• Tidak ada hasil yang ditemukan

During this first phase sought to answer four key questions

Dalam dokumen FINAL SUMMARY IPC AR 2014 25JAN16 (Halaman 82-84)

Selain Mckinsey, pekerjaan maritime reform ini juga dibantu oleh 6 universitas negeri (Universitas Sriwijaya, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Surabaya dan Universitas Hasanudin) dimana seluruh studi tersebut dimonitor oleh steering committee yang diketuai oleh Wakil Menteri Perhubungan. Pada tahun tersebut keenam universitas ternama tersebut akan memberikan masukan dalam menyelesaikan permasalahan kunci di industri maritim yang meliputi 6 aspek yaitu port, shipping, landside supporting industry, sea side supporting industry, maritime education and 2030 network. Hasil-hasil dari studi tersebut merupakan masukan-masukan bagi para pembuat peraturan (policy makers) terkait agar dapat membentuk industri maritim Indonesia yang ideal.

Along with Mckinsey, study on maritime reform was also conducted by 6 state universities (University of Sriwijaya, University of Indonesia, Institute Technology of Bandung, University of Gadjah Mada, Institute Technology of Surabaya and University of Hasanudin) and was monitored directly by a steering committee which was headed by Deputy Minister of Transportation. These six universities will recommend their inputs to solve key problems in maritime industry which include six aspects, namely: port, shipping, land side supporting industry, sea side supporting industry, maritime education and 2030 network. The results of these studies will be an inputs for related policy makers in order to build an ideal maritime industry in Indonesia.

Implementation of reducing logistic cost in Indonesia & Port Development priority projects and inancing strategy

Pada tahun 2014, IPC masih melanjutkan studi terkait

reducing logistik cost bekerja sama dengan World Bank.

Studi ini berfokus pada pengoptimasian pelayaran domestik peti kemas di Indonesia untuk mengurangi biaya logistik secara agregat di Indonesia. Studi ini diperkirakan akan selesai pada Januari 2015. Selain itu, World Bank juga melakukan studi lain yang bernama port development

priority projects and inancing strategy dimana fokus

utama dalam studi ini adalah untuk mengidentiikasi

pelabuhan-pelabuhan (existing) mana yang dapat dijadikan prioritas pengembangan. Studi ini dimaksudkan untuk mendukung konektivitas domestik dan menetapkan strategi pembiayaan pengembangan- pengembangan pelabuhan tersebut.

Feasibility study on Bojonegoro coal blending facility development

Dalam rangka mendukung program sinergi BUMN, IPC juga melakukan studi lanjutan pengembangan coal blending facility di Bojonegara bekerja sama dengan PLN. Studi ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan bahan bakar pembangkit tenaga listrik dengan melakukan proyeksi volume batu bara di Indonesia, analisa kondisi pasar batu bara, peninjauan ulang supply chain batu bara dan menyajikan pola strategi bisnis untuk fasilitas coal blending.

Feasibility study of Kijing deep water port in Kunyit River, Pontianak

Studi ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari kajian tahun sebelumnya yaitu Pre-Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Kijing dimana dalam kajian sebelumnya diketahui bahwa dari sisi market, technical, commercial dan inancial, pembangunan Pelabuhan Kijing sudah dapat dikategorikan feasible.

Implementation of reducing logistic cost in Indonesia

& Port Development priority projects and inancing

strategy

In 2014, IPC still continued the study on reducing the logistics cost in collaboration with the World Bank. This study focuses on optimizing domestic shipping of container in Indonesia to reduce the aggregate of logistics costs in Indonesia. This study is expected to be completed in January 2015. Apart of that, the World Bank also conducts a study dubbed as port development priority projects and

inancing strategy, mainly focused on identifying existing

ports to be prioritized. This study is intended to support

domestic connectivity and to establish inancing strategy

for the developments of the port.

Feasibility study on Bojonegoro coal blending facility development

In order to support the synergy between SOEs, IPC also undertakes further study on the development of coal blending facility in Bojonegara, in cooperation with PLN. This study was conducted to ensure the availability of fuel for the power plants by projecting the volume of coal in Indonesian, analysis of coal market conditions, review of coal supply chain and present business strategy pattern for coal blending facilities.

Feasibility study of Kijing deep water port in Kunyit River, Pontianak

This Study was done as a follow-up to previous study, i.e “Pre-feasibility Study of Kijing Port Development/ Pre-Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Kijing”. In the previous study, it was concluded that Kijing port construction was deemed feasible in terms of market,

Lokasi Rencana Pengembangan Pelabuhan Kijing PONTIANAK SINGKAWANG BENGKAYANG NGABANG SANGGAU SINTANG SAMBAS KETAPANG LOKASI PERENCANAAN U

Rencana Pengembangan 2015

Tahun 2015 diprediksi menjadi tahun yang berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki pemerintahan baru yang mendukung pembangunan sektor maritim. Hal lain yang akan terjadi di Tahun 2015 adalah diberlakukannya pasar tunggal ASEAN atau yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA 2015) yang akan memberikan dampak pada meningkatnya pertumbuhan arus barang dan jasa di kawasan ASEAN khususnya Indonesia. Semuanya menjadi tantangan tersendiri bagi IPC untuk mempersiapkan diri dalam meningkatkan kinerja pelayanan dan kapasitas pelabuhan untuk menunjang peningkatan perdagangan ke depannya.

Dalam mempersiapkan kondisi yang dinamis seperti itu, IPC terus berusaha mencari peluang-peluang baru yang

dapat memberikan beneit kepada perusahaan dan

berkontribusi untuk pembangunan ekonomi dalam skala nasional. Untuk itu, IPC berencana melakukan beberapa program pengembangan bisnis pelabuhan di antaranya:

Kajian Implementasi Logistik Pendulum Nusantara

Dalam rangka memperkuat konektivitas dan integrasi logistik secara nasional serta upaya untuk mengurangi biaya transportasi antar pulau, IPC melakukan kajian terkait dengan jasa pelayaran pendulum di koridor Barat-

Port Kijing Development Plan Location

Dalam dokumen FINAL SUMMARY IPC AR 2014 25JAN16 (Halaman 82-84)

Dokumen terkait