• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA ARAHAN LAHAN PERTANIAN PADI SAWAH BERKELANJUTAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PETA ARAHAN LAHAN PERTANIAN PADI SAWAH BERKELANJUTAN

Cara lain dalam pengenalan LPPB melalui metode penginderaan jauh adalah melalui pembacaan grafik nilai EVI secara series atau grafik nilai produktivitas secara series. Berdasar dari hasil analisis yang telah dilaksanakan bahwa produktivitas mempunyai korelasi yang nyata dengan sistem irigasi, BCR, LKHL maupun dari aspek kebijakan (RTRWK). Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya data produktivitas yang dapat disadap dari citra penginderaan jauh dan digambarkan dalam grafik bisa digunakan untuk mencerminkan ke empat variabel aspek keberlanjutan tersebut. Keberlanjutan dapat dilihat dari bentuk grafik yang konstan bertahan mendatar, cenderung naik atau jika ada fluktuasi namun tidak

significant.

Gambar 25. Grafik Produktivitas dan Berbagai Kelas LPPB

Aspek kesempurnaan bentuk parabolik dari grafik nilai EVI series juga dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan produktivitas, pertumbuhan tanaman padi, gangguan hama, dan menduga adanya degradasi lahan, seperti yang dapat ditunjukkan pada Gambar 21 dan Gambar 22.

LPPB 1

LPPB 4 LPPB 3

KESIMPULAN

Sesuai dengan tujuan penelitian dan hasil yang diperoleh dalam penelitian maka dapat disampaikan beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini citra ALOS AVNIR-2 diketahui mampu menyajikan data penggunaan lahan, jaringan jalan, sistem irigasi dan Luasan Kesatuan Hamparan Lahan (LKHL). Pengenalan data ini melalui pola tanggap spektral dan karakteristik dasar penciri obyek. Guna pendugaan produktivitas padi sawah dari citra MODIS Terra-Aqua dapat digunakan persamaan Prod = 2,9785 + 6,0751*Nilai EVI, sedangkan data Indeks Penanaman dapat diabaca dari grafik nilai EVI series. Dengan metode ini diketahui bahwa simpangan antara data produktivitas aktual dengan data produktivitas dari citra sebesar 7,63 % setara dengan perbedaan produktivitas sebesar 0,24 ton/ha/musim dan perbedaan Indeks Penanaman aktual dengan hasil penyadapan dari citra MODIS sebesar 3,63 % atau setara dengan nilai Indeks penanaman sebesar 10 persen. Berdasar nilai simpangan tersebut maka dapat dikatakan bahwa Citra MODIS Terra-Aqua series dapat digunakan untuk mengetahui Produktivitas dan Indeks Penanaman padi sawah di suatu wilayah.

2. Dari uji signifikansi dengan selang kepercayaan 99 % dan 95 % diketahui bahwa dari kesembilan parameter yang digunakan hanya terdapat empat parameter yang mempunyai keterkaitan langsung dengan LPPB yaitu Produktivitas, Sistem Irigasi, BCR dan LKHL. Dari pemahaman ini dapat didefinisikan bahwa LPPB adalah hamparan lahan yang secara fisik sesuai untuk pertanian padi sawah yang didukung dengan sistem irigasi dan mempunyai produktivitas diatas 4,5 ton/ha, layak secara ekonomi ditandai dengan BCR > 1,497 dan diterima secara sosial dapat dilihat dari kenampakan LKHL > 10 ha.

3. Teknik pemilihan lahan pertanian padi sawah berkelanjutan dapat dibangun melalui metode penginderaan jauh. Kegiatannya dimulai dari penyadapan data parameter melalui citra, ceking lapangan, pembangunan kriteria sesuai kondisi lapangan, klasifikasi LPPB melalui analisis spasial dan penyajian hasil berupa Peta LPPB.

SARAN

Berkenaan dengan kondisi lapangan yang ada dan guna menjaga adanya keberlangsungan dalam mengupayakan lahan pertanian padi sawah berkelanjutan terdapat beberapa saran yang perlu disampaikan antara lain bahwa :

1. Perlu adanya normalisasi saluran irigasi di beberapa wilayah yang menjadi lokasi genangan banjir di musim penghujan akibat adanya tidak berfungsinya saluran irigasi sebagaimana mestinya oleh karena beberapa sebab, baik akibat dari saluran irigasi yang rusak atau outlet saluran irigasi yang terlalu kecil dan tidak sesuai dengan volume debit air yang ada. Selain itu juga pada lokasi- lokasi yang tidak bisa terjamah oleh sistem irigasi. Kondisi demikian akan mengganggu sistem usaha tani dan produktivitas padi sawah.

2. Guna memberikan kesempatan adanya proses konservasi tanah dan air maka disarankan untuk pola tanam Padi-Padi-Palawija atau Padi-Palawija-Padi. Dengan pola tanam demikian, dari sisi kelayakan ekonomi juga akan mempunyai nilai tambah melalui 1 (satu) kali panen palawija. Dengan demikian perlunya disosialisasikan adanya pola tanam Padi-Padi-Palawija. 3. Sebaiknya wilayah yang telah ditetapkan dalam kawasan lahan pertanian padi

sawah berkelanjutan disarankan untuk ditetapkan menjadi zona pertanian dan tidak bisa dialih-fungsikan menjadi kawasan lainnya.

4. Kesesuaian lahan pada kawasan padi sawah di wilayah penelitian Cukup Sesuai dan Sesuai Marginal, dengan faktor pembatas retensi hara, media perakaran dan hara tersedia. Dengan faktor pembatas demikian maka kesesuaian lahan yang ada secara potensial hampir seragam. Pada kondisi demikian variabel kesesuaian lahan tidak dapat digunakan untuk mengenali aspek keberlanjutan di wilayah penelitian. Oleh karena itu perlu adanya percobaan penggunaan faktor Kesesuaian Lahan ini pada wilayah yang mempunyai variasi kesesuaian lahan yang beragam guna melihat aspek keberlanjutan.

GLOSSARY

Teknik Pemilihan adalah suatu prosedur yang mencakup berbagai tindakan pemikiran, pola kerja, cara teknis dan tata langkah guna memerikan, memilih dan mendeliniasi lahan pertanian padi sawah berkelanjutan.

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah suatu bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kedaulatan dan ketahanan pangan nasional (UU no.41/2009). Pada penelitian ini lahan pertanian pangan dikhususkan pada lahan pertanian padi sawah, karena produksi padi (beras) merupakan cerminan langsung ketersediaan pangan masyarakat Indonesia.

Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah wilayah budidaya pertanian terutama pada wilayah perdesaan yang memiliki hamparan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan/atau hamparan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan serta unsur penunjangnya dengan fungsi utama untuk mendukung kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional (UU no.41/2009).

Lahan Pertanian Padi Sawah oleh Puslitbangtanak (2003) didefinisikan sebagai suatu tipe penggunaan lahan yang untuk pengelolaannya memerlukan genangan air. Oleh karena itu sawah selalu mempunyai permukaan datar atau didatarkan (dibuat teras), dan dibatasi oleh pematang untuk menahan genangan. Berdasarkan sumber air yang digunakan dan keadaan genangannya sawah dibedakan menjadi sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah lebak dan sawah pasang surut.

Produktivitas Pertanian adalah produksi rata-rata suatu lahan sawah dalam menghasilkan padi dalam periode waktu tertentu dan dinyatakan dalam ton/ha/musim.

EVI (Enhanced Vegetation Index) adalah penajaman indeks vegetasi yang dilakukan dengan cara koreksi radiometrik dari pengaruh kondisi lahan (tanah dan kerapatan kanopi) dan aerosol yang terdeteksi oleh band biru serta posisi penyinaran matahari. Dengan menggunakan metode tersebut dapat memonitor perkembangan tanaman pertanian mulai dari masa tanam,

pemeliharaan hingga produksi. Sehingga produksi hasil pertanian secara kualitas dan kuantitas dapat diprediksi dengan baik.

Indeks Penanaman adalah indeks penanaman padi sawah (IP padi) yang terdiri dari lahan sawah yang ditanami padi berapa kali dalam setahun dan dinyatakan dalam persen (Seperti 1X berarti 100, 2X berarti 200, dst).

Kesesuaian Lahan adalah lahan yang secara biofisik terutama dari aspek kelerengan, iklim, sifat fisik, kimia, dan biologi cocok dikembangkan untuk pertanian pangan (UU no.41/2009). Kesesuaian lahan yang dimaksud pada penelitian ini kesesuaian lahan pada kondisi aktual, pada tingkat kelas/Sub Kelas.

Potensi Teknis Lahan adalah lahan yang secara biofisik, terutama dari aspek topografi/lereng, iklim, sifat fisika, kimia, dan biologi tanah sesuai atau cocok dikembangkan untuk pertanian (UU no.41/2009).

Kelayakan Secara Ekonomi adalah kesesuaian lahan kuantitatif yang didasarkan atas pertimbangan ekonomi, seperti input-output atau cost-benefit

(Pusltbang Tanah dan Agroklimat 2003).

Ketersediaan Infrastruktur adalah ketersediaan infrastruktur pendukung pertanian pangan antara lain sistem irigasi, jalan usaha tani, dan jembatan (UU no.41/2009).

Luasan Kesatuan Hamparan Lahan adalah sebaran dan luasan hamparan lahan yang menjadi satu kesatuan sistem produksi pertanian yang terkait sehingga tercapai skala ekonomi dan sosial budaya yang mendukung produktivitas dan efisiensi produk (UU no.41/2009).

Penggunaan Lahan adalah bentuk penutupan permukaan lahan atau pemanfaatan lahan baik yang merupakan bentukan alami maupun buatan manusia (UU no.41/2009). Penggunaan lahan merupakan aspek bentuk peruntukan pemukaan lahan.

Dokumen terkait