• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG SIMALUNGUN

3.3 Teknik Pembuatan

3.3.2 Peralatan yang Digunakan

3.3.2.4 Pisau Kecil …

3.3.2.2 Parang

Parang yang digunakan adalah parang yang berukuran besar dan panjang, parang tersebut digunakan untuk menebang dan membersihkan dahan bambu.

Gambar 7 : Parang

3.3.2.3 Pisau Besar

Pisau besar digunakan untuk mengikis pangkal ruas dan ujung ruas bambu.

Gambar 8 : Pisau Besar

3.3.2.4 Pisau Kecil

Pisau kecil digunakan untuk membuat lobang Panoppulan (lobang hembusan), serta lobang keluaran udara. Disini jenis pisau yang digunakan harus

36

memiliki ujung yang lancip dan tajam agar lebih mudah untuk pembuatan lobang Panoppulan dan lobang keluaran udara.

Gambar 9 : Pisau Kecil

3.3.2.5 Pukkor atau Paku

Pukkor adalah sejenis besi panjang yang digunakan untuk pembuatan lobang

nada,jika tidak ada pukkor dapat juga menggunakan paku yang berdiameter kurang lebih 2 cm.

37

3.3.2.6 Kertas Pasir

Kertas pasir digunakan dalam proses penghalusan batang bambu, terutama pada bagian panoppulan agar pada saat memainkan Saligung tidak memberikan rasa sakit atau gelik pada hidung.

Gambar 11 : Kertas Pasir

3.3.2.7 Arang

Arang digunakan untuk memberi tanda jarak nada dan memberi garis pada saat pengukuran nada.

38

3.4.3 Proses Pembuatan

Proses pebuatan merupakan tahap awal dalam membuat Saligung, dimana pada tahap ini semua cara dalam membentuk badan Saligung dan pengukuran terdapat dalam proses ini.

Dalam proses pembuatan Saligung ini yang pertama dilakukan dengan mempersiapkan bahan baku yaitu bambu dihon atau bambu lemang sebagai bahan yang di gunakan dalam membuat Saligung.

3.4.3.1 Memilih dan Menebang Bambu

Pemilihan bambu yang berkualitas akan sangat berpengaruh terhadap daya tahan atau kekuatan bambu tersebut. Jenis bambu yang baik untuk dijadikan alat musik Saligung adalah bambu yang sudah tua dan matang. Hal ini dimaksudkan agar bambu tersebut tidak mengalami perubahan fisik dan tidak mudah kisut/susut sewaktu dikeringkan.

Kemudian memilih ruas bambu sesuai dengan ukuran untuk membuat

Saligung yaitu memiliki panjang ruas kurang lebih 35 cm dan diameter lebih kurag 5

cm. Pada umumnya bambu yang memiliki ruas pendek tumbuh di tanah yang tandus. Bapak Ja huat purba mengatakan bahwa bambu yang sangat baik untuk di jadikan

Saligung dalah bambu yang marsining3, dan bambu terdapat gigitan limbatar4.

Dengan demikian, tidak semua jenis bambu dapat dipergunakan untuk membuat Saligung. Hal ini disebabkan karena pertimbangan kualitas jenis bambu sebagai bahan untuk mencapai kesempurnaan bunyi yang dihasilkan dari alat musik Saligung.

3 Marsining yaitu pada badan bambu terdapat garis alami yg disebabkan oleh sinar matahari

4

39

Menurut hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Bapak Sinaga, untuk menebang bambu biasanya dilakukan pada sore hari. Hal tersebut dikarenakan erat dengan kebiasaan masyarakat setempat yang melakukan pekerjaan tambahan setelah selesai melakukan pekerjaan pokok contohnya mengambil bambu dilakukan ketika hendak pulang dari ladang yang biasaanya pada sore hari.

3.4.3.2 Memotong Bambu

Satu ruas bambu di potong di kedua batas ruasnya dengan menggunakan parang besar, dimana kedua batas ruas bambu harus dipakai untuk membuat

Saligung. Batas pangkal bambu akan dipakai menjadi lubang hembusan dan batas

ujung bambu akan menjadi lubang keluaran udara, pada saat memotong batas ruas bambu jangan terlalu memotong bambu sampai terkena batas ruas bambu terutama pada bagian pangkal, karena pada saat pembentukan pangkal panoppulan akan lebih mudah untuk mengukur kemiringan dari bentuk pangkal panoppulan.

Gambar 13 : cara memotong bambu

3.4.3.3 Mengikis Batas Ruas Pangkal Bambu

untuk mengikis batas ruas pangkal bambu. alat yang digunakan untuk mengikisnya adalah parang kecil yang tajam, agar lebih mempermudah dalam pengikisan batas ruas pangkal bambu yang akan menjadi lubang hembusan. Dalam

40

pengikisan tersebut ujung pangkal hembusan harus tipis dan dengan kemiringan kurang lebih 30o, yang tujuannya adalah untuk mempermudah dalam memainkan saligung dimana posisi lobang hidung dan lubang panoppulan yang membuat pemain

Saligung merasa nyaman dalam memainkan Saligung.

Gambar 14 : Cara mengikis batas pangkal Bambu

Gambar15 : bentuk batas pangkal ruas bambu (Panoppulan)

3.4.3.4 Mengikis Batas Ruas Ujung Bambu

Alat yang digunakan dalam mengikis ujung keluaran yaitu parang kecil yang tajam. Lubang keluaran udara tidak harus membentuk suatu pola atau bentuk tertentu misalanya seperti pada lubang panumpulan dengan kemiringan tertentu. Hanya pada

41

batas ujung bambu jangan sampai pecah atau sampai melewati batas ruas. Dengan demikian untuk membentuk lubang keluaran udara lebih mudah.

Gambar 16 : cara mengikis ujung bambu

Gambar 17 : bentuk ujung bambu (keluaran udara)

42

Mengukur satu ruas panjang bambu yang akan dijadikan bahan Saligung. Panjang seluruh ruas bambu di bagi dua, merupakan posisi tempat untuk lubang nada paling tinggi. Seperempat panjang ruas akan menjadi lubang nada paling rendah dan ujung ruas saligung. Seperdelapan panjang ruas akan menjadi jarak antara ujung ruas dengan lubang penyelaras nada. Sedangkan untuk membuat lubang nada, maka jarak lubang nada terendah ke lubang nada paling tinggi di bagi tiga.

Cara pengukuran seperti ini dapat dipermudah dengan alat bantu tradisional seperti daun lalang, tali plastik atau benda sejenis tali. Dengan cara memotong alat ukur sepanjang ruas bambu yang akan dibuat menjadi saligung. Kemudian dilipat dua untuk mendapatkan lubang nada tertinggi. Kemudian untuk mendapatkan lubang nada terendah kita tinggal melipat dua alat ukur itu lagi. Lalu lipat dua lagi untuk mendapatkan lubang penyelaras dari ujung ruas. Untuk mendapatkan lubang nada maka jarak lubang nada terendah ke lubang nada tertinggi alat ukur dilipat tiga. Cara pengukuran seperti ini merupakan cara pengukuran tradisional dan sangat sederhana yang diwariskan turun temurun oleh guru bapak Ja Huat purba yang hanya menggunakan daun lalang dan insting dalam menentukan nada.

43

Gambar 19 : Pengukuran Garis Tengah (lalang dilipat dua)

Gambar 20 : Pengukuran Untuk Membuat Lobang Nada Terakhir (Daun Lalang di lipat dua kembali)

44

Gambar 21 : Pengukuran Lubang penyelaras (daun lalang di lipat dua kembali)

Gambar 22 : Pengukuran Lubang nada kedua ( Daun lalang dibagi tiga)

45

Gambar 23 : Pengukuran Lobang nada Ketiga

Setelah selesai pengukuran, Semua ukuran yang telah dibuat akan diberi tanda garis dengan menggunakan arang, yang prosesnya disebut menggarisi. Garis dibuat agar ketika menentukan titik lubang jaraknya tidak berubah.

46

Dokumen terkait