• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK KEGIATAN PERANCANGAN MODEL KETERPADUAN PADA PEMBELAJARAN IPS

Dalam dokumen SMP IPS (Halaman 140-163)

Kompetensi : Mendeskripsikan konsep pembelajaran IPS Terpadu

Tujuan :

1. Memetakan konsep esensial pada KD mata pelajaran IPS yang dapat dipadukan (KD domain sikap, pengetahuan dan keterampilan)

2. Memetakan konsep esensial dari satu tema IPS untuk satu kali tatap muka pembelajaran 3. Merancang alternatif model keterpaduan pada penyajian satu topik IPS

Langkah Kerja:

1. Silahkan Anda berkumpul dengan kelompok kegiatan analisis SKL,KI dan KD pada materi pelatihan 1

2. Cermati kembali hasil analisis SKL, KI dan KD yang telah kelompok Anda buat.

3. Buatah pemetaan konsep esensial yang teridentifikasi pada hasil analisis SKL, KI dan KD dalam bentuk mind maps ( lihat contoh pada HO - 2.1 )

4. Berdasarkan hasil pemetaan konsep tersebut, tentukan tema IPS yang dapat disajikan pada setiap tatap muka pembelajaran

5. Buatlah pemetaan konsep yang dapat dipadukan pada masing-masing tema IPS untuk setiap tatap muka pembelajaran tersebut (lihat contoh pada HO – 2.1)

6. Berdasarkan pemetaan konsep pada setiap tema atau materi IPS yang Anda buat, rancanglah alternatif model keterpaduan yang cocok dengan pemetaan tersebut untuk penyajian pembelajarannya. Rancangan cukup dibuat dalam bentuk gambar model keterpaduan.

IPS – SMP | 135

SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

2.2 MATERI PELATIHAN: KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC

Langkah Kegiatan Inti

Penayangan Video Mengkaji konsep pendekatan dari HO Paparan Materi Pendekatan Scientific pada Pembelajaran IPS Diskusi Kelompok identifikasi pendekatan scientific 10 Menit 25 Menit 45 Menit 5 Menit

Penayangan Video

1. Penayangan video pembelajaran dengan pendekatan scientific

2. Identifikasi keterampilan yang sesuai dengan pendekatan scientific pada tayangan video

Mengkaji Materi

1. Peserta mengkaji tentang konsep pendekatan scientific dan contoh penerapannya pada pembelajaran IPA dari handout yang tersedia

2. Instruktur memfasilitasi diskusi di kelompok pada saat peserta mengkaji materi

Paparan materi

Fasilitator menyampaikan tentang Konsep Pendekatan Scientific dengan menggunakan PPT- 2.2.1 dan Contoh Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan PPT-2.2-2 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi.

Diskusi kelompok

Diskusi kelompok tentang contoh-contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran IPS

Tugas Kelompok : Mengidentifikasi contoh pendekatan scientificpada salah satu KD

Pemaparan hasil diskusi kelompok

1. masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya, kelompok lain dapat dijadikan pembahas dan penanya,

2. instruktur memberikan masukan terhadap hasil diskusi kelompok 3. pada akhir diskusi instruktur menyimpulkan hasil diskusi kelompok

IPS – SMP | 136

IPS – SMP | 137

IPS – SMP | 138

IPS – SMP | 139

IPS – SMP | 140

SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

CONTOH APLIKASI PENDEKATAN SAINTIFIK, TEMA MANUSIA SEBAGAI MAHKLUK SOSIAL

Secara sederhana langkah-langkah pembelajaran saintifik tersebut dapat diikuti seperti penjelasan berikut;

(1) Mengamati fakta yang ada dapat dibagi dalam dua keadaan seperti pengamatan nyata fenomena alam atau lingkungan dan pengamatan obyek langsung.

a. Pengamatan nyata fenomena alam atau lingkungan.

Pengamatan seperti ini cocok untuk anak sekolah menengah pada kelas rendah dimana karakter penalarannya masih bertaraf induktif. Pengamatan langsung fenomena alam akan membantu siswa menuangkan apa yang di lihat atau amati ke dalam pengetahuan sederhana menjadi bakal pengetahuan secara lisan ataupun tertulis. Hasil tuangan dalam bahasa pengetahuan sederhana tersebut dengan mudah dapat dipahami. Misal; . fakta tentang “pengetahuan kontekstual”, yang menggambarkan tentang pola pemukiman penduduk, seperti gambar berikut:

Fenomena/fakta seperti yang tampak pada gambar di atas diamati, kemudian dibahasakan secara konseptual dalam bentuk penjelasan sederhana. Berdasarkan fenomena tersebut, dapat dijelaskan tentang pola pemukiman penduduk yaitu pola pemukiman penduduk secara memanjang. Maksudnya, pola pemukiman seperti ini memiliki ciri berupa pemukiman penduduk berderet memanjang mengikuti alur jalan, sungai, rel kereta api atau pantai.

Jika dihubungkan dengan tema manusia sebagai makhluk sosial, fenomena tersebut tentu saja mengarah pada kesimpulan bahwa dalam memenuhi kebutuhannya, manusia tidak dapat hidup sendiri bahkan selalu berkelompok dan membutuhkan orang lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut menyesuaikan dengan kondisi alam sekitar yang ada. Jika seseorang suka tinggal di tempat yang dekat dengan air, dia dapat memilih lokasi rumah di pinggiran atau menyusuri sungai, tetapi bagi yang suka

IPS – SMP | 141

SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

dengan keramaian, dia memilih lokasi untuk membangun rumahnya mengikuti jalan, dsb. Kegiatan sederhana seperti yang dijelaskan di atas dapat membantu siswa mengembangkan kreativitas berpikir secara analitis, bukan sekedar menghafalkan fakta-fakta. Proses sebelum tercapai kesimpulan pada hakekatnya hampir sama dengan penjelasan berikut

b. Pengamatan objek IPS

Pengamatan obyek sangat cocok untuk siswa yang mulai menerima kebenaran logis, sehingga mereka tidak mempermasalahkan suatu rangkaian kebenaran sebelumnya yang didapatkan dari penalaran yang benar, walaupun objeknya tidak nyata. Pengamatan seperti ini lebih tepat dikatakan sebagai pengumpulan dan pemahaman kebenaran pengetahuan. Fakta yang didapatkan dapat berupa definisi, grafik dan lain sebagainya. Misal; siswa diminta membayangkan kegiatan petani di sawah, kemudian diminta menjelaskan atau bercerita tentang kegiatan petani berikutnya sampai dengan hasil beras menjadi nasi dihubungkan dengan tema manusia sebagai makhluk sosial. Satu persatu siswa menyebutkan hasil pengamatannya seperti; (1) ada 6 orang di sawah sedang bekerja menanam padi, (2)orang-orang bekerja di sawah membetulkan saluran irigasi, (3) orang-orang sedang bekerja melakukan panen padi

Dari hasil pengamatan obyek tersebut dapat disimpulkan tentang mahkluk sosial;

Makhluk sosial adalah makhluk berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri. Makhluk sosial adalah makhluk yang memiliki kecenderungan menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya sebagai kebutuhan dasar yang disebut kebutuhan sosial (social needs)

Hasil pengamatan obyek secara sederhana tersebut jika dilanjutkan dapat berupa analisis dan menghasilkan kajian yang saling kait mengkait. Kegiatan petani dalam menggarap sawahnya untuk menanam padi sampai dengan panen adalah; (1)memerlukan pedagang benih, (2)setelah itu petani memerlukan pekerja untuk menanam padi, (3) setelah masa tanam, petani memerlukan pupuk dan pekerja, (4)pekerja untuk penyiangan gulma, (5)pekerja untuk penyemprotan hama,(6)buruh panen (7) setelah itu agar padi tersebut dapat diuangkan, petani perlu pembeli. Kegiatan mungkin dapat berhenti sampai di sini. Tetapi jika ingin menganalisis sampai dengan berupa beras dan sampai di meja berupa hidangan nasi, tentu kegiatan petani dapat dilanjutkan, (8) mereka masih memerlukan jasa orang lain lagi untuk melakukan

IPS – SMP | 142

SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

penyelepan padi menjadi beras, (9) dan petani memerlukan pembeli beras, (10) individu mengubah beras menjadi nasi

Jadi, kegiatan pengamatan, bertanya dan mencoba sangat bagus untuk menuntun siswa membangun pengetahuan sendiri dan diharapkan mereka mampu menemukan sesuatu sampai dengan memahami nilai dari pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Dengan begitu dapat terjalin sinergi proses belajar yang sangat komunikatif dan aplikatif dengan cara memberikan pancingan-pancingan pada siswa untuk mengembangkan cara berpikir tingkat tinggi ilmiah,aktif, kreatif. Observation based

learning, questioning menjadi dasar proses pembelajaaran, sehingga semua

pertanyaan selalu terbuka dan mengarah pada multi jawaban

(2) Menanya. Kecenderungan yang ada sekarang adalah siswa gagal menyelesaikan suatu masalah yang ada hubungannya dengan pengetahuan sosial, jika konteksnya diubah sedikit saja. Ini terjadi karena siswa cenderung menghafal fakta, konsep atau prosedur tertentu. Tidak terbangun suatu pemikiran yang divergen. Pemikiran yang divergen ini dapat dibangkitkan dari suatu pertanyaan. Untuk menggalinya dapat dilakukan dengan memanfaatkan solusi yang mereka hasilkan, dengan menanyakan alternatif-alternatif yang mungkin dari solusi itu. Dalam hal ini guru tidak boleh memberi tahu, tetapi hanya memberikan pertanyaan pancingan, sampai siswa sendiri yang menyelesaikan dan mencari alternatif yang lain. Misalnya dari analisis yang dijelaskan di atas, siswa diarahkan pada pertanyaan (1) mengapa petani perlu bekerja di sawah? (2) apa yang akan terjadi seandainya petani tidak bekerja? (3) mengapa para petani memerlukan orang lain untuk mengerjakan semua pekerjaan yang mengarah pada pekerjaan menggarap sawah, (4) bagaimana seandainya tidak ada yang membantu menggarap sawah? (5) apa yang akan terjadi seandainya tidak ada orang lain yang membantu? (6) berapa penghasilan kotor petani pasca panen?(7) berapa penghasilan bersih petani setelah dipotong biaya operasional?

Alternatif-alternatif seperti itu perlu dibangun sehingga memunculkan kreativitas dan tingkatan berpikir dari yang mudah ke yang sukar. Pertanyaan dapat ditingkatkan ke hal yang lebih sulit lagi seperti; (1) apakah sawah yang digarap petani tersebut miliknya sendiri ataukah menyewa ke orang lain? (2) bagaimana petani tersebut mengatur perekonomian keluarganya? (3) bagaimana cara petani tersebut menjual hasil panen? (4) menggunakan transportasi jenis apakah petani tersebut mengangkut hasil panenya? dst.

(2) Pertanyaan seperti di atas memerlukan adanya solusi (jawaban) melalui suatu penalaran. Dalam IPS permasalahan seperti ini dapat dijawab dengan mengaitkan teorema lain atau pendefinisian baru terutama bagi siswa yang sudah dapat menerima kebenaran logis.

Penalaran secara umum adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

IPS – SMP | 143

SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Disini penalaran dapat bermakna penyerupaan (associating) dan juga dapat bermakna akibat (reasoning). Ada dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena khusus untuk hal-hal yang bersifat umum.Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada pengamatan inderawi atau pengalaman empirik. Misalkan pengalaman hidup siswa sebagai makhluk sosial baik di rumah, di sekolah dan di masyarakat, mereka memiliki pengalaman hidup dengan orang lain. Jika di rumah, mereka hidup dengan keluarga (ayah, ibu, adik,kakak, dll), di sekolah ada Kepala Sekolah, Guru, teman sejawat, dll, di masyarakat tentu saja bergaul dengan orang- orang dari berbagai kalangan

Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus.Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus. Penalaran dalam IPS terkait penarikan kesimpulan adalah manusia sebagai makhluk sosial pasti memerlukan orang lain. Hal ini disimpulkan dari fakta bahwa dimanapun berada tidak ada satupun manusia yang mampu hidup sendiri tanpa bantuan yang lain. Perlu diingat juga bahwa penalaran diartikan juga sebagai penyerupaan / analogi atau dalam bahasa sosial asosiasi

Dengan definisi akan mewadahi atau memenuhi sistem dalam IPS itu sendiri. Dari sini diperlukan adanya langkah atau tahap berikutnya yaitu mencoba atau secara lebih luas membuktikan.

(3) Mencoba. Pengertian mencoba disini dapat diartikan secara sempit seperti menunjukkan dan dapat diartikan secara luas yaitu membuktikan. Pembuktian dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara membayangkan atau dengan mempraktekkan langsung. Sebagai contoh (masih berhubungan dengan tema “manusia sebagai

mahkluk sosial”), menunjukkan sekelompok manusia di dalam kelas memiliki arti

bahwa manusia selalu hidup bergerombol/berkelompok atau memerlukan orang lain. Pembuktian melalui praktek dapat dilakukan dengan durasi waktu tertentu, missal selama 5 menit, siswa yang ada dalam kelas diperintahkan untuk duduk sendiri-sendiri, dan dilarang berbicara atau berkomunikasi dengan yang lain. Pengalaman seperti apa yang di dapat mereka? Contoh ini bukan merupakan pembuktian dalam IPS secara sempurna, hanya sekedar contoh tahapan/langkah dalam pendekatan ilmiah dengan tema manusia sebagai mahkluk sosial.

(4) Menyimpulkan (mengaitkan dengan konsep dan aplikasi lain). Pengertian menyimpulkan disini mengandung dua pengertian, yaitu mengaitkan konsep dalam IPS itu sendiri dan mengaitkan konsep yang diperoleh dengan dunia nyata. Hasil praktek yang diperoleh oleh siswa digunakan untuk aplikasi dalam dunia nyata dikaitkan dengan pengetahuan, sehingga siswa dapat menarik kesimpulan tentang manusia sebagai mahkluk sosial yang harus berkomunikasi karena dia membutuhkan orang lain. Oleh

IPS – SMP | 144

SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

karenanya, agar terjalin hubungan kerjasama atau kolaborasi yang harmonis, dia harus berkomunikasi secara sopan, santun dan beretika. Itulah yang dimaksud networking

atau membentuk jaringan.Akhirnya, dengan pengalaman seperti itu diharapkan dapat membentuk sikap siswa.

C. Penutup

Langkah-langkah dalam pendekatan ilmiiah seperti dijelaskan di atas tentu saja harus dijiwai oleh perilaku(jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Akhirnya, pemahaman, penerapan dan analisis dari pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif terkait bidang kajian IPS dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk lebih membantu terciptanya pendekatan saintifik, berikut ini tahapan process

skills yang juga dapat diterapkan selama pembelajaran:

a. Observasi, adalah kondisi ketika siswa mengamati sesuatu, mereka menggunakan seluruh indera yang dimiliki untuk menemukan apa yang sedang dipelajari

b. Membandingkan, merupakan kegiatan ketika siswa membandingkan, mereka menemukan cara kesamaan atau perbedaan

c. Klasifikasi, merupakan kegiatan ketika siswa mengklasifikasi, mereka mengelompokkan menurut karakteristik/cirri-ciri umum

d. Menggunakan alat, merupakan kegiatan dengan cara memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan alat atau media, serta alat khusus untuk menggali lebih mendalam tentang apa yang dipelajari

e. Mengkomunikasikan, merupakan kegiatan ketika siswa mengkomunikasikan temuan belajarnya, mereka mengirim dan menerima pesan

f. Menyimpulkan, ketika siswa melakukan penyimpulan, mereka memberikan arti /makna terhadap hasil pengamatan atau informasi

g. Analisis, ketika siswa menganalisis, mereka menemukan cara dan mengapa sesuatu dapat bekerj

h. Memprediksi, ketika siswa memprediksi, mereka menduga apa yang akan terjadi kemudian tergantung kejadian yang terjadi sebelumnya

i. Evaluasi, merupakan cara yang sangat bermanfaat karena ketika siswa mengevaluasi, mereka mereview atau meninjau kembali suatu informasi apa sudah berguna dan benar

j. Mengembangkan kemungkinan, ketika siswa mengembangkan kemungkinan, mereka berusaha menemukan cara lain dimana sesuatu dapat digunakan atau dilakukan

IPS – SMP | 145

IPS – SMP | 146

IPS – SMP | 147

IPS – SMP | 148

IPS – SMP | 149

SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Langkah Kegiatan Inti

Mengamati tayangan pembelajaran Diskusi Kelompok (Focus Group Discussion) Kerja Kelompok

20 Menit 30 Menit 40 Menit

Mengamatitayangantigajenis model pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based

Learning, danDiscovery Learning).

Menerapkan Focus Group Discussionuntukmengidentifikasikarakteristiktiga model

pembelajaran.

KerjakelompokuntukmengidentifikasipenerapanPendekatanScientificpadatiga model

IPS – SMP | 150

IPS – SMP | 151

IPS – SMP | 152

IPS – SMP | 153

IPS – SMP | 154

IPS – SMP | 155

IPS – SMP | 156

IPS – SMP | 157

SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Dalam dokumen SMP IPS (Halaman 140-163)