• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAWASAN STRATEGIS DI KABUPATEN GAYO LUES TAHUN 2012 - 2032

B. Kawasan Rawan Banjir

3.2 SKENARIO PENGEMBANGAN SEKTOR/ BIDANG PU/ CIPTA KARYA

Skenario pembangunan infrastruktur Kabupaten/ Kota menguraikan gambaran kebutuhan pembangunan prasarana dan sarana dasar (PSD) untuk kurun waktu 20 tahun. Cakupan materi kegiatan skenario pembangunan perkotaan ini meliputi:

3.2.1 BIDANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)/ Masterplan Air Minum Kabupaten Gayo Lues diharapkan dapat mendorong Pemerintah Daerah, baik Propinsi Aceh maupun Kabupaten Gayo Lues untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur air minum secara terarah dan terencana. Selain itu, RISPAM ini dapat digunakan dalam menyusun Rencana Tata Ruang Kabupaten Gayo Lues yang mempertimbangkan keadilan, demokratis dan keberlanjutan bagi kehidupan masyarakat luas, sehingga pembangunan infrastruktur dapat mendorong daerah mengoptimalkan sumberdaya

RPIJM KABUPATEN GAYO LUES

yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, RIS Air Minum ini dapat dijadikan dasar dalam menyusun Rencana Investasi Prasarana dan Sarana Perkotaan.

Selain itu, mendorong daerah untuk menyiapkan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/ Cipta Karya yang mengacu pada RTRW dan RPJMD Kabupaten Gayo Lues serta memperhatikan Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Perkotaan dengan proses yang partisipatif. Isu strategis berkaitan dengan pengembangan Infrastruktur di Kabupaten Gayo Lues antara lain:

Fungsi RISPAM ini diharapkan dapat mendorong Pemerintah Kabupaten Gayo Lues untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur secara terarah dan terencana dalam kurun waktu selama 10-20 tahun. Pembangunan infrastruktur dapat mendorong daerah mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, RISPAM ini dapat dijadikan dasar dalam menyusun Rencana Investasi Prasarana dan Sarana Kabupaten Gayo Lues

3.2.2 BIDANG PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN 3.2.2.1. Sub Bidang Persampahan

Rencana penyediaan TPA di Kabupaten Gayo Lues untuk 10 tahun mendatang perlu mendapatkan perhatian karena TPA yang sudah ada, yaitu TPA Blangnangka perlu perluasan dan pengelolaan yang baik.

Pengelolaan sampah di kabupaten Gayo Lues, khususnya kota Blangkejeren saat ini dilakukan secara manual yaitu diangkut dan dibakar di TPA. Oleh karena itu perlu di lakukan perbaikan ke arah yang lebih baik yaitu sistem Sanitary Landfill.

Ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembangunan TPA, yaitu: Sanitary Landfill maupun dengan composting. Namun ada upaya juga untuk memperkecil timbulan sampah dari sumbernya dapat dilakukan tindakan yang efektif seperti: kampanye 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle).

3.2.2.2. Sub Bidang Drainase

Rencana pengelolaan jaringan drainase di Kabupaten Gayo Lues adalah untuk memberi alternatif kiat pengendalian akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan agar

RPIJM KABUPATEN GAYO LUES

dalam pembangunannya dapat terpadu dengan pembangunan sektor lain yang terkait, sehingga dapat disiapkan penyediaan atau cadangan lahan yang cukup optimum sebelumnya, sesuai dengan dengan penataan tata lingkungan perkotaan/pemukiman. Rencana penataan jaringan drainase air hujan dibangun dengan prinsip agar pengaliran

air hujan di atas permukaan tanah (surface run off) dapat secepatnya dialirkan menuju

ke sungai/saluran pembuangan, agar tidak terjadi genangan air hujan dan pengikisan terhadap badan jalan.

jaringan drainase yang terdapat di Kabupaten Gayo Lues meliputi:

a

Jaringan Primer yaitu sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Gayo Lues

b

Jaringan Sekunder yaitu jaringan yang terdapat di kanan kiri jalan sebagai penampung

luapan air hujan dan penyaluran air dari permukaan ke saluran primer sungai.

c

Jaringan tersier merupakan jaringan yang terdapat dalam kawasan permukiman

penduduk

d

Dalam rencana pengembangan jaringan drainase sebaiknya dilakukan dengan

mengikuti alur perkembangan jalan raya dengan demikian kondisi jaringan drainase sebagai pengendali terhadap terjadinya banjir maupun genangan air pada wilayah Kabupaten Gayo Lues

Pada bidang drainase ini sangat diperlukan Masterplan Drainase Kabupaten Gayo Lues agar dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur drainase dapat terarah dan terencana.

3.2.2.3. Sub Bidang Air Limbah

Kawasan-kawasan permukiman di Kabupaten Gayo Lues pada umumnya pembuangan air limbah dilakukan langsung ke saluran-saluran air yang bermuara pada drainase atau sungai-sungai. Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik (rumah tangga) maupun industri tersebut ke badan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah. Sebagai contoh, pada daerah-daerah perkotaan yang padat sering kali terlihat letak

septic tank, cubluk (balong), dan pembuangan sampah berdekatan dengan sumber air tanah. Hal ini dikhawatirkan sumber air tanah akan tercemar oleh bakteri coli.

RPIJM KABUPATEN GAYO LUES

Namun demikian, permasalahan air limbah di Kabupaten Gayo lues tidak sesederhana yang dibayangkan karena pengolahan air limbah memerlukan biaya investasi yang besar dan biaya operasi yang tidak sedikit, sementara daerah tidak mampu untuk menanggung semua biaya tersebut. Untuk itu, pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari perencanaan yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian yang cermat.

3.2.3 BIDANG PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

Kabupaten Gayo Lues merupakan wilayah yang rawan bencana dan wilayah yang memiliki tingkat rentanitas terjadinya kebakaran, hal tersebut dapat disebabkan oleh sistem instalasi listrik yang kurang memperhatikan segi keamanan.

Sedangkan dari pertumbuhan permukiman yang tidak memperhatikan unsur keteraturan dan estetika menjadi perkembangan permukiman yang padat dengan pertambahan jumlah penduduk dan ketersediaan sarana dan prasarana yang terbatas sehingga memunculkan daerah-daerah yang menjadi kumuh.

3.2.4 BIDANG PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Secara umum perkembangan permukiman yang berlangsung selama ini memperlihatkan semakin perlunya pembangunan permukiman yang lebih berbasis wilayah bukan sektor. Sifat dikotomis yang menimbulkan pertentangan antara yang baru dengan yang lama, lokal dan pendatang, antara satu sektor kegiatan dengan sektor kegiatan lainnya, modern dengan tradisional, kota dengan desa dan seterusnya, harus dihilangkan sehingga laju ketimpangan yang menumbuhkan konflik dapat diperlambat bahkan dihentikan. Perlunya pengalihan orientasi dari membangun rumah ke membangun permukiman.

Kedepan upaya pengelolaan pembangunan permukiman harus memungkinkan berkembangnya prakarsa membangun dari masyarakat sendiri melalui mekanisme yang dipilihnya sendiri. Di pihak lain kemampuan membangun permukiman secara komunitas harus direspon secara tepat oleh pemerintah, sehingga kebutuhan akan identitas tetap terjaga dalam kerangka pembangunan permukiman yang lebih menyeluruh. Kelangkaan

RPIJM KABUPATEN GAYO LUES

prasarana dasar dan ketidakmampuan memelihara serta memperbaiki permukiman merupakan masalah utama dari perumahan dan permukiman yang ada. Masalah tersebut justru menjadi lebih besar dengan adanya pembangunan baru yang cenderung dibangun untuk kepentingan pembangunnya sendiri, dibandingkan sebagai bagian membangun permukiman secara menyeluruh bagi kepentingan publik yang luas.

Pengembangan permukiman di Kabupaten Gayo Lues terkait dengan penyediaan sarana prasarana dasar permukiman, antara lain: jalan lingkungan, air minum, air limbah dan sarana sanitasi, serta persampahan.

3.3. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INVESTASI PEMBANGUNAN

Dokumen terkait