• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOMINA BAHASA JEPANG,

2.5 Pilihan Bahasa

Pilihan bahasa merupakan suatu perwujudan dari penggunan sebuah bahasa tertentu oleh seorang dwibahasawan setelah ia memutuskan untuk memilih salah satu bahasa untuk menanggapi kejadian tertentu. Dalam pemilihan bahasa, banyak faktor yang mempengaruhinya, beberapa diantaranya adalah faktor partisipan, situasi, domain, topik pembicaraan, tempat, bahasa yang dikuasai, bentuk bahasa dan lain-lain (Purba, 1997). Jika seserorang menggunakan lebih dari satu bahasa saat berkomunikasi dengan lainnya, mereka selalu memilih salah satu bahasa untuk tujuan-tujuan tertentu, orang tertentu,dan menggunakan bahasa yang lain untuk tujuan lain, tempat lain dan orang lain.

Dalam menjelaskan perilaku pemilihan bahasa pada masyarakat bilingual, Siregar (1998 : 50) mengemukakan beberapa hal seperti bahasa apa yang selalu digunakan dalam interaksi keluarga, atau interaksi intra kelompok etnik sendiri. Kemudian bahasa mana yang digunakan dalam interaksi inter kelompok etnik yang berbeda, lalu ciri apa yang dapat digunakan untuk menetukan pemilihan bahasa dalam situasi dan menentukan pemilihan bahasadalam situasi lainnya. Fissman (1968) seperti yang diutarakan oleh Appel (1988 :23) mengatakan :

“when speakers use two languages, they will obviously not use both inculturasi all circumstances : in certain situations they will use one,in others, the other.”

Maksudnya :

Bila orang dapat menggunakan dua bahasa pada kenyataannyamereka tidak menggunakan kedua bahasa itu dalam semua situasi. Pada situasi-situasi tertentu

mereka akan menggunakan bahasa yang satu dan menggunakan bahasa yang satu lagi pada situasi yang lain.

Untuk batasan pemilihan bahasa ini Fissman merangkai sebuah pertanyaan : “Siapa yang berbicara, bahasa apa, kepada siapa dan kapan?”. Dengan demikian bahwa pemilihan bahasa ini sangat bergantung kepada situasi, tempat, pembicara, mitra bicara, status sosial, jenis kelamin, dan latar belakang etnis.

Menurut Rusyana (1989 : 34) banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan bahasa dalam masyarakat bilingual yaitu partisipan, situasi, isi pembicaraan dan fungsi serta tujuan interaksi.

Berdasarkan konsep dari pilihan bahasa di atas, bahwa kaitannya penulis membahas pemakaian kata tomodachi, yuujin, dan nakama yang merupakan salah satu kata tersebut termasuk ke dalam pilihan bahasa terutama dalam pemilihan katanya yang sesuai dengan kontekstualnya.

BAB III

ANALISIS PEMAKAIAN NOMINA TOMODACHI, YUUJIN, DAN NAKAMA DILIHAT DARI PEMAKAIAN SEHARI-HARI

Maka pada Bab III ini penulis mencoba menganalisa pemakaian kata tomodachi, yuujin, dan nakama dilihat dari pemakaian sehari-hari, yang sesuai dengan etimologi kanjinya dan beberapa pendapat dari para ahli linguistik yang telah dipaparkan sebelumnya.

3.1 Nomina Tomodachi

Contoh 1 :

私の友達

( Bahasa Jepang modern, 150)

もいい辞書をほしがっています。

Watashi no tomodachi mo ii jiten wo hoshigatte imasu. Teman

Pemakaian kata

saya juga menginginkan kamus yang baik.

tomodachi pada kalimat diatas sudah tepat. Karena kata tersebut digunakan pada suasana kalimat yang benar, didalam kalimat tersebut tidak ada menjelaskan apakah teman dekat atau teman kerja. Hal ini sesuai dengan etimologi dari kanji yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, atau sesuai dari buku etimologi

kanji Kumon Shuppan, (2003: 212 & 395). Dan juga sesuai dengan teori dari Kikuo Nomoto yang menyatakan makna tomodachi adalah teman atau kawan (1988: 1224).

Contoh 2 :

午後は友達

( Introduction to Japanese reading skills, 1991: 26)

と会って、いっしょにデパトで買物をします。

Gogo wa tomodachi Siang hari bertemu dengan

to atte, issyoni depato de kaimono wo shimasu. teman

Pemakaian kata

, belanja ke department store bersama.

tomodachi pada kalimat tersebut sudah tepat. Karena situasi pada makna teman di kalimat tersebut tidak memiliki makna teman dekat atau teman kerja. Dan hal yang dilakukan dalam kalimat tersebut dapat dilakukan dengan teman biasa saja. Sehingga penggunaan kata tomodachi tidak merubah makna dari kalimat tersebut. Dan sudah sesuai berdasarkan etimologi setiap kanjinya. Hal ini sesuai dengan etimologi kanji dari buku Kumon Shuppan (2003: 212 & 395). Dan didukung dengan teori dari Kikuo Nomoto (1988: 1224) tentang makna dari tomodachi itu sendiri, yaitu teman atau kawan.

ひとり暮らし の 人 など、夜、寝よう として ふと 考えて みる と、一日中 だれとも口をきかなかったことに気がつき、用もないのに友達

(Intermediate Japanese : An Integrated Course, 2001: 146)

に電話 するということも珍しくない。

Hitori gurashi no hito nado, yoru neruyou toshite futo kangaete miru to, ichinichi chuu daretomo kuchi wo kikanakatta koto ni ki ga tsuki, you mo nai noni tomodachi

Bukanlah hal yang luar biasa, orang yang tinggal sendiri tiba-tiba selagi mau tidur menyadari tidak ada bicara dengan siapapun dalam satu hari, meskipun tidak ada keperluan, menelepon

ni denwa suru to iu koto mo mezurashikunai.

teman Pemakaian kata

.

tomodachi pada kalimat ini sudah tepat, hal ini sudah sesuai berdasakan etimologi (asal-usul) dari kanji tomodachi yang menyatakan arti dari kata tersebut di dalam kalimat yaitu teman secara umum, seperti dalam buku Kumon Shupan (2003: 212 & 395). Karena tidak ada penekanan sahabat atau teman kerja pada konteks kalimat tersebut, dan kita dapat menelepon siapa saja apabila tiba-tiba kita merasa kesepian, tidak ada keharusan menelepon sahabat atau teman kerja. Sehingga pemakaian kata tomodachi pada kalimat tersebut kita berpengaruh terhadap perubahan makna kalimatnya. Dan hal ini juga sudah sesuai dari teori Kikuo Nomoto (1988: 1224), yang mengatakan tomodachi adalah teman.

3.2 Nomina Yuujin

Contoh 1:

読者 が ゴルフ を 始められた どうき は、おそらく 知人、友人

(Mengapa orang Jepang rajin, terampil, dan makmur?, 1997: 48)

の さそい であろう。

Dokusya ga gorufu wo hajimerareta douki wa, osoraku chijin, yuujin

Pembaca, motivasi pertama kali bermain bola, mungkin ditimbulkan akan ajakan no sasoidearou.

sahabat

Pemakaian kata .

yuujin pada kalimat tersebut, sudah tepat. Karena hal tersebut sudah sesuai dengan situasi yang terjadi dalam kalimat, dimana orang akan lebih mendengar ajakan atau kata-kata dari seorang sahabat yang sulit untuk menolak ajakannya. Daripada perkataan seorang teman biasa, dimana sering terjadi penolakan ajakan apabila kita kurang begitu suka dengan ajakan darinya, dan apabila menolaknya tidak akan ada perasaan sungkan atau tidak enak terhadap penolakan dari kita sendiri. Dan hal ini juga sudah sesuai dengan buku Kumon Shuppan (2003: 212 & 68), yang membahasa mengenai etimologi dari setiap kanji yang terdapat pada kata yuujin, yang bermakna sahabat. Dan begitu pula dari teori yang dinyatakan oleh Kikuo Nomoto dalam bukunya yang menyatakan kalau yuujin adalah sahabat (1988: 1381).

朝ねぼう、散歩、ブランチ、買物、友人

( Introduction to Japanese reading skills, 1991: 26)

とのおしゃべり、映画、テレビ、ス ポツなど、したいことが次から次に出てきます。

Asanebou, sanpo, buranchi, kaimono, yuujin

Bangun siang, jalan-jalan, makan menjelang siang, belanja, ngomong-ngomong dengan

to no osyaberi, eiga, terebi, supotsu nado, shitai koto ga tsugi kara tsugi ni dete kimasu.

sahabat

Pemakaian kata

, menonton TV, olahraga dan lain-lain, hal yang ingin dilakukan dari satu ke berikutnya lagi.

yuujin pada kalimat ini sudah tepat. Hal ini sudah sesuai dengan etimologi kanji dari kata yuujin yang berasal dari buku Kumon Shupan (2003: 212 & 68). Dan juga suasana dalam kalimat tersebut sudah jelas, bahwa kedekatannya dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut dalam kalimat akan dilakukan hanya dengan sahabat. Hal ini juga sesuai dari teori Kikuo Nomoto yang menuliskan kalau yuujin adalah sahabat (1988: 1381).

Contoh 3:

昨日、大学時代の友人

(Intermediate Japanese: An Integrated Course, 2001: 23)

に会った。

Kemarin, telah bertemu teman Pemakaian kata

semasa kuliah.

yuujin pada kalimat tersebut kurang tepat. Karena berdasarkan situasi kalimat tersebut menjelaskan bahwa yang dinamakan sahabat tidak akan putus hubungan, meskipun jauh mereka akan selalu tetap menjaga komunikasi, walaupun hanya sesekali. Tetapi situasi yang terdapat dalam kalimat hanya mengatakan kalau pembicara sudah bertemu dengan teman semasa kuliah, dan tidak ada menjelaskan tentang situasi sesudah tamat kuliah, apakah masih saling berkomunikasi untuk menjaga hubungan pertemanan atau tidak. Sehingga kata yang tepat dalam kalimat tersebut yaitu tomodachi, yang bermakna teman secara umum saja. Dan hal tersebut sesuai dengan etimologi dari kanji kata yuujin, yang ada dalam buku Kumon Supan (2003: 212 & 68) yang bermakna sahabat. Dan juga dari teori Kikuo Nomoto (1988: 1381).

3.3 Nomina Nakama Contoh 1:

彼は仲間

(Kenkyusha’s New English – Japanese Dictionary On Bilingual Principles; 705).

の人たちと法廷を出て行った。

Kare wa nakama

Dia telah pergi keluar ruang sidang bersama

no hitotachi to houtei wo dete itta. teman-teman.

Pemakaian kata nakama pada kalimat diatas kurang tepat. Karena makna teman pada kalimat itu sendiri tidak ada mengandung makna teman dalam pekerjaan. Dan situasi pada kalimat tersebut menggambarkan kalau dia hanya keluar dari ruang sidang, dan tidak ada menjelaskan apakah mereka sebagai pengacara, atau orang yamg bekerja dalam ruang sidang, sehingga mereka dapat dikatakan teman kerja. Atau hanya sebagai tamu yang hadir pada saat adanya sidang di dalam ruangan tersebut, atau juga hanya orang-orang yang datang tanpa kepentingan khusus dalam ruang sidang tersebut. Dan kata yang tepat untuk menggantikannya adalah tomodachi, bermakna teman secara umum tanpa ada hubungan khusus apapun. Dan sudah jelas bahwa etimologi nakama itu sendiri bermakna teman kerja, dalam buku Kumon Shuppan, (2003: 397 &116). Dan kalimat ini belum sesuai dengan makna nakama yang sesungguhnya, yang berarti teman atau rekan kerja

Contoh 2:

, menurut buku “The Japan Foundation Basic Japanese – English Dictionary” (1986: 511)

しばらくすると、仲間たち

(Tsubasa no okoku; 48)

が、最初 は なにかと 心配して 様子 を 見に やってきたが、エレンは内気だが同時に率直で愛想のよい微笑で彼ら

を安心させた。

Shibarakusuru to, nakamatachi ga, saisho wa nanika to shinpaishite yousu wo mini yattekita ga, Eren wa uchikida ga douji ni sotchoku de aiso no yoi bishou de karera wo anshinsaseta.

Dan sementara waktu, telah datang melihat keadaan, teman-teman

Pemakaian kata

awalnya khawatir dan Elen sebaliknya dengan senyum yang baik, ramah, dengan jujur, bersifat malu-malu, telah melegakan hati.

nakama pada kalimat tersebut kurang tepat. Karena makna teman yang terkandung pada kalimat tersebut belum pasti menyatakan makna teman kerja. Bila dilihat dalam situasi kalimat tersebut, hanya menceritakan keadaan teman-teman yang khawatir terhadap seseorang. Tetapi tempat dari situasi dalam kalimat tersebut tidak dijelaskan terjadi di mana. Apakah dalam ruangan kantor, atau dalam kelas. Dan makna teman itu sendiri masih belum sesuai dengan etimologi kanji yang terdapat dalam kata nakama yang sesuai dengan buku Kumon Shuppan (2003: 397 &116). Dan juga sesuai dari buku “The Japan Foundation Basic Japanese – English Dictionary” menyebutkan nakama adalah teman kerja atau rekanan (1986: 511)

Contoh 3:

ところが 新人研修 が終って 配属 先発の 時、同期の仲間

(Sarasa, 2006: 16)

が 次々に名前 を呼ばれる中、なかなか自分の名前が出ません。

Tokoro ga shinjin kenshuu ga owatte haizoku senpatsu no toki, douki no nakama ga tsugi-tsugi ni namae wo yobareru naka, naka-naka jibun no namae ga demasen.

Tetapi praktek kerja pendatang baru ketika penempatan yang dahulu selesai, dapat memanggil nama-nama teman

Pemakaian kata

angkatan kerja tahun yang sama, yang benar nama sendiri tidak keluar.

nakama pada kalimat di atas sudah tepat. Karena makna teman dalam kalimat di atas sudah menunjukkan makna teman dalam bekerja. Dan dilihat dari situasi yang ada pada kalimat tersebut menunjukkan kalau pembicara bercerita tentang teman pada saat praktek kerja. Dan hal tersebut sudah sesuai dengan makna etimologi dari tiap kanji dari nakama yang ada dalam buku Kumon Shuppan (2003: 397 & 116). Dan hal tersebut juga sudah sesuai dari buku “The Japan Foundation Basic Japanese – English Dictionary” menyebutkan nakama adalah teman kerja atau rekanan (1986: 511)

3.4 Analisis Perbedaan Pemakaian Nomina Tomodachi, Yuujin, dan Nakama Analisis 1: 1. 私の友達 2. 読者 が ゴルフ を 始められた どうき は、おそらく 知人、 もいい辞書をほしがっています。 友人 3. 彼は の さそい であろう。 仲間の人たちと法廷を出て行った。

Berdasarkan dari contoh diatas, penulis akan menganalisis kalimat nomor satu sebagai berikut: pemakaian kata tomodachi pada kalimat diatas sudah tepat. Karena makna teman yang terkandung dari kata tersebut yaitu pengetian teman yang secara umum saja. Tidak ada kedekatan khusus atau pribadi antar pembicara dan temannya. Hal ini sudah sesuai dengan penjabaran etimologi kanji dari kata tomodachi tersebut, berdasarkan dari buku Kumon Shuppan. Dan pemakaian kata yuujin pada kalimat nomor dua juga sudah tepat, dimana makna kata teman pada situasi kalimatnya menunjukkan adanya hubungan dekat, sehingga dengan mudah ia mendengar ajakan sahabatnya. Dan hal ini sudah sesuai dari etimologi kanji yang ada dari kata yuujin (Kumon Shuppan, 212 & 68). Sedangkan pada kalimat ketiga, menurut etimologi dari kanji nakama itu sendiri (Kumon Shuppan, 2003: 397 & 116), dan juga dari teori Kikuo Nomoto yang mengatakan nakama adalah teman kerja. Maka penggunaan kata tersebut pada kalimat diatas kurang tepat, sehingga kata yang tepat untuk menggantikannya adalah kata tomodachi. Yang bermakna kan teman secara umum saja. Analisis 2: 1. 午後は友達 2. 朝ねぼう、散歩、ブランチ、買物、 と会って、いっしょにデパトで買物をします。 友人とのおしゃべり、映画、テレビ 、スポツなど、したいことが次から次に出てきます。

3. しばらくすると、仲間

Berdasarkan dari contoh diatas, penulis akan menganalisis kalimat nomor satu sebagai berikut: pemakaian kata

たち が、最初 は なにかと 心配して 様子 を 見に やってきたが、エレン は 内気だ が同時 に 率直 で 愛想 のよい微笑 で 彼ら を安心させた。

tomodachi diatas sudah tepat. Karena makna kata tersebut sudah sesuai dengan situasi yang ada pada kalimat. Yang menggambarkan keadaan hubungan pertemanan yang biasa saja, tidak ada hubungan dekat atau juga hubungan teman kerja. Dan pada kalimat kedua, pemakaian kata yuujin sudah tepat. Karena dilihat dari situasi dalam kalimat tersebut. Maka pada kalimat nomor satu dan dua, sudah sesuai dengan teori Kikuo Nomoto (1988: 1224). Sedangkan pada kalimat ketiga, pemakaian kata nakama kurang tepat. Dikarenakan situasi yang ditampilkan pada kalimat tersebut jelas apakah keadaannya terjadi dalam ruang kerja, atau ditampat lain. Sehingga kata yang tepat untuk menggantikannya adalah kata tomodachi, yang sama-sama memiliki arti teman namun tidak ada penegasan teman yang bagaimana dalam pengertian tomodachi itu sendiri.dan hal ini juga sudah sesuai dengan teori dari buku The Japan Foundation Basic Japanese-English Dictionary (1986: 511). Dan dari ketiga kata teman, yang terdapat pada ketiga kalimat diatas bermakna sama. Namun situasi pada kalimatnya yang membedakan makna dari tiap kata tersebut, dan juga dari penjabaran atau etimologi dari kata tomodachi, yuujin, dan nakama, yang sesuai dari buku Kumon Shuppan, (2003).

Analisis 3: 1. ひとり暮らし の 人 など、夜、寝よう として ふと 考えて みる と、一日中 だれとも 口 を きかなかった こと に 気 が つき、用も ない のに友達 2. 昨日、大学時代の に電話するということも珍しくない。 友人 3. ところ が 新人 研修 が 終って 配属 先発 の 時、同期 の に会った。 仲間

Berdasarkan dari ketiga contoh diatas, penulis akan menganalisis kalimat nomor satu sebagai berikut: pemakaian kata

が 次々 に 名前を呼ばれる中、なかなか自分の名前が出ません。

tomodachi pada kalimat diatas sudah tepat. Karena makna teman yang ada pada kalimat tersebut tidak menjelaskan makna sahabat dan teman kerja, sehingga penggunaan kata tomodachi tidak akan mengubah arti yang sesungguhnya dari kalimat tersebut. Hal ini sudah sesuai dengan teori Kikuo Nomoto (1988: 1224). Sedangkan pada kalimat kedua, menurut teori Kikuo Nomoto (1988: 1381) yuujin adalah sahabat. Sehingga penggunaan kata yuujin pada kalimat kedua kurang tepat. Karena situasi pada kalimat tersebut tidak menunjukkan adanya hubungan yang dekat antara pembicara dan temannya, dimana hanya terjadi pertemuan teman yang sudah lama tidak bertemu saja. Kata yang tepat untuk menggantikan kata tersebut yaitu kata tomodachi, karena kata tomodachi dapat digunakan dalam situasi kalimat yang tidak ada menunjukkan kedekatan khusus seperti sahabat atau teman kerja. Dan pada kalimat ketiga, pemakaian kata nakama

pertemanan di tempat kerja. Dan hal ini sudah sesuai dengan teori dari buku The Japan Foundation Basic Japanese-English Dictionary (1986: 511). Dan kata-kata tersebut sudah disesuaikan dari etimologi tiap kanji yang ada dari kata tomodachi, yuujin, dan nakama, sehingga penggunaanya pada kalimat dapat disesuaikan dari makna tiap kata berdasarkan etimologi kanjinya, (Kumon Shuppan, 2003).

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Nomina dalam bahasa Jepang adalah salah satu kelas kata yang menyatakan orang, kata benda, peristiwa, dan sebagainya, tidak mengalami konjugasi, atau deklinasi, dapat menjadi subjek, objek, predikat, atau adverbial dalam suatu kalimat.

2. Nomina berdasarkan jenisnya dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu; - Futsu Meishi = kata nama biasa, seperti nama barang, peristiwa, dll. - Koyuu Meishi = kata nama terbatas, seperti nama orang, Negara, dll. - Suushi = kata jumlah, seperti bilangan, urutan, dll.

- Daimeishi = kata ganti nama.

Namun ada juga beberapa ahli yang menambahkan Keishiki Meishi (Nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina), ke dalam jenis nomina.

3. Nomina tomodachi, yuujin, dan nakama termasuk kedalam Futsu Meishi. yang memilki arti untuk penyebutan kata barang, peristiwa dan sebagainya yang

4. Nomina tomodachi, yuujin, dan nakama memiliki makna yang sama yaitu “teman”, namun cara pemakainnya dalam kalimat berbeda-beda tergantung pada konteks atau situasi pada kalimatnya.

5. Nomina tomodachi bermakna teman, yang dalam pengertinnya teman secara umum bisa digunakan kepada orang yang baru dikenal atau yang sudah dikenal lama, namun tidak memilki kedekatan khusus.

6. Nomina yuujin bermakna teman yang bermakna adanya rasa kedekatan antar orang sehingga terjadinya hubungan pertemanan yang sangat dekat, atau disebut sahabat.

7. Nomina nakama bermakna teman dalam artian, hanya teman yang ada dalam lingkungan kerja saja.

8. Dari dari ketiga nomina tersebut, kalau dilihat dari segi pemakainnya dapat digunakan secara tertulis maupun lisan.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dituliskan diatas, maka penulis ingin menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Diharapkan pembelajar bahasa Jepang dapat lebih memahami mengenai

Dokumen terkait