• Tidak ada hasil yang ditemukan

PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) LONG-TERM LOANS (continued)

Dalam dokumen LKFS Bayan Resources 0316 (Halaman 75-78)

II. Pengakuan dan pengukuran (lanjutan) Recognition and measurement (continued) Pendapatan bunga dari aset keuangan

16. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) LONG-TERM LOANS (continued)

New Club Deal New Club Deal

Pada tanggal 10 April 2012, Perusahaan memperoleh

fasilitas pinjaman New Club Deal sebesar AS$750

juta. Fasilitas ini terdiri atas Fasilitas Pinjaman

Berjangka (“TLF”) sebesar AS$400 juta, Fasilitas

Belanja Modal (“CPXF”) sebesar AS$200 juta, dan

Fasilitas Modal Kerja (“WCF”) sebesar AS$150 juta

dengan tingkat suku bunga LIBOR ditambah marjin tertentu (berkisar 4,25% - 4,85% per tahun diatas LIBOR), tergantung dengan rasio net debt to EBITDA

Perusahaan. Fasilitas pinjaman New Club Deal

digunakan oleh Perusahaan untuk pembiayaan kembali Club Deal dan Fasilitas Talangan dan untuk

penambahan dana investasi infrastruktur dan

pemenuhan modal kerja. Berdasarkan perjanjian pinjaman, Perusahaan dapat meningkatkan WCF dan CPXF selama jumlah keseluruhan fasilitas tidak melebihi AS$950 juta.

On 10 April 2012, the Company obtained a New Club Deal loan facility amounting to US$750 million. The facility consists of a US$400 million Term Loan

Facility (“TLF”), a US$200 million Capex Facility

(“CPXF”), and a US$150 million Working Capital Facility (“WCF”), with an interest rate of LIBOR plus a

certain margin (ranging from 4.25% - 4.85% p.a, over LIBOR) subject to the Company's net debt to EBITDA ratio. The New Club Deal loan facility was used by the Company to refinance the Club Deal and Bridging Facility and to provide additional debt to partially fund infrastructure investments and working capital requirements. According to the loan agreement, the Company can increase its WCF and CPXF provided that the aggregate amount of the total facility shall not exceed US$950 million.

Pihak-pihak yang memberikan pinjaman adalah ANZ, Mandiri, HSBC, SCB, SMBC, JP Morgan Chase Bank

(“JPM”) dan Natixis.

The lenders are ANZ, Mandiri, HSBC, SCB, SMBC,

JP Morgan Chase Bank (“JPM”) and Natixis.

Pembayaran TLF dan CPXF jatuh tempo setiap tiga bulan dimulai Oktober 2013 dan berakhir pada tanggal 17 April 2017. WCF akan jatuh tempo pada tanggal 20 April 2015 dengan opsi yang dapat diperpanjang selama dua tahun.

Repayments of the TLF and CPXF were due on a quarterly basis commencing October 2013 and ending on 17 April 2017. The WCF was due on 20 April 2015 with a two year extendable option.

New Club Deal ini dijamin dengan piutang atas perjanjian jual beli batubara tertentu, jaminan korporasi dari entitas anak tertentu saham Perusahaan pada entitas anak tertentu dan aset tetap tertentu DPP dan ML.

The New Club Deal is secured by the receivables under certain coal sale and purchase agreements, corporate guarantees from certain subsidiaries, shares of the Company in certain subsidiaries, and certain fixed assets of DPP and ML.

New Club Deal tersebut mensyaratkan Perusahaan untuk memenuhi rasio keuangan tertentu dan mematuhi pembatasan tertentu yang berkaitan dengan usaha Perusahaan, kegiatan korporasi

Perusahaan dan lainnya. Perusahaan telah

memenuhi persyaratan dan ketentuan tersebut.

Under the New Club Deal, the Company is required to maintain certain financial ratios and to comply with

certain restrictive covenants related to the Company’s

nature of business, corporate actions and others. The Company is in compliance with the related terms and conditions.

Pada tanggal 31 Desember 2014, kewajiban sebesar AS$281,6 juta dari New Club Deal jatuh tempo dalam 12 bulan, yang mengakibatkan kurangnya modal kerja bersih Grup pada tanggal tersebut.

As of 31 December 2014, US$281.6 million of obligations under the New Club Deal were due within 12 months, which contributed to the Group's net working capital deficiency at that date.

Sejak pertengahan 2014, Perusahaan telah berdiskusi

dengan krediturnya untuk merestrukturisasi

pinjamannya dalam rangka memperbaiki posisi keuangan Perusahaan.

Since mid-2014, the Company had been in discussions with its lenders to restructure its debt to address the financial position of the Company.

16. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 16. LONG-TERM LOANS (continued)

New Club Deal (lanjutan) New Club Deal (continued)

Pada tanggal 22 Desember 2015, Perusahaan

menandatangani Perjanjian Amandemen dan

Pembaharuan, yang mengubah syarat dan kondisi

dari New Club Deal termasuk jadwal pembayaran

yang baru mulai 2018. Jumlah keseluruhan fasilitas telah diubah menjadi AS$578.211.861 yang terdiri dari TLF sebesar AS$544.211.861 dan WCF sebesar AS$34.000.000. Syarat-syarat lain yang diubah meliputi marjin yang berlaku, mekanisme cash sweep,

bunga payment in kind tertentu, dan penambahan

jaminan keamanan.

On 22 December 2015, the Company signed an Amendment and Restatement Deed, which revised certain terms and conditions of the New Club Deal including a new schedule of repayments starting in 2018. The overall facility has been amended to

US$578,211,861, comprising a TLF of

US$544,211,861 and WCF of US$34,000,000. Other terms amended include the applicable margin, cash sweep mechanism, certain interest payment in kind, and increasing the security provided.

Pada tanggal 31 Maret 2016, Perusahaan telah mencairkan TLF sebesar AS$544.211.861 dan menggunakan AS$23.213.458 dari WCF. WCF yang tersedia adalah untuk penerbitan jaminan instrumen. Tingkat suku bunga TLF telah diubah menjadi LIBOR ditambahkan marjin tertentu (berkisar 4,00% - 6,75% per tahun diatas LIBOR).

As of 31 March 2016, the Company had drawn-down the total TLF of US$544,211,861 and used US$23,213,458 of the WCF. The WCF is available for surety instrument issuance. The interest rate for the TLF has been amended to LIBOR plus a certain margin (ranging from 4.00% - 6.75% p.a over LIBOR).

Fasilitas akan jatuh tempo untuk dilunasi pada tanggal 31 Desember 2020 kecuali Perusahaan mengambil opsi satu tahun perpanjangan.

The facility is due to be fully repaid on 31 December 2020 unless the Company exercises its option for a one year extension.

17. LIABILITAS IMBALAN KERJA 17. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITIES

Liabilitas imbalan kerja hanya berasal dari kewajiban imbalan pasti. Provisi imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 dihitung oleh PT Quatro Asia Consulting, aktuaris independen.

Employee benefits liabilities only represent defined benefit obligations. Provision for employee benefits as at 31 Maret 2016 and 31 December 2015 were calculated by PT Quatro Asia Consulting, independent actuaries.

Jumlah yang diakui pada laporan posisi keuangan sebagai berikut:

The amounts recognised in the statements of financial position are as follows:

31 Maret/ 31 Desember/

March December

2016 2015

Nilai kini kewajiban 6,263,743 5,748,341 Present value of obligations

6,263,743 5,748,341

Jumlah yang diakui dalam “beban umum dan

administrasi” pada laba rugi adalah sebagai berikut: The amounts recognised in “general and administration expenses” in profit or loss are as

follows:

31 Maret/ 31 Maret/

March March

2016 2015

Biaya jasa kini 278,972 223,782 Current service cost

Biaya bunga 136,060 133,108 Interest cost

Kerugian aktuaria Recognised

bersih yang diakui - 12,819 net actuarial loss

Amortisasi biaya jasa lalu - 2,003 Amortisation of past service costs

Mutasi nilai kini kewajiban selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:

The movement in the present value of the obligation over the period is as follows:

31 Maret/ 31 Desember/ March December

2016 2015

Nilai kewajiban kini pada awal periode 5,748,341 6,577,168 At beginning of the period

Biaya jasa kini 278,972 855,105 Current service cost

Biaya bunga 136,060 508,655 Interest cost

Pembayaran manfaat - (770,567) Benefits paid

Keuntungan aktuarial

yang timbul dari perubahan Gain from change in

asumsi keuangan - (308,815) financial assumptions

(Keuntungan)/kerugian dari

penyesuaian atas pengalaman - (365,757) Experience (gain)/loss

Present obligation of

Kewajiban kini peserta pindahan - (60,660) transferring employee

Efek selisih kurs karena perbedaan Foreign exchange effect from

mata uang penyajian 100,370 (686,788) difference of presentation currency

6,263,743 5,748,341

Asumsi utama yang digunakan aktuaris independen yang memenuhi syarat adalah sebagai berikut:

The principal assumptions used by the independent actuaries were as follows:

31 Maret 31 Desember/ March December

2016 2015

Tingkat diskonto 9.12% 9.12% Discount rate

Kenaikan gaji di masa depan 10.00% 10.00% Future salary increases

Tabel mortalitas TMI-III/2011 TMI-III/2011 Mortality table

Umur pensiun 55 55 Retirement age

Melalui program pensiun imbalan pasti, Grup menghadapi sejumlah risiko signifikan sebagai berikut:

Through its defined benefit pension plans, the Group is exposed to a number of significant risks which are detailed below:

1) Perubahan tingkat diskonto: Penurunan pada tingkat diskonto menyebabkan kenaikan liabilitas program.

1) Changes in discount rate: A decrease in discount rate will increase plan liabilities.

2) Tingkat kenaikan gaji: Liabilitas imbalan pensiun Grup berhubungan dengan tingkat kenaikan gaji, dan semakin tinggi tingkat kenaikan gaji akan menyebabkan semakin besarnya liabilitas.

2) Salary growth rate: The Group’s pension

obligations are linked to salary growth rate, and higher salary growth rate will lead to higher liabilities.

Sensitivitas liabilitas imbalan pasti terhadap

perubahan asumsi utama tertimbang adalah:

The sensitivity of the defined benefit obligation to changes in the weighted principal assumptions are as follows:

Dalam dokumen LKFS Bayan Resources 0316 (Halaman 75-78)

Dokumen terkait