• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN ACEH UTARA - DOCRPIJM 15081444403 BAB III Arahan Strategis Nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN ACEH UTARA - DOCRPIJM 15081444403 BAB III Arahan Strategis Nasional"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 25

BAB III

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL

BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN ACEH UTARA

3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan

Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,

b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah

nasional,

d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan

antarwilayah provinsi, serta keserasian antar sektor,

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,

f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan

g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten.Arahan yang harus

diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten

adalah sebagai berikut:

a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

Kriteria:

i. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan

internasional,

ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat

kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa

provinsi, dan/atau,

iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

(2)

b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Kriteria:

i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,

ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat

kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa

kabupaten, dan/atau,

iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

Kriteria:

i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas

dengan negara tetangga,

ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional

yang menghubungkan dengan negara tetangga,

iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang

menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau,

iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang

dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:

i. Pertahanan dan keamanan,

a) Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan

pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,

b) Diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah

pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang

amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan

industri sistem pertahanan, atau,

c) Merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil

terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau

(3)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 27

ii. Pertumbuhan ekonomi,

a) Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,

b) Memiliki sector unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan

ekonomi nasional,

c) Memiliki potensi ekspor, didukung jaringan prasarana dan fasilitas

penunjang kegiatan ekonomi,

d) Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,

e) Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan

nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,

f) Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi

dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau,

g) Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

iii. Sosial dan budaya

a) Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat

atau budaya nasional,

b) Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta

jati diri bangsa,

c) Merupakan asset nasional atau internasional yang harus

dilindungi dan dilestarikan,

d) Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,

e) Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya,

atau;

f) Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala

nasional.

iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

a) Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya

alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga

atom dan nuklir;

b) Memiliki sumber daya alam strategis nasional;

c) Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan

(4)

d) Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir,

atau;

e) Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

a) Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayat

b) Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang

ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna

yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus

dilindungi dan/atau dilestarikan,

c) Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang

setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,

d) Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim

makro,

e) Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan

hidup,

f) Rawan bencana alam nasional,

g) Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan

mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN di Provinsi Aceh

NO PKN PKW

(1) (3) (4)

1 Lhokseumawe Sabang, Banda Aceh,

(5)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 29

Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional(PKSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN

NO

(6)

3.2. Arahan Strategi Nasional

3.2.1. Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara,

pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau

lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapa

kepentingan, yaitu:

a. Pertahanan dan keamanan;

b. Pertumbuhan ekonomi;

c. Sosial dan budaya;

d. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi;

e. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Adapun daftar lengkap Kawasan Strategis Nasional (KSN) telah

dipaparkan pada bab sebelumnya.

3.2.2. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional atau PKSN adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. PenetapanPKSN dilakukan

berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 15, yaitu sebagai

berikut:

a. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas

batas dengan negara tetangga;

b. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang

internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga;

c. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang

menghubungkan wilayah sekitarnya;

d. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi

(7)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 31

3.2.3. Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional atau PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional,

nasional, atau beberapa provinsi. Penetapan PKN dilakukan berdasarkan

beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 14, yaitu sebagai berikut:

a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai

simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju

kawasan internasional;

b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat

kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani

beberapa provinsi;

c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan metropolitan,

kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan

kecil. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Nasional (PKN) telah dipaparkan

pada bab sebelumnya.

3.2.4. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

2011-2025, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung

sejak tahun. 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan melengkapi

dokumen perencanaan.

Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)

yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra

produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas

dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah identifikasi,

(8)

terikat dengan faktor konektivitas dan SDM IPTEK yang sama.

KPI dapat menjadi KPI prioritas dengan kriteria sebagai berikut:

a. Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan;

b. Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap

KPI;

c. Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentra-

sentra produksi di masing-masing KPI;

d. Kesesuaian terhadap beberapa kepentingan strategis (dampak

sosial, dampak ekonomi, dan politik) dan arahan Pemerintah.

3.2.5. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang

Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi

perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau

beberapa zona, antara lain pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan

teknologi, pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEK tersebut

dapat melalui usulan dari Badan Usaha yang didirikan di Indonesia, pemerintah

kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi, yang ditujukan kepada Dewan

Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga dapat menetapkan suatu wilayah

sebagai KEK yang dilakukan berdasarkan usulan kementerian/lembaga

pemerintah non kementerian. Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat

merupakan area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada.

Usulan lokasi KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :

a. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi

mengganggu kawasan lindung;

b. Adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah

kabupaten/kota yang bersangkutan;

c. Terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan

internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di

(9)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 33

d. Mempunyai batas yang jelas.

3.3. Prioritas Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya

Penyelenggaraan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya salah satunya

mengacu pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Dengan mengacu kepada peraturan

perundangan tersebut, maka prioritas penanganan infrastruktur Bidang Cipta

Karya diarahkan pada kabupaten/kota yang berfungsi strategis secara nasional.

Pada pelaksanaannya, alokasi APBN Bidang Cipta Karya terdapat 5 (lima)

klaster penanganan Bidang Cipta Karya sebagai berikut:

a. Klaster A, merupakan kabupaten/kota prioritas strategisnasional yang termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan

Strategis Nasional (PKSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam

kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK, MP3EI) yang

telah memiliki Perda RTRW dan Perda Bangunan Gedung.

b. Klaster B, merupakan kabupaten/kota prioritas strategis nasional yang termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan

Strategis Nasional (PKSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam

kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK, MP3EI) yang

telah memiliki Perda RTRW.

c. Klaster C, terdiri dari kabupaten/kota yang menjadi prioritas pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), berdasarkan karakteristik antara lain daerah yang rawan bencana alam, memiliki cakupan air minum/sanitasi

rendah, permukiman kumuh, dan daerah kritis atau miskin.

d. Klaster D ditujukan dalam rangka pengembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat Bidang Cipta Karya yang bertujuan penanggulangan kemiskinan

di perkotaan dan perdesaan.

Gambar

Tabel 3.2  Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN

Referensi

Dokumen terkait

7 Tahun 2011 jo Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Sambas Tingkat Kabupaten oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sambas jo

Bagi perusahaan-perusahaan yang menghasilkan cat maka cat adalah produk (hasil produksi) sehingga mereka menyebutnya sebagai barang. Namun, bagi pengusaha pengecatan

Dari seluruh komponen PDRB yang mengalami penurunan, komponen PMTDB (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto), turun paling tinggi dengan pertumbuhan mencapai - 2,40

Pada hasil analisa didapatkan metode terbaik untuk kedua waduk tersebut yaitu IDW dengan power 3 dengan nilai error terkecil yaitu 1,258 untuk Wlingi dan 1,39 untuk

Dari uji mekanik disimpulkan bahwa dibandingkan pada binder poliester, penggunaan binder silicone rubber menghasilkan sifat mekanik yang semakin menurun pada

Program ini ditujukan kepada generasi muda remaja putra dan putri di sekitar daerah sepanjang pantai ekologi hutan mangrove daerah Tanjung Jabung Barat berusia

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran menulis karangan naratif dengan model CTL (Contextual Teaching and Learning) dan meningkatkan

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah- Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan dan