RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
BAB III
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA UNTUK
KABUPATEN / KOTA
3.1. RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam
RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kriteria:
i. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria:
i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua
kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Kriteria:
i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan
negara tetangga,
ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga,
iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat
mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan
kepentingan:
i. Pertahanan dan keamanan,
a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan
negara berdasarkan geostrategi nasional,
b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan
amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau
c) merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar
yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
ii. Pertumbuhan ekonomi,
a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
nasional,
c) memiliki potensi ekspor,
d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan
nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
iii. Sosial dan budaya
a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya
nasional,
b) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri
bangsa,
c) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan
dilestarikan,
d) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
a) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional,
b) pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir
c) memiliki sumber daya alam strategis nasional
d) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa
e) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau
f) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
b) merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang
c) ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir
punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,
d) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian negara,
e) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
f) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
g) rawan bencana alam nasional
h) sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
Tabel 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
Ekonomi Kota Lhokseumawe Nanggroe Aceh Darussalam
2 Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.
b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:
i. Ekonomi
ii. Lingkungan Hidup
iii. Sosial Budaya
iv. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi
v. Pertahanan dan Keamanan
c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase
iii. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang
khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut:
a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;
b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;
c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;
d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;
e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan
Infrastruktur Selat Sunda;
f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam,
Bintan, dan Karimun.
3.3 Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup
arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan
wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk
bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.
3.4 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
Peruntukan ruang untuk fungsi lindung di Kabupaten Gayo Lues meliputi beberapa kawasan lindung yang terdiri atas :
1. Kawasan hutan lindung;
2. Kawasan perlindungan setempat, meliputi kawasan sempadan sungai dan
kawasan sekitar waduk;
5. Kawasan lindung geologi, meliputi kawasan cagar alam geologi berupa
kawasan karst, dan kawasan rawan bencana alam geologi berupa kawasan rawan gempa bumi dan kawasan rawan gerakan tanah tinggi.
Sementara Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya di Kabupaten gayo Lues meliputi beberapa kawasan budidaya yang terdiri atas :
1. Kawasan peruntukan hutan produksi, meliputi hutan produksi terbatas, dan
hutan produksi tetap;
2. Kawasan peruntukan pertanian, meliputi pertanian lahan basah dan
pertanian lahan kering;
3. Kawasan peruntukan perkebunan;
4. Kawasan peruntukan peternakan;
5. Kawasan peruntukan perikanan, meliputi kegiatan perikanan tangkap dan
perikanan budidaya;
6. Kawasan peruntukan pertambangan, meliputi pertambangan mineral
logam, mineral non logam, dan batuan;
7. Kawasan peruntukan industri, meliputi industri menengah dan industri
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
8. Kawasan peruntukan pariwisata, meliputi kawasan wisata alam, kawasan
wisata budaya dan kawasan wisata minat khusus;
9. Kawasan peruntukan permukiman, meliputi permukiman perkotaan dan
permukiman perdesaan; dan
10. Kawasan peruntukan lainnya meliputi : kawasan pertahanan, kawasan
keamanan, kawasan transmigrasi, dan kawasan adat terpencil.
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase.
b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk
bidang Cipta Karya.
3.5
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gayo LuesSesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gayo Lues ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten Gayo Lues Nomor 15 Tahun 2013. Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten Gayo Lues y a n g
v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya
seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.
Strategi pembangunan daerah Kabupaten Gayo Lues yang menjadi pedoman
dalam penentuan berbagai kebijakan dan program pembangunan daerah yang sesuai
dengan kemampuan keuangan daerah serta memperhatikan berbagai kebijakan dan
program dari Pemerintah Provinsi Aceh dan atau dari Pemerintah Pusat.
Skenario Pengembangan Wilayah Kabupaten Gayo Lues menguraikan arah dan
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
dengan memperhatikan hasil revisi lima tahunan RTRW tersebut. Skenario ini
mencerminkan kondisi perkembangan Kabupaten atau lingkungan strategisnya saat RPIJM
dibuat dan perkiraan lima sampai dua puluh tahun ke depan.
3.5.1. ARAH PENGEMBANGAN STRUKTUR KABUPATEN GAYO LUES
Arah pengembangan struktur kota menguraikan tentang pembagian
kawasan-kawasan kota, rencana struktur kota, dan rencana penggunaan lahan. Dalam
menjelaskan arah pengembangan struktur kota akan dilengkapi dengan tabel rencana
penggunaan lahan serta peta rencana struktur dan skenario pengembangan Kabupaten
Gayo Lues.
Arah pengembangan struktur Kabupaten Gayo Lues merupakan implementasi
dari visi dan misi pembangunan Kabupaten Gayo Lues. Visi dan misi Kabupaten Gayo
Lues dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Visi
Terwujudnya masyarakat Gayo Lues yang sejahtera, rukun, damai, bertaqwa dan
bermartabat.
B. Misi
Misi adalah kondisi ideal yang harus diciptakan agar visi yang telah ditetapkan dapat
dicapai/terealisir menjadi kenyataan dalam lima tahun ke depan. Untuk mencapai misi
(tujuan) maka ditetapkan beberapa sasaran yaitu:
1. Menjalankan Syariah Islam secara Kaffah.
2. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, berwibawa, bebas dari
KKN dan menegakkan syariat Islam.
3. Meningkatkan Sumber Daya Ekonomi Masyarakat.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
5. Menggali dan melestarikan sumber daya alam dan pemanfaatan secara tepat guna.
6. Menggali dan melestarikan adat istiadat dan seni budaya.
7. Meningkatnya keamanan dan ketertiban Kabupaten Gayo Lues.
Berakar dari visi dan misi pembangunan Kabupaten Gayo Lues diharapkan arah
pembangunan Kabupaten Gayo Lues menjadi semakin terarah, jelas dan terprogram.
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
Dalam pengembangan Wilayah Kabupaten Gayo Lues sangat dipengaruhi oleh
rencana struktur kota. Pembangunan nasional secara keseluruhan bertujuan sebagai
berikut :
1. Pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan
pendapatan/taraf hidup serta kesejahteraan seluruh masyarakat dan perbaikan
struktur ekonomi.
2. Pemanfaatan ruang secara optimal dengan pengembangan potensi sumber daya
alam dan sumber daya manusia, melalui berbagai usaha. pengembangan ilmu dan
teknologi yang sesuai dengan memperhatikan konservasi lingkungan hidup.
Konsep struktur tata ruang wilayah ditujukan pada pencapaian pemerataan dan
keseimbangan tingkat perkembangan antar daerah. Untuk perwujudan pertumbuhan
yang dikehendaki dilihat tingkat pertumbuhannya yang mempunyai faktor tingkat
kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan hidup maupun kebutuhan
untuk melakukan kegiatan usaha. Kriteria tingkat kemudahan memberi pula ukuran bagi
kesempatan tumbuh serta ukuran bagi daya tarik dengan kesempatan untuk tumbuh
yang seimbang pada dasarnya dapat dicapai pada tingkat pertumbuhan yang seimbang
pula. Sejalan dengan pertumbuhan wilayah, muncul pula simpul jasa dan distribusi yang
dalam wujud fisiknya berupa kota-kota (kecil), sebagai lokasi kegiatan perekonomian
berupa pasar dan fasilitas perdagangan serta penyediaan jasa lainnya. Simpul-simpul
yang timbul berada dalam sub koordinasi simpul yang telah ada sebelumnya, sehingga
terbentuk deretan simpul yang terikatt satu dengan lainnya dalam hubungan fungsional
pemasaran. Simpul-simpul tersebut tersusun dalam susunan hirarki kota.
3.5.1.2. Pembagian Wilayah Kabupaten Gayo Lues
Sebagaimana didefinisikan dalam Permen PU Nomor 16 tahun 2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten, disebutkan
bahwa Rencana sistem perkotaan di wilayah kabupaten merupakan rencana susunan
kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten yang
menunjukkan keterkaitan saat ini maupun rencana yang membentuk hirarki pelayanan
dengan cakupan dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten. Pusat kegiatan
di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau
administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, yang terdiri atas:
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
b. PKW yang berada di wilayah kabupaten;
c. PKL yang berada di wilayah kabupaten;
d. PKSN yang berada di wilayah kabupaten; dan
e. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada
pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu:
- Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan
- Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala antar desa.
Rencana pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten Gayo Lues dimaksudkan
untuk mengotimalkan peranan dan fungsi dari masing-masing pusat kegiatan dalam
kerangka pengembangan secara keseluruhan di dalam Wilayah Kabupaten Gayo Lues.
Pengembangannya dilakukan melalui pembentukan pusat-pusat kegiatan yang
ditetapkan secara berhirarkis sesuai potensi yang dimiliki setiap pusat kegiatan, atau
didasarkan pada arah kebijakan pengembangan. Artinya penetapan sesuai potensi
didasarkan pada kondisi saat ini (eksisting) baik yang menyangkut sumberdaya manusia,
sumberdaya alam, dan sumberdaya buatan; sedang arah kebijakan pengembagan
didasarkan pada tujuan yang akan dicapai melalui pengembangan suatu pusat kegiatan,
namun pertimbangan pada sumberdaya yang ada tidak menjadi pertimbangan utama.
Penetapan tersebut selain didasarkan pada kondisi saat ini yang lebih penting adalah
rencana pengembangan kedepan dalam kurun waktu perencanaan yaitu 20 (dua puluh)
tahun mendatang.
Rencana pengembangan pusat kegiatan di Kabupaten Gayo Lues juga mengacu
pada kriteria sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang meliputi Pusat
Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal
(PKL).
Dalam wilayah Kabupaten Gayo Lues belum ada kota yang mempunyai fungsi
sebagai PKN dan PKSN yang ditetapkan sesuai kebijakan nasional, sedangkan PKL
ditetapkan sesuai dengan potensi dan arah kebijakan Provinsi Aceh. Untuk Pusat
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
Adapun kriteria yang dijadikan acuan dalam rangka menetapkan Pusat Kegiatan
Lokal (PKL) maupun Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dalam lingkup wilayah
Kabupaten Gayo Lues adalah :
1. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri
dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau
2. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
3. Diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten.
Dengan mengacu pada ketentuan dalam PP No. 26 Tahun 2008 tentang
RTRWN, Permen PU No. 15 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Povinsi
dan Permen PU No. 16 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten,
maka penetapan pusat-pusat pelayanan yang menjadi kewenangan pemerintah
kabupaten, adalah:
1. PKL (Pusat Kegiatan Lokal)
2. PKLp (Pusat Kegiatan Lokal Promosi)
3. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan)
4. PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan)
Berdasarkan ketentuan dan pertimbangan tersebut di atas, maka pusat-pusat pelayanan
yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Gayo Lues, yaitu:
Dalam arahan kebijaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Gayo Lues telah ditetapkan susunan pusat pelayanan dengan tata strukturnya sebagai
berikut:
1. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) adalah Blangkejeren;
2. PKLp (Pusat Kegiatan Lokal Promosi) adalah Terangun dan Pining;
3. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) adalah Kutapanjang, Ampa Kolak, Cinta Maju,
Badak Bur Jumpe, Buntul Gemunyang, Rerebe, Gumpang, dan Kenyaran;
4. PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) adalah Pantan Antara, Air Jernih, Sangir, Pintu
Rime Gayo, Goh Lemu, Pasir Antara dan Marpunge.
Rencana pusat-pusat pelayanan di wilayah Kabupaten Gayo Lues dapat di lihat
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
TABEL 3.1
RENCANA PUSAT-PUSAT PELAYANAN DI KABUPATEN GAYO LUES TAHUN 2012-2032
NO. HIERARKI / FUNGSI
PUSAT
KETERANGAN FUNGSI UTAMA DAN ARAH PENGEMBANGAN
1. PKL 1. BLANGKEJEREN Ibukota Kabupaten Gayo Lues
Pusat pemerintahan kabupaten sebagai Ibukota Kabupaten Gayo Lues Perdagangan, Industri dan Jasa skala kabupaten
Industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kopi, kakao, nilam, sere wangi dan tembakau Pusat penelitian dan pengembangan perkebunan
Pusat penelitian dan pengembangan pertanian tanaman pangan Pusat pengembangan perikanan air tawar
Pusat industri hasil pertambangan mineral
Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura Pusat Kebudayaan dan Pariwisata
Pusat Kegiatan Olahraga
2. PKLp 1. TERANGUN Ibukota Kecamatan Terangun
Pusat Pemerintahan Kecamatan Terangun Kawasan strategis kabupaten wilayah barat
Jalur lintas strategis dari Gayo Lues ke wilayah barat aceh Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan
Pusat industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kopi, kakao, jeruk manis, nilam, sere wangi dan kelapa sawit Pusat pengembangan perikanan air tawar
Pusat pengembangan peternakan (Desa Berhut) Pusat industri hasil pertambangan mineral
Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura wilayah barat Pusat kebudayaan dan pariwisata
2. PINING Ibukota Kecamatan Pining
Pusat Pemerintahan Kecamatan Pining Kawasan strategis kabupaten wilayah timur
Jalur lintas strategis Gayo Lues ke wilayah timur aceh Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan
Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kakao, nilam, sere wangi, kelapa sawit dan karet Kawasan pengembangan peternakan (Desa Gajah)
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES NO. HIERARKI /
FUNGSI
PUSAT
KETERANGAN FUNGSI UTAMA DAN ARAH PENGEMBANGAN
Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura wilayah timur Pusat kebudayaan dan pariwisata
3. PPK 1. KUTA PANJANG Ibukota Kecamatan Kuta Panjang
Pusat Pemerintahan Kecamatan Kutapanjang
Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan
Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kopi, kakao, buah-buahan, sere wangi dan tembakau Kawasan industri hasil pertambangan mineral
Kawasan industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura Pusat kebudayaan dan pariwisata
2. AMPAKOLAK Ibukota Kecamatan Rikit Gaib
Pusat Pemerintahan Kecamatan Rikit Gaib
Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan
Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kopi, kakao, buah-buahan, sere wangi dan tembakau Kawasan industri hasil pertambangan mineral
Pusat kebudayaan dan pariwisata
3. CINTA MAJU Ibukota Kecamatan Blangpegayon
Pusat Pemerintah Kecamatan Blangpegayon
Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan Pusat industri hasil pertambangan mineral
Pusat kebudayaan dan pariwisata
4. BADAK BUR JUMPE
Ibukota Kecamatan Dabun Gelang
Pusat Pemerintahan Kecamatan Dabun Gelang Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan Pusat industri hasil pertambangan mineral
Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan Pusat kebudayaan dan pariwisata
5. REREBE Ibukota Kecamatan Tripejaya
Pusat Pemerintahan Kecamatan Tripejaya
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES NO. HIERARKI /
FUNGSI
PUSAT
KETERANGAN FUNGSI UTAMA DAN ARAH PENGEMBANGAN
Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kopi, kakao, buah-buahan, sere wangi dan tembakau Pusat industri hasil pertambangan mineral
Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan Pusat kebudayaan dan pariwisata
Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan
Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kakao, nilam, sere wangi, kelapa sawit dan karet Pusat penelitian dan pengembangan perkebunan
Pusat industri hasil pertambangan mineral
Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan Pusat kebudayaan dan pariwisata
7. GUMPANG Ibukota Kecamatan Putri Betung
Pusat Pemerintah Kecamatan Putri Betung
Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan
Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kakao, nilam, sere wangi, kelapa sawit dan karet Pusat industri hasil pertambangan mineral
Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan Pusat kebudayaan dan pariwisata
8. KENYARAN Ibukota Pantan Cuaca Pusat Pemerintah Kecamatan Pantan Cuaca
Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan
Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kakao, nilam, sere wangi, kelapa sawit dan karet Pusat pengembangan perikanan air tawar
Pusat industri hasil pertambangan mineral
Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan Pusat kebudayaan dan pariwisata
4. PPL 1. PANTAN ANTARA
Pusat Pemerintahan Mukim Pantan Antara di Kecamatan Pantan Cuaca
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES NO. HIERARKI /
FUNGSI
PUSAT
KETERANGAN FUNGSI UTAMA DAN ARAH PENGEMBANGAN
2. AIR JERNIH
Pusat Pemerintahan Mukim Air Jernih di Kecamatan Blangjerango
Kawasan pengembagan perkebunan kopi, sere wangi, kemiri dan pertanian tanaman pangan Kawasan kebudayaan dan pariwisata
3.. SANGIR
Pusat Pemerintahan Mukim Sangir di Kecamatan Dabun Gelang
Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kakao, nilam, sere wangi, kelapa sawit dan karet Kawasan kebudayaan dan pariwisata
4. PINTU RIME GAYO
Pusat Pemerintahan Mukim Pintu Rime Gayo Kecamatan Terangun
Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kakao, nilam, sere wangi, kelapa sawit dan karet Kawasan kebudayaan dan pariwisata
5. GOH LEMU Pusat Pemerintahan Mukim Pasir Antara Kecamatan Tripejaya Kawasan kebudayaan dan pariwisata
6. PASIR ANTARA Pusat Pemerintahan Mukim Pasir Antara Kecamatan Tripejaya Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kakao, nilam, sere wangi, kelapa sawit dan karet
Kawasan kebudayaan dan pariwisata
7. MARPUNGE
Pusat Pemerintah Mukim Marpunge Kecamatan Putri Betung Pusat industri hasil pertambangan mineral
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
Gambar 3.1.
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
3.5.1.3. Rencana Kawasan Budidaya
Penetapan kawasan budidaya dimaksudkan memberikan arahan pengembangan
berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan potensi sumber daya yang ada dengan
memperhatikan optimasi pemanfaatannya. Kawasan budidaya terdiri dari kawasan hutan
produksi, kawasan pertanian, kawasan pertambangan/penggalian, kawasan pariwisata
dan kawasan permukiman. Luas kawasan budidaya tahun 2032 di wilayah Kabupaten
Gayo Lues adalah seluas 160.034,75 hektar atau 28,84 %. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 3.2.
A. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Terbatas
Kawasan Hutan Produksi Terbatas yang direncanakan di Kabupaten Gayo Lues
adalah sebesar 22.719,22 hektar atau 4,09 % dari luas wilayah Kabupaten Gayo
Lues. Keberadaan Hutan Produksi Terbatas (HPT) meliputi Kecamatan Tripe Jaya,
Terangun, Rikit Gaib, Pining, Pantan Cuaca dan Dabun Gelang. Kecamatan Pining
merupakan kecamatan yang paling luas Hutan Produksi Terbatas yaitu 12.300,28
hektar atau 54,14 % dari kesuluruhan luas kawasan HPT di Kabupaten Gayo
Lues
2. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Tetap
Kawasan Hutan Produksi Tetap di Kabupaten Gayo Lues luas keseluruhan adalah
30.645,37 hektar atau 5,52 % yang terdapat di Kecamatan Pining, Dabun Gelang
dan Rikit Gaib. Luas terbesar terdapat di Kecamatan Pining yaitu 27.507,18
hektar atau 89,76 dari luas Hutan Produksi Tetap secara keseluruhan di
Kabupaten Gayo Lues.
B. Kawasan Peruntukan Pertanian
1. Kawasan Peruntukan Pertanian Lahan Basah (Sawah)
Luas peruntukan kawasan pertanian lahan basah (sawah) yang
direncanakan di Kabupaten Gayo Lues adalah 7.886,28 hektar atau 1,42 % dari
luas kabupaten. Kawasan pertanian lahan basah (sawah) ini terdapat disemua
kecamatan. Luasan terbesar terdapat di Kecamatan Blangjerango yang mencapai
luas lahan sebesar 1.966,14 hektar atau 24,9 % sedangkan luasan terkecil
terdapat di Kecamatan Putri Betung seluas 182,06 hektar atau 2,3 % dari luasan
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
Perlu adanya pengaturan pada kawasan pertanian lahan basah (sawah)
yang berada di kawasan lindung dan kawasan pengembangan kota. Kawasan
pertanian lahan basah (sawah) tersebut diupayakan untuk dipisahkan dari
kawasan lindung dan pengembangan kota. Selain itu diupayakan adanya
intensifikasi lahan untuk meningkatkan produktifitas. Dengan luas lahan
pertanian sawah tersebut diupayakan untuk tetap dipertahankan dalam rangka
menjaga lahan pangan keberlanjutan di Kabupaten Gayo Lues.
Arahan pemanfaatan untuk kawasan pertanian lahan basah (sawah) adalah:
a. Peningkatan pelayanan irigasi teknis/desa dengan jaminan pasokan air yang
mencukupi. Perbaikan irigasi dilakukan secara terprogam dan sesuai prioritas
dengan mengacu pada kondisi terakhir dari irigasi teknis/desa yang ada pada
laporan kondisi irigasi terakhir;
b. Pembangunan infrastruktur pendukung pertanian guna meningkatkan
produktivitas pertanian;
c. Peningkatan produksi pertanian sawah melalui intensifikasi lahan sehingga
hasil panen dapat dicapai lebih dari yang sekarang;
d. Untuk meningkatkan pendapatan petani perlu dikembangkan padi organik
bersertifikat sehingga sebagian hasil panen dapat dijual dengan nilai ekonomi
yang tinggi;
e. Diperlukan berbagai insentif (keringanan pajak/retribusi dan subsidi) guna
meningkatkan produktivitas lahan dan kinerja petani;
f. Penguatan lembaga petani terkait dengan pengelolaan air (irigasi),
pengadaan saranan produksi, panen dan pengolahan pasca panen termasuk
pemasaran.
2. Kawasan Peruntukan Pertanian Lahan Kering
Luas peruntukan kawasan pertanian lahan kering (kebun campuran) yang
direncanakan terdapat disemua kecamatan di Kabupaten Gayo Lues dengan
luasan 4.037,40 hektar atau 0,73 % dari luas kabupaten. Lahan kering ini
dialokasikan di kecamatan Kutapanjang, Dabun Gelang, Blangpegayon,
Blangkejeren dan Blangjerango. Luasan terbesar terdapat di Kecamatan
Kutapanjang seluas 1.503,35 hektar
Dalam ilmu pertanian jenis pertanian ini dikenal dengan pertanian tanpa
genangan (unirrigated land) seperti tanaman palawija, kacangkacangan, jagung
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
kering yang bertumbuh di Gayo Lues adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang
kedelai, kacang hijau dan kacang tanah. Jenis pertanian lahan kering ini
dikembangkan pada lahan yang bersesuaian, baik berdasarkan peta kesesuaian
lahan maupun fakta lapangan.
Arahan pemanfaatan untuk kawasan pertanian lahan kering adalah:
a. Penetapan kawasan sebagai sentra untuk kegiatan pertanian lahan kering;
b. Pemilihan komoditas unggulan sesuai karakteristik sub kawasan;
c. Peningkatan produksi komoditas melalui intensifikasi lahan;
d. Pembangunan prasarana dan sarana pertanian, seperti jalan produksi,
peralatan budidaya dan teknologi pengolahan pasca panen;
e. Penguatan kelembagaan petani dan permodalan yang terkait dengan
pengelolaan lahan, penggunaan pupuk organik, pengangkutan, pengolahan
dan pemasaran.
C. Kawasan Peruntukan Perkebunan
Kawasan perkebunan yang direncanakan di Kabupaten Gayo Lues adalah
seluas 75.974,07 hektar Ha atau 13,69 % dari luas seluruh wilayah Kabupaten Gayo
Lues. Kecamatan Terangun, Pining, dan Pantan Cuaca akan di arahkan sebagai sentra
produksi hasil perkebunan. Kecamatan Terangun merupakan yang paling luas
pemanfaatan lahan untuk perkebunan yaitu 16.109,88 Ha sedangkan di Kecamatan
Kutapanjang seluas 731,62 hektar dari luas rencana pemanfaatan lahan untuk
perkebunan di Kabupaten Gayo Lues.
Sebagaimana hasil survey kesesuaian lahan dan berdasrkan pengalaman
petani, komoditi yang paling sesuai dikembangkan sebagai komoditi perkebunan adalah
tanaman kopi, coklat, kelapa sawit, karet, kemiri, tembakau, sere wangi, nilam, dan
nenas. Serewangi dan nilam dari Gayo Lues yang dikelola masyarakat menyebar di
setiap kecamatan sudah dikenal secara nasional, bahkan internasional. Sedangkan kopi
dan coklat merupakan potensi unggulan dan saat ini masih dalam tahap pengembangan.
Arahan pemanfaatan pengembangan kawasan perkebunan, adalah:
1. Pengembangan wilayah perkebunan sesuai dengan potensi dan kesesuaiannya dan
tidak berada pada kawasan konservasi (lindung);
2. Dalam pengelolaannya perkebunan harus disertai dengan penerapan teknik
konservasi tanah dan air;
3. Perkebunan yang berada di sekitar kawasan lindung diupayakan dalam bentuk
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
4. Peningkatan produksi komoditas melalui intensifikasi lahan. Untuk kopi dan seriwangi
hasil produksi ditingkatkan karena menjadi unggulan. Peningkatan produksi ini
dilakukan melalui bantuan sarana produksi perkebunan, peningkatan keterampilan
budidaya dan pengolahan pasca panen;
5. Pembangunan infrastruktur kawasan agropolitan yang terdiri dari sub sistem :
a. Subsistem Hulu (Up Stream): sarana produksi pertanian (industri pembibitan,
pabrik pengolahan kopi dan seriwangi serta agrokimia);
b. Subsistem Usaha tani (On Farm): produksi pertanian primer (budidaya);
c. Subsistem Hilir (Down Stream): pengolahan hasil pertanian dan perdagangan;
d. Subsistem Kelembagaan (Supporting Institution): perbankan, transportasi,
penelitian dan pengembangan, kebijakan pemerintah, penyuluhan dan
konsultasi.
D. Kawasan Peruntukan Peternakan
Peternakan merupakan salah satu kegiatan usaha yang di lakukan penduduk
Kabupaten Gayo Lues dalam memenuhi kehidupannya, jenis ternak meliputi ternak besar
seperti kerbau, sapi, kambing, domba, kuda dan ternak unggas. Dengan pertimbangan
bahwa sebagian besar masyarakat mempunyai berbagai jenis ternak, maka diperlukan
lahan untuk pengembalaan. Luas kawasan peruntukan peternakan atau ladang
pengembalaan di Kabupaten Gayo Lues sampai tahun 2032 adalah 3.800,90 hektar atau
0,68 % dari luas Kabupaten Gayo Lues. Sebaran kawasan untuk peternakan atau ladang
pengembalaan pada tahun 2032 diarahkan di Kecamatan Terangun, Pining, Rikit Gaib
dan Kuta Panjang.
Arahan kebijaksanaan pengembangan kawasan peternakan di Kabupaten Gayo
Lues antara lain:
1. Pengembangan sentra peternakan ternak besar, yaitu sapi (di Kecamatan Kuta
Panjang dan Terangun) dan kerbau (di Kecamatan Pining). Sebagai sentra
peternakan ternak besar perlu dilengkapi dengan prasarana dan sarana reproduksi
(inseminasi buatan), pembesaran, penggemukan dan pemanfaatan daging (RPH)
atau pun susu sapi dan kerbau (yoghurt).
2. Pengembangan sentra peternakan ternak kecil (kambing & domba) di Pinding dan
Terangun dengan kawasan pendukung seluruh kecamatan di Kabupaten Gayo Lues
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
3. Pembangunan prasarana dan sarana pendukung pada kawasan sentra peternakan
ternak kecil agar dapat berfungsi dan terjadi peningkatan populasi dan produksi
ternak kambing dan domba.
4. Pengembangan sentra peternakan unggas di Blangkeren dan Kuta Panjang.
Diusulkannya pusat sentra peternakan unggas ini karena populasi unggas terdapat
di seluruh kecamatan dengan jumlah yang relatif berimbang antara kawasan.
5. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan para peternak sehingga diperoleh
peningkatan populasi dan produksi peternakan yang berdampak terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat.
6. Pengembangan pakan ternak lokal dengan mengandalkan hasil pertanian dan
perternakan lokal.
E. Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan perikanan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi usaha perikanan
darat baik berupa budidaya perairan umum dan kolam. Secara umum kegiatan
perikanan dimaksud dilaksanakan masyarakat secara tradisional dan semi intensif.
Kawasan peruntukan budidaya perikanan berada di perairan umum sungai yang
menyebar di seluruh wilayah kabupaten. Demikian juga dengan kawasan peruntukan
budidaya kolam dilaksanakan menyebar di semua kecamatan.
Kecamatan yang diarahkan untuk pengembangan perikanan kolam adalah
Kecamatan Blangkejeren, Pantan Cuaca, Pining dan Kecamatan Terangun. Dalam
mendukung pengembangan perikanan direncanakan penyediaan dan peningkatan
parasarana perikanan berupa :
a. Balai Benih Ikan Blangtenggulun, seluas kurang lebih 2 Ha di Desa Blangtenggulun
Kecamatan Blangkejeren;
b. Balai Benih Ikan Aih Selah, seluas kurang lebih 3 Ha di Desa Aih Selah Kecamatan
Pantan Cuaca;
c. Balai Benih Ikan Ekan, seluas kurang lebih 2 ha di Desa Pertik Kecamatan Pining;
d. Balai Benih Ikan Terangun, seluas kurang lebih 2 ha di Desa Terangun Kecamatan
Terangun
Arahan kebijaksanaan pengembangan kawasan perikanan di Kabupaten Gayo
Lues antara lain:
1. Pemanfaatan kegiatan perikanan perlu didukung oleh sistem saluran untuk
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
2. Diupayakan dengan pengembangan kegiatan perikanan berwawasan
konservasi, yaitu dengan tidak mengurangi kualitas air pada aliran sungai;
3. Peningkatan prasarana dan sarana pendukung pada kecamatan yang menjadi
pengembangan kegiatan perikanan.
F. Kawasan Peruntukan Pertambangan
Kawasan Pertambangan adalah suatu kawasan yang terletak pada zona layak
tambang dan didalamnya terdapat sebaran bahan galian unggulan. Kawasan ini telah
dipersiapkan secara terintegrasi bagi pemanfaatan bahan galian unggulan yang tidak
saja mencakup kegiatan eksplorasi rinci dan penambangan tetapi juga dapat mendorong
pembangunan fasilitas pengolahan/pemurnian untuk meningkatkan nilai tambah hasil
tambang. Persiapan secara terintegrasi mencakup persiapan infrastruktur fisik (seperti
jaringan jalan, listrik, telekomunikasi) maupun non fisik (seperti peraturan, perizinan)
sehingga menjadi daya tarik bagi investor bidang pertambangan dan pengolahan
maupun bidang jasa pertambangan
Kawasan pertambangan yang diusahakan di Kabupaten Gayo Lues adalah
bahan tambang emas, timah, tembaga dan marmer. Kegiatan penambangan ini hanya
akan dilakukan sesuai peraturan pertambangan yang berlaku berbasis kesejahteraan
masyarakat local dan konservasi.
Kawasan peruntukan pertambangan di kabupaten Gayo Lues meliputi :
a. Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam, meliputi :
1. Emas, meliputi Kecamatan Putri Betung, Kecamatan Blangjerango, Kecamatan
Pantan Cuaca dan Kecamatan Terangun;
2. Timah, meliputi Kecamatan Pining dan Kecamatan Dabun Gelang,
3. Tembaga, meliputi Kecamatan Putri Betung, Kecamatan Blangjerango,
Kecamatan Pantan Cuaca dan Kecamatan Terangun,
4. Besi, meliputi Kecamatan Pining,
5. Seng, meliputi Kecamatan Dabun Gelang dan Kecamatan Putri Betung,
6. Molibden meliputi Kecamatan Pining dan Kecamatan Dabun Gelang
7. Kawasan peruntukan pertambangan mineral non logam;dan
8. Kawasan peruntukan pertambangan batuan.
b. Kawasan peruntukan tambang mineral non logam meliputi :
1. Potensi Andesit, meliputi Kecamatan Putri Betung, Kecamatan Blangjerango,
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
2. Potensi Mika, meliputi Kecamatan Rikit Gaib dan Kecamatan Blangpegayon;
3. Potensi Kuarsa, meliputi Kecamatan Rikit Gaib; dan
4. Potensi Felspar, meliputi Kecamatan Rikit Gaib, Kecamatan Pining (ekan) dan
Putri Betung.
c. Kawasan peruntukan pertambangan batuan meliputi :
1. potensi pasir batu (sirtu), meliputi :
a) Kecamatan Blangkejeren meliputi Desa Badak, Desa Sentang, Desa
Sepang, Desa Leme, dan Desa Porang;
b) Kecamatan Tripejaya yaitu di Desa Pasir;
c) Kecamatan Rikit Gaib meliputi Desa Kuning, dan Desa Ampa Kolak;
d) Kecamatan Pining meliputi Desa Pining, Desa Pintu Rime, dan Desa Uring;
e) Kecamatan Terangun yaitu di Desa Soyo; dan
f) Kecamatan Blangjerango yaitu di Desa Ketukah.
2. potensi amp Ketukah, Sepang, Kuning, Gunyak, Pining, Pasir.
Arahan kebijaksanaan pengembangan kawasan pertambangan di Kabupaten
Gayo Lues antara lain:
1. Inventarisasi sumberdaya mineral, pembinaan, dan pengawasan bidang
pertambangan dan galian Golongan A, B, dan C, serta air bawah tanah, yang
berpotensi untuk dieksploitasi dalam skala ekonomi;
2. Melakukan kajian daya dukung lingkungan untuk ekploitasi bahan tambang dan
galian;
3. Menetapkan satuan Wilayah Pertambangan (WP) yang meliputi Wilayah Usaha
Pertambangan (WUP), Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Wilayah
Pertambangan Negara (WPN) dengan pertimbangan perlindungan lingkungan dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat local;
4. Menyusun profil potensi, prosedur dan mekanisme perizinan serta rencana bisnis
(bussines plan) untuk masing-masing WUP, WPR dan WPN.
G. Kawasan Peruntukan Pariwisata
Menurut UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pembangunan
kepariwisataan dilakukan melalui pengembangan industri pariwisata, destinasi
pariwisata, pemasaran dan kelembagaan pariwisata. Upaya pengembangan
kepariwisataan di Kabupaten Gayo Lues ini juga tetap dikaitkan dengan daerah
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
sebagai satu kesatuan destinasi wisata provinsi sekaligus untuk menarik minat
pengunjung, ditujukan terhadap wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang
didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,
aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan. Mengenai luasan kawasan pariwisata ini belum dapat ditetapkan
delineasinya mengingat letaknya yang terselip dalam kawasan lainnya.
Arahan pemanfaatan untuk kawasan pariwisata adalah:
a. Penataan di dalam kawasan wisata alam dan budaya terutama dalam kaitannya
dengan perletakan bangunan atau infrastruktur pendukung kawasan, sehingga
dapat terjaga fungsi konsevasinya;
b. Menata dan mengendalikan kawasan atau kegiatan budidaya lain yang terletak di
sekitarnya, agar dapat dijaga saling pengaruh yang tidak merugikan kedua pihak
(industri besar dan kegiatan sekitarnya);
c. Penguatan strategi pemasaran dukungan promosi yang gencar agar dapat dijaga
saling pengaruh dan berlanjut dengan objek wisata lainnya;
d. Pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan arus kedatangan wisatawan baik
domestik maupun mancanegara;
e. Peningkatan kemampuan pengelolaan objek-objek wisata baik dikalangan
aparatur daerah maupum masyarakat sehingga dapat dikelola dengan maksimal.
1. Kawasan Peruntukan Pariwisata Budaya
Wisata budaya dalam bentuk situs banyak terdapat di berbagai
kecamatan di Kabupaten Gayo Lues. Kota Blangkejeren sebagai ibukota
pemerintahan dapat dijadikan pusat wisata budaya dan selanjutnya disiapkan
paket wisata budaya ke Putri Betung dan Kuta Panjang. Wisata budaya yang
bersifat sejarah (situs) tentunya perlu diperkaya dengan atraksi budaya yang
dipusatkan di Kecamatan Kuta Panjang dengan atraksi utama Pacuan Kuda dan
Tari Saman (Tari Saman telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya non
benda). Obyek wisata budaya berupa:
a. Mesjid Asal Penampaandi kecamatan Blangkejeren;
b. Arena Pacuan Kuda Tradisional terdapat di kecamatan Kutapanjang;
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
2. Kawasan Peruntukan Pariwisata Alam
Kabupaten Gayo Lues memiliki sumber daya alam yang berpotensi
sebagai objek wisata alam. Objek wisata alam ini terselip pada kawasan lainnya.
Jenis wisata alam ini berupa:
a. Puncak Leuser di Kecamatan Blangjerango;
b. Kedah di Kecamatan Blangjerango;
c. Berawang Lopah di Kecamatan Blangjerango;
d. Berawang Tasik di Kecamatan Blangjerango;
e. Air Terjun Akang Siwah di Kecamatan Blangpegayon;
f. Danau Marpunge di Kecamatan Putri Betung;
g. Air Panas di Kecamatan Putri Betung;
h. Air Terjun Rerebe Kecamatan Tripe Jaya;
i. Kolam Biru di Kecamatan Tripe Jaya;
j. Air Terjun Berawang Gajah di Kecamatan Pining; dan
k. Bur Genting Gajah di Kecamatan Pining.
3. Kawasan Peruntukan Pariwisata Minat Khusus
Pariwisata minat khusus yang ada berupa wisata arung jeram dengan
memanfaatkan sungai-sungai dalam wilayah Kabupaten Gayo Lues. Wisata ini
membutuhkan keberanian tersendiri karena mempunyai tantangan yang cukup
tinggi untuk mengarungi arus sungai. Penyebaran wisata arung jeram sebagai
bagian dari wisat minat khusus yang terdapat di Kabupaten Gayo Lues meliputi
Kecamatan Blangjerango, Pining, dan Tripejaya, yaitu :
a. Arung Jeram Waih Alas dan Ekspedisi Puncak Leuser di Kecamatan Putri Betung
dan Kecamatan Blangjerango;
b. Arung Jeram Waih Lesten di Kecamatan Pining; dan
c. Arung Jeram Waih Tripe di Kecamatan Tripe Jaya;
H. Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan peruntukan permukiman di Kabupaten Gayo Lues yang
direncanakan adalah seluas 7.801,73 hetar atau 1,41% dari luas Kabupaten Gayo
Lues. Kawasan peruntukan permukiman ini terdiri dari kawasan peruntukan
permukiman perkotaan dan kawasan peruntukan permukiman perdesaan.
Didalamnya termasuk kawasan pendidikan, kesehatan, perkantoran, pertokoan,
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
didelineasikan letaknya, sehingga menjadi satu kesatuan sebagai kawasan
peruntukan permukiman.
1. Kawasan Peruntukan Permukiman Perkotaan
Kawasan permukiman perkotaan adalah kawasan yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan dan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman. Kawasan perkotaan dapat diartikan sebagai tempat
terkonsentrasinya penduduk dengan berbagai aktivitas kegiatan di dalamnya.
Sesuai dengan jenis dan sifat kegiatan penduduk maka kawasan perkotaan lebih
didominasi oleh berbagai kegiatan dan pemusatan distribusi pelayanan jasa dan
perdagangan, pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Mencermati perkembangan kawasan dan kebijakan penataan ruang,
pertumbuhan kawasan di Kabupaten Gayo Lues, maka Kota Blangkejeren
mempunyai ciri kawasan perkotaan. Selain itu dikembangkan pula kawasan
permukiman perkotaan di Terangun dan Pining sebagai pusat pelayanan di
Kabupaten Gayo Lues. Sedangkan untuk kecamatan lainnya kawasan perkotaan
hanya dicerminkan oleh pusat ibukota kecamatan masing-masing terutama di
Kecamatan Rikit Gaib, Blangpegayon dan Kuta Panjang.
Pembangunan kawasan perkotaan diarahkan secara berencana dan
terpadu baik dilihat dari sistem perkotaan maupun secara individu, dengan
memanfaatkan ilmu dan teknologi yang tepat guna, berhasil guna dan berdaya
guna serta terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup dan keserasian dengan
sistem sosial budaya. Perencanaan tata ruang kawasan perkotaan dapat
dibedakan dari besaran maupun muatan fungsinya baik yang masih terdapat di
wilayah administrasi hingga yang dapat meluas melampaui batas administrasi
wilayah baik tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten. Besaran muatan
fungsi perkotaan membutuhkan bentuk pengembangan yang berbeda sesuai
dengan klasifikasi perkotaan.
Dalam kaitannya dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten, deliniasi
kawasan perkotaan lebih diarahkan pada masing-masing ibukota kecamatan,
sehingga diharapkan ibukota dari setiap kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Gayo Lues dapat berkembang sesuai dengan potensi dan fungsinya.
Permukiman perkotaan lebih diarahkan pada masing-masing ibukota kecamatan,
dengan demikian diharapkan masing-masing kota ibukota kecamatan tersebut
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
2. Kawasan Peruntukan Permukiman Perdesaan
Merupakan kawasan yang mempunyai kegiatan utama sebagai kawasan
produksi primer (pertanian atau sumber daya alam lainnya), dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, jasa sosial dan kegiatan ekonomi perdesaan. Dengan demikian
kawasan perdesaan mengandung pengertian ikatan beberapa desa sebagai suatu
wilayah penataan ruang yang diidentifikasikan memiliki homogenitas potensi atau
permasalahan khusus yang perlu ditangani. Penyusunan rencanata tata ruang
kawasan perdesaan dimaksudkan untuk mengatur tata ruang kawasan
perdesaan, sehingga diharapkan wujud tata ryang yang diinginkan.
Tata ruang kawasan perdesaan pada dasarnya berisikan struktur dan pola
pemanfaatan ruangg kawasan perdesaan. Yang dimaksud dengan rencana
stuktur kawasan perdesaan adalah susunan hubungan tatanan komponen
lingkungan alam hayati, lingkungan alam nonhayati, lingkungan buatan dan
lingkungan sosial yang secara hirarki dan fungsional berhubungan satu sama
lainnya membentuk ruang. Sedangkan yang dimaksud dengan pola pemanfaatan
ruang kawasan perdesaan adalah bentuk pemanfaatan ruang sebagai aspek
sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya buatan, kegiatan sosial,
budaya, ekonomi, fungsi lindung, fungsi budidaya dan estetika yang dalam
kesdatuan secara utuh membentuk tata ruang kawasan perdesaan.
Kawasan perdesaan merupakan kawasan produksi pertanian yang
berfungsi sebagai hinterland perekonomian kawasan perkotaan, kawasan ini
perlu dikembangkan dengan upaya pengembangan lahan pertanian baik secara
ekstensif, intensif maupun diversifikasi, kemudian untuk menunjang produksi
partanian perlu pengembangan saran produksi dan prasarana jalan.
I. Kawasan Peruntukan Lainnya
Kawasan peruntukan lainnya yang ada dalam wilayah Kabupaten gayo Lues
meliputi kawasan pertahanan, kawasan keamanan, kawasan transmigrasi, dan
kawasan adat terpencil.
1. Kawasan Pertahanan
Kawasan pertahanan merupakan kawasan yang berfungsi untuk menjaga
pertahanan negara. Di wilayah Kabupaten Gayo Lues kawasan pertahanan ini
meliputi Komando Distrik Militer (Kodim), Komandan Rayon Militer (Danramil),
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
Penyebaran kawasan pertahanan di Kabupaten Gayo Lues yaitu Kodim
Gayo Lues terdapat di Desa Blangtenggulun Kecamatan Blangkejeren, Danramil
Rikit Gaib di Kecamatan Rikit Gaib, Koramil tersebar di semua kecamatan, dan
kompi senapan di Desa Sangir kecamatan Tripejaya.
2. Kawasan Keamanan
Kawasan keamanan berfungsi untuk menjaga keamanan dan ketertiban
daerah, meliputi Kepolisian Resort (Polres), Markas Brigade Mobil (Brimob), dan
Kepolisian Sektor (Polsek). Keberadaan Polsek menyebar di seluruh kecamatan
dalam wilayah Kabupaten Gayo Lues, sedangkan untuk Polres Gayo Lues
berada di Kecamatan Blangkejeren, dan Brimob berada di Kecamatan Kuta
Panjang.
3. Kawasan Transmigrasi
Kawasan transmigrasi di Kabupaten Gayo Lues menyebar di beberapa
kecamatan yang mempunyai luas keseluruhan sebesar 6.456,88 Ha atau sekitar
1,16 % dari total luas wilayah. Kecamatan Pantan cuaca memiliki luasan
kawasan transmigrasi tertinggi yaitu mencapai 2.887,28 Ha, sedangkan luas
kawasan transmigrasi terkecil terdapat di Kecamatan Kuta Panjang, yaitu seluas
100,07 Ha.
4. Kawasan Adat Terpencil
Kawasan adat terpencil (KAT) yang ada di Kabupaten Gayo Lues terdapat
di Kecamatan Terangun dan Pining, masing-masing mempunayi luas 0,27 Ha
dan 04,57 Ha. Kawasan adat terpecil merupakan kawasan permukiman
tersendiri diluar kawasan permukiman, yang mempunyai luas secara
keseluruhan sebesar 4,84 Ha.
Berdasarkan uraian mengenai rencana pola ruang diatas, maka untuk lebih
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
TABEL 3. 3
RENCANA POLA RUANG KABUPATEN GAYO LUES TAHUN 2012-2032
No Kecamatan Luas Kecamatan (Ha) Kawasan Lindung JUMLAH
TNGL Hutan Lindung Sempadan Sungai Danau Sungai
1 Tripejaya 43,712.73 - 25,703.53 348.78 - 127.32 26,179.63
Jumlah 554,991.08 203,538.20 188,348.49 1,871,29 12.30 1,186.03 394,426.02
Persentase (%) 100.00 36.67 33.94 0.34 0.00 0.21 71.17
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
3.1.2. FUNGSI DAN PERAN KABUPATEN KABUPATEN GAYO LUES
3.1.2.1 Kedudukan Kabupaten Gayo Lues Dalam Perwilayahan Provinsi Aceh
Wilayah Kabupaten Gayo Lues merupakan wilayah administrasi Kabupaten di
Propinsi Aceh yang terletak pada posisi yang strategis, yaitu berada pada persimpangan
perhubungan lintas daerah yaitu dari Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh
Tenggara, Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Aceh Barat Daya.
Kawasan Strategis yang diamanatkan dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang yang merupakan muatan utama dalam penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW). Kawasan strategis yang dimaksud adalah kawasan yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting
dalam lingkup wilayah. Dasar penetapan kawasan strategis di wilayah Kabupaten Gayo
Lues mengacu pada ketentuan dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Dalam PP No.26/2008 tentang RTRWN, khususnya Pasal 75 dikemukakan
bahwa penetapan kawasan strategis nasional (KSN) dilakukan berdasarkan kepentingan:
a. pertahanan keamanan,
b. pertumbuhan ekonomi,
c. sosial dan budaya,
d. pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan/atau
e. fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Kriteria dalam penetapan kawasan strategis mengacu pada ketentuan yang
ditetapkan dalam RTRW Nasional sebagaimana dilihat pada Tabel 3.4.
TABEL 3.4
KRITERIA KAWASAN STRATEGIS MENURUT SUDUT KEPENTINGAN
No.
a.diperuntukan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional;
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
c. merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
2. Pertumbuhan a.memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;
ekonomi b.memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi kabupaten;
c. memiliki potensi ekspor;
d.didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
e.memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
f. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan kabupaten dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan kabupaten;
g.berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi kabupaten; atau
h.ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
3. Sosial dan budaya a.merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya kabupaten;
b.merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa;
c. merupakan aset kabupaten atau interkabupaten yang harus dilindungi dan dilestarikan;
d.merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya kabupaten;
e.memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau
f. memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala kabupaten.
4. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi
a.diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis kabupaten, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir; tinggi; dan/atau b.memiliki sumber daya alam strategis kabupaten;
c. berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;
d.berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau
e.berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
5. Fungsi dan daya a.merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati; dukung lingkungan
hidup
b.merupakan aset kabupaten berupa kawasan lindung yang
ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
c. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara;
d.memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
e.menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
f. rawan bencana alam kabupaten; atau
g.sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
3.1.2.2. Penetapan Kawasan Strategis di Kabupaten Gayo Lues
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gayo Lues memuat
kawasan strategis yang telah ditetapkan dalam RTRW Nasional dan RTRW Provinsi
Aceh. Secara hirarki/klasifikasi penetapan kawasan strategis yang terdapat di wilayah
Kabupaten Gayo Lues terdiri dari:
a. Kawasan Strategis Nasional, ditetapkan dalam RTRW Nasional;
b. Kawasan Strategis Kabupaten, ditetapkan dalam RTRW Kabupaten.
3.1.2.2.1 Kawasan Strategis Nasional
Kawasan Strategis Nasional yang terdapat di Kabupaten Gayo Lues adalah
Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) yang ditetapkan dalam RTRWN sesuai PP No.26 tahun
2008. Penetapan kawasan nasional ini berdasarkan sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup. Legalitas KEL dimulai dengan SK Menhut
No.227/Kpts-II/1995, kemudian diperkuat dengan Kepres No.33/1998, SK Menhut
No.190/Kpts-II/2001 (penetapan batas KEL di NAD), dan UU No.11/2006 tentang Pemerintahan
Aceh.
Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) merupakan salah satu kawasan yang
mempunyai nilai kelestarian alam dan nilai ekonomi yang tinggi pada masa yang akan
datang. Kawasan ini merupakan paru-paru dunia yang penyelamatan kehidupan di muka
bumi. Kawasan ini merupakan laboratorium dunia untuk penelitian fauna dan
keanekaragaman hayati yang masih tersimpan secara baik dan alami dalam kawasan ini.
Dengan adanya penetapan kawasan ini sebagai kawasan strategis nasional,
maka pemanfaatan kawasan ini dilakukan ditingkat pusat (nasional). Penjabaran dari
RTRWN mengenai kawasan strategis nasional dilakukan pada rencana rinci kawasan
strategis nasional. Dengan adanya rencana rinci mengenai KEL ini untuk memberikan
arahan kebijakan sebagai pedoman dalam pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten
Gayo Lues. Dengan demikian diharapkan KEL ini dapat memberikan manfaat bagi
keberlanjutan lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat khususnya bagi
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
3.1.2.2.2 Kawasan Strategis Kabupaten
Kawasan strategis yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Gayo Lues
dilakukan berdasarkan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi. Kawasan strategis
kabupaten yang ditetapkan, yaitu Kawasan Perkotaan Blangkejeren, Kawasan
Perkotaan Terangun, Kawasan Perkotaan Pining serta Kawasan Agropolitan Pantan
Cuaca. Keempat kawasan tersebut merupakan kawasan yang perlu segera untuk
ditangani mengingat Kabupaten Gayo Lues merupakan wilayah yang berada di hulu,
sehingga dalam pengembangan wilayah kabupaten dapat menjalankan fungsi
konservasi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah.
A. Kawasan Perkotaan Blangkejeren
Blangkejeren sebagai ibukota Kabupaten, merupakan pusat Pemerintahan,
Perdagangan dan Jasa yang akan berkembang cepat, dibandingkan dengan kecamatan
lainnya. Di kawasan Blangkejeren dan sekitarnya yang merupakan kawasan paling cepat
berkembang di Kabupaten Gayo Lues. Selain sebuah Ibukota Kabupaten, Kecamatan
Blangkejeren ini juga mempunyai kandungan sumberdaya pertambangan potensial dan
bernilai ekonomis seperti sumber daya logam berupa emas, molibdenum, tembaga, besi
dan timbel.
Kota Blangkejeren merupakan kota transit berskala regional untuk manusia,
barang dan jasa dari kabupaten-kabupaten yang ada di pantai timur ke pantai barat dan
juga sebaliknya serta kabupaten-kabupaten yang berada pada bagian tengah Provinsi
Aceh. Kawasan Strategis Kota Blangkejeren dari sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi ditetapkan atas dasar pertimbangan sebagai berikut :
a. memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;
b. memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Gayo Lues;
c. memiliki potensi “ekspor”;
Kawasan Perkotaan Blangkejeren dari sudut lingkungan dan estetika kota
ditetapkan atas dasar pertimbangan menuntut prioritas tinggi pengendalian kualitas
lingkungan dan memperintah wajah kota. Prioritas penanganan tersebut tidak bersifat
kaku dari dana pembangunan yang dialokasikan oleh pemerintah, karena tidak tertutup
RPIJM KABUPATEN GAYO LUES
untuk mengembangkan kawasan strategis tersebut sesuai dengan salah satu prioritas
yang telah ditetapkan. Adapun rincian tahapan prioritas pelaksanaan kawasan strategis
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Rehabilitasi dan Revitalisasi Kawasan Pusat Kota Blangkejeren lama yang sudah ada
sebelum lahirnya Kabupaten Gayo Lues Tahun 2004.
b. Pengembangan Pusat Kota Blangkejeren Baru, yaitu pada kawasan pembangunan
pusat pemerintahan yang baru, dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan yang sebelumnya ada di kawasan tersebut.
c. Pengembangan Kawasan Wisata atau kawasan yang dapat memperlihatkan Gunung
Leuser dan keindahan alam lainnya dari Kota Blangkejeren.
B. Kawasan Perkotaan Terangun
Kawasan Terangun dan sekitarnya yang merupakan kawasan cepat
berkembang sekalipun tidak secepat perkembangan Kota Blangkejeren. Kecamatan
Terangun mempunyai sumberdaya pertambangan potensial terdapat potensi sumber
daya logam berupa tembaga dan besi. Kota Kecamatan Terangun berada pada lintasan
jalan yang menghubungkan Babah Rot Kabupaten Aceh Barat Daya dengan Kota
Blangkejeren (Kabupaten Gayo Lues). Untuk masa yang akan datang kota ini
direncanakan akan menjadi kota transit wilayah barat berskala regional.
Pembangunan Kawasan Perkotaan Terangun akan sangat tergantung pada
pemberdayaan masyarakat pertanian khususnya perkebunan. Sebagian besar
masyarakat yang ada di kawasan ini masih manggantungkan kegiatan usahanya pada
sektor tersebut. Kota Terangun yang merupakan Ibukota Kecamatan Terangun
direncanakan akan menjadi kolektor bagi hasil kegiatan masyarakat untuk diteruskan ke
bagian lain wilayah Kabupaten Blangkejeren dan Blang Pidie (Kabupaten Aceh Barat
Daya). Selain itu juga sebagai distributor bahan-bahan dari luar Kota Terangun untuk
kebutuhan masyarakat.
Arah kebijakan pengembangan Kawasan Perkotaan Terangun di masa yang
akan datang adalah sebagai berikut :
a. Pendataan dan evaluasi kegiatan sosial ekonomi masyarakat terutama yang
berkaitan dengan pemanfaatan ruang dalam menjalankan usaha pertanian