• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Petunjuk Belajar

a. Silahkan bapak ibu pelajari sejarah Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM.

b. Silakan bapak ibu pelajari tugas pokok dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM yang terdiri dari Sekretariat Badan dan beberapa pusat.

BAB II

SEJARAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM DAN HAK ASASI

MANUSIA

Setelah membaca Bab ini, peserta pelatihan diharapkan dapat mengidentifikasikan sejarah berdirinya Badan Penelitian dan

Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Sebagai lembaga yang mengawal republik di bidang hukum, sejarah keberadaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah institusi/lembaga/

organisasi yang setara lamanya dengan berdirinya Republik Indonesia.

Sebagai lembaga yang mengawal aspek hukum, tentu mengelola pola hubungan antar orang, bidang/bagian, sistem untuk mencapai penegakan hukum, sebagaimana Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama, dan sependapat dengan James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Dan Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Juga Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

66 Pelatihan Muatan Teknis Substansi Lembaga (MTSL) Pendapat tidak berbeda, Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerja sama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi). Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh- sungguh dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan anggota organisasi) untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi pengurus organisasi/pejabat yang berwenang. (Saujana)

Jadi keberadaan Kementerian Hukum dan HAM sebagaimanan para pakar-pakar tersebut diatas dibangun dalam republik ini adalah mengawal pembangunan hukum yang mampu mengawal Indonesia meraih kejayaan.

A. SEJARAH

Dalam tata kerja pemerintahan keberadaan Kementerian Hukum dan HAM ada dalam Organisasi Kementerian Negara sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 yang bertujuan untuk suatu cara yang ditempuh untuk mengatur sebuah pekerjaan agar terlaksana dengan baik dan efisien dengan cara melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dan berhasil sesuai dengan apa yang telah direncanakan mengenai sesuatu pekerjaan dengan mempertimbangkan tujuan, fasilitas, tenaga kerja, waktu dan lain-lain yang tersedia.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (disingkat Kemenkumham RI) adalah Kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan hukum dan hak asasi manusia. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dipimpin oleh seorang Menteri yang sejak 27 Oktober 2014 dijabat oleh Yasonna Laoly. Kemenkumham RI

beberapa kali mengalami pergantian nama yakni: “Departemen Kehakiman”

(1945-1999), “Departemen Hukum dan Perundang-undangan” (1999-2001),

“Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia” (2001-2004), “Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia” (2004-2009), dan “Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia” (2009-sekarang).

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pertama kali dibentuk pada tanggal 19 Agustus 1945 dengan nama Departemen Kehakiman.

Menteri Kehakiman yang pertama menjabat adalah Soepomo. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada zaman pemerintahan Belanda disebut Departemen Van Justitie yaitu berdasarkan peraturan Herdeland Yudie Staatblad No. 576.

Dalam sidang PPKI tahun 1945 menetapkan mengenai Departemen Kehakiman dalam struktur Negara menurut UUD. Dalam UUD tadi disebutkan departemen termasuk Departemen Kehakiman yang mengurus tentang pengadilan, penjara, kejaksaan dan sebagainya. Dalam sidang PPKI tersebut dibuat pula penetapan tentang tugas pokok masalah ruang lingkup tugas Departemen Kehakiman walaupun secara singkat masih mengacu kepada peraturan Herdeland Yudie Staatblad No. 576.

Pada tanggal 1 Oktober 1945 kewenangan Departemen Kehakiman diperluas yakni Kejaksaan berdasarkan Maklumat Pemerintah tahun 1945 tanggal 1 0ktober 1945 dan Jawatan Topograpi berdasarkan Penetapan pemerintah tahun 1945 Nomor 1/S.D. Jawatan Topograpi kemudian dikeluarkan dari Departemen Kehakiman dan masuk ke Departemen Pertahanan berdasarkan Penetapan Pemerintah tahun 1946 nomor 8/S.D.

Ketika Departemen Agama dibentuk pada tanggal 3 Januari 1946, Mahkamah Islam Tinggi dikeluarkan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia dan masuk ke Departemen Agama Republik Indonesia berdasarkan penetapan pemerintah tahun 1946 Nomor 5/S.D.

88 Pelatihan Muatan Teknis Substansi Lembaga (MTSL) Pada 22 Juli 1960, rapat kabinet memutuskan bahwa kejaksaan menjadi departemen dan keputusan tersebut dituangkan dalam Keputusan Presiden RI Nomor 204/1960 tertanggal 1 Agustus 1960 yang berlaku sejak 22 Juli 1960. Sejak itu pula, Kejaksaan RI dipisahkan dari Departemen Kehakiman.

Pemisahan tersebut dilatarbelakangi rencana kejaksaan mengusut kasus yang melibatkan Menteri Kehakiman pada saat itu.

Pengalihan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia ke Mahkamah Agung berawal dari Undang-Undang No 35 Tahun 1999 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman yang kemudian dijabarkan dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang No.

5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. Pada tanggal 23 Maret 2004 Presiden Megawati mengeluarkan Keputusan Presiden RI No. 21 Tahun 2004 tentang pengalihan organisasi, administrasi dan finansial dan lingkungan Peradilan Umum dan Tata Usaha Negara, Pengadilan Agama ke Mahkamah Agung yang kemudian ditindaklanjuti dengan serah terima Pengalihan organisasi, administrasi dan finansial di lingkungan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara ke Mahkamah Agung pada tanggal 31 Maret 2004.

Nama Departemen Kehakiman telah beberapa kali berubah nama karena disesuaikan dengan fungsi dari Departemen tersebut yaitu dari Departemen Kehakiman menjadi Departemen Hukum dan Perundang Undangan dan sekarang menjadi Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia.

Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia merupakan instansi vertikal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang berkedudukan di setiap provinsi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kanwil terdiri atas beberapa divisi serta sejumlah Unit Pelaksana Teknis (UPT), termasuk Kantor Imigrasi, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Lapas Terbuka, Lapas Narkotika, Rumah

Tahanan Negara (Rutan), Cabang Rutan, Rumah P enyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan), Balai Pemasyarakatan (Bapas), Balai Harta Peninggalan (BHP), serta Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim).

B. PENATAAN KELEMBAGAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Dalam rangka implementasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di bidang kelembagaan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada tahun 2013 telah melakukan audit kelembagaan di beberapa K/L yang salah satunya Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, audit kelembagaan dilakukan oleh Tim Independen yang ditunjuk oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan merekomendasikan perlu dilakukan perampingan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dari 11 (sebelas) Unit Eselon I menjadi 9 (sembilan) Unit Eselon I.

Menindaklanjuti hasil audit tahun 2013, maka pada Tahun 2014 dilakukan pembahasan dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan hasil bahwa 11 unit Eselon I Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tetap dipertahankan, mengingat tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan HAM yang diamanatkan Undang-Undang sangat heterogen. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Kementerian Hukum dan HAM maka perlu dilakukan penataan kembali Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Perubahan Nomenklatur di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual menjadi Direktorat Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

1010 Pelatihan Muatan Teknis Substansi Lembaga (MTSL) Namun karena kebutuhan organisasi maka pada tahun 2015 telah dilakukan perubahan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/2602/M.PAN/8/2015, Tanggal 11 Agustus 2015. Yang kemudian dituangkan berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 Tanggal 29 September 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, yang kemudian dilakukan perubahan dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah dilakukan perubahan kembali dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia secara aktif menjalankan berbagai program yang terkait dengan Hak Asasi Manusia sejak penyatuan Kementerian Negara Urusan HAM dengan Departemen Kehakiman pada bulan Mei 2001. Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia telah melakukan berbagai upaya yang penting untuk lebih meningkatkan hubungan antara HAM, pemerintahan, demokrasi, desentralisasi, reformasi hukum, dan pembangunan. Selain itu mengarusutamakan nilai- nilai HAM ke dalam seluruh Kementerian yang terkait dan institusi-institusi yang menangani HAM, tetapi menjadi prioritas penting untuk masa kini dan masa depan.

Pendekatannya bersifat lintas sektoral, antar dan multidisiplin yang meliputi bidang hak-hak sipil dan politik, hak-hak ekonomi, sosial dan budaya, sama seperti hak-hak untuk pembangunan.

Berdasarkan Peraturan Presiden R.I. No. 91 Tahun 2006 tentang Perubahan kelima atas Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara R.I. dan Peraturan

Menteri Hukum dan HAM No. M.03.PR.07.10 Tahun 2005, yang sekarang diatur kembali sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM No.M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010 tanggal 30 Desember 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang HAM.

Pada tahun 2015, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia berubah Nomenklatur baru menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia secara aktif menjalankan berbagai program yang terkait dengan HAM sejak penyatuan Kementerian Negara Urusan HAM dengan Departemen Kehakiman pada bulan Mei 2001. Badan Penelitian dan Pengembangan HAM telah melakukan berbagai upaya yang penting untuk lebih meningkatkan hubungan antara HAM, pemerintahan, demokrasi, desentralisasi, reformasi hukum, dan pembangunan. Selain itu mengarusutamakan nilai- nilai HAM ke dalam seluruh Kementerian yang terkait dan institusi-institusi yang menangani HAM, tetapi menjadi prioritas penting untuk masa kini dan masa depan. Pendekatannya bersifat lintas sektoral, antar dan multidisiplin yang meliputi bidang hak-hak sipil dan politik, hak-hak ekonomi, sosial dan budaya, sama seperti hak-hak untuk pembangunan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia (Balitbang HAM) adalah unsur pendukung pelaksanaan tugas pokok Kementerian dibidang penelitian dan pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Hukum dan HAM.

1212 Pelatihan Muatan Teknis Substansi Lembaga (MTSL)

C. LATIHAN

Bersama teman ceritakan kembali sejarah Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM

D. RANGKUMAN

Kementerian hukum dan sebagai lembaga yang mengawal republik dibidang hukum. Sejarah keberadaan Kementerian Hukum dan HAM adalah institusi/ lembaga/ organisasi setara lamanya dengan berdirinya Republik Indonesia.

Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia secara aktif menjalankan berbagai program yang terkait dengan HAM sejak penyatuan Kementerian Negara Urusan HAM dengan Departemen Kehakiman pada bulan Mei 2001.

E. EVALUASI

1. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia berubah Nomenklatur baru menjadi:

a. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

b. Balai Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

c. Badan Pengkajian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

d. Badan Intelijen dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

2. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia secara hirarki berada dibawah

a. Dirjen HAM

b. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia c. Dirjen Pemasyarakatan

d. Setjen

1. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia sejajar dengan Eselon

a. Satu b. Dua c. Dua b d. Dua a

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia dipimpin oleh:

a. Dirjen

b. Kepala Badan c. Setjen

d. Itjen

5. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia berkantor di:

a. Di pusat pemerintahan Jakarta.

b. Disetiap kanwil seluruh Indondoesia c. Di UPT seleruh Indonesia

d. Di mana ada penelitian dan pengkajian hukum

F. UMPAN BALIK

1) Apakah bahan modul ini terlalu berat bagi peserta pelatihan?

2) Apakah peserta pelatihan menggunakan alat bantu belajar ?

1414 Pelatihan Muatan Teknis Substansi Lembaga (MTSL) 3) Apakah alokasi waktu penyampaian materi dalam modul dirasa cukup

untuk pembelajaran peserta pelatihan?

4) Apakah materi dalam modul tersebut sudah dikuasai oleh peserta pelatihan?

BAB III

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Setelah membaca bab ini, peserta pelatihan diharapkan dapat mengidentifikasikan tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia yang terdiri satu sekertariat dan empat pusat (bidang teknis).

(1) Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

(2) Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia dipimpin oleh Kepala Badan.

1616 Pelatihan Muatan Teknis Substansi Lembaga (MTSL) Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dibidang hukum dan hak asasi manusia.

Badan Penelitian Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia me-nyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran, pengkajian, penelitian, dan pengembangan dibidang hukum dan hak asasi manusia;

b. pelaksanaan pengkajian, penelitian, dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia;

c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengkajian, penelitian, dan pengembangan dibidang hukum dan hak asasi manusia;

d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

STRUKTUR ORGANISASI

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri atas:

a. Sekretariat Badan;

b. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum;

c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia;

d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan;

e. Pusat Pengelolaan Data dan Informasi Penelitian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

1818 Pelatihan Muatan Teknis Substansi Lembaga (MTSL)

A. SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

22 A. Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan

Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kepala Bagian Badan Penelitian dan

Pengembangan Hukum dan HAM

Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas memberikan dukungan manajemen terhadap pelaksanaan tugas satuan organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran;

b. Pelaksanaan dan fasilitasi pembentukan peraturan perundang-undangan, pentaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan reformasi birokrasi;

c. Evaluasi dan penyusunan laporan kinerja d. Pengelolaan urusan kepegawaian;

e. Pengelolaan urusan keuangan;

f. Pengelolaan urusan barang milik Negara;

g. Pelaksanaan urusan hubungan masyarakat, kerja sama dan keprotokolan;

dan

h. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

Sekretariat Badan terdiri atas:

a. Bagian Program dan Pelaporan;

b. Bagian Umum; dan

c. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran, fasilitasi pembentukan peraturan perundang-undangan, penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan reformasi birokrasi, bimbingan teknis, serta evaluasi dan penyusunan laporan kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Bagian Program dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran;

2020 Pelatihan Muatan Teknis Substansi Lembaga (MTSL) b. Penyiapan fasilitasi pelaksanaan pembentukan peraturan perundang-undangan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan reformasi birokrasi;

c. Pelaksanaan bimbingan teknis penyusunan rencana, program, anggaran, dan laporan kinerja; dan

d. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kinerja.

Bagian Program dan Pelaporan terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan layanan ketatausahaan, kearsioan, kesehatan, kerumahtanggaan, sarana dan prasarana, pengelolaan barang milik negara, keprotokolan, dan pengamanan di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

b. Pelaksanaan layanan ketatausahaan dan kearsipan;

c. Pelaksanaan pengelolaan barang milik negara;

d. Pelaksanaan keprotokolan;

e. Pelaksanaan pengamanan;

f. Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan g. Pelaksanaan layanan kesehatan; dan

h. Pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana.

Bagian Umum terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol Subbagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan pimpinan, kearsipan, dan keprotokolan di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

b. Sub Bagian Rumah Tangga

Subbagian Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana, layanan kesehatan, urusan kendaraan dinas, dan pengamanan di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

2222 Pelatihan Muatan Teknis Substansi Lembaga (MTSL)

B. PUSAT PENELILTIAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM

27 B. Pusat Peneliltian dan Pengembangan Hukum

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan

Hukum

Kepala Subbagian

Tata Usaha Kelompok Jabatan

Fungsional

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan dibidang hukum.

Pusat Penelitiandan Pengembangan Hukum menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan perumusan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan pengembangan di bidang hukum;

b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang hukum;

c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang hukum;

d. pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional; dan

e. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum terdiri atas:

f. Subbagian Tata Usaha; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional

a) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan fasilitas penyusunan rencana, program dan anggaran, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi barang milik negara, tata persuratan, kearsipan, dan kerumahtanggaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum.

b) Subbagian Tata Usaha melaksanakan tugasnya secara administratif berada di bawah Bagian Umum pada Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Gukum dan Hak Asasi Manusia dan secara operasioanl bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum.

C. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA

C. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia

Kepala Pusat Penelitian D.

dan Pengembangan Hak Asasi Manusia

Kepala Subbagian

Tata Usaha Kelompok Jabatan

Fungsional

2424 Pelatihan Muatan Teknis Substansi Lembaga (MTSL) Pusat Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang Hak Asasi Manusia.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan perumusan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan pengembangan di bidang hak asasi manusia;

b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan dibidang hak asasi manusia;

c. pemantauan, evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan dibidang hak asasi manusia;

d. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama penelitian dan pengembangan di bidang hak asasi manusia;

e. Pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional; dan

f. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional.

a) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan fasilitasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, admiistrasi barang milik negara, tata persuratan, kearsipan, dan kerumahtanggaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia.

b) Subbagian Tata Usaha melaksanakan tugasnya secara administrasi berada di bawah Bagian Umum pada Sekretariat Badan Penelitian dan

Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia dan secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia.

D. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

33 D. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kebijakan

Kepala Subbagian

Tata Usaha Kelompok Jabatan

Fungsional

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan kebijakan dibidang manajemen dan sumber daya manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan perumusan kebijakan teknis, program,dan anggaran penelitian dan pengembangan kebijakan di bidang administrasi fasilitatif, sumber daya manusia, dan pengawasan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan kebijakan di bidang administrasi fasilitatif, sumber daya manusia, dan pengawasan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

2626 Pelatihan Muatan Teknis Substansi Lembaga (MTSL) c. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama penelitian dan pengembangan

kebijakan di bidang administratif fasilitatif, sumber daya manusia, dan pengawasan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

d. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan kebijakan di bidang administratif fasilitatif, sumber daya manusia, dan pengawasan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

e. pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional; dan

f. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional.

a) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usahadan rumah tangga Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan.

b) Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam melaksanakan tugasnya secara administrasi berada dibawah Bagian Kepegawaian pada Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan

b) Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam melaksanakan tugasnya secara administrasi berada dibawah Bagian Kepegawaian pada Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan

Dokumen terkait