• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahanyang mengalir dari Danau Toba di Propinsi SumateraUtara untuk menghasilkan tenaga listrik mengalamikegagalan pada masa

pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) disungai tersebut.Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintahmenerima dari Nippon Koei, sebuah perusahaankonsultan Jepang laporan tentang studi kelaikan Proyek PLTA dan Aluminium Asahan. Laporan tersebutmenyatakan bahwa PLTA laik untuk dibangun dengansebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama darilistrik yang

dihasilkannya.Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah Jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 PerusahaanPenanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik PeleburanAluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Kedua belasPerusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical company Ltd., SumitomoShoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical IndustriesLtd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd.Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belasPerusahaan Penanam Modal tersebut bersama pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaandengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo padatanggal 25 Nopember 1975.Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan diJakarta. INALUM adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan,sesuai dengan Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan NipponAsahan Aluminium Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulanOktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%.Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, Pemerintah Indonesia

kemudianmengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi terbentuknya Otorita

PengembanganProyek Asahan sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunandan pengembangan Proyek Asahan.

INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen.PT Inalum terletak di 4 (empat) lokasi yang berbeda, yaitu:

Kantor Pusat, Jakarta

Kantor Penghubung, Medan

Kantor Pabrik Peleburan, Kuala Tanjung

Kantor PLTA, ParitohanBerikut ini adalah peta lokasi Pabrik Peleburan Aluminium dan PLTA PT Inalum:

Ruang Lingkup Usaha

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

INALUM membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri daristasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang terkenaldengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten TobaSamosir, Propinsi Sumatera Utara. Stasiun pembangkit inidioperasikan dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yangmengalirkan air danau Toba ke Selat Malaka.Oleh karena itu, total listrik yang dihasilkan sangat bergantung padakondisi permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai padatanggal 9 Juni 1978. Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawahtanah Siguragura dimulai pada tanggal 7 April 1980 dan diresmikanoleh Presiden RI, Soeharto dalam acara Peletakan Batu Pertama yangdiselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal.Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikanoleh wakil presiden Umar Wirahadikusuma pada tangagl 7 Juni 1983.Total kapasitas tetap 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang dihasilkan digunakanuntuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung.

2. Pabrik Peleburan Aluminium

INALUM membangun pabrik peleburan aluminium dan fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha di Kuala Tanjung, Kecamatan SeiSuka, Kabupaten Batu Bara, kira-kira 110 km dari kota Medan,Ibukota propinsi Sumatera Utara.Pabrik peleburan dengan kapasitas terpasang 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap selat Malaka. Pembangunan pabrik peleburan ini dimulai pada tanggal 6 Juli 1979 dan tahap I operasidimulai pada tanggal 20 Januari 1982. Pembangunan ini diresmikanoleh Presiden RI, Soeharto yang didampingi oleh 12 Menteri

KabinetPembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 pebruari 1982 dan Maret 1982, aluminium ingot pertama berhasildicetak.Pada tanggal 14 Oktober 1982, kapal Ocean Prima memuat 4.800 ton Aluminium Ingotmeninggalkan Kuala Tanjung menuju Japan untuk mengekspor produk PT Inalum dan membuatIndonesia sebagai salah satu negara pengekspor aluminium di dunia. Produksi ke satu juta ton berhasil dicetak pada tanggal 8 Pebruari 1988, kedua juta ton pada 2 Juni 1993, ketiga juta ton pada 12 Desember 1997, ke empat juta ton pada 16 Desember 2003 dan ke lima juta ton pada 11Januari 2008.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan penulis adalah menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu menggunakan teori penelitian penjelasan dengan maksud untuk menafsirkan fenomena yang terjadi mengenai Strategi Komunikasi Public relations PT Indonesia Asahan Aluminium dalam membangun citra positif di kalangan publiknya sebagai perusahaan yang baik dari segi manajemen

dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai teknik pengumpulan data yang ada. Menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti wawancara dan catatan lapangan. Penelitian deskriptif dimasukkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa (Singarimbun, 2005:5)

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, peneliti merasa perlu memperoleh data-data yang dapat memudahkan peneliti melakukan penelitian. Sumber data penelitian ini didapatkan melalui data primer dan data sekunder

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang berdasarkan pada pemilihan langsung pada objek yang diteliti untuk memperoleh data primer dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian yang sedang

diteliti atau melihat apa saja yang terjadi terhadap objek yang sedang diteliti tersebut.

b. Wawancara yang mendalam (Deep Interview) yakni metode untuk mengumpulkan data

dengan cara mengajukan pertanyaan yang sudah disusun kepada informan-informan

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan bahan-bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan-bahan berupa: buku-buku, jurnal, makalah, artikel dan berbagai tulisan lainnya yang menyangkut dengan penulisan ini.

D. Teknik Analisa Data

Data dalam metode Kualitatif mencerminkan interpretasi yang dalam dan menyeluruh atas fenomena tertentu. Data dikelompokkan dalam kelas-kelas tidak menurut angka-angka (Mikkelsen, 2003:318). Maleong mendefinisikan analisis data sebagai proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Kriyantono, 2007:163).

Penelitian ini menggunakan teknik analisa data kualitatif yang merupakan pengukuran dengan menggunakan data nominal yang menyangkut klasifikasi atau kategori sejumlah variabel ke dalam beberapa sub kelas nominal. Melalui pendekatan kualitatif, data yang diperoleh dari lapangan diambil kesimpulan yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum kemudian disajikan dalam bentuk narasi. Metode kualitatif memungkinkan kita menyelidiki konsep-konsep yang dalam pendekatan lainnya akan hilang (Bogdan, 2002:5)

BAB IV

Dokumen terkait