• Tidak ada hasil yang ditemukan

PG (MELCHIAS MARKUS MEKENG) : Terima kasih Pak Ketua

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

Pak Fahri, mukanya kok agak tegang Pak Fahri. Biasanya Pak Fahri senyum-senyum terus.Saya kenal Pak Fahri sudah 10 tahun di Dewan.

Jadi saya berharap, kita ini anggota dewan jangan hanya memikirkan hal-hal yang tidak terlalu prinsipil tetapi hal-hal besar untuk bangsa dan negara ini tidak kita pikirkan. Memang surat dari DPP Partai Golkar tidak harus disahkan oleh Pimpinan Dewan, hanya dibacakan, sifatnya hanya dibacakan. Tapi mungkin karena Pimpina agak kurang enak membacakan, rekan kami Agus Gumiwang sudah membacakan.Kami anggap itu sudah cukup bahwa Partai Golkar sekarang dipimpin oleh Ketua Umumnya Agung Laksono dan Sekjennya Zainudin Amali, sebaiknya kita tidak usah lama-lama lagi memikirkan hal-hal yang sifatnya baru 45 menit, baru 1 jam. Surat ini sangat penting karena Fraksi Golkar ingin berkarya di dalam proses Parlemen ini. Banyak masalah yang harus kita fikirkan.

Tadi disampaikan dalam salah satu point sambutan dari Ketua DPR bahwa masalah kurs kita itu sangat berbahaya.Ini harus dibicarakan Pimpinan.

Ekonomi kita sekarang stagnan karena pelaku ekonomi berfikir dollar mau dibawa kemana ini. Competitiveness kita sudah terganggu di pasar-pasar dunia dan Partai Golkar ingin berperan di dalam hal ini, di dalam Komisi XI, di dalam Badan Anggaran, di Dalam Komisi VII, ini hal-hal penting Pimpinan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, dengan hormat kami mohon agar Pimpinan segera memberikan jawabannya.Kalau perlu hari ini, ini untuk bangsa Pimpinan.

Kita belum memperbaiki struktur ekonomi kita sehingga dollar kita selalu terombang-ambing. Potential lost daripada hutang luar negeri kita dengan kenaikan kurs rupiah sangat besar dan ini harus dipertanyakan kepada Pemerintah yaitu Menteri Keuangan. Oleh karena itu, Komisi XI harus rapat dengan Pemerintah. Saya percaya dan menghargai sikap dari Pimpinan tetapi kita harus menyikapi bangsa ini. Jangan hal-hal yang kecil menjadi permasalahan.

Ini saja Pimpinan.

Saya harap di dalam gedung DPR ini sudah tau, Ketua Umum Partai Golkar ini sudah baru, Saudara Agung Laksono dan Sekjennya Zainudin Amali.Ketua Fraksinya adalah Agus Gumiwang Kartasasmita dan Sekertarisnya Fayakhun.Ini saja yang ingin kami sampaikan supaya kita bisa bergerak.Rakyat sudah menanti kita. Rakyat kami di NTT yang tertinggal sudah menanti para Anggota Dewannya untuk berkarya di DPR.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Waalaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Dari Gerindra tadi.

F-PDIP (RIEKE DIAH PITALOKA):

Interupsi Pimpinan

A-160 daftar Rieke Dyah Pitaloka, daftar Fraksi PDI Perjuangan.

KETUA RAPAT:

Saya nanti akan buka 1 session lagi, tapi tadi dari Gerindra saya persilakan.

F-GERINDRA (H. BAMBANG RIYANTO, S.H., M.H., M.Si.):

Terima kasih Pimpinan.

Pimpinan yang saya hormati,

Para Anggota yang saya hormati pula.

Saya Bambang Riyanto A-357 dari Partai Gerindra.

Saya ingin menyampaikan kepada Pimpinan, pada saat saya melaksanakan Reses ada program Pemerintah di dalam hal menyikapi gejolak harga beras, saya dalam kapasitas Anggota DPR melakukan inspeksi mendadak di gudang Bulog dalam rangka ingin merespon sikap Pemerintah tentang kesiapan Perum Bulog menyikapi penggelontorn beras, sudah siap tidak daerah.

Saya juga ingin kwalitasnya itu layak konsumsi atau tidak, tetapi yang terjadi di sana saya tidak boleh masuk gudang Bulog dengan alasan ada SOP (Standard Operasional Prosedur) di Perum Bulog, siapapun tamu yang datang ke sana harus membuat surat. Nah ini kami laporkan kepada Pimpinan bagaimana kita sebagai Anggota DPR ketika menjalankan fungsi pengawasan tidak diterima dan saya juga tidak sampai hati lompat pagar atau memaksa untuk masuk.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Baik.

Terima kasih Pak Bambang.

Selanjutnya tadi ada 2 interupsi tadi, Ibu Rieke sama Pak Bambang.

F-PKB (ARZETTY BILBINA SETYAWAN, S.E.):

Dengan Arzeti Bilbina Pak Ketua mohon maaf.

PKB Arzetti Bilbina.

KETUA RAPAT:

Ibu Arzetti.

Saya kira cukup 3 ya karena kalau berulang-ulang nanti saya kira kitakembali saja ke prosedur.

Kami persilakan Ibu Rieke.

F-PG (H. BUDI SUPRIYANTI, S.H., M.H.) :

Tambah satu lagi Pimpinan Budi Supriyanto A-280 Fraksi Partai Golkar.

F-PDIP (H. KRH. HENRY YOSODININGRAT, S.H.) :

Tambah satu lagi Pimpinan, Henry Yosodiningrat Fraksi PDI Perjuangan.

F-GERINDRA (Ir. SUFMI DASCO AHMAD, SH, MH) :

Pimpinan, A-377 Sufmi Dasco Ahmad Partai gerindra.

KETUA RAPAT:

Ini sudah adil ini, tadi enam sekarang enam.

Cukup ya.

Mohon maaf ini waktu berjalan terus.

F-PDIP (RIEKE DIAH PITALOKA) :

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Sidang Paripurna yang saya hormati.

Pimpinan sidang yang kami muliakan.

Rekan-rekan sekalian.

Ada beberapa hal yang tadi sebetulnya sudah disampaikan oleh Anggota yang terhormat lainnya, namun saya ingin menyampaikan lebih mengerucut lagi. Pertama adalah persoalan harga BBM yang saat ini sepertinya mengikuti harga pasar, jadi kalau kita lihat pada Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak, Gas dan Bumi, disana dinyatakan harga bahan bar minyak dan harga gas bumi diserahkan kepada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar, namun berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 002/PUU-1/2003 tanggal 21 September 2004, Mahkamah konstitusi mencabut penetapan harga pasar pada minyak dan gas bumi tersebut. Putusan ini adalah hasil dari uji materi terhadap pasal yang saya sebutkan di awal. Namun dalam perkembangannya dewasa ini seperti kita ketahui bahwa persoalan harga BBM ini ternyata lebih cenderung mengikuti harga pasar dimana kemudian terjadi efek domino yang sudah jelas sangat menyebabkan penderitaan bagi rakyat kita.

Saya akan menyoroti dari persoalan kaum buruh yang ada di Indonesia, dimana penetapan upah itu berdasarkan hasil survey harga kebutuhan pokok pasar pada sebelum kenaikan harga BBM. Namun kemudian terjadi kenaikan harga BBM dimana ongkos naik kemudian harga kebutuhan bahan pokok naik sehingga ini mengakibatkan yang disebut dengan labilnya ekonomi kaum buruh.Oleh karena itu saya mohon dukungan dari seluruh Anggota DPR terutama Pimpinan agar kita bersama-sama menyikapi hal ini karena ini sudah menjadi keputusan Mahkamah Konstitusi.Kita tidak bisa diam sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat seolah-olah kita tidak mengerti Keputusan Mahkamah Konstitusi ini.

Yang kedua adalah mengenai harga kebutuhan pokok tadi juga beras dan harga kebutuhan pokok lainnya.Saya sangat mendukung dan mengusulkan pada Pimpinan agar dibentuk semcam Panja lintas Komisi sebagai bagian dari pengawsan terhadap langkah-langkah yang sedang dijalankan oleh Pemerintah untuk menghadapi persoalan ini, jangan sampai harga-harga kebutuhan pokok ini semakin liar dan tidak terkendali.

Yang terakhir dari Komisi IX juga saya ingin menyoroti keputusan dari Pemerintah yang akan menaikan iuran BPJS kesehatan, baik yang ditanggung oleh APBN maupun rakyat yang bayar sendiri, ini tentu sebuah moment yang tidak tepat. Oleh karena itu, untuk hal ini juga saya mohon dukungan dari seluruh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan terutama Pimpinan untuk menyikapi persoalan ini.

Demikian yang bisa saya sampaikan.

Terima kasih atas dukungannya.

Billahi Taufiq Wal Hidayah.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Bu Rieke dari Jawa Barat VII ya Fraksi PDI Perjuangan.

Kami persilakan Pak Bambang Soesatyo.

F-PG (H. BAMBANG SOESATYO, S.E., M.B.A.) : Terima kasih Ketua.

Bismillahirrahmanirrahim.

Bambang Soesatyo A-277, Jateng VII.

Yang pertama saya berikan apresiasi kepada kawan dari PDIP, memang langkah Pemerintah akhir-akhir ini banyak sekali menyimpang dan tidak tepat sasaran dantodak tepat waktu. Soal BPJS, kenaikan LPG, BBM dan lain-lain. Artinya Partai Golkar sepaham dengan PDIP yang harus mengingatkan

kepada Pemerintah untuk sepenuhnya melakukan kebijakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat.

Yang kedua soal Kapolri menurut saya ada baiknya Pimpina untuk mengembalikan surat Presiden tersebut yang menyangkut tentang pengangkatan atau usulan calon Kapolri untuk diperbaiki redaksinya karena dalam surat tersebut saya membaca Saudar BG masih di tulis sebagai tersangka. Padahal surat tersebut tertanggal hari Rabu dimana putusan pra peradilan itu sudah memutuskan yang bersangkutan bebas. Artinya saya mendesak kepada Pimpinan DPR untuk mengembalikan surat tersebut kepada Presiden untuk diperbaiki redaksinya.

Bapak ibu sekalian,

Kita tentu sudah mendengar sahabat-sahabat saya, teman-teman saya dari Golkar yang telah myatakan ada klaim bahwa ada Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar di Pimpin oleh Saudara Agung Laksono dan Sekjennya saudara Zainudin Amali, kami berpandangan bahwa yang masih sah itu adalah Dewan Pimpina Pusat Partai Golkar Pimpinan Abu Rizal bakri dan Idrus Marham, sebagaimana yang kami sampaikan suratnya kepada Pak Ketua atau Pimpinan Dewan.

Kita boleh saja untuk terburu-terburu tapi kita juga harus mengikuti aturan-aturan sebagaimana yang selama ini kita lakukan di DPR.Jangan hanya kepentingan sesaat, kepentingan kita yang sudah tidak bisa lagi menahan syahwat nafsu kita lalu mendorong-dorong Pimpinan DPR untuk melakukan tindakan-tindakan yang selama ini sudah kita patuhi bersama.Artinya mendorong Pimpinan DPR untuk menyimpang dari tindakan-tindakan yang selama ini sudah kita patuhi bersama.

Berikutnya Ketua, karena kami sudah melaporkan kepada Bareskrim adanya pemalsuan dokumen dari mulai mandat dan segala macam, bahkan ada mandat yang ditandatangani oleh orang yang sudah meninggal pertahun 2012, itu sudah disidik dan mungkin sebentar lagi akan ada tersangkanya. Artinya apa, saya ingin mendorong pada Pimpinan Dewan jangan begitu saja percaya terhadap surat dari Kementerian Hukum dan HAM, jangan-jangan palsu juga. Jadi saudara harus konfirmasai kepada Kementerian Hukum dan HAM mengingat pengalaman kami ada 133 surat mandat yang ditandatangani oleh orang-orang yang ternyata palsu, dengan menggunakan KTP palsu, kop surat palsu, lalu kemudian ada mandat yang ditandatangani oleh orang yang sudah meninggal pada tahun 2012.

Saya curiga, jangan-jangan kop surat Menteri Hukum dan HAM juga dicetak di Pramuka, palsu juga. Jadi sekali lagi saudara Ketua, cek dulu apakah betul surat itu berasal dari Kementerian Hukum dan HAM dan apakah betul ditandatangani oleh Saudara Laoly.

Yang berikutnya adalah bahwa urusan ini belum selesai kami masih ada upaya-upaya hukum yang sudah kami lakukan, kami sudah mendaftarkan di

Pengadilan Negeri Jakarta Utara dan akan memasuki sidang pada Rabu besok, sehingga menurut pandangan kami, sebelum ada keputusan yang berkekuatan hukum tetap tidak ada yang namanya Golkar Hasil Munas Ancol.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam.

Selanjutnya, Ibu Arzetty dari PKB.

Mohon menyebut daerah pemilihan.

F-PKB (ARZETTY BILBINA SETYAWAN, S.E.):

Ya terima kasih Pak Ketua.

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Dengan Arzetty Bilbina, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, A-062, Jatim I Surabaya Sidoarjo.

Disini menindaklanjuti pidato dari Bapak Ketua di halaman 2 mengenai reses anggota untuk menyerap dan juga mempublikasikan hasil resesnya, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa membuka centre pameran foto virtual yang sudah dapat diakses dalam twitter di website PKB sebagai bentuk pertanggungjawaban dari kami Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa kepada publik dan konstituennya sehingga DPR ke depannya akan lebih dekat ke masyarakat dan apa harapan kita menuju DPR modern, Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) sudah menjalankannya dan nanti kami juga memberikan informasi kepada rekan-rekan semua, bahwa di jam 13.00 WIB kami juga akan membuka talkshow mengenai reses foto pameran kami.

Terima kasih.

Wallahul Muafiq Illa Atwamithoriq,

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam.

Baik.

Selanjutnya, Bapak Henry Yosodiningrat.

Kami mohon menyebut Fraksi dan Daerah Pemilihan.

F-PDIP (H. KRH. HENRY YOSODININGRAT, S.H.):

Terima kasih.

Henry Yosodiningrat, Fraksi PDI Perjuangan, Nomor Anggota A-140, Dapil Lampung II.

Menggarisbawahi yang sudah disampaikan oleh rekan saya Saudara Masinton Pasaribu kaitannya dengan penunjukkan Calon Kapolri, saya tegaskan penunjukkan Calon Kapolri harus kita lihat dari sisi hukum bahwa mengangkat Kapolri atau pengangkatan terhadap Kapolri tidak sama dengan Presiden mengangkat Menteri, Menteri adalah pembantu Presiden, sedangkan Kapolri adalah Penegak Hukum. Sesuai dengan Undang-Undang tentang Polri, bahwa secara tegas disana terlihat bahwa untuk mengangkat Pimpinan Polri bukan merupakan hak prerogatif, karena yang dimaksud dengan hak prerogatif itu adalah hak yang tidak berbagi, hak yang tidak bersisa. Artinya, kewenangan sepenuhnya ada pada Presiden tanpa memerlukan pendapat atau tanpa memerlukan persetujuan dari lembaga yang lainnya. Dalam Undang-Undang tentang Polri secara tegas menyatakan bahwa Presiden menunjuk seseorang untuk menjadi Pimpinan Polri, kemudian Presiden meminta persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Artinya, kewenangan Presiden tidak mutlak dan artinya, hal itu bukan merupakan hak prerogatif.

Berkaitan dengan hal tersebut, Presiden telah meminta persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik dan untuk itu, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah memberikan persetujuan. Setelah DPR memberikan persetujuan, lantas dengan cara cengengesan KPK menetapkan Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan sebagai tersangka. Karena penetapan sebagai tersangka itulah, maka pengangkatan lebih lanjut ditunda. Mengenai penundaan itu, dengan alasan karena ditetapkan sebagai tersangka, hukum telah menegaskan bahwa penetapan sebagai tersangka yang dilakukan oleh KPK adalah tidak sah berdasarkan Putusan Praperadilan dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Putusan Pengadilan mempunyai sifat dan prinsip harus dianggap benar terlepas dari puas atau tidak puasnya terhadap putusan itu. Apabila masih ada upaya hukum dilakukan upaya hukum, akan tetapi karena tidak ada upaya hukum maka Putusan itu harus dianggap Putusan yang mengingkat.

Dengan demikian, maka tidak ada alasan bagi Presiden untuk tidak mengangkat Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan sebagai Pimpinan Polri bahwa apabila Presiden menunjuk atau akan menunjuk calon yang lain, maka terlebih dahulu Presiden harus menarik nama Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan sebagai calon disertai dengan alasan hukumnya yang sudah barang tentu surat itu tidak hanya sekedar diterima oleh DPR, akan tetapi harus dibahas secara rinci, secara detail, secara hukum.

Itulah tambahan atau garis bawah dari saya sehubungan dengan pendapat yang telah disampaikan oleh rekan saya 1 fraksi terdahulu.

Terima kasih.

Billahi Taufiq Wal Hidayah,

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam.

Baik, terima kasih Pak Henry.

Selanjutnya, Pak Dasco dari Partai Gerindra.

Silakan

F-GERINDRA (Ir. SUFMI DASCO AHMAD):

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Sufmi Dasco Ahmad, A-377, Dapil Banten III.

Berikut informasi yang saya sampaikan ada kemungkinan bencana nasional soal kelangkaan mata uang rupiah. Penyebabnya adalah karena silinder utama mesin cetak yang ada di Percetakan Uang Negara Republik Indonesia itu mengalami retak, mengalami retak dikarenakan diforsir untuk memenuhi pesanan dari Bank Indonesia. Penyebabnya retak adalah karena spesifikasi teknis dari mesin tersebut dibeli tidak sesuai. Nah pada waktu itu teman-teman di Komisi VI sudah menerima rekan-rekan dari Serikat Pekerja dan Direksi, tetapi tindak lanjutnya belum ada, sehingga untuk mengantisipasi soal kelangkaan mata uang rupiah ini, saya minta atensi dari teman-teman Komisi VI supaya kemudian lebih memperhatikan lagi dan juga kemudian atensi dari kawan-kawan di Komisi III karena pada saat ini kasus tersebut ditangani oleh 2 institusi, yaitu KPK dan Kejaksaan mengusut kasus tersebut yang kita pikir kalau kasus tersebut diusut tuntas bagus tetapi jangan sampai karena 2 institusi kemudian mengusut tetapi kemudian jalan di tempat.

Berikut, minta perhatian juga kepada Komisi IX karena Serikat Pekerja yang melaporkan hal ini sekarang sedang dalam proses PHK dengan tidak prosedural.

Kemudian kepada teman-teman di Komisi XI, ini ada 2 audit yang dilakukan oleh BPK. Audit pertama itu kemudian menyatakan tidak ada kerugian negara, audit yang baru-baru, keluar barusan itu ada kerugian negara atas pembelian mesin tersebut.

Yang terakhir, saya minta atensi dari teman-teman di Komisi I karena Percetakan Uang Negara Republik Indonesia ini untuk perizinan dan pengawasan ada di bawah Badan Intelijen Negara.

Demikian.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih Pak.

Yang terakhir Pak Tantowi, kami mohon singkat Pak.

Kami persilakan, atau bagaimana kalau kita terakhir saja, atau Pak Tantowi kami mohon pengertiannya kita tutup saja karena ini semua akan melalui mekanisme di Dewan.

Teman-teman sekalian,

Saya kira kita tutup saja Paripurna kali ini.

Dengan izin Dewan ini marilah kita tutup dengan baca alhamdulillahirrabil’alamin.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 12.25 WIB)

Jakarta, 23 Maret 2015

Dokumen terkait