industri Pengolahan

hasil Perikanan

Jasa

24. Aek Nabara, Kab.

Labuhan Batu Pengembangan baru Perkebunan pertanian tanaman pangan

25. Kota Pinang, Kab.

Labuhan Batu Selatan

Revitalisasi Pertanian tanaman

pangan

Perkebunan

26. Gunung Tua, Kab.

Padang Lawas Utara

Revitalisasi Pertanian tanaman

pangan

Perkebunan

27. Sipirok, Kab.

Tapanuli Selatan

Revitalisasi Pengolahan hasil

perkebunan dan hutan

Pendidikan kejuruan

28. Batang Toru, Kab.

Tapanuli Selatan Pengembangan baru Pengolahan hasil perkebunan dan hutan Pendidikan kejuruan 29. Siabu, Kab. Mandailing Natal Pengembangan baru Pengolahan hasil pertanian Pendidikan kejuruan 30. Kotanopan, Kab. Mandailing Natal

Revitalisasi Pengolahan hasil

pertanian Pendidikan kejuruan 31. Natal, Kab. Mandailing Natal Revitalisasi Perikanan Pertanian tanaman pangan 32. Panyabungan, Kab. Mandailing Natal

Revitalisasi Pengolahan Hasil

(31)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 31

No Hierarki Kota Status Kota Strategi Fungsi yang

Diarahkan perkebunan Pertanian tanaman pangan 33. Sibuhuan, Kab. Padang Lawas Pengembangan baru Perkebunan pertanian tanaman pangan

34. Pandan, Kab. Tap.

Tengah Pengembangan baru Permukiman perkotaan Perdagangan dan Jasa

35. Barus, Kab. Tap.

Tengah Pengembangan baru Perikanan tangkap Perkebunan Jasa 36. Pangururan, Kab. Samosir Pengembangan baru Pariwisata Jasa Pengolahan Hasil pertanain

37. Porsea, Kab. Toba

Samosir Pengembangan baru pertanian tanaman pangan Pengolahan hasil hutan

38. Dolok Sanggul, Kab.

Humbang Hasundutan

Revitalisasi pertanian tanaman

pangan Pengolahan hasil hutan Pengolahan Hasil perkebunan 39. Siborong-borong,

Kab. Tapanuli Utara

Pengembangan baru Pertanian Tanaman Pangan Pengolahan hasil perkebunan 40. Kabanjahe, Kab. Karo Revitalisasi Agroindustri Pengolahan hasil perkebunan

41. Berastagi, Kab. Karo Revitalisasi Pengolahan hasil

pertanian tanaman pangan

Pariwisata

Agroindustri

42. Merek, Kab. Karo Revitalisasi Pertanian tanaman

(32)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 32

No Hierarki Kota Status Kota Strategi Fungsi yang

Diarahkan

Perkebunan

Pengolahan hasil

pertanian tanaman pangan

43. Tiga Binanga, Kab.

Karo Pengembangan baru Pertanian tanaman pangan Perkebunan 44. Kutabuluh, Kab. Karo Pengembangan baru Pertanian tanaman pangan Perkebunan Pengolahan hasil pertanian tanaman pangan

45. Salak, Kab. Pakpak

Bharat

Revitalisasi Pertanian tanaman

pangan

Pendidikan kejuruan

46. Gido, Kab. Nias Pengembangan

baru Pusat pemerintahan Kabupaten Pengolahan hasil perikanan Perkebunan

47. Lotu, Kab. Nias

Utara Pengembangan baru Perikanan perkebunan Peternakan

48. Teluk Dalam, Kab.

Nias Selatan

Revitalisasi Perikanan tangkap

Pariwisata Bahari

49. Lahomi, Kab. Nias

Barat Pengembangan baru Perikanan tangkap Perkebunan

50. PKW p Tanjung Balai Revitalisasi Pengolahan Hasil

perikanan Pelabuhan

Permukiman

perkotaan

51. Tarutung Revitalisasi pertanian tanaman

pangan

Pengolahan hasil

hutan

Pengolahan Hasil

perkebunan Sumber : RTRW Provinsi Sumatera Utara 2013-2033

(33)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 33

3.3.1.2 Rencana Sistem Jaringan Transportasi

Rencana sistem jaringan transportasi di Provinsi Sumatera Utara terdiri dari sistem jaringan transportasi darat, laut dan udara yang bertujuan untuk optimalisasi dan pengembangan struktur jaringan transportasi di wilayah Provinsi Sumatera Utara.

Strategi dari rencana pengembangan sistem jaringan transportasi umum antara lain: a. Mengembangkan sistem jaringan arteri primer sebagai penghubung antar PKN

dan antara PKN dan PKW/PKWp, mengembangkan jalan kolektor primer sebagai penghubung antara PKW/PKWp dengan PKL dan mengembangkan jaringan jalan bebas hambatan sebagai penghubung PKN serta mengembangkan jaringan kereta api yang berfungsi sebagai penghubung antara pusat-pusat pertumbuhan.

b. Mengembangkan transportasi terpadu dalam rangka mendukung pengembangan PKN.

c. Mengembangkan tatanan pelabuhan dan kebandarudaraan untuk mendukung PKN dan PKW/PKWp.

I. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat.

Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat terdiri dari sistem jaringan jalan, jaringan kerata api, jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan serta jaringan angkutan barang dan penumpang, dimaksudkan untuk memperkuat interaksi internal untuk mendukung pola perkembangan ruang yang bersifat horizontal (decentralized territorial approach) melalui pemantapan jaringan jalan arteri dan kolektor primer dengan pola mengikuti jaringan penghubung antar PKN yang berperan menghubungkan secara berkelanjutan dengan PKW dan antar PKW.

Untuk mewujudkan sistem jaringan transportasi darat yang melayani pergerakan orang dan barang antar wilayah maka rencana pengembangan sistem jaringan tranportasi darat terdiri dari :

a. Jaringan jalan nasional yang ada dalam wilayah provinsi 1. Arahan pengembangan Jalan Arteri Primer adalah :

o Batas Provinsi NAD – Langkat – Jalan lingkar luar Binjai – Jalan Gatot

Subroto – Batas Kota Medan – Batas Kab. Deli Serdang, Lubuk Pakam – Kuala Namu – Belawan – Hamparan Perak (Medan/Deli Serdang), Kuala Namu – Tanjung Morawa – Deli Tua – Pancur Batu – Sunggal – Hamparan Perak (Medan/Deli Serdang), Batas Kab. Deli Serdang – Tanjung Kasau Kab. Serdang Bedagai – Tebing Tinggi – Sei Bejangkar Kab. Batubara – Kota Kisaran Kab. Asahan – Jalan lingkar Rantauprapat Kab. Labuhanbatu – Simpang Kota Pinang - Bts. Prov. Riau Kab. Labuhanbatu selatan.

o Bts. Kota Tebing Tinggi - Bts. Kab. Simalungun – P. Siantar – Parapat – Balige

(34)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 34

Tapanuli Selatan – Kota Padang Sidempuan – Jembatan Merah - Ranjau Batu

(Bts. Prov. Sumatera Barat) Kab. Mandailing Natal

o Jln. Sisingamangaraja Tarutung – Bts. Kab. Tapanuli Tengah (Taput) – Jln. DI

Panjaitan Kota Sibolga.

2. Arahan pengembangan Jalan Kolektor Primer K1 adalah :

o Lawe Pakam (Batas Provinsi NAD) – Kuta Buluh Kab. Karo – Sidikalang Kab.

Dairi – Dolok Sannggul Kab. Humbang Hasundutan – Siborongborong – Tarutung Kab. Tapanuli Utara –Batas Kab. Tapanuli Tengah – Kota Sibolga.

o Batas Prov. NAD - Manduamas – Barus Kab. Tapanuli Tengah – Kota Sibolga – Batang Toru –Batu Mundom Kab. Tapanuli Selatan – Tabuyung – Simp. Gambir – Manisak (Bts. Sumatera Barat) Kab. Mandailing Natal

o Bts. Kota Medan – Bts. Kab. Tanah Karo (Deli Serdang) – Kabanjahe –

Sdikalang Kab. Dairi.

o Merek - Bts. Kab. Tanah Karo – Seribu dolok – Tanjung Dolok Kab.

Simalungun.

o Simp. Kawat – Bts. Kota Tanjungbalai, Jln. Sudirman (Tanjungbalai),

Tanjungbalai – Teluk Nibung (Tanjungbalai), Jln. Gereja (Tanjungbalai), Jln. Suprapto (Tanjungbalai), Jln. Teluk Nibung (Tanjungbalai), Teluk Nibung/Bts. Kota Tanjungbalai – Bagan Asahan

o Rampa – Poriaha Kab. Tapanuli Tengah - Bts. Kab. Tapanuli Tengah – Bts.

Kota Padangsidimpuan (Tapteng), Jln. Jend. Sudirman/Merdeka (Padangsidimpuan) (Tapsel), Batang Toru – Bts. Kab. Tapanuli Selatan I (Tapsel), Bts. Kota Gunung Sitoli – Tetehosi (Nias), Jln. Diponegoro (G. Sitoli), Tetehosi – Lahusa (Nias), Lahusa – Teluk Dalam (Nias Selatan).

3. Arahan pengembangan Jalan Strategis Nasional adalah :

o Sp. Kotapinang–Hutaiambaru–Gunungtua–Sp.Pal XI (Tapsel/Paluta) o Natal – Batas Provinsi Sumatera Barat (Mandailing Natal)

o Gunungsitoli – Tuhemberua – Lahewa – Faighunaa (Afulu – Sirombu) –

Lolowau – Teluk Dalam (G.Sitoli/Nias/Nias Selatan) 4. Arahan pengembangan Jalan Bebas Hambatan adalah :

o Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi (Medan/ Deli Serdang/ Tebing Tinggi),

Kisaran – Tebing Tinggi (Asahan/ Batubara/ Sergai/ Tebing Tinggi), Rantauprapat – Kisaran (Labuhanbatu/ Labura/ Asahan), Batas Riau – Simpang Sigambal – Rantauprapat (Labusel/ Labuhanbatu), Binjai – Batas Aceh (Binjai/ Langkat), Tebing Tinggi - Pematangsiantar - Parapat - Tarutung - Sibolga (Tebingtinggi, Sergai, P.Siantar, Simalungun, Tobasa, Taput, Tapteng, Sibolga), Belmera (Belawan – Medan – Tanjung Morawa) (Medan/Deli Serdang), Binjai – Medan (Binjai/Deli Serdang/Medan)

(35)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 35

b. Jaringan jalan provinsi

1. Arahan pengembangan Jalan Kolektor Primer K2

o Simp. Pangkalan Susu–Pangkalan Susu Kab. Langkat.

o Tanjung Pura–Tanjung Selamat (Langkat), Tanjung Selamat– Namu Unggas–

Tangkahan (Langkat), Batas Binjai–Kuala (Langkat), Kuala–Timbang Lawang (Langkat), Sp. Durian Mulo- Namu Ukur (Langkat), Namu Ukur–Batas Karo (Langkat)

o Jln. Dr. Sutomo (Binjai), Jln. Sudirman (Binjai), Jln. Gatot Subroto (Binjai) o Sp. A.H. Nasution-Bts. Kota medan (Medan), Jln. Setia Budi (sp. Jl. Dr.

Mansyur-sp. Jln. Flamboyan) (Medan), Jln. Setia budi (sp. Jl. Flamboyan-sp. Jln. Jamin Ginting) (Medan), Jln. Sp. Ngumban Surbakti-Flamboyan -Sp. Gatot Subroto (Medan), Jln. Marelan (Sp. Kantor-bts. Kabupaten Deli Serdang) (Medan), Jln. Akses Kawasan Industri Belawan (Medan), Jln. Marelan (Sp. Jln. Pertempuran–Bts. Kota Medan) (Deli Serdang)

o Lubuk Pakam–Tanah Abang (Deli Serdang), Jln. Galang (Lubuk Pakam) (Deli

Serdang), Deli Tua–Tiga Juhar (Deli Serdang), Tiga Juhar–Gunung Meriah (Deli Serdang)

o Deli Tua–Bts. Kota Medan (Deli Serdang), Perbaungan–Pantai Cermin

(Serdang Bedagai), Bts. Kabupaten Deli Serdang–Dolok Masihul–Bts. Kota Tebing Tinggi (Serdang Bedagai), Tanah Abang–Sei Buaya (Serdang Bedagai), Sei Buaya–Bts. Simalungun (Serdang Bedagai).

o Jln. Tandean (Tebing Tinggi), Jln. Bulian (Tebing Tinggi), Jln. Juanda (Tebing

Tinggi), Seribu Dolok–Saran Padang (Simalungun)

o Saran Padang–Bts Sergai (Simalungun), Bts. Pematangsiantar– Pematang

Raya (Simalungun), Pematang Raya–Tiga Runggu (Simalungun)

o Bts. Asahan–Perdagangan (Simalungun), Pematangsiantar–Perdagangan

(Pematangsiantar-Simalungun), Pematangsiantar–Tanah Jawa (Pematangsiantar-Simalungun), Tanah Jawa-Bts. Asahan (Simalungun)

o Kabanjahe–Kutarakyat (Karo), Kutarakyat–Bts. Langkat (Karo)

o Sp. Sukarame-Salak (Pakpak Bharat), Salak-Bts. Kab. Humbahas (Pakpak

Bharat),

o Bts. Simalungun–Kisaran (Asahan), P. Rakyat–Bandar Pulau-Bts. Kab. Tobasa

(Asahan), Lima Puluh–Batas Simalungun (Batubara), Indrapura ( junction )-K. Tanjung (Batubara), Aek Nabara–Negeri Lama (Labuhanbatu), Negeri Lama– Tj. S. Elang (Labuhanbatu), Tj.S. Elang(sp. Ajamu)-Lb. Bilik (Labuhanbatu), Lb. Bilik–Panipahan (Labuhanbatu), Sigambal-Bts. Paluta (Labuhanbatu)

o Sp. Kota Pinang-Bts. Paluta (Labusel), Aek Kota Batu-Bts. Tobasa (Labura),

Aek Godang–KM. 150 (Paluta), Pal XI–Aek Godang (Tapsel-Paluta), SP. Tandosan–Simangambat–Sipagimbar (Tapsel-Paluta), Sipagimbar–Bts. Paluta (Tapsel)

(36)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 36

o Sipirok–Sp. Tandosan-Bts. Kab. Taput (Tapsel), Sipenggeng–Marancar–Sipirok

(Tapsel)

o Hutaimbaru-Bts. Labuhan Selatan (Paluta), Gunung Tua–Hutaimbaru (Paluta),

Bts. Tapanuli Selatan–Gunung Tua (Paluta), Gunung Tua–Batas Padang Lawas (Sibuhuan) (Paluta)

o Hutaimbaru–Sipiongot (Paluta), Sipiongot-Bts. Tapanuli Selatan (Paluta),

Sipiongot–Batas Labuhan Batu (Paluta), KM. 150–Sibuhuan (Palas), Gunung Tua–Binanga (Palas), KM. 168 (Binanga)–Sibuhuan (Palas), Sibuhuan–Ujung Batu (Palas), Ujung Batu–Bts. Riau (Palas), Aliage–Muara Tige–Bts. Riau (Palas)

o Jembatan Merah–Muara Soma (Madina), Muara Soma–Simpang Gambir

(Madina), Sp. Pulo Padang–Batahan (Madina)

o Batahan–Bts. Sumatera Barat (Madina), M. Pungkut–Sp. Banyak (Madina), Sp.

Banyak–Bts. Sumatera barat (Madina)

o Barus–Batas Humbahas (Tapteng), Sorkam Kiri–Sigambo gambo–Barus

(Tapteng)

o Silimbat–Parsoburan (Tobasa), Parsoburan–Batas Labuhan Batu Utara

(Tobasa)

o Tele–Pangururan (Samosir), Pangururan–Ambarita (Samosir) o Ambarita–Tomok (Samosir), Pangururan–Nainggolan (Samosir) o Tomok–Onan Runggu (Samosir), Siborong-borong–Sipahutar (Taput)

o Sipahutar–Aek Humbang (Taput), Aek Humbang–Bts. Tapanuli Selatan

(Taput)

o Dolok Sanggul–Pakkat (Humbahas), Pakkat–Bts. Kab. Tapanuli Tengah

(Humbahas), Parlilitan–Batu gajah (Humbahas), Batu gajah–Bts. Kab. Pakpak Bharat (Humbahas), Pakkat–Tara Bintang (Humbahas), Tara Bintang–Parlilitan (Humbahas)

o Tetehosi–Lolowau–Dola (Nias), Lasara–Hoya (Nias), Miga–Tetehosi–Lolowau

(Gunungsitoli), Gunung Sitoli–Afia (Gunungsitoli), Jln. Sudirman (Gunungsitoli), Jln. Gomo (Gunungsitoli), Jln. Yos Sudarso (Gunungsitoli), Duria–Lolowau (Nias Selatan), Lolowau–Teluk Dalam–Pelabuhan Baru (Nias Selatan), Hoya–Lahusa–Teluk Dalam (Nias Selatan), Lolowau–Siwalawa II (Nias Selatan), Afia–Tuhemberua (Nias Utara), Tuhemberua–Lotu (Nias Utara), Lotu–Lahewa (Nias Utara), Lahewa–Afulu (Nias Utara), Afulu–Batas Nias Barat (Nias Utara), Dola–Duria (Nias Barat), Siwalawa II–Sirombu (Nias Barat), Fabaliwa–Batas Nias Barat (Nias Barat)

2. Jalan Kolektor Primer K3

o Kp. Binjai–Bandar Khalifah (Sergai)

o Sei Rampah–Tanjung Beringin (Sergai), Tebing Tinggi (Bts. Serdang Bedagai)–

(37)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 37

o Sumbul Pegagan–Tiga Baru–Sumbul Jahe (Dairi), Sumbul Pegagan–Parikki–

Pangiringan (Dairi), Sidikalang–Panjaratan (Bts. Pakpak Bharat) (Dairi), Jln. Sukarame–Tanjung Rahu–Panjaratan (Bts. Dairi) (Pakpak Bharat), Sp. Jambu (Pakpak Bharat)–Hutajungak–Sigalingging (Pakpak Bharat)

o T. Balai (Pangkal Tembok)–Pasar I–Bts. Labura (Asahan), Pasar I–Pasar XIX

(Perbangunan–Sei Dua–Pasar Banjar (Bts. Kota Tj. Balai) (Asahan), Gertak Serong–Sarang Elang–Sei Sembilang–Bts. Labura (Asahan), Kisaran–Air Joman– Bts. Kota Tj. Balai (Asahan), Psr. XI–Silo Bonto–Pematang Sei Baru–Bts. Kota Tj. Balai (Asahan), Jln. Jamin Ginting (Tanjung Balai)

o Arteri Tj. Balai (Tanjung Balai), Sei Bejangkar–Tj. Tiram (Batubara).

o Jln. Jenderal Besar A.H. Nasution (Jln. By Pass Ringroad Lintas Timur

(Padangsidimpuan), Jln. Padangsidimpuan Hutaimbaru–Padangsidimpuan Batunadua (Jln. Ringroad Lintas Timur) (Padangsidimpuan), Jln. Kel. Hutaimbaru Kec. Padangsidimpuan Hutaimbaru–Jln. Kel. Hanopan Padangsisimpuan Selatan (Jln. Ringroad Lintas Barat) (Padangsidimpuan).

o Porsea–Bts. Asahan (Tobasa), Parsoburan–Borbor–Pangururan–Janji Maria–

Sipahutar (Tobasa-Samosir-Taput), Pangaribuan–Garoga (Tobasa-Taput), Sp. IV Hutabarat–Sipahutar (Taput)

o Silangit–Sp. 3 Muara–Muara–Bakkara (Bts. Humbahas) (Taput-Humbahas),

Sp. Sitonggor–Bts. Tobasa (Samosir), Borbor Rianiate–Garoga (Tobasa-Taput)

o Hilimbuasi–Mandrehe (Nias Barat), Lasara Bagawu–Simaeasi (Nias Barat)

3. Jalan Strategis Provinsi

o Rawasaring (Tanjung Morawa - Saribu Dolok – Tongging)

o Susur Pantai Timur dari ruas Kabupaten Langkat hingga Kabupaten Labuhan

Batu (Langkat/ Deli Serdang/ Serdang bedagai/ Batu bara/ Asahan/ Labuhan batu)

o Jalan Lingkar Danau Toba (Simalungun/ Karo/ Toba Samosir/ Dairi/

Humbang Hasundutan/ Samosir/ Tapanuli Utara)

o Jalan Alternatif Medan–Berastagi (Medan-Deli Serdang-Karo)

o Jalan Lingkar Pada Wilayah Perkotaan Kabupaten/Kota (Kab. Langkat/Kota

Padangsidimpuan/Kota Tanjung Balai/Kab. Batubara/Kab. Serdang Bedagai)

o Panyabungan–Pagur–Sibuhuan (Mandailing Natal/Padang Lawas)

o Salak–Hutatinggi–Sibongkaras–Batas Kab. Tapanuli Tengah (Pakpak Bharat–

Humbang Hasundutan)

o Sidikalang–Parongil (Dairi–Batas Aceh)

c. Rencana pengembangan sistem jaringan jalur kereta api meliputi :

o Pemantapan jalur kereta api antar kota di wilayah Pantai Timur yang

menghubungkan batas Aceh – Besitang – Binjai – Medan – Lubuk Pakam – Tebingtinggi – Kisaran - Rantauprapat - batas Riau;

(38)

LAPORAN AKHIRRPI2-JM BIDANG PU CIPTA KARYA

BAB III - 38

o Pemantapan jalur kereta api antar kota, Tebing Tinggi – Pematangsiantar,

Kisaran – Tanjungbalai, Medan – Deli Tua, Merek – Pematangsiantar, dan Medan – Pancur Batu;

o Pengembangan jalur kereta api antar kota bagian barat yang menghubungkan

batas Aceh – Sibolga – batas Sumatera Barat;

o Pemantapan jalur kereta api antar kota di bagian tengah utara yang

menghubungkan Rantauprapat – Gunung Tua – Padangsidimpuan – Sibolga;

o Pengembangan jalur kereta api Medan – Belawan – Gabion (Pelabuhan Peti

Kemas), Bandar Tinggi – Pelabuhan Kuala Tanjung, Kisaran – Pelabuhan Tanjung Tiram, Rantauprapat – Aek Nabara – Negeri Lama – Labuhan Bilik, Perlanaan – Gunung Bayu (Sei Mangkei), Aras Kabu – Bandara Kuala Namu;

o Pengembangan simpul kereta api di stasiun kereta api di Medan, Sibolga,

Pematangsiantar, Tebingtinggi, Kisaran, dan Rantauprapat; dan

o Pengembangan perpotongan antara jalur kereta api dan jalan yang tidak

sebidang.

II. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut.

Pengembangan Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut terdiri dari :

a. Pengembangan pelabuhan yang berfungsi sebagai inlet-outlet point utama bagi sistem pergerakan penumpang dan barang menuju dan dari wilayah Sumatera Utara, yaitu Pelabuhan Belawan di Kota Medan sebagai Pelabuhan Utama dan Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara sebagai Pelabuhan Utama dan Hub Internasional.

b. Pengembangan pelabuhan-pelabuhan pengumpul, meliputi Pelabuhan Bagan Asahan di Kabupaten Asahan, Pelabuhan Sibolga di Kota Sibolga, dan Pelabuhan Gunung Sitoli di Kota Gunung Sitoli.

c. Pengembangan pelabuhan-pelabuhan pengumpan regional dan lokal serta pelayaran rakyat sebagai penunjang pergerakan melalui laut bagi wilayah di sepanjang pantai yang memiliki potensi ekonomi tertentu.

d. Pengembangan pelabuhan – pelabuhan sebagaimana dimaksud di atas secara terintegrasi dengan pengembangan sistem jaringan transportasi darat.

e. Alur Pelayaran yang meliputi alur pelayaran umum dan perlintasan serta alur pelayaran masuk pelabuhan.

III. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara

Pengembangan Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara diarahkan pada :

a. Membangun pelabuhan udara di Kuala Namu, Deli Serdang sebagai Bandar Udara pengumpul dengan skala pelayanan primer melengkapi fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro sebagai pusat pelayanan primer;

b. Pengembangan bandar udara pengumpan dengan skala pelayanan sekunder provinsi;

Gambar

Tabel  3.1    Rencana  Struktur  Ruang  Wilayah  Nasional  di  Sumatera  Utara  Berdasarkan      RTRWN
Tabel 3.2   Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional di Sumatera Utara berdasarkan RTRWN
Tabel 3.4  Strategi Operasional Sistem Jaringan Nasional di Sumatera  Utara Berdasarkan   RTRW Pulau Sumatera
Gambar 3.3  Rencana Struktur Ruang Pulau Sumatera
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional atau PKSN adalah kawasan

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional atau PKSN adalah kawasan perkotaan yang

Kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan cagar budaya, terdiri atas kawasan suaka alam laut, suaka margasatwa, cagar alam, kawasan pantai berhutan bakau,

kawasan karst, dan kawasan rawan bencana alam geologi berupa kawasan rawan gempa bumi dan kawasan rawan gerakan tanah tinggi. Sementara Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya di

Kawasan rawan bencana yang ada di Provinsi Sumatera Utara adalah :. Kawasan rawan massa gerakan

d) Kawasan rawan abrasi Pesisir pantai di Kecamatan Lantari Jaya, Rarowatu Utara, Rumbia, Rumbia Tengah, Masaloka Raya, Mataoleo, Poleang Tenggara, Poleang TImur, Kabaena

PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil .Sesuai

Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup