BAB II PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP FRANCHISOR
A. Pihak-Pihak Dalam Perjanjian Franchise Doorsmeer Mobil PAC 34
Pihak-pihak dalam perjanjian franchise doorsmeer mobil PAC adalah pemilik/pemberi franchise (franchisor) dan penerima/pengguna franchise (franchisee).
Dari beberapa rumusan pengertian perjanjian maka untuk perjanjian terdiri dari :
1. Ada pihak-pihak
Sedikitnya dua orang pihak ini disebut subyek perjanjian dapat manusia maupun badan hukum dan mempunyai wewenang melakukan perbuatan hukum seperti yang ditetapkan undang-undang.
2. Ada persetujuan antara pihak-pihak
Persetujuan antara pihak-pihak tersebut sifatnya tetap bukan merupakan suatu perundingan. Dalam perundingan umumnya dibicarakan mengenai syarat-syarat dan obyek perjanjian maka timbullah persetujuan.
3. Ada tujuan yang akan dicapai
Mengenai tujuan para pihak hendaknya tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan tidak dilarang oleh undang-undang.
4. Ada prestasi yang dilaksanakan.
Prestasi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak sesuai dengan syarat-syarat perjanjian, misalnya pembelian berkewajiban untuk membeli harga barang dan penjual berkewajiban menyerahkan barang.
5. Ada bentuk tertentu lisan atau tulisan.
Perlunya bentuk tertentu karena ada ketentuan undang-undang yang menyebutkan bahwa dengan bentuk tertentu suatu perjanjian mempunyai kekuatan mengikat dan bukti yang kuat.
6. Ada syarat-syarat tertentu sebagai isi perjanjian.
Dari syarat-syarat tertentu dapat diketahui hak dan kewajiban para pihak. Syarat-syarat ini terdiri Syarat-syarat pokok yang menimbulkan hak dan kewajiban pokok.51
Selanjutnya yang menjadi subjek hukum – pihak dalam perjanjian franchise doorsmeermobil PAC,yaitu :
a. Franchisor/pemberifranchise,adalah orang perseorangan atau badan usaha yang memberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan franchise yang dimilikinya kepada penerima franchise. Dengan kata lain, perusahaan yang memberikan lisensi, berupa paten, merek perdagangan, merek jasa, maupun lainnya kepadafranchisee.
b. Franchisee/penerima franchise, adalah orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak oleh pemberi franchise untuk memanfaatkan dan/atau
menggunakan franchise yang dimiliki pemberi franchise. Dengan kata lain, perusahaan yang menerimalisensidariFranchisor.
c. Pihak-pihak yang kena dampaknya dari perjanjianfranchise :
1. Franchiseelain dalamsystem franchise (franchising system)yang sama. 2. Konsumen atau klien darifranchiseemaupun masyarakat pada umumnya.
B. Bentuk PerjanjianFranchisedan BentukFranchise
Pada dasarnya bentuk perjanjian franchise dibuat secara tertulis berupa akta dibawah tangan dan akta otentik, sedangkan bentuk perjanjian franchise doorsmeer mobil PAC berupa akta otentik yang dibuat dihadapan notaris oleh para pihak franchisordanfranchisee.
Istilah akta merupakan terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu acta, dalam bahasa Prancis di sebut denganacte, sedangkan dalam bahasa Inggris di sebut dengan istilahdeed. Akta adalah surat atau tulisan yang berupa suatu dokumen formal.52
Menurut Abdullah Hasan akta adalah suatu pernyataan tertulis yang merupakan kehendak para pihak yang dibuat oleh seseorang atau oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan maksud untuk dipergunakan sebagai alat bukti dalam pasal hukum.53
Menurut Pasal 1866 KUHPerdata alat-alat bukti terdiri atas, bukti tulisan, bukti dengan saksi, persangkaa, pengakuan, sumpah. Menurut Pasal 1867
52Hadiyani Rusli,Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law,(Jakarta : Sinar Harapan, 1988), hal, 15.
KUHPerdata, pembuktian dengan tulisan dilakukan dengan tulisan otentik maupun dengan tulisan dibawah tangan.
Dari defenisi yang disebutkan di atas dapat dikatakan bahwa akta merupakan suatu surat/tulisan yang berisi pernyataan kehendak dari para pihak/orang yang berkepentingan dalam pembenaran tulisan/surat tersebut, pernyataan kehendak yang dibuat secara tertulis tersebut memuat klausul-klausul yang diberikan dengan perbuatan hukum dari orang/para pihak yang membuatnya. Dari segi jenisnya akta dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : Akat dibawah tangan dan Akta Otentik.
Perbedaan akta otentik dan akta dibawah tangan adalah sebagai berikut : 1. Akta Otentik (Pasal 1868 BW)
Akta otentik dibuat dalam bentuk sesuai dengan yang ditentukan oleh Undang-Undang, harus dibuat oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang, mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna (mempunyai kekuatan pembuktian formil mengenai waktu, tanggal pembuatan, penandatanganan, tempat pembuatan, identitas yang hadir dan mempunyai kekuatan pembuktian materiil, kalau kebenarannya dibantah, sipenyangkal harus membuktikan ketidakbenarannya.
2. Akta Dibawah Tangan
Tidak terikat bentuk formal, melainkan bebas, dapat dibuat bebas oleh setiap subjek hukum yang bekepentingan, apabila diakui oleh penandatangan tidak disangkal baru mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, sama halnya dengan akta otentik, tetapi bila kebenarannya disangkal, pihak yang
mengajukan sebagai bukti yang harus membuktikan kebenarannya (melalui bukti saksi-saksi).
Perjanjian franchise dapat dilakukan dalam bentuk akta dibawah tangan dan dapat pula dibuat dalam bentuk akta otentik. Pembuatan akta otentik perjanjian franchise dibuat oleh pejabat publik/umum dalam hal ini adalah seorang Notaris. Akta otentik yang dibuat oleh notaris merupakan suatu alat bukti yang paling sempurna apabila terjadi perselisihan (perkara) di depan pengadilan.
Rumusan yang diberikan oleh Depdagri54 yang merupakan hasil penelitian dengan IIPM Jakarta55hanya memberikan uraian bahwa karakter kontrak kerja sama dalam bisnisfranchisetersebut diharapkan :
1. Ada kesepakatan kerja sama yang tertulis
2. Selama kerja sama tersebut pihak franchisor mengizinkan franchisee menggunakan merek dagang dan identitas usaha milik franchisor dalam bidang usaha yang disepakati. Penggunaan identitas usaha tersebut akan menimbulkan asosiasi pada masyarakat adanya kerja sama produk dan jasa denganfranchisor.
3. Selama kerja sama tersebut pihak franchisor memberikan jasa penyiapan usaha dan melakukan pendampingan berkelanjutan padafranchise.
4. Selama kerja sama tersebutfranchiseemengikuti ketentuan yang telah disusun olehfranchisoryang menjadi dasar usaha yang sukses.
54 Sebelum Departemen tersebut digabung dengan Departemen Perindustrian pada tahun 1996.
5. Selama kerja sama tersebut franchisor melakukan pengendalian hasil dan kegiatan dalam kedudukannya sebagai pimpinan sistem kerja sama.
6. Kepemilikan dari badan usaha yang dijalankan oleh franchisee adalah sepenuhnya franchisee. Secara hokum franchisor dan franchisee adalah dua badan usaha yang terpisah.
Sebagaimana dikemukakan oleh Douglas J. Queen, bentuk franchise terdiri atas :56
a. FranchiseFormat Bisnis
Disini franchise memperoleh hak untuk memasarkan dan menjual produk pelayanan di wilayah tertentu dengan standar operasional dan pemasaran. Adapun jenis format bisnisfranchiseterdiri atas :57
1. Franchisepekerjaan; 2. Franchiseusaha; dan 3. Franchiseinvestasi b. FranchiseDistribusi Produk
Dalam bentuk franchise ini, franchise memperoleh lisensi eksklusif untuk memasarkan produk dari suatu perusahaan tunggal dalam lokasi yang spesifik. Di samping itu, franchisor dapat juga memberikan franchise wilayah, di mana franchisee ataupun sub pemilik franchise membeli hak untuk mengoperasikan/
56 Douglas J. Queen,Pedoman Membeli dan Menjalankan Franchise: Tuntutan Langkah Demi Langkah Menuju Keberhasilan Suatu Franchise, PT. Elex Media komputindo, Jakarta, 1993, hal. 5-7.
57
Juajir Sumardi, Aspek-Aspek Hukum Franchise dan Perusahaan Transnasional, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hal. 18.
menjual franchise di wilayah geografi tertentu. Sub pemilik franchise bertanggung jawab atas beberapa atau seluruh pemasaran franchise, melatih dan membantu pemegang franchise baru, dan melakukan pengendalian dukungan operasi serta program penagihanroyalty.
Franchise wilayah memberikan kesempatan kepada pemegang franchise induk untuk mengembangkan rantai usaha agar perkembangannya lebih cepat, di mana keahlian manajemen dan resiko terhadapfinancialmerupakan tanggung renteng antara pemegang franchise induk dengan sub pemegangnya. Namun demikian tentu saja pemegang induk menarikroyaltidan penjualan produk.
Adapun Lieberman, membagi operasi bisnis franchise ke dalam tiga kategori, yaitu :
a. Distributorship or product Franchise
Melalui lisensi manufaktur seorang distributor menjual produk produknya, misalkanautomobile dealership, gasoline station operation.
b. Business Format Franchises
Franchisee menjadi bagian (anggota kelompok) dari usaha yang dimiliki oleh franhchisor, misalkan fast food chains, real estate brokerages, dan beberapa firma akuntingyang dijalankan melalui system ini,
c. Manufacturing Plants
Franchisormemberi izin kepada franchisee untuk menjual produknya di bawah standar yang dipersyaratkan franchisor. Bentuk semacam ini biasanya untuk produk-produk barang elektronik.
Kemudian di Amerika Serikat, Federal Trade Commision mengidentifikasikanfranchiseke dalam 3 jenis yaitu :
a. Business Format Franchise
Franchisee diberi lisensi untuk melakukan usaha dengan menggunakan paket bisnis dan merek yang telah dikembangkan oleh franchisor, misalnya jenis ini ada paket usahafast food,hotel, dan bisnis bantuan serta pelayanan (business aid and services).
b. ProductFranchise
Franchisor menghasilkan produk dan franchisee menyediakan outlet untuk produk yang dihasilkan oleh franchisor. Jenis franchise ini dipakai misalnya pada keagenan sepatu, pompa bensin, dan lain-lain.
c. Business Opportunity Ventures
Franchisee mendistribusikan produk dan jasa sesuai dengan system yang diterapkan oleh franchisor walaupun produk dan jasa tersebut tidak menggunakan merek dagang franchisor, contoh dari jenis ini adalah vending machine.
Secara singkat Bryce Webster mengemukakan bentuk-bentuk franchise ke dalam 4 kategori, yaitu :58
a. Product Franchise
Pada bentuk ini, franchisee berdasarkan lisensi yang diperoleh dari
58
Muhammad Hidayana, Perlindungan Hukum terhadap Perjanjian Franchise Di Indonesia, UI, Jakarta, 1995. hal. 56.
franchisormenjual barang-barang hasil produksifranchisor,sehingga membawa merek dagang franchise. Hubungan yang muncul adalah hubungan distributorship antara franchisee dengan franchisor. Franchise bentuk ini, dewasa ini masih digunakan antara lain pada industri automotif.
b. Manufacturing Franchises
Pada bentuk ini, franchisor memberikan bahan-bahan rahasia (secret ingredients atau know how) yang menjadi dasar bagi produksi franchisor. Franchiseehanya tinggal menjual produksi barang-barang tersebut sesuai dengan standar produksi dan merek yang telah ditetapkan oleh franchisor. Contoh dari bentuk ini adalah pada industrisoft drink, antara laincoca cola, pepsi, dan lain-lain.
c. Business Format Franchising
Sebagaimana pengertian sebelumnya, bentuk ini sangat popular dewasa ini.Franchisormemberikan lisensikepadafranchiseeuntuk menggunakan nama franchisor.Namun dalam mengikuti metode standar pengoperasian dan berada di bawah pengawasan franchisor. Di samping itu, franchisee harus membayar fee atau royalti kepada franchisor. Sebagaimana contohnya adalah fast food chain sepertiCalifornia Fried Chicken, McDonald’s, Texas Fried Chicken.
d. Business Opportunity Ventures
Franchisee di sini menggunakan sistem yang dimiliki franchisor dalam menjalankan dan menjual produknya. Bentukfranchise yang semacam ini dapat dicontohkan antara lain sepertivending machine(penjualan mesin).
Dari berbagai bentuk franchise yang dikemukakan tersebut di atas sebenarnya ada beberapa kesamaan yang mendasar meski penamaan bentuk-bentuk franchiseberbeda-beda. Kesamaan yang mendasar dari bentuk-bentukfranchise yang berkembang dan dikembangkan selama ini adalah penggunaan sistem kerja dengan sistem bisnis franchise yang telah distandarkan oleh franchisor bagi mekanisme bisnisfranchiseyang akan dijalankan olehfranchisee.
C. Jenis Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)