• Tidak ada hasil yang ditemukan

PINJAMAN JANGKA PANJANG

Piutang Rp 249.865.024 Rp 480.695.568

Aktiva tetap ( 4.845.064.806 ) ( 4.228.186.571 ) Biaya dibayar di muka ( 270.408.097 ) ( 177.066.960 ) Biaya emisi saham ditangguhkan - ( 67.153.887 )

20.800.924.584 11.513.019.036 Anak perusahaan 230.576.007.642 149.325.250.484 Jumlah aktiva pajak tangguhan - bersih Rp 251.376.932.226 Rp 160.838.269.520

Kewajiban pajak tangguhan

Anak perusahaan - bersih Rp 32.801.714.428 Rp 31.636.066.459

14. PINJAMAN JANGKA PANJANG

Akun ini terdiri dari (lihat Catatan 25h, 26 dan 27):

2000 1999

Pinjaman bank

Dolar Amerika Serikat dan Yen Jepang: Bank Brussels Lambert (Singapore) Ltd.,

Singapura (AS$ 95.700.000 dan ¥ 756.937.500 pada tahun 2000 dan AS$ 126.150.000 dan

¥ 997.781.250 pada tahun 1999) Rp 981.502.097.397 Rp 964.982.759.222 Banque Paribas, Singapura

(AS$ 64.800.000 dan

¥ 4.240.000.000 pada tahun 2000 dan AS$ 72.900.000 dan

¥ 4.770.000.000 pada tahun 1999) 976.111.456.000 848.970.963.000 PT Bank Niaga Tbk. (AS$ 97.559.973

pada tahun 2000 dan

AS$ 80.000.000 pada tahun 1999) 936.087.940.936 568.000.000.000 Rupiah

Bank Brussels Lambert (Singapore) Ltd.,

Singapura 11.000.000.000 14.500.000.000 Hutang lain-lain

Thaina Trading Pte. Ltd., Singapura

(AS$ 10.598.500) 101.692.613.641 75.249.354.544 PT Reksa Arta Pertiwi 427.596.232 198.164.590 Jumlah pinjaman jangka panjang 3.006.821.704.206 2.471.901.241.356

2000 1999

Dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu

satu tahun

Pinjaman bank Rp 400.708.080.520 Rp 763.655.909.678 Hutang lain-lain 19.315.371.862 75.373.423.532 Jumlah bagian jatuh tempo dalam waktu

satu tahun 420.023.452.382 839.029.333.210 Bagian jangka panjang

Pinjaman bank 2.503.993.413.813 1.632.797.812.544 Hutang lain-lain 82.804.838.011 74.095.602 Jumlah bagian jangka panjang Rp 2.586.798.251.824 Rp 1.632.871.908.146

Pada tahun 1998, Perusahaan dan Anak perusahaan tidak dapat memenuhi rasio-rasio keuangan yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman, sehingga Perusahaan dan Anak perusahaan dalam keadaan cidera janji (technical default) dimana pinjaman Perusahaan dan Anak perusahaan menjadi jatuh tempo dan dapat diminta pembayarannya setiap saat. Pada tahun 1998, Perusahaan dan Anak perusahaan telah mengajukan usulan kepada pemberi pinjaman untuk melakukan restrukturisasi atas pembayaran kembali pinjamannya.

Pada tanggal 28 September 1999 dan 26 Oktober 1999, Perusahaan dan anak perusahaan tertentu yang ikut dalam program restrukturisasi beserta seluruh bank-bank pemberi pinjaman menandatangani perjanjian restrukturisasi dengan menunjuk Banque Paribas, Singapura (untuk pinjaman Perusahaan serta CAM dan Anak perusahaan) dan Bank Brussels Lambert (Singapore) Ltd., Singapura (untuk pinjaman CPI dan Anak perusahaan), sebagai agen.

Berdasarkan perjanjian restrukturisasi tersebut, jumlah pinjaman yang telah direstrukturisasi dan jadwal penyelesaian pinjaman tersebut adalah:

Bank Brussels Lambert Banque Paribas (Singapore) Ltd. + Pinjaman:

Dolar Amerika Serikat 81.000.000 174.000.000

Yen Jepang 5.300.000.000 1.376.250.000

Rupiah - 20.000.000.000

Jadwal penyelesaian pinjaman

Dalam 7 hari kerja setelah tanggal

pelaksanaan perjanjian 10,0%

-Dalam 3 hari kerja setelah tanggal

pelaksanaan perjanjian - 17,5% Tanggal 22 Desember 1999 - 2,5% Tahun 2000* 10,0% 15,0% Tahun 2001* 15,0% 20,0% Tahun 2002* 20,0% 20,0% Tahun 2003* 45,0% 25,0%

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2000, Perusahaan serta CAM dan Anak perusahaan telah melakukan pembayaran sesuai dengan jadwal penyelesaian pinjaman yang telah disetujui dalam perjanjian restrukturisasi atau sejumlah 20% dari saldo pinjaman yang direstrukturisasi. Selain itu, sampai dengan tanggal 31 Desember 2000, CPI dan Anak perusahaan telah melakukan pembayaran sejumlah 45% dari saldo pinjaman yang direstrukturisasi (termasuk pembayaran di muka sebesar 10% dari saldo pinjaman yang direstrukturisasi untuk cicilan kuartal pertama dan kedua tahun 2001). Pada bulan Maret 2001, Perusahaan serta CAM dan Anak perusahaan telah melakukan pembayaran masing-masing sebesar 3,75% dari jumlah pokok pinjaman untuk cicilan kuartal pertama tahun 2001. Perusahaan dan anak perusahaan tertentu diharuskan untuk membuka Rekening Penyisihan Pinjaman/Rekening Pembayaran di Muka (Debt Reserve Account/Prepayment Account) dalam mata uang dolar Amerika Serikat pada bank-bank tertentu atas seluruh kelebihan kasnya, yang dihitung dengan formula yang ditetapkan dalam perjanjian restrukturisasi. Saldo penyisihan sejumlah sama dengan atau di atas AS$ 1 juta harus digunakan sebagai pembayaran di muka atas pokok pinjaman Perusahaan dan anak perusahaan tertentu. Pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, saldo kas pada rekening penyisihan ini berjumlah nihil.

Tingkat bunga tahunan yang dibebankan atas pinjaman ini masing-masing sebesar 2,5% di atas SIBOR (Singapore Interbank Offered Rate) untuk pinjaman dalam dolar Amerika Serikat, 2,5% di atas TIBOR (Tokyo Interbank Offered Rate) untuk pinjaman dalam yen Jepang dan 2,5% di atas SBI (Sertifikat Bank Indonesia) untuk pinjaman dalam Rupiah, yang akan dibayar setiap kuartal. Pinjaman yang telah direstrukturisasi ini dijamin dengan piutang, persediaan, ayam pembibit turunan, aktiva tetap dan aktiva berwujud lainnya yang dapat dipindahkan milik Perusahaan dan Anak perusahaan. Pinjaman Perusahaan serta CAM dan Anak perusahaan, juga dijamin dengan jaminan perusahaan dari CPHL sedangkan pinjaman CPI dan Anak perusahaan, juga dijamin dengan jaminan perusahaan dari CPHL dan CPOI, pihak-pihak hubungan istimewa. Disamping itu, Perusahaan dan anak perusahaan tertentu diharuskan mengasuransikan aktiva yang dijaminkan dan menempatkan saham anak perusahaan yang dimilikinya pada kustodian.

Perjanjian restrukturisasi ini memuat beberapa pembatasan bagi Perusahaan dan anak perusahaan tertentu, antara lain untuk tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis dari bank mayoritas:

- Mengeluarkan biaya modal selain biaya modal tahunan dengan jumlah keseluruhan tidak melebihi jumlah tertentu;

- Menjual, menyewakan atau mengalihkan penghasilan dan aktiva Perusahaan dan anak perusahaan tertentu dengan jumlah keseluruhan tidak melebihi jumlah tertentu;

- Memberikan uang muka, pinjaman atau jaminan pada pihak manapun, termasuk tetapi tidak terbatas pada pihak hubungan istimewa, kecuali untuk pinjaman tertentu;

- Mengumumkan atau membagikan dividen kecuali untuk kondisi tertentu; - Menjaminkan aktiva milik Perusahaan dan anak perusahaan tertentu;

- Mengubah atau melakukan transaksi yang signifikan di luar kegiatan usaha utama;

- Mendirikan anak perusahaan baru atau perusahaan asosiasi, mengubah struktur kepemilikan saham melalui merger atau konsolidasi; dan

- Melakukan pinjaman baru selain dari fasilitas pinjaman yang telah ada kecuali untuk tujuan pendanaan kembali.

Perusahaan dan anak perusahaan tertentu juga menyetujui untuk membatasi pembayaran royalti secara tunai kepada CPG (lihat Catatan 25a).

Pada tanggal 20 Juli 2000, CPI menerima surat persetujuan dari bank pemberi pinjaman untuk membagikan dividen kas pada tahun 2000.

Pinjaman jangka panjang yang diperoleh dari Banque Paribas, Singapura dan Bank Brussels Lambert (Singapore) Ltd., Singapura dibebani bunga tahunan sebagai berikut:

2000 1999

% %

Pinjaman dalam dolar Amerika Serikat

Dalam negeri 9,8 - 10,3 15,4 - 21,9

Luar negeri 8,8 - 9,5 8,7 - 10,5

Pinjaman dalam yen Jepang 2,7 - 3,2 2,6 - 4,5

Pinjaman dalam Rupiah 17,4 15,7

Pada tahun 1999, CPB tidak dapat memenuhi rasio-rasio keuangan yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman sindikasi dan tidak dapat membayar bunga pinjaman sebesar AS$ 13,1 juta (pada tanggal 31 Desember 1999, disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Lain-lain”). Sebagai akibatnya, CPB dalam keadaan cidera janji (default) dimana pinjaman CPB menjadi jatuh tempo dan dapat diminta pembayarannya setiap saat. Pada tahun 1999, CPB telah mengajukan usulan kepada pemberi pinjaman untuk melakukan restrukturisasi atas pembayaran kembali pinjamannya dan menunda pembayaran cicilan pokok pinjaman sebesar AS$ 53,5 juta yang telah jatuh tempo pada tahun 1999.

Sebelum dilakukan restrukturisasi, pinjaman sindikasi yang diperoleh CPB dari bank-bank luar dan dalam negeri yang diatur oleh PT Bank Niaga Tbk., berasal dari fasilitas berikut:

Fasilitas Tanggal Jaminan Tujuan Batas Kredit Jatuh Tempo

Jangka 8 Agustus 1995 Pembangunan tambak udang AS$ 43.000.000 8 Agustus 2000

Panjang terpadu

14 Maret 1997 Pengembangan, pembangunan, 21.000.000 14 Maret 2001 dan operasi pusat tenaga listrik,

pabrik pakan udang dan pusat pembenuran sebagai bagian dari industri pakan udang terpadu

Revolving 8 Agustus1995 Modal kerja 16.000.000 8 Agustus 1999

Jumlah AS$ 80.000.000

Pada tanggal 31 Juli 2000, CPB menandatangani Nota Kesepakatan (Memorandum of Understanding) dengan pemberi pinjaman yang dilegalisasi oleh Notaris Asmara Noer, S.H., Notaris di Jakarta, yang kemudian diubah dengan Nota Kesepakatan tanggal 28 November 2000, untuk melakukan restrukturisasi atas pinjaman sindikasi. Berdasarkan kesepakatan tersebut, jumlah hutang CPB pada tanggal 31 Maret 2000, sebesar AS$ 95,5 juta (terdiri dari pokok pinjaman sebesar AS$ 80,0 juta serta bunga dan denda sebesar AS$ 15,5 juta) direstrukturisasi menjadi sebesar AS$ 82,5 juta (terdiri dari pokok pinjaman sebesar AS$ 80,0 juta serta bunga dan denda bersih

yang belum dibayar sebesar AS$ 2,5 juta yang telah dihitung kembali sampai dengan tanggal 31 Maret 2000). Pada tanggal 31 Maret 2000, CPB membukukan transaksi restrukturisasi hutang tersebut berdasarkan PSAK No. 54, “Akuntansi Restrukturisasi Hutang-Piutang Bermasalah”, dimana CPB tidak mengubah nilai tercatat hutang sebesar AS$ 95,5 juta karena jumlah pembayaran kas di masa yang akan datang yang tercantum di dalam Perjanjian Restrukturisasi Hutang melebihi jumlah nilai tercatat hutang. Setelah restrukturisasi, beban bunga harus dihitung dengan menggunakan tingkat bunga efektif konstan dikali dengan jumlah nilai tercatat hutang pada awal setiap periode antara tanggal restrukturisasi dan tanggal jatuh tempo. Tingkat bunga efektif yang baru adalah sebesar 7,38% per tahun. Selisih nilai tercatat bunga dan denda dengan jumlah bunga dan denda yang telah dihitung kembali sebesar AS$ 13,0 juta, diamortisasi berdasarkan tingkat bunga efektif yang baru. Sejak tanggal 1 April 2000, CPB mulai melakukan pembayaran dan mencatat beban bunga yang terhutang sesuai dengan Nota Kesepakatan. Sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepakatan tersebut, pada tanggal 19 Februari 2001, CPB dan pemberi pinjaman menandatangani Perjanjian Restrukturisasi Hutang yang diaktakan dengan akta Notaris Saut Hendrik Budi S.H. No. 31, Notaris pengganti Sugito Tedjamulja S.H., Notaris di Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2000, saldo hutang terdiri dari hutang yang telah direstrukturisasi sebesar AS$ 81,9 juta (setelah dikurangi pembayaran Tranche A sebesar AS$ 0,6 juta) ditambah dengan bunga yang terhutang sebesar AS$ 12,6 juta (setelah dikurangi dengan penyesuaian bunga yang telah dihitung kembali berdasarkan tingkat bunga efektif yang baru sebesar AS$ 0,4 juta) serta tambahan hutang sebesar AS$ 3,1 juta kepada BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) sebagaimana yang diuraikan pada huruf b di bawah ini.

Di bawah ini adalah persyaratan dan kondisi penting yang tercantum dalam Perjanjian Restrukturisasi Hutang:

(a) Pinjaman sebesar AS$ 38,5 juta terdiri dari 2 tranche sebagai berikut:

(1) Tranche A berjumlah AS$ 2,5 juta. Hutang ini akan dibayar dalam 6 (enam) cicilan tengah tahunan yang berbeda jumlahnya, terhitung sejak Juni 2000 sampai dengan Desember 2002, dengan rincian sebagai berikut:

Tahun Jumlah 2000 AS$ 628.905 2001 880.466 2002 1.006.246 Jumlah AS$ 2.515.617

Atas hutang ini, tidak diperhitungkan beban bunga. Namun, denda bunga sebesar 2% di atas suku bunga Tranche B akan dikenakan jika CPB tidak membayar hutang pada saat jatuh tempo.

(2) Tranche B berjumlah AS$ 36,0 juta. Pinjaman sindikasi ini akan dibayar dalam 16 (enam belas) kali cicilan tengah tahunan yang berbeda jumlahnya, terhitung sejak 30 Juni 2001 sampai dengan 30 Desember 2008, dengan rincian sebagai berikut:

Periode pembayaran Angsuran tengah tahunan Pokok pinjaman 2001 – 2003 6 kali pembayaran AS$ 9.000.000

2004 – 2005 6 kali pembayaran 15.000.000

2007 – 2008 4 kali pembayaran 12.000.000

Jumlah AS$ 36.000.000

Atas pinjaman ini dikenakan bunga sebesar:

Periode Tingkat bunga tahunan Cara pembayaran 1 April 2000 – 31 Desember 2001 SIBOR 1 bulan + 2,5% Bulanan 1 Januari 2002 – 31 Maret 2003 SIBOR 3 bulan + 2,5% Kuartal 1 April 2003 – pelunasan terakhir SIBOR 3 bulan + 3,5% Kuartal

Denda bunga sebesar 2% per tahun akan dikenakan jika CPB tidak membayar pinjaman pada saat jatuh tempo.

(b) Konversi pokok pinjaman sebesar AS$ 44,0 juta menjadi Obligasi Konversi. Pada tanggal 19 Februari 2001, CPB dan BPPN, salah satu pemberi pinjaman, menandatangani Perjanjian Obligasi Konversi yang diaktakan dengan akta Notaris Saut Hendrik Budi S.H. No. 32, Notaris pengganti Sugito Tedjamulja S.H. Notaris di Jakarta, dimana CPB akan menerbitkan Obligasi Konversi (“Obligasi”) kepada BPPN dengan nilai keseluruhan sebesar AS$ 44,0 juta, yang akan jatuh tempo pada tanggal 30 Desember 2005. Obligasi ini dapat dilunasi oleh CPB sebesar harga penebusan (redemption price) jika pinjaman Tranche A dan Tranche B telah dilunasi secara penuh. Jika pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu tanggal 30 Desember 2005, CPB tidak dapat menawarkan sahamnya kepada masyarakat (IPO) dengan alasan apapun dan CPB tidak dapat melunasi Obligasi tersebut, maka CPB dapat menjadwalkan kembali penawaran sahamnya kepada masyarakat secara tahunan dan pemegang Obligasi mempunyai opsi untuk mengkonversi Obligasi yang dimilikinya dengan saham milik CPB atau memperpanjang masa konversi Obligasi sampai dengan tanggal 30 Desember 2009. Jika Obligasi tersebut tidak dilunasi sampai dengan tanggal 30 Desember 2009, maka pemegang Obligasi mempunyai opsi untuk mengambil alih seluruh aktiva yang dijaminkan atau mengkonversi Obligasi menjadi saham milik CPB secara proporsional atau mengkonversi Obligasi tersebut menjadi hutang jangka panjang tergantung hasil negosiasi yang akan dilakukan. Opsi milik pemegang Obligasi hanya dapat dilaksanakan jika disetujui oleh mayoritas pemegang Obligasi. Obligasi ini dikenakan bunga sebesar 0,5% per tahun yang dihitung dari pokok pinjaman dikali dengan nilai penebusan (redemption value) pada setiap tanggal pembayaran bunga sebelumnya dan akan dibayarkan setiap tanggal 30 Juni dan 30 Desember. Penebusan harus dilakukan pada setiap tanggal pembayaran bunga dan harga penebusan (redemption price) harus dihitung berdasarkan pokok pinjaman dikalikan dengan nilai penebusan (redemption value) tertentu pada tanggal pembayaran bunga dimana penebusan akan dilakukan. Nilai penebusan ini akan terus meningkat sampai tanggal jatuh tempo Obligasi. Pada tanggal 31 Desember 2000, nilai penebusan Obligasi adalah sebesar 107.04%, sehingga CPB mencatat tambahan hutang kepada BPPN sebesar AS$ 3,1 juta atau 7,04% (redemption cost) dari pokok pinjaman. Pinjaman ini akan direklasifikasikan ke hutang obligasi pada saat CPB menerbitkan Obligasi kepada BPPN (lihat Catatan 26d).

(c) Hutang CPB kepada Perusahaan ditambah dengan tunggakan bunga sampai dengan tanggal 31 Juli 2000 (tanggal Konfirmasi Awal atas Konversi Hutang ke dalam Obligasi Wajib Konversi) sebesar AS$ 39,3 juta akan dikonversikan menjadi Obligasi Wajib Konversi (lihat Catatan 26a). Hutang ini telah dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasi Perusahaan.

(d) Hutang kepada Thaina Trading Pte. Ltd., Singapura (TTPL) (disajikan pada akun “Pinjaman Jangka Panjang - Hutang Lain-lain”) atas pembelian generator untuk pusat tenaga listrik milik CPB sebesar AS$ 10,6 juta, akan direstrukturisasi. Pembayaran maksimum kepada TTPL tidak boleh melebihi AS$ 1,0 juta setiap tahunnya selama tahun 2000 sampai dengan tahun 2008 dan sisanya akan dilunasi pada tanggal 30 Desember 2009 atau setelah kewajiban CPB kepada pemberi pinjaman telah dilunasi (lihat Catatan 26c).

(e) CPB diwajibkan untuk membuka “Escrow Account” dalam mata uang dolar Amerika Serikat dan Rupiah pada bank tertentu untuk menjamin pembayaran hutang. Pada tanggal 19 Februari 2001, CPB dan pemberi pinjaman menandatangani Perjanjian Escrow Account yang diaktakan dengan akta Notaris Saut Hendrik Budi S.H. No. 34, Notaris pengganti Sugito Tedjamulja S.H., Notaris di Jakarta.

(f) Pinjaman sindikasi dan Obligasi Konversi, dijamin dengan:

- piutang usaha, persediaan dan aktiva tetap (selain mesin dan peralatan yang dibiayai melalui “usance letters of credit”);

- penerimaan atas klaim dari seluruh asuransi;

- 8.680.000 saham CPB milik Splendid Eagle Corporation, British Virgin Islands;

- “Letter of Undertaking” dari CPB, Perusahaan, Charoen Pokphand Foods Public Company Ltd., Thailand dan Splendid Eagle Corporation, British Virgin Islands;

- jaminan perusahaan dari CP, CPI dan Perusahaan.

(g) CPB tidak dapat melakukan transaksi berikut, tanpa persetujuan tertulis dari mayoritas pemberi pinjaman, antara lain:

- menjaminkan aktiva yang sudah atau yang akan ada (kecuali atas mesin dan peralatan yang dibiayai melalui usance letters of credit);

- menjual, mengalihkan, menyewakan dan menghapus aktiva dengan nilai buku lebih dari AS$ 0,5 juta per tahun, kecuali jika dilakukan sehubungan dengan kegiatan usaha normal CPB;

- mengubah kegiatan usaha;

- melakukan pengeluaran modal yang melebihi AS$ 0,5 juta per tahun, kecuali pembelian peralatan yang berkaitan dengan proyek yang ditetapkan dalam Original Loan Agreements; - mengumumkan atau membayar dividen atau memberikan uang muka kepada pemegang

saham, anak perusahaan atau pihak hubungan istimewa; - membubarkan diri atau melakukan penggabungan usaha;

- memberikan jaminan atas hutang yang diperoleh dari bank lain atau lembaga keuangan; dan - melakukan transaksi dengan pihak hubungan istimewa di luar kegiatan usaha normal yang

dilakukan dengan kondisi dan syarat yang normal.

Pinjaman sindikasi ini dikenakan bunga tahunan berkisar antara 7,38% - 15,82% per tahun dan antara 15,44% - 21,88% per tahun masing-masing pada tahun 2000 dan 1999.

Sehubungan dengan restrukturisasi hutang CPB, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakan dengan akta Notaris Sutjipto S.H., No. 14 tanggal 5 Oktober 2000, para pemegang saham Perusahaan telah menyetujui untuk mengkonversi hutang CPB menjadi Obligasi Wajib Konversi.

Dokumen terkait