• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1.Sejarah singkat Al-Qur’an

3.4. Pesan moral

3.4.1. Pesan Religius

Pesan religius disebut juga dengan amanat yaitu suatu cara pandang seseorang mengenai agamanya serta bagaimana orang tersebut menggunakan keyakinan atau agamanaya dalam kehidupan sehari-hari disimpulkan dari sikap penulis terhadap permasalahan yang diangkat pada cerita.

Adapun pesan religius yang terdapat dari kisah nabi Isa a.s. dalam Al-Qur‟an adalah sebagai berikut:

1. Q.S. Al-Baqarah ayat: 253

ىَسيِع اَنْ يَ تآَو ۚ ٍتاَجَرَد ْمُهَضْعَ ب َعَفَرَو ۚ ُوَّللا َمَّلَك ْنَم ْمُهْ نِم ۚ ٍضْعَ ب ٰىَلَع ْمُهَضْعَ ب اَنْلَّضَف ُلُسُّرلا َكْلِت ُمُهْ تَءاَج اَم ِدْعَ ب ْنِم ْمِىِدْعَ ب ْنِم َنيِذَّلا َلَتَتْ قا اَم ُوَّللا َءاَش ْوَلَو ۚ ِسُدُقْلا ِحوُرِب ُهاَنْدَّيَأَو ِتاَنِّ يَ بْلا ََيمْرَم َنْبا اَم ُلَعْفَ ي َوَّللا َّنِكَٰلَو اوُلَ تَتْ قا اَم ُوَّللا َءاَش ْوَلَو ۚ َرَفَك ْنَم ْمُهْ نِمَو َنَمآ ْنَم ْمُهْ نِمَف اوُفَلَ تْخا ِنِكَٰلَو ُتاَنِّ يَ بْلا ُديِرُي

/Tilkar-rusulu faḍḍalnā ba'ḍahum 'alā ba'ḍ, min-hum mang kallamallāhu wa rafa'a ba'ḍahum darajāt, wa ātainā 'īsabna maryamal-bayyināti wa ayyadnāhu birụḥil-qudus, walau syā`allāhu maqtatalallażīna mim ba'dihim mim ba'di mā jā`at-humul-bayyinātu wa lākinikhtalafụ fa min-hum man āmana wa min-min-hum mang kafar, walau syā`allāhu maqtatalụ, wa lākinnallāha yaf'alu mā yurīd/ Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara

mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya. (Surat Al-Baqarah Ayat 253)

Tafsir Katsir jilid I dalam (Rifa‟i, 2012: 317), Allah ta‟ala memberitahukan bahwa dia telah mengunggulkan sebagian Rasul atas sebagian yang lain. Yakni Musa dan Muhammad saw., demikian pula halnya dengan Adam, sebagaimana diriwayatkan dalam shahih ibnu hibban dari Abu dzar r.a., “dan sebagiannya Allah meninggikannya bebrapa derajat”, sebagaimana ditegaskan dalam hadits tentang isra‟, tatkala Nabi saw, melihat bahwa keberadaan para nabi di langit itu selaras dengan perbedaan kedudukan mereka pada sisi Allah swt.

Adapun Pesan religius yang terdapat dalam ayat tersebut adalah sesungguhnya Allah swt telah memberikan banyak petunjuk tentang kebenaran kenabian Isa a.s. maka janganlah kamu sekalian berselisih lagi karena dengan jelas Allah swt. Telah menunjukkan bukti-bukti yang sangat nyata berupa mukjizat-mukjizat yang dimiliki nabi Isa a.s.

2. Q.S. Ali Imran ayat: 42

َيِمَلاَعْلا ِءاَسِن ٰىَلَع ِكاَفَطْصاَو ِكَرَّهَطَو ِكاَفَطْصا َوَّللا َّنِإ َُيمْرَم اَي ُةَكِئ َلاَمْلا ِتَلاَق ْذِإَو

/Wa iż qālati al-malā`ikatu yā maryamu innallāhaṣṭafāki wa ṭahharaki waṣṭafāki 'alā nisā`il-'ālamīn/ Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).(Surat Ali 'Imran Ayat 42)

Menurut Katsir (2018: 740), Maryam yang disebutkan pada Surah Ali Imran ayat 42 adalah wanita pilihan yang terbaik diseluruh dunia maksud nya Allah telah menyeleksi dan mensucikan Maryam dari akhlak buruk, dan memberi karunia dengan sifat-sifat baik. Beliau merupakan ibu dari nabi Isa a.s yang satu-satu nya terlahir tanpa seorang ayah.

Adapun Pesan religius yang terdapat dalam ayat tersebut adalah sosok Maryam merupakan panutan bagi seluruh wanita di dunia, karena keteguhan hati dan imannya yang sangat kokoh dalam menjaga kesucian dan kehormatannya yang membuat Maryam menjadi wanita terbaik pilihan Allah Swt.

3. Q.S. Ali Imran ayat: 43

َيِعِكاَّرلا َعَم يِعَكْراَو يِدُجْساَو ِكِّبَرِل ِتُِنْ قا َُيمْرَم اَي

/Yā maryamuqnutī lirabbiki wasjudī warka'ī ma'ar-rāki'īn/ Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'. (Surat Ali 'Imran Ayat 43)

Tafsir Katsir jilid I dalam (rifa‟i, 2012: 388), Allah ta‟ala memberitahukan ihwal malaikat yang menyuruh Maryam supaya dia banyak beribadah, berlaku khusyuk, rukuk, sujud, dan membiasakan berprilaku selaras dengan apa yang dikehendaki Allah, perkara yang mengandung ujian baginya serta ketinggian di dunia dan akhirat lantaran apa yang di perlihatkan oleh kekuasaan Allah yang besar berupa penciptaan seorang anak tanpa ayah.

Adapun Pesan religius yang terdapat dalam ayat tersebut adalah maka hendaklah kita selalu mentaati apapun yang diperintahkan oleh Allah swt. Kepada hambanya.

4. Q.S. Ali Imran ayat: 45

اَيْ نُّدلا ِفي اًهي ِجَو ََيمْرَم ُنْبا ىَسيِع ُحي ِسَمْلا ُوُْسْا ُوْنِم ٍةَمِلَكِب ِكُرِّشَبُ ي َوَّللا َّنِإ َُيمْرَم اَي ُةَكِئ َلاَمْلا ِتَلاَق ْذِإ َيِبَّرَقُمْلا َنِمَو ِةَر ِخ ْلْاَو

/Iż qālatil-malā`ikatu yā maryamu innallāha yubasysyiruki bikalimatim min-husmuhul-masīḥu 'īsabnu maryama wajīhan fid-dun-yā wal-ākhirati wa minal-muqarrabīn/ (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), (Surat Ali 'Imran Ayat 45)

Tafsir Katsir jilid I dalam (Rifa‟i, 2012: 390), ini merupakan berita gembira dari Allah swt, untuk Maryam, yaitu dia akan mengadakan anak dari diri Maryam yang mengandung persoalan besar. Namanya Al-Masih Isa putera Maryam sebagai nisbah kepada ibunya disebabkan ia tidak mempunyai ayah. Ia juga memiliki karisma dan kedudukan disisi Allah swt, dalam kehidupan dunia melalui syariat yang diwahyukan kepadanya, yaitu pemberian AL-Kitab, dan hal lainnya yang dianugerahkan Allah swt. Dan di akhirat, ia akan memberi syariat di sisi Allah swt.

Adapun Pesan religius yang terdapat dalam ayat tersebut adalah hendaklah kita selalu menerima ketentuan yang diberikan kepada kita meskipun diluar pemikiran dan keinginan kita sendiri.

5. Q.S. Ali Imran ayat: 46

َيِِلِاَّصلا َنِمَو ًلاْهَكَو ِدْهَمْلا ِفي َساَّنلا ُمِّلَكُيَو

/Wa yukallimun-nāsa fil-mahdi wa kahlaw wa minaṣ-ṣāliḥīn/ dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh". (Surat Ali 'Imran Ayat 46)

Ia (isa) berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa. Yakni dia mengajak untuk menyembah Allah swt, yang Maha esa tanpa ada sekutu baginya, ketika dia masih bayi. Hal itu merupakan mukjizat dan tanda kebesaran, dan dapat berbicara pula ketika dewasa. Dalam perbuatan dan perkataannya dia memiliki pengetahuan yang shahih dan amal yang shaleh. Tafsir katsir jlid I dalam (Rifa‟i, 2012: 390).

Adapun pesan religius yang terdapat dalam ayat tersebut adalah ketika manusia mendekatkan diri kepada Allah swt. Maka Allah akan memberikan sesuatu kepada hambanya tanpa disangka-sangka.

6. Q.S. Ali Imran ayat: 47

ٌرَشَب ِنيْسَسَْيَ َْلََو ٌدَلَو ِلِ ُنوُكَي َّٰنََّأ ِّبَر ْتَلاَق ُءاَشَي اَم ُقُلَْيَ ُوَّللا ِكِلَٰذَك َلاَق ۚ

ُنوُكَيَ ف ْنُك ُوَل ُلوُقَ ي اََّنَِّإَف اًرْمَأ ٰىَضَق اَذِإ ۚ

/Qālat rabbi annā yakūnu lī waladun wa lam yamsasnī basyar, qāla każālikillāhu yakhluqu mā yasyāu, iżā qaḍā amran fa innamā yaqūlu lahū kun fa yakūn/ Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun". Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia. (Surat Ali 'Imran Ayat 47)

Seperti firman Allah diatas yang menyatakan bahwa malaikat telah menyampaikan kabar gembira kepada Maryam bahwa Allah telah memilihnya sebagai wanita pilihan diantara wanita-wanita di dunia pada masanya, dan Allah telah memilih Maryam untuk mengandung seorang anak tanpa ayah, yang kelak akan menjadi Nabi (Katsir, 2018: 740).

Adapun Pesan religius yang terdapat dalam ayat tersebut adalah Allah swt maha kuasa atas segala sesuatu, Maka percayalah apapun yang dikehendaki Allah tidak ada yang tidak mungkin. Jika Allah berkata jadi maka jadilah.

7. Q.S. Ali Imran ayat: 49

ُخُفْ نَأَف ِْيَّْطلا ِةَئْيَهَك ِيِّطلا َنِم ْمُكَل ُقُلْخَأ ِّنَِّأ ۚ ْمُكِّبَر ْنِم ٍةَيآِب ْمُكُتْئ ِج ْدَق ِّنَِّأ َليِئاَرْسِإ ِنيَب َٰلىِإ ًلَوُسَرَو َنوُلُكْأَت اَِبم ْمُكُئِّبَ نُأَو ۚ ِوَّللا ِنْذِإِب ٰىَتْوَمْلا يِيْحُأَو َصَرْ بَْلأاَو َوَمْكَْلأا ُئِرْبُأَو ۚ ِوَّللا ِنْذِإِب اًرْ يَط ُنوُكَيَ ف ِويِف َيِنِمْؤُم ْمُتْنُك ْنِإ ْمُكَل ًةَي َلْ َكِلَٰذ ِفي َّنِإ ۚ ْمُكِتوُيُ ب ِفي َنوُر ِخَّدَت اَمَو

/Wa rasūlan ilā banī isrā`īla annī qad ji`tukum bi āyatinminrabbikum annī akhluqu lakum min aṭ-ṭīni kahaiati at-tairi fa anfukhu fīhi fayakūnu ṭairan bi iżnillāhi wa ubriu al-akmaha wal-abraṣa wa uḥyi al-mautā bi iżnillāhi wa unabbiukum bimā ta`kulūna wa mā taddakhirūna fī buyūtikum, inna fī żālika la āyatallakum in kuntum mu`minīn/ Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.

(Surat Ali 'Imran Ayat 49)

Menurut Katsir (2018: 792), Mukjizat setiap Nabi pada pada suatu zaman disesuaikan dengan kondisi umatnya. Para ulama mengemukakan bahwa Nabi Isa a.s. Putra Maryam yang diutus kepada suatu kaum pada zaman nya yang ahli dalam dunia pengobatan. Allah mengutus Nabi Isa dengan dibekali berbagai macam mukjizat yang tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa, seperti dapat menghidupkan orang mati dan menyembuhkan penyakit kusta yang kronis.

Adapun pesan religius yang terdapat dalam ayat tersebut adalah Allah Swt. Memberikan cobaan Kepada hambanya tidak lain karena Allah tau bahwa hambanya mampu untuk menghadapi nya dan Allah Swt tidak akan pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambanya. Maka dari itu sebagai hamba yang beriman dan bertaqwa kita harus selalu bersyukur, berdo‟a dan berusaha atas cobaan-cobaan tersebut.

8. Q.S. Ali Imran ayat: 52

ِوَّللا َلىِإ يِراَصْنَأ ْنَم َلاَق َرْفُكْلا ُمُهْ نِم ٰىَسيِع َّسَحَأ اَّمَلَ ف ْدَهْشاَو ِوَّللاِب اَّنَمآ ِوَّللا ُراَصْنَأ ُنَْنَ َنوُّيِراَوَْلِا َلاَق ۚ

َنوُمِلْسُم اَّنَأِب

/Fa lammā aḥassa 'īsā min-humu al-kufra qāla man anṣārī ilallāhi qāla al-ḥawāriyyūna naḥnu anṣārullāhi āmannā billāhi wasy-had bi`annā muslimūn/ Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi

penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. (Surat Ali 'Imran Ayat 52)

Ketika Nabi Isa as, meperlihatkan berbagai macam hujjah dan bukti kenabian kepada kaumnya, kebanyakan kaumnya tetap saja dalam kondisi kekufuran, kesesatan, dan keingkarannya. Katsir (2018: 793), Akan tetapi ada sekelompok orang shaleh diantara kaumnya yang siap bersedia untuk menjadi penolong dan pengikut setianya dalam berjuang menyebarkan ajaran-ajaran-Nya.

Adapun Pesan religius yang terdapat dalam ayat tersebut adalah barang siapa yang beriman, menolong serta menegakkan agama Allah. Maka Allah swt akan selalu senantiasa menolong hambanya dalam keadaan apapun.

9. Q.S. Ali Imran ayat: 53

َنيِدِىاَّشلا َعَم اَنْ بُتْكاَف َلوُسَّرلا اَنْعَ بَّ تاَو َتْلَزْ نَأ اَِبم اَّنَمآ اَنَّ بَر

/Rabbanā āmannā bimā anzalta wattaba'na ar-rasūla faktubnā ma'a asy-syāhidīn/ Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)". (Surat Ali 'Imran Ayat 53)

Katsir (2018: 793), Ketika pengikut-pengikut Nabi Isa hampir tidak ada yang mengikuti seruannya akan tetapi ada sekelompok orang shaleh yang setia menjadi penolong Nabi Isa as.

Sehingga mereka adalah orang-orang yang akan menjadi saksi bagaimana keesaan Allah swt itu adalah nyata.

Adapun Pesan religius yang terdapat dalam ayat tersebut adalah apapun yang terjadi hendaklah kita selalu menjaga keimanan kita agar kelak kita dikumpulkan dengan orang-orang yang beruntung.

10. Q.S. Ali Imran ayat: 54

َنيِرِكاَمْلا ُرْ يَخ ُوَّللاَو ۚ ُوَّللا َرَكَمَو اوُرَكَمَو

/Wa makarū wa makarallāhu wallāhu khairu al-mākirīn/ Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.

(Surat Ali 'Imran Ayat 54)

Tafsir Katsir jilid I dalam (Rifa‟i, 2012: 293), ketika orang-orang kafir hendak mengepung dan membunuh Nabi Isa as, maka Allah ta‟ala menyelamatkan Isa dari kepungan mereka dan mengangkatnya ke langit, serta menyerupakan salah seorang pengepung dengan Isa sehingga diyakini oleh mereka sebagai Isa sungguhan. Maka merekapun menangkap, menyiksa serta menyalib, dan memakukan pasak di kepalanya. Yang demikian ini merupakan tipu daya Allah terhadap mereka.

Adapun Pesan religius yang terdapat dalam ayat tersebut adalah jangan sekali kali membuat kebohongan (tipu daya), apalagi yang sudah jelas kita ketahui kebenarannya, karena Allah swt. Akan membalas apapun yang kita lakukan.

11. Q.S. Ali Imran ayat: 55

َقْوَ ف َكوُعَ بَّ تا َنيِذَّلا ُلِعاَجَو اوُرَفَك َنيِذَّلا َنِم َكُرِّهَطُمَو ََّلِِإ َكُعِفاَرَو َكيِّفَوَ تُم ِّنِِّإ ٰىَسيِع اَي ُوَّللا َلاَق ْذِإ َنوُفِلَتَْتَ ِويِف ْمُتْنُك اَميِف ْمُكَنْ يَ ب ُمُكْحَأَف ْمُكُع ِجْرَم ََّلِِإ َُّثُ ۚ ِةَماَيِقْلا ِمْوَ ي َٰلىِإ اوُرَفَك َنيِذَّلا

/Iż qālallāhu yā 'īsā innī mutawaffīka wa rāfi'uka ilayya wa muṭahhiruka minallażīna kafarū wa jā'ilu allażīna at-taba'ūka fauqa al-lażīna kafarū ilā yaumi al-qiyāmati ṡumma ilayya marji'ukum fa aḥkumu bainakum fīmā kuntum fīhi takhtalifūn/ (Ingatlah), ketika Allah berfirman:

"Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang-orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya". (Surat Ali 'Imran Ayat 55)

Dalam Katsir (2018: 795-796), Setelah nabi Isa berdakwah kepada bani Israil dan kaum lainnya agar mereka beriman kepada Allah swt, sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian mereka tetap dalam kekafiran. diantara mereka adalah penduduk Anthakiyah (Antokia).

Sementara itu, kaum lainnya dari kalangan kaum Bani Israil tetap dalam kekafiran dan tidak percaya kepada dakwah Nabi Isa as. Mereka adalah kelompok kaum yahudi. Kemudian Allah menolong orang-orang yang beriman kepada-nya dari segala macam ancaman dan kejahatan orang-orang kafir dan tidak beriman kepada-Nya hingga akhirnya orang-orang yang beriman akan berada diatas orang-orang yang kafir.

Adapun Pesan religius yang terdapat dalam ayat berikut adalah Allah swt. Akan selalu menolong hambanya ketika sedang mengalami kesulitan, apabila kita selalu bertaqwa dan beriman kepadanya.

12. Q.S. Ali Imran ayat: 59

ُنوُكَيَ ف ْنُك ُوَل َلاَق َُّثُ ٍباَرُ ت ْنِم ُوَقَلَخ ۚ َمَدآ ِلَثَمَك ِوَّللا َدْنِع ٰىَسيِع َلَثَم َّنِإ

/Inna maṡala 'īsā 'indallāhi kamaṡali ādam, khalaqahụ min turābin ṡumma qāla lahụ kun fa yakụn/ Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam.

Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (Surat Ali 'Imran Ayat 59)

Tafsir Katsir dalam (Rifa‟i, 2012: 397), menurut kekuasaan Allah dimana Isa as, diciptakan tanpa adanya seorang bapak, adalah seperti Adam yang diciptakan tanpa bapak, bahkan tanpa Ibu. Ia berkuasa untuk menciptakan Adam tanpa bapak, maka dia lebih kuasa lagi untuk menciptakan Isa dengan adanya ibu. Jika keberadaan Isa sebagai anak Allah swt, dibenarkan karena ia lahir tanpa bapak, maka keberadaan Adam sebagai anak Allah lebih dibenarkan lagi.

Adapun pesan religius yang terdapat dalam ayat tesebut adalah segala sesuatu sangat mudah dilakukan Allah swt. Maka dari itu janganlah ada sedikitpun bagi manusia untuk bersikap sombong.

13. Q.S. Ali Imran ayat: 60

َنيَِتَْمُمْلا َنِم ْنُكَت َلاَف َكِّبَر ْنِم ُّقَْلِا

/Al-ḥaqqu mir rabbika fa lā takum minal-mumtarīn/ Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (Surat Ali 'Imran Ayat 60)

Tafsir Katsir jilid I dalam (Rifa‟i, 2012: 397), Tuhan Yang Maha Agung hendak memperlihatkan kekuasaannya kepada makhluk tatkala dia menciptakan Adam bukan melalui seorang laki-laki dan perempuan, dan menciptakan Hawa dari makhluk laki-laki, tanpa perempuan. Menciptakan Isa dari makhluk perempuan tanpa laki-laki. Tidak sebagaimana lazimnya penciptaan makhluk melata ini melalui jantan dan betina. Inilah dia yang benar mengenai Isa, yang tiada penyimpangannya, tiada yang shahih selain berita itu, dan perkara yang ada setelah kebenaran itu tiada lain berupa kesesatan.

Adapun pesan religius yang terdapat dalam ayat tersebut adalah semua bukti nyata kisah nabi-nabi terdahulu adalah merupakan sebuah kebenaran dari Allah swt. Maka jangan sekali-kali kita sebagai hambanya dalam keragu-raguan serta tidak mempercayainya.

14. Q.S. An-Nisa ayat: 157

َنيِذَّلا َّنِإَو ۚ ْمَُلَ َوِّبُش ْنِكَٰلَو ُهوُبَلَص اَمَو ُهو ُلَ تَ ق اَمَو ِوَّللا َلوُسَر ََيمْرَم َنْبا ىَسيِع َحي ِسَمْلا اَنْلَ تَ ق اَّنِإ ْمِِلَْوَ قَو اًنيِقَي ُهوُلَ تَ ق اَمَو ۚ ِّنَّظلا َعاَبِّ تا َّلَِإ ٍمْلِع ْنِم ِوِب ْمَُلَ اَم ۚ ُوْنِم ٍّكَش يِفَل ِويِف اوُفَلَ تْخا

/Wa qaulihim innā qatalna al-masīḥa 'īsabna maryama rasụlallāhi wa mā qatalūhu wa mā ṣalabūhu wa lākin syubbiha lahum, wa inna allażīnakhtalafū fīhi lafī syakkin min-hu mā lahum bihī min 'ilmin illa ittibā'aẓ-ẓanni wa mā qatalūhu yaqīnā/ dan karena ucapan mereka:

"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.

Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (Surat An-Nisa' Ayat 157)

Dalam Katsir (2018: 809), Allah menceritakan bahwa dia telah mengangkat Nabi Isa ke langit, setelah dia mewafatkannya dalam keadaan tidur. Ketika itu kaum Yahudi mengepung dan menyerbu Nabi Isa dan sahabat-sahabatnya, lalu Allah menyerupakan wajah salah seorang sahabat Nabi Isa yang berkhianat dan menangkapnya, kemudian mereka menyalibnya. Kemudian orang-orang Yahudi menyebarkan berita penuh kebohongan kepada nasrani. Kaum nasrani tidak menyaksikan secara langsung peristiwa yang terjadi pada diri Nabi Isa bahwa beliau telah disalib. Berita yang sangat menggemparkan itu sungguh menyesatkan opini publik secara luas dan merupakan kejahatan yang sangat keji.

Adapun Pesan religius yang terdapat dalam ayat tersebut adalah jangan pernah menyebarkan berita yang tidak benar (bohong) sengaja atau pun dengan tidak sengaja. Dan jangan pernah langsung mempercayai berita yang kita tidak tahu kebenarannya terutama jika kita tidak melihatnya sendiri karena Allah akan membalas segala perbuatan kita selama di dunia.

15. Q.S. An Nisa ayat: 158

اًميِكَح اًزيِزَع ُوَّللا َناَكَو ۚ ِوْيَلِإ ُوَّللا ُوَعَ فَر ْلَب

/Bal rafa'ahu allāhu ilaīhi wa kānallāhu 'azīzan ḥakīmā/ Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Surat An-Nisa' Ayat 158)

Katsir (2018: 809), Allah menceritakan bahwa dia telah mengangkat nabi Isa as, ke langit, setelah dia mewafatkannya dalam keadaan tidur. Demikianlah menurut pendapat yang shahih. Allah swt, telah menyelamatkan Isa as, dari kaum Yahudi yang hendak menyakiti dan yang telah menjelek-jelekan di hadapan raja pada masa tersebut.

Adapun pesan religius yang terdapat dalam ayat tersebut adalah beriman dan tetap berserah dirilah hanya kepada Allah swt. Ketika sedang menghadapi suatu pemasalahan. Karena percayalah Allah swt maha perkasa lagi maha bijaksana

16. Q.S. An-Nisa ayat: 171

ُلوُسَر ََيمْرَم ُنْبا ىَسيِع ُحي ِسَمْلا اََّنَِّإ ۚ َّقَْلِا َّلَِإ ِوَّللا ىَلَع اوُلوُقَ ت َلََو ْمُكِنيِد ِفي اوُلْغَ ت َلَ ِباَتِكْلا َلْىَأ اَي ۚ ْمُكَل اًرْ يَخ اوُهَ تْ نا ۚ ٌةَث َلاَث اوُلوُقَ ت َلََو ۚ ِوِلُسُرَو ِوَّللاِب اوُنِمآَف ۚ ُوْنِم ٌحوُرَو ََيم ْرَم َٰلىِإ اَىاَقْلَأ ُوُتَمِلَكَو ِوَّللا ِوَّللاِب ٰىَفَكَو ۚ ِضْرَْلأا ِفي اَمَو ِتاَواَمَّسلا ِفي اَم ُوَل ۚ ٌدَلَو ُوَل َنوُكَي ْنَأ ُوَناَحْبُس ۚ ٌد ِحاَو ٌوَٰلِإ ُوَّللا اََّنَِّإ ًلاي ِكَو

/Yā ahlal-kitābi lā taglū fī dīnikum wa lā taqūlū 'alallāhi illal-ḥaqqa innama al-masīḥu 'īsabnu maryama rasūlullāhi wa kalimatuhu, al-qāhā ilā maryama wa rūḥun minhu faāminū billāhi wa rusūlihi wa lā taqūlū ṡalāṡatun intahū khairan al-lakum, innamallāhu ilāhuw wāḥidun subḥānahū an yakūna lahū waladun lahū mā fĩ as-samāwāti wa mā fi al-arḍi wa kafā billāhi wakīlā/ Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-disampaikan-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara. (Surat An-Nisa' Ayat 171)

Dalam Basyuni (2008: 787), sesungguhnya Isa as., adalah seorang hamba sebagaimana Muhammad saw, juga seorang hamba dan malaikat hamba-hamba yang dimuliakan. Maka kita mengakui Al-masih dengan ucapan kita dengan kemanusiannya dan sebagai utusan Allah swt, adapun pendapat lain berarti dia telah angkuh kepada tuhan yang maha Esa, kecuali dia menyatakan atas kenabian Al-Masih atau Isa as, bersekutu dalam ketuhanan dengan Allah swt, sedang Allah swt, terpelihara dan itu semua karena dia Maha Tinggi lagi Maha besar. Apa yang mereka dakwahkan adalah sangat mengherankan, mereka mengklaim bahwa dia putera tuhan atau dia adalah tuhan.

Adapun Pesan religius yang terdapat dalam ayat tersebut adalah jangan pernah kita menyekutukan Allah swt. Kemudian berkata tuhan itu tidak esa (satu) tetapi ada tiga, karena sesungguhnya Allah adalah tuhan yang maha esa, dan tiada tuhan selain Allah swt.

17. Q.S. An-nisa: 172

ِْبِْكَتْسَيَو ِوِتَداَبِع ْنَع ْفِكْنَ تْس َي ْنَمَو ۚ َنوُبَّرَقُمْلا ُةَكِئ َلاَمْلا َلََو ِوَّلِل اًدْبَع َنوُكَي ْنَأ ُحي ِسَمْلا َفِكْنَ تْسَي ْنَل اًعيَِجَ ِوْيَلِإ ْمُىُرُشْحَيَسَف

/Lan yastankifa al-masīḥu an yakūna 'abdan lillāhi wa lā al-malāikatu al-muqarrabụna, wa man yastankifu 'an 'ibādatihī wa yastakbir fasayaḥsyuruhum ilaihi jamī'ān/ Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. (an nisa ayat 172)

Dalam Tafsir Katsir jilid I dalam (Rifa‟i, 2012: 648), bahwasannya Al-Masih tidak enggan, “sombong, dan tidak menolak” untuk menjadi hamba Allah, tidak pula para malaikat yang terdekat (dengan Allah). Para malaikat disebutkan disini karena mereka pun di jadikan tuhan bersama Allah, seperti mereka menjadikan Al-Masih “Tuhan”. Kemudian Allah memberitahukan bahwa para malaikat itu adalah bagian dari hamba dan makhluk-nya.

Adapun pesan religius yang terdapat dalam ayat tersebut adalah sebagai makhluk Allah yang sangat lemah jangan pernah sekali-kali menyombongkan diri serta enggan menyembah Allah swt. Karena Allah swt kelak akan membalas segala perbuatan kita.

18. Q.S. Al-Maidah ayat: 17

َكِلْهُ ي ْنَأ َداَرَأ ْنِإ اًئْيَش ِوَّللا َنِم ُكِلَْيَ ْنَمَف ْلُق ۚ ََيمْرَم ُنْبا ُحي ِسَمْلا َوُى َوَّللا َّنِإ اوُلاَق َنيِذَّلا َرَفَك ْدَقَل اَم ُقُلَْيَ ۚ اَمُهَ نْ يَ ب اَمَو ِضْرَْلأاَو ِتاَواَمَّسلا ُكْلُم ِوَّلِلَو ۚ اًعيَِجَ ِضْرَْلأا ِفي ْنَمَو ُوَّمُأَو ََيمْرَم َنْبا َحي ِسَمْلا ٌريِدَق ٍءْيَش ِّلُك ٰىَلَع ُو َّللاَو ۚ ُءاَشَي

/Laqad kafarallażīna qālū innallāha huwal-masīḥubnu maryam, qul fa may yamliku minallāhi syai`an in arāda ay yuhlikal-masīḥabna maryama wa ummahụ wa man fil-arḍi jamī'ā, wa lillāhi

/Laqad kafarallażīna qālū innallāha huwal-masīḥubnu maryam, qul fa may yamliku minallāhi syai`an in arāda ay yuhlikal-masīḥabna maryama wa ummahụ wa man fil-arḍi jamī'ā, wa lillāhi

Dokumen terkait