• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem informasi akuntansi sesuai dengan rumusan masalah adalah sebagai berikut :

Premis 1

Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem terdapat hubungan positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja akuntansi, hal ini dikarenakan keterlibatan pemakai yang sering akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi.(Choe,2003).

Premis 2

Tidak ditemukan hubungan signifikan antara faktor kemampuan teknik personal sistem informasi dan kinerja sistem informasi baik kepuasan pemakai maupun pemakaian sistem.(Soegiharto, 2001)

Premis 3

Dukungan manajemen puncak memiliki hubungan positif dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi. (Choe, 1996 dan Thaji Fing Jen, 2002)

Premis 4

Progam pelatihan dan pendidikan memiliki hubungan positif dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi.(Jen, 2002)

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan teori yang dikemukakan, maka kerangka pikir teoritis dibangun dalam gambar dibawah ini:

Uji Regresi Linier Berganda Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir

Kinerja Sist em Informasi Akunt ansi

(Y) Ket erlibat an Pemakai

(X1)

Kemampuan Teknik Personal (X2)

Dukungan M anajemen Puncak (X3)

Program Pelat ihan dan Pendidikan (X4)

2.4 Hipotesis

H1 : Bahwa keterlibatan pemakai, Kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, Progam pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

H2 : Bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh paling dominan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

MenurutNazir (2005:126), definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasi kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak Variabel tersebut.Variabel yang digunakan dalam peneliti ini terdiri dari 4 (empat) Variabel Bebas (X) yaitu:

1. Keterlibatan Pemakai (X1).

2. Kemampuan Teknik Personal (X2). 3. Dukungan Manajemen Puncak (X3). 4. Progam Pelatihan dan Pendidikan (X4).

Dan 1 (satu) Variabel Terikat (Y) yaitu pengembangan Sistem Informasi Akuntansi.Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut sebagai berikut:

A. Variabel Bebas (X)

1. Keterlibatan Pemakai (X1)

Adalah keikutsertaan yang dilakukan pemakai mulai tahap perencanaan, pengembangan, sampai tahap implementasi Sistem

Informasi.Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sanjaya (2005) dengan 5 item pertanyaan.

2. Kemampuan Teknik Per sonal (X2)

Adalah kemampuan yang dimiliki oleh pemakai sistem informasi dalam menggunakan sistem berdasarkan pengalaman. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sanjaya (2005) dengan menggunakan 4 item pertanyaan.

3. Dukungan Manajemen Puncak (X3)

Adalah suatu dorongan yang dilakukan oleh para eksekutif yang terlibat dalam perencanaan, pengorganisasian, penyusun personalia, pengarahan dan pengawasan dalam pengembangan sistem informasi. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sanjaya (2005) dengan 5 item pertanyaan.

4. Pr ogam Pelatihan dan Pendidikan (X4)

Adalah suatu langkah awal yang diadakan untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi mengenai sistem yang baru.Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sanjaya (2005) dengan 3 item pertanyaan.

B. Variabel Terikat (Y)

1. Kinerja Sistem Infor masi Akuntansi (Y)

Adalah cara megukur efektifitas Sistem Informasi Akuntansi melalui keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, atau dan progam pelatihan dan pendidikan pemakai dalam sistem informasi akuntansi.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Adapun teknik pengukuran variabel yang diinginkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Keterlibatan Pemakai (X1)

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan sematik differensial yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinu yang mempunyai 7 titik dengan jawaban sangat positifnya terletak disebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya disebelah kiri, atau sebaliknya. Bentuk polanya sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberikan skor yang berada dalam rentang nilai 1-7 pada masing-masing skala, dimana nilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah diantara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan

pertanyaan yang diberikan, sedangkan nilai 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.

b. Kemampuan Teknik Per sonal (X2).

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan sematik differensial yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinu yang mempunyai 7 titik dengan jawaban sangat positifnya terletak disebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya disebelah kiri, atau sebaliknya. Bentuk polanya sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberikan skor yang berada dalam rentang nilai 1-7 pada masing-masing skala, dimana nilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah diantara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan, sedangkan nilai 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.

c. Dukungan Manajemen Puncak (X3)

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan sematik differensial yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinu yang mempunyai 7 titik dengan jawaban sangat positifnya terletak

disebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya disebelah kiri, atau sebaliknya. Bentuk polanya sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberikan skor yang berada dalam rentang nilai 1-7 pada masing-masing skala, dimana nilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah diantara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan, sedangkan nilai 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.

d. Pr ogam Pelatihan dan Pendidikan (X4)

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan sematik differensial yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinu yang mempunyai 7 titik dengan jawaban sangat positifnya terletak disebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya disebelah kiri, atau sebaliknya. Bentuk polanya sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberikan skor yang berada dalam rentang nilai 1-7 pada masing-masing skala, dimana nilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak setuju

diantara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan, sedangkan nilai 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.

e. Kinerja Sistem Infor masi Akuntansi (Y)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sanjaya (2005) dengan 16 item pertanyaan yang terdiri dari 11 dimensi untuk kepuasan pemakai, 2 dimensi untuk pemakaian sistem dan 3 dimensi untuk kualitas sistem. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan sematik differensial yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinu yang mempunyai 7 titik dengan jawaban sangat positifnya terletak disebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya disebelah kiri, atau sebaliknya. Bentuk polanya sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberikan skor yang berada dalam rentang nilai 1-7 pada masing-masing skala, dimana nilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah diantara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan, sedangkan nilai 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.

3.2 Teknik Penentuan Sampel 3.2.1 Obyek Penelitian

Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Kasa Husada Wira J atimyang berlokasi di Jl. Kalimas Barat 17-19 Surabaya.

3.2.2 Populasi

Populasi menurut sumarsono (2002:4) merupakan kelompok subyek atau objek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan yang berbeda dengan kelompok subyek atau objek yang lain,sedangkan populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah manajer dan karyawan PT.Kasa Husada Wira Jatim dengan jumlah karyawan sebagai populasi sebanyak 166 responden.

3.2.3 Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut ( Sumarsono; 2004:44 ). Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive, yaitu teknik penarikan sampel yang berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel yang merupakan roprosentative dari populasi, serta menentukan kriteria-kriteria khusus yang menjadi sampel.

Kriteria-kriteria khusus yaitu berdasarkan kriteria-kriteria tersebut diatas maka jumlah anggota sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 62 orang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 J enis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data utama yang diambil langsung dari angket yang diisi oleh responden. Hasil pengukuran data yang bersifat langsung dari sumber data ini selanjutnya akan menjadi dasar analisis data untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian pada variabel bebas dan variabel terikat sebelumnya.(Nazir, 2005:174)

3.3.2 Sumber Data

Sumber data berasal dari jawaban kuisoner yang disebar pada Manajer dan Staf yang ada pada PT. Kasa Husada Wira Jatim yang berlokasi di Jl. Kalimas Barat 17-19 Surabaya.

3.3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi beberapa hal, antara lain:

1. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang akan diteliti.Hal ini sangat membantu

dalam kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah yang hasilnya dapat memberikan sesuatu kesimpulan yang sangat berguna bagi semua pihak.

2. Dokumentasi

Dengan mencatat data-data yang diperlukan yang berasal dari dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan.

3. Wawancara (Interview)

Wawancara yang dilakukan dengan cara tanya jawab langsung kepada pejabat berwenang untuk mendapatkan penjelasan sepenuhnya terutama yang berhubungan dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

4. Kuisioner

Merupakan daftar pertanyaan kepada responden yang berisi pertanyaan menyangkut dengan masalah penelitian untuk kemudian diberikan nilai atau skor.

3.4 Uji Kualitas Data 3.4.1 Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuisioner) mengukur apa yang diinginkan. Menurut Sumarsono (2004:31), valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor total

masing-masing pertanyaan sifnifikan lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas. Sedangkan menurut Ghozali (2006:46), uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya sesuatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisoner tersebut.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban kuisioner seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah koefisien alfa dari Cronbach Alpa(α).

Dan kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Jika nilai alpha > 0,60 berarti pertanyaan reliabel b. Jika nilai alpha ≤ 0,60 berarti pertanyaan tidak reliabel

3.4.3 Uji Normalitas

Menurut Sumarsono (2004:40), uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal, dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov. Pedoman dalam

mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah:

a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5 %, maka distribusi adalah tidak normal.

b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5 %, maka distribusi adalah normal.

3.5 Uji Asumsi Klasik 3.5.1 Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan yang BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier, yaitu:

1. Tidak boleh ada autokorelasi 2. Tidak boleh multikolinieritas 3. Tidak boleh ada heteroskedastisitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan t menjadi bias.

1. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data times series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross sectional). (Gujarati, 1995:201)

Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Data penelitian yang digunakan ini bukan data times series tetapi data cross sectional yang diambil berdasarkan kuisoner, sehingga untuk uji autokorelasi tidak dilakukan.

2. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (indenpendent) model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas deteksi adanya multikolinieritas dapat di lihat dari besaran VIF (Varians Inflation Factor), yang dapat di hitung dengan:

VIF = 1 (Ghozali, 2006)

Tolerance Kriteria pengujiannya

1. Jika besaran VIF ≤ 10 maka tidak terjadi multikolinierita 2. Jika besaran VIF ≥ 10 maka terjadi multikolinieritas

3. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan lainnya.(Ghosali 2006 : 105)

Salah satu cara mendeteksi ada dua atau tidak adanya heteroskedastisitas dapat diuji dengan cara uji rank spearma, yaitu membandingkan antara nilai residual dengan varibel bebas

a. Nilai probabilitas ≥ 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas b. Nilai probabilitas ≤ 0,05 berarti terkena dari heteroskedastisitas

3.5.2 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis 3.5.2.1 Teknik Analisis Regresi Linier Berganda

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

(Anonim,2010:L-21) Keterangan :

Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi βθ = Konstanta

β1 = Koefisien regresi X1 β2 = Koefisien regresi X2 β3 = Koefisien regresi X3

X1 = Kererlibatan pemakai

X2 = Kemampuan teknik personal X3 = Dukungan manajemen puncak X4 = Progam pelatihan dan pendidikan e = Kesalahan baku

3.5.2.2 Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi linier berganda yang dihasilkan cocok untuk mengetahui variabel bebas terhadap variabel terikat.

1. Ho : β1 = β2 = 0, artinya model regresi yang dihasilkan tidak cocok.

2. Ho : β1 = β2 ≠ 0, artinya model regresi regresi yang dihasilkan cocok.

3. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05. 4. Kriteria Keputusan

a. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak.

b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

3.5.2.3 Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal,dukungan manajemen puncak atau progam pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

1. Ho : β1 ≠ 0, yang artinya tidak terdapat pengaruh positif variabel keterlibatan pemakai,kemampuan teknik personal,dukungan manajemen puncak,atau progam pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

2. H1 : β1 ≠ 0, yang artinya bahwa mempunyai pengaruh positif keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal,dukungan manajemen puncak,atau progam pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja sistem inforamsi akuntansi.

3. Dalam peneltian ini digunakan tingkat signifikan 0,05. 4. Kriteria kepuasan

a. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Yang artinya keterlibatan pemakai,kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak,atau progam pelatihan dan pendidikan tidak berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang artinya keterlibatan pemakai,kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak,atau progam pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja akuntansi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejar ah Singkat Perusahaan PT. Kasa Husada Wira J atim

PT. KASA HUSADA WIRA JAWA TIMUR adalah pabrik yang didirikan oleh pengusaha Belanda dengan nama NV. Verbandstoffen Fabriek Soerabaia pada tanggal 11 juni 1962. Dalam perjalanan usahanya PT. KASA HUSADA WIRA JAWA TIMUR mengalami beberapa kali perubahan manajemen yang akhirnya pada saat ini berada di bawah manajemen Holding Company PT. PANCA WIRA USAHA JAWA TIMUR yang merupakan Badan Usaha milik daerah (BUMD) jawa timur.

PT. KASA HUSADA WIRA JAWA TIMUR saat ini memproduksi Kapas dan Kasa untuk keperluan kesehatan dan kosmetika, serta pembalut wanita bersalin & haid. Kapas dan Kasa produksi PT. KASA HUSADA WIRA JAWA TIMUR dijamin memenuhi Standar Farmakope Indonesia IV.

Bahwa pada tahun 1926 berdiri “Indische Verbandstoffen Fabriek” dengan Akte Notaris Francois Eicholtz No. 31 tanggal 11 Juni 1926, yang kemudian dirubah dengan Akta Notaris Roeland Van Vendeloo No. 184 tanggal 26 September 1949 menjadi “N.V. Verbanstoffen Fabriek Soerabaja”.

Bahwa pada tahun 1949 dididirikan ( tambahan) unit pertenunan dengan Akta Notaris Roeland Van Vendeloo No. 80 tanggal 16 Juli 1949 dengan nama “N.V. Textile Industrie TELA”.

Bahwa pada tahun 1961 Pemerintah Republik Indonesia melakukan nasionalisasi terhadap “N.V. Verbandstoffen Fabriek Soerabaja” dan “N.V. Textile Industrie TELA” menjadi “Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan KASA HUSADA” berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 1961.

Bahwa pada tahun 1965 Pemerintah Republik Indonesia melakukan pembubaran terhadap “Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan KASA HUSADA” untuk kemudian di lebur ke dalam “Perusahaan Daerah” berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1965.

Bahwa pada tahun 1981 di bentuk “Perusahaan Daerah KASA HUSADA Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur” berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur No. 10 tahun 1981, yang di sertai dengan lampiran Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur No. 236 Tahun 1981 tentang “Pernyataan Pengalihan Sebagai Perlengkapan/KekayaanInventaris Perusahaan Daerah KASA HUSADA Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur.

Bahwa pada tahun 1984 “Perusahaan Daerah KASA HUSADA” di lakukan penggabungan dalam “Perusahaan Daerah ANEKA USAHA”

untuk selanjutnya menjadi “Unit Pabrik Farmasi dan Alat Kesehatan “KASA HUSADA” Surabaya berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur No. 27 tahun 1984.

Bahwa pada tahun 1999 di lakukan penggabungan 5 ( lima ) Perusahaan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur salah satunya adalah “Perusahaan Daerah ANEKA USAHA” menjadi “Perseroan Terbatas ( PT ) PANCA WIRA USAHA JAWA TIMUR” berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur No. 5 tahun 1999, yang kemudian di rubah kembali dengan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 3 tahun 2006 tentang “ Perubahan Atas Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur No. 5 tahun 1999 tentang Penggabungan 5 ( lima ) Perusahaan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur dan Perubahan Bentuk Badan Hukum 5 ( lima ) Perusahaan Daerah Yang Digabung Dari Perusahaan Daerah Menjadi Perseroan Terbatas ( PT ) Panca Wira Usaha Jawa Timur.

Bahwa berdasarkan Akta Notaris/PPAT Wachid Hasyim, SH No. 8 tanggal 1 April 2002 dan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-22705 HT.01.01.TH.2002 tentang Akta Pendirian dan Pengesahan “PT KASA HUSADA WIRA JATIM”.

Bahwa berdasarkan Akta Notaris/PPAT Evie Mardiana Hidayah,SH No. 25 tanggal 25 Juli 2012 dan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.

AHU-47637.AH.01.02.Tahun 2012 tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar “ PT KASA HUSADA WIRA JATIM”. Demikian kronologis ini di buat untuk dapat di pergunakan sebagaimana mestinya, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.

4.1.2. Str uktur Organisasi

KOMISARIS

DIREKTUR

STRUKTUR ORGANISASI

Dokumen terkait