MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA MANGKUNEGARAN
B. Petugas Penarik Pajak Penghasilan
Petugas penarik pajak di Praja Mangkunegaran dibentuk oleh Mangkunegara
VII melalui Rijksblad Mangkunegaran No.5 Tahun 1917. Petugas pemungut pajak
tersebut selanjutnya disebut Mantri Martanimpuna.
Pemungutan pajak penghasilan dilaksanakan oleh Mantri Martanimpuna
dengan membentuk komisi-komisi pajak (Aanslag Comissie) di setiap daerah
Kapanewon. Komisi pajak tersebut terdiri dari 5 sampai 7 orang, sudah termasuk
ketuanya. Sebagai ketuanya harus dari golongan Martanimpuna.14
Sebelum ditetapkan sebagai petugas penarik pajak, anggota komisi
diwajibkan mengucap sumpah setia kepada praja Mangkunegaran. Sumpah tersebut
diucapkan di depan Bupati Patih. Sumpah tersebut berisi kesanggupan komisi pajak
untuk melaksanakan tugas pemungutan pajak dengan sebaik-baiknya dan siap
dikenakan sanksi apabila melakukan pelanggaran yang merugikan praja
Mangkunegaran. Bupati Patih dapat sewaktu-waktu mengganti anggota komisi,
anggota komisi yang kinerjanya dianggap baik akan dipertahankan sedangkan
anggota komisi yang kinerjanya buruk dapat dikeluarkan.
Dalam menetapkan pajak, komisi tidak boleh memutuskan banyaknya pajak
jika belum dimusyawarahkan kepada minimal 5 anggota termasuk sang ketua. Tetapi
jika anggotanya hanya terdiri dari 5 orang maka pengambilan keputusan minimal 3
orang. Apabila tidak terjadi kesepakatan bersama antara anggota komisi maka akan
diadakan pengambilan keputusan dengan cara votting, jika dengan votting pun
suaranya sama besar maka ketua komisi berhak sepenuhnya mengambil keputusan
akhir.
Komisi pajak datang ke desa-desa untuk memungut pajak setiap tanggal 1
pada bulan-bulan yang telah ditentukan yaitu April, Juni, Agustus, Oktober, dan
Desember.15 Pada hari yang telah ditentukan, komisi pajak datang ke kelurahan untuk
14 Rijksblad Mangkonegaran no.10 Tahun 1919 , Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran. 15 Ibid
memungut pajak dari jam 8 pagi sampai jam 12 siang. 16 Komisi Pajak berkewajiban
memungut pajak hanya di daerah yang sudah ditentukan oleh Bupati Patih.
Selain itu, dalam penarikan pajak komisi pajak juga dibantu pejabat desa
setempat misalnya lurah atau carik. Kerjasama pejabat desa sangat dibutuhkan
mengingat pejabat desa tersebut memegang kontrol sosial penduduk di kelurahannya.
Pejabat desa tersebut dilibatkan untuk mempermudah proses penarikan karena
biasanya penduduk sangat patuh terhadap perintah pejabat desa.
Setelah menerima uang pajak, Komisi Pajak menyerahkan ke Kantor Mantri
Martanimpuna. Mantri Martanimpuna kemudian menyerahkan uang pajak yang
sudah masuk kepada Panewu Martanimpuna. Selanjutnya uang pajak tersebut
disetorkan kepada Bupati patih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan
dibawah ini:
Bagan 1. Struktur Martanimpuna Bupati Patih
Panewu Martanimpuna
Mantri Martanimpuna Wedana dan
Panewu Gunung
bertindak sebagai controller Komisi Pajak (Aanslag Commisie)
Lurah dan carik
Tugas masing-masing jabatan meliputi:
1. Bupati Patih : Mengangkat dan menetapkan Panewu dan Mantri
Martanimpuna serta menerima uang pajak yang selanjutnya diserahkan ke kas
Praja Mangkunegaran.
2. Panewu Martanimpuna : Mengawasi kinerja Mantri Martanimpuna dan
menerima setoran uang dari Mantri Martanimpuna.
3. Mantri Martanimpuna : Mengawasi aanslag commisie dan menerima uang
pajak dari komisi.
4. Komisi Pajak : Menetapkan besarnya pajak dan melakukan pungutan
pajak kepada para wajib pajak.
5. Lurah dan Carik : Membantu komisi pajak dalam memungut pajak
khususnya dalam proses pencatatan.
B. Mekanisme Pemungutan Pajak Penghasilan
Pajak merupakan perikatan yang lahir dari sebuah peraturan sehingga
mekanisme pemungutan pajaknya pun harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Pemungutan pajak penghasilan di praja Mangkunegaran dilakukan oleh
komisi pajak (Comissie aanslag) dan dibantu pejabat desa yang ada di wilayahnya
masing-masing. Mekanisme pemungutan pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
1. Pendaftaran
Setiap orang yang tinggal di praja Mangkunegaran yang sudah menerima
surat pemberitahuan objek pajak (aangifte bilyet) wajib memberikan pelaporan
pemberitahuan objek pajak (aangifte bilyet). Pelaporan tersebut dilakukan satu tahun
sekali.17
Pengisian aangifte bilyet harus dilakukan secara jujur sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Pelaporan yang dilakukan oleh wajib pajak meliputi:
a. Nama kecil, nama tua, nama istri dan alamat wajib pajak.
b. Jenis Pekerjaan dan lokasi kantor yang digunakan untuk bekerja, sudah
bekerja mulai awal tahun atau saat pertengahan tahun pemungutan pajak, atas
usaha sendiri atau ikut orang lain.
c. Tafsiran banyaknya penghasilan (penghasilan Brutto).
d. Asal penghasilan yang dijelaskan secara rinci.
e. Banyaknya penghasilan bersih (penghasilan Netto).
f. Biaya-biaya yang dikurangkan terhadap penghasilan Brutto sehingga menjadi
penghasilan Netto.
g. Uang tabungan yang dimiliki dan bunga yang diperoleh jika uang tersebut
disimpan di bank.
h. Penghasilan yang diperoleh dalam tahun pajak yang sudah berlalu dan kantor
pajak yang mengurusi.
i. Warisan yang belum dibagi dan keuntungan yang didapat dari warisan
tersebut.
j. Nama-nama orang yang tinggal satu rumah dengan wajib pajak.
k. Anggota keluarga yang sudah bekerja sendiri dan besarnya penghasilannya.
l. Apabila pekerjaan dilakukan bersama-sama maka harus mencantumkan nama
rekan kerja dan alamatnya.
m. Orangtua wajib pajak.
n. Tandatangan wajib pajak sehingga pelaporan tersebut dianggap sah.18
Apabila ada kekurangan dalam pelaporan tersebut dapat dilengkapi
belakangan sehingga tidak menghilangkan kewajiban membayar pajak, tetapi dalam
melengkapi kekurangan harus pada bulan yang sama dengan bulan pelaporan.
Aangifte bilyet yang sudah diisi harus ditandatangani oleh wajib pajak. Apabila aangifte bilyet tersebut tidak ditandatangani wajib pajak atau ditandatangani orang
lain maka pelaporan tersebut dianggap tidak sah.
Bagi wajib pajak yang tidak bisa menulis maka surat pemberitahuan objek
pajak (aangifte bilyet) akan diisi oleh petugas pajak tetapi harus atas permintaan
wajib pajak. Setelah petugas pajak selesai mengisi aangifte bilyet tersebut, maka
petugas pajak harus membacakan serta menunjukkan kepada wajib pajak apakah isi
aangifte bilyet tersebut sudah sesuai dengan pelaporan wajib pajak. Apabila dianggap
sudah sesuai dengan pelaporan, maka wajib pajak harus menandatangani aangifte
bilyet tersebut serta disaksikan oleh satu orang saksi yang juga harus tandatangan.19
18
Surat Pertanyaan untuk Menentukan Banyaknya Pajak Penghasilan, Surakarta : Reksopustaka, Koleksi Arsip Mangkunegaran No.P 1572.
Bagi anak-anak yang belum akil baliq, orang yang hilang ingatan dan orang
yang sedang bekerja di luar praja Mangkunegaran dapat mewakilkan pelaporan
pajaknya kepada seseorang yang dipercaya yang bertempat tinggal di Praja
Mangkunegaran. Sedangkan wajib pajak yang sudah meninggal dunia dapat
mewakilkan pelaporan kepada orang yang menerima wasiat (exeouter-testamentair)
atau dapat juga diwakilkan kepada orang yang menguasai barang peninggalannya
serta keturunannya. Bagi wajib pajak yang tidak melakukan pelaporan baik sendiri
ataupun perwakilan maka besarnya pajak akan ditentukan komisi tanpa harus
meminta persetujuan wajib pajak yang bersangkutan.
Pelaporan yang diwakilkan harus disertai surat kuasa. Dalam surat kuasa
tersebut juga harus dijelaskan mengenai alasan wajib pajak tidak melakukan
pelaporannya sendiri. Dengan alasan yang kuat maka komisi akan memaklumi hal
perwakilan tersebut.20
Orang yang melaporkan objek pajak baik untuk keperluan sendiri maupun
orang lain wajib melaporkan objek pajaknya menurut ketentuan-ketentuan yang
sudah ditetapkan oleh Bupati Patih. Komisi berkewajiban menjalankan dan
mengawasi pelaksanaan pemungutan pajak supaya tidak menyimpang dari peraturan
yang telah ditetapkan praja Mangkunegaran.
Komisi pajak mempunyai wewenang memerintahkan wajib pajak untuk
memberikan laporannya dengan mengucap sumpah, laporan tersebut dianggap sangat
penting karena digunakan sebagai dasar untuk menentukan besarnya pajak.
Kesalahan dalam menentukan pajak akan mengurangi pendapatan Negara. Dalam
mengucap sumpah disaksikan oleh ketua komisi. Wajib pajak yang tidak bersedia
untuk mengucap sumpah maka komisi berwenang menaikkan pajak sesuai dengan
peraturan yang ada.21
Pelaporan yang sudah dilakukan wajib pajak kemudian diperiksa oleh komisi,
jika sudah tidak ada yang bermasalah maka besarnya pajak dapat segera ditentukan.
Akan tetapi, jika komisi menganggap pelaporan tadi tidak benar (pelaporan palsu)
maka komisi berhak meminta keterangan lebih lanjut kepada wajib pajak. Wajib
pajak yang sudah memberikan keterangan tambahan dan menurut komisi keterangan
tersebut dianggap cukup maka komisi sudah bisa menentukan besarnya pajak.
Seseorang yang semula bertempat tinggal di Praja Mangkunegaran tetapi
orang tersebut pindah tempat tinggal ke luar Praja Mangkunegaran kemudian kembali
lagi ke praja Mangkunegaran maka perhitungan pajak penghasilannya diganti dengan
perhitungan pajak yang baru.
Pria dan wanita yang terikat perkawinan sebagai suami istri pada prinsipnya
wajib pajaknya cukup suami saja tetapi perhitungan pajaknya berdasarkan jumlah
penghasilan keduanya. Akan tetapi, untuk suami-isteri yang dalam perkawinan
mengadakan perjanjian pemisahan harta kekayaan sehingga pemenuhan kewajiban
membayar pajak juga terpisah, maka isteri tersebut juga wajib untuk mendaftarkan
diri sebagai wajib pajak dan harus menunjukkan surat perjanjian pemisahan
kekayaan. Demikian halnya bila terjadi perceraian, maka wanita tersebut akan
dikenakan pajak sendiri sehingga juga wajib melaporkan penghasilannya pada
komisi.22
2. Pemeriksaan Buku Kekayaan
Setelah pemeriksaan keterangan kepada wajib pajak, ternyata komisi masih
menemukan hal-hal yang tidak benar maka komisi berhak memeriksa buku kekayaan
wajib pajak. Apabila menurut pemeriksaan buku kekayaan, ternyata pelaporan yang
diberikan merupakan pelaporan palsu sehingga menyebabkan penetapan pajak yang
terlalu sedikit maka komisi berhak menambah besarnya pajak tersebut sesuai dengan
perhitungan berdasarkan pemeriksaan buku kekayaaan.
Dalam pemeriksaan buku kekayaan, komisi dibantu oleh satu orang ahli
bahasa. Ahli bahasa tersebut sebelum memulai pekerjaannya harus mengucap sumpah
di depan ketua komisi atas nama rumahnya, jika terjadi pelanggaran maka rumah dari
ahli bahasa tersebut akan disita oleh komisi.23
Pembukuan secara umum, sebenarnya merupakan suatu proses pencatatan
yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi yang meliputi
keadaan harta, kewajiban atau hutang, modal, penghasilan serta jumlah harga
perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang terutang maupun tidak terutang,
yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan laba
22 Ibid
rugi pada setiap tahun pajak berakhir. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan pajak,
pembukuan mempunyai arti yang sangat penting.24
Informasi yang terdapat dalam pembukuan sangat penting karena digunakan
oleh komisi untuk dasar dalam penetapan pajak penghasilan sehingga sudah
seharusnya pembukuan dilakukan dengan benar. Kebenaran tersebut terlihat dari
kecocokan apa yang tertulis dalam pembukuan dengan kenyataan yang benar-benar
terjadi sehingga informasi dalam pembukuan tersebut dapat digunakan untuk
menetapkan pajak penghasilan. Akan tetapi, jika dalam pembukuan tersebut terdapat
informasi yang tidak benar maka komisi mempunyai hak untuk menentukan pajak
penghasilan sesuai dengan perhitungan komisi pajak sendiri.
Komisi berhak menentukan besarnya pajak menurut perhitungannya sendiri
apabila komisi menemukan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan wajib pajak.
Hal-hal yang dianggap sebagai pelanggaran tersebut meliputi:
a. Tidak melaporkan apa yang menjadi kewajibannya.
b. Wajib pajak bersedia memberikan pelaporan tetapi keterangan yang diberikan
palsu.
c. Komisi yang sudah meminta keterangan tetapi belum percaya atas keterangan
tersebut sehingga perlu memeriksa buku-buku keuangan tetapi wajib pajak
tidak bersedia menunjukkan buku-buku tersebut.
Sebaliknya wajib pajak harus bersikap kooperatif yaitu dengan
memperlihatkan dan meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lain yang
berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh. Wajib pajak juga harus
memberikan keterangan yang sebenar-benarnya sesuai dengan kenyataan yang ada.
Setelah ketua komisi menentukan waktu dan tempat pemeriksaan buku
kekayaan, akan tetapi wajib pajak tidak bersedia memperlihatkan buku-buku tersebut
maka komisi akan memberikan sanksi kepada wajib pajak tersebut. Menurut
peraturan, bagi wajib pajak yang keberatan untuk meminjamkan buku kekayaan maka
pajaknya akan dinaikkan f. 25,- setiap f. 100,-nya.25
3. Penetapan Pajak
Penghasilan yang sifatnya tetap ditentukan pada awal tahun pemungutan
pajak, sedangkan penghasilan yang diperoleh pada pertengahan tahun maka
perhitungannya akan disalin ketika tahun pajak sudah berjalan. Untuk orang-orang
yang bekerja setelah 3 bulan dimulainya tahun pemungutan pajak maka harus
membuat pelaporan sebelum bulan November.26
Penghasilan yang belum diterima setahun, hanya beberapa bulan tetapi
diperkirakan akan diterima selama setahun maka perhitungan pajak penghasilan
berdasarkan tafsiran selama beberapa bulan tersebut akan dijadikan perhitungan
selama satu tahun. Apabila dalam penafsiran tersebut ternyata salah maka
penyesuaian perhitungan pajak tersebut akan disalin ketika pajak sudah berjalan 6
bulan.
25 Rijksblad Mangkoenegaran No.10 Tahun 1919 , Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran. 26 Ibid.
Komisi menetapkan pajak berdasarkan aangifte bilyet dan pemeriksaan
terhadap buku-buku kekayaan wajib pajak. Komisi tidak boleh memutuskan
banyaknya pajak jika belum dimusyawarahkan kepada minimal 5 anggota termasuk
sang ketua. Tetapi jika anggotanya hanya terdiri dari 5 orang maka pengambilan
keputusan minimal 3 orang. Apabila tidak terjadi kesepakatan bersama antara anggota
komisi maka akan diadakan pengambilan keputusan dengan cara votting, jika dengan
votting pun suaranya sama besar maka ketua komisi berhak sepenuhnya mengambil
keputusan akhir.
Kohir ditetapkan oleh komisi menurut aangifte bilyet yang sudah
dikembalikan oleh wajib pajak dalam tempo 30 hari. Setelah besarnya pajak
ditentukan maka komisi akan mengirimkan aanslag bilyet (Surat Ketetapan Pajak)
kepada wajib pajak. Aanslag bilyet yang diberikan tersebut memuat besarnya pajak
yang dibebankan kepada wajib pajak yang besarnya sama dengan buku kohir yang
dipegang komisi. Aanslag bilyet yang diberikan kepada wajib pajak dibungkus
tingkeman.
Pajak yang tercantum dalam aanslag bilyet harus dibayar oleh wajib pajak
tiap bulan angsuran, apabila wajib pajak sampai pada bulan angsuran tidak bersedia
membayar pajak maka komisi akan mengeluarkan surat paksa (dwangschrift) kepada
wajib pajak yang bersangkutan. 27 Dwangschrift merupakan surat perintah membayar
pajak yang dikeluarkan oleh komisi apabila dalam waktu yang sudah ditentukan
wajib pajak tidak bersedia membayar pajak.
27 Petunjuk cara pemakaian surat pameksa untuk urusan pajak, Surakarta: Reksapustaka, Koleksi Arsip Mangkunegaran No.P 3158.
Pajak yang ditetapkan oleh komisi harus tepat dan benar, supaya bisa
menentukan besarnya pajak dengan tepat dan benar maka komisi harus melakukan
rapat di kemantren gunung. Komisi dapat meminta keterangan kepada panggedhe
desa sehingga penentuan besarnya pajak bisa tepat sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
Wajib pajak dan kerabatnya tidak diperbolehkan mengikuti rapat penetapan
pajak. Akan tetapi, pejabat-pejabat praja diperbolehkan menghadiri rapat penetapan
pajak walaupun bukan dari golongan Martanimpuna. Para pejabat praja tersebut
mempunyai hak untuk memberikan saran dalam pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh komisi.
Pola dan alur pelaporan sampai pembayaran pajak ditetapkan oleh Bupati
Patih sesuai dengan peraturan yang ada di Praja Mangkunegaran. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini: