• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERNAL PIUTANG

A. Piutang

b. Struktur organisasi dan pembagian tugas serta tanggung jawab yang

kurang efektif.

c. Administrasi piutang yang kurang teratur

d. Realisasi piutang yang didapat tidak sesuai dengan yang dianggarkan. Oleh karena itu, perlu adanya suatu internal kontrol yang baik terhadap piutang. Dimana hal ini harus didukung oleh adanya struktur organisasi yang baik dan penempatan personil yang tepat. Internal kontrol ini membutuhkan setidak-tidaknya pemisahan fungsi dan tugas di dalam pengurusan piutang perusahaan. Dengan adanya pengawasan internal pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan, diharapkan dapat memperkecil timbulnya hambatan-hambatan dan dapat menyelidiki sebab dari penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, yang kemudian dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan atau tindakan koreksi, dengan begitu hasil yang diperoleh tentunya dapat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut dalam paper ini dengan judul “SISTEM PENGAWASAN INTERNALPIUTANG PELANGGAN PT. BANK SUMUT KCP PANGKALAN BRANDAN”.

B. Perumusan Masalah

Adapun masalah yang ingin dibahas penulis dalam paper ini yaitu “Apakah sistem pengawasan internal piutang pelanggan yang terdapat dalam

PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan telah memenuhi syarat terciptanya pengawasan intern yang baik?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan penulis tentang

masalah pengawasan intern terhadap piutang secara praktek pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan.

b. Untuk mengetahui gambaran perusahaan tentang pengawasan internal

piutang dan dibandingkan dengan teori. 2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Sebagai suatu perbandingan dalam penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh penulis selama di bangku perkuliahan dengan prakteknya di perbankan.

b. Bagi Perbankan

Memberikan masukan kepada PT. Bank Sumut KCP Pangklan Brandansebagai bahan perbandingan dalam menemukan kebijaksanaan di masa yang akan datang sehingga perbankan dapat berkembang sesuai dengan harapan.

c. Bagi Pihak Lain

Untuk memberikan bahan masukan bagi peneliti yang akan membahas tentang pengawasan internal piutang di masa yang akan datang dan

sebagai bahan informasi perbandingan di dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survei/Observasi

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan. Tabel 1.1.

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

No. Kegiatan

Mei Juni

2015 2015

I II III IV I II III IV

1. Pengajuan Judul

2. Pengajuan Izin Riset

3. Pengajuan Dosen

Pembimbing

4. Pengumpulan Data

5. Pengolahan dan Analisis Data

6. Penyusunan Tugas Akhir

7. Bimbingan dan

Penyempurnaan Tugas Akhir

8. Penyelesaian Tugas Akhir

2. RencanaIsi

Rencana isi terdiri dari empat bab yaitu pendahuluan, profil Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan, Sistem Pengawasan Internal Piutang Pelanggan Pada Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan dan kesimpulan dan saran dimana setiap bab saling berkaitan.

Pada bab ini, Penulis menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan antara lain jadwal survey / observasi dan rencana isi.

BAB II BANK SUMUT KCP PANGKALAN BRANDAN

Pada bab ini, Penulis akan menjelaskan sejarah ringkas Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan, struktur organisasi& personalia, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini dan rencana usaha Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan.

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERNAL PIUTANG

PELANGGAN PADA PT. BANK SUMUT KCP PANGKALAN BRANDAN

Pada bab ini, Penulis akan menjelaskan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan judul tugas akhir. Pembahasan berupa prosedur pencatatan piutang, perhitungan piutang, penerapan kolektibilitas/kualitas kredit nasabah, kriteria penggeseran kolektibilitas/kredit pada Bank Sumut, dan pengawasan internal PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, Penulis akan mencoba membuat kesimpulan yang merupakan inti dari pembahasan penelitian dan memberi saran yang bertitik tolak dari pengumpulan data yang dapat membangun Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan agar lebih baik lagi di masa yang akan datang.

BAB II

PT. BANK SUMUT KCP PANGKALAN BRANDAN A. Sejarah Singkat

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU), yang sekarang dikenal dengan nama Bank Sumut merupakan bank devisa yang berkantor pusat di Jalan Imam Bonjol No.18 Medan.

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU) didirikan pada tanggal 4 November 1961 dengan Akte Notaris Roesli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT). Sesuai dengan ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sumatera Utara maka pada tahun 1962 bentuk usaha diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan modal dasar pada saat itu sebesar Rp 100 Juta dengan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se Sumatera Utara.

Sehubungan dengan Program Rekapitalisasi, bentuk hukum BPDSU tersebut diubah dari PD (Perusahaan Daerah) menjadi PT (Perseroan Terbatas). Tujuan perubahan bentuk hukum BPDSU tersebut agar Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat masuk untuk pengembangan di kemudian hari. Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 1999, bentuk hukum BPDSU diubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT Bank Sumutyang berkedudukan dan berkantor pusat di Medan, Jl. Imam Bonjol No. 18 Medan.Perubahan tersebut dituangkan

dalamAktePendirian Alina Hanum Nasution, S.H.,dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dibawah Nomor C-8224 HT. 01. 01 TH 99, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 54 tanggal 6 Juli 1999. Modal dasar pada saat itu menjadi Rp 400 Milyar yang selanjutnya dengan pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan Bank, di tahun yang sama modal dasar kembali ditingkatkan menjadi Rp 500 Milyar.

Laju pertumbuhan Bank Sumut semakin menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan dilihat dari kinerja dan prestasi yang diperoleh dari tahun ke tahun, tercatat total asset Bank Sumut mencapai 10,75 Triliun pada tahun 2009 dan menjadi 12,76 Triliun pada tahun 2010. Didukung semangat menjadi Bank Profesional dan tangguh menghadapi persaingan dengan digalakkannya program to be the best yang sejalan dengan road map BPD Regional Champion 2014, tentunya dengan konsekuensi harus memperkuat permodalan yang tidak lagi mengandalkan peryertaan saham dari pemerintah daerah, melainkan juga membuka akses permodalan lain seperti penerbitan obligasi, untuk itu modal dasar Bank Sumut kembali ditingkatkan dari Rp 1 Triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 2 Triliun pada tahun 2011 dengan total asset meningkat menjadi 18,95 Triliun.

1. Visi dan Misi PT. Bank Sumut a. Visi

Menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai

salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.

b. Misi

Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-prinsipcompliance.

2. Statement Budaya Perusahaan pada PT Bank Sumut

Statement Budaya Perusahaan atau sering dikenal dengan nama motto dari Bank Sumut adalah “Memberikan Pelayan TERBAIK”.

Makna dari TERBAIK yaitu: Berusaha untuk selalu Terpercaya

Energik didalam melakukan setiap kegiatan Senantiasa bersikap Ramah

Membina Hubungan secara Bersahabat

Menciptakan suasana yang Aman dan nyaman Memiliki Integritas tinggi

Komitmen penuh untuk memberikan yang terbaik 3. Logo dan Makna dari Logo PT. Bank Sumut

a. Logo PT. Bank Sumut

Gambar 2.1 Logo PT. Bank Sumut

b. Makna Logo PT. Bank Sumut

Kata kunci dari logo PT. Bank Sumut adalah SINERGY yaitu kerjasama yang erat sebagai langkah lanjut dalam rangka meningkatkan taraf hidup yang lebih baik, berbekal kemauan keras yang didasari dengan profesionalisme dan memberikan pelayanan yang terbaik.

Bentuk Logo menggambarkan dua elemen dalam bentuk huruf"U" yang saling berkait bersinergy membentuk huruf "S" yang merupakan kata awal "SUMUT". Sebuah penggambaran bentuk kerjasama yang sangat erat antara Bank Sumut dengan masyarakat Sumatera Utara sebagaimana visi Bank Sumut. Warna Orange sebagai symbol suatu hasrat untuk terus maju yang dilakukan dengan energik yang dipadudengan warna biru yang sportif dan professional sebagaimana misi Bank Sumut.

Warna Putih sebagai ungkapan ketulusan hati untuk melayani sebagaimana statement Bank Sumut. Jenis huruf "Platino Bold" sederhana dan mudah dibaca. Penulisan Bank dengan huruf kecil dan SUMUT dengan huruf capital guna lebih mengedepankan Sumatera Utara, sebagai gambaran keinginan dan dukungan untuk membangun dan membesarkan Sumatera Utara.

B. Struktur Organisasi PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan

PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan digolongkan kepada Kantor Cabang Pembantu Kelas Dua. Struktur organisasi merupakan mekanisme yang terformat dalam pengelolaan suatu organisasi. Struktur organisasi menunjukkan suatu susunan yang berupa bagan, dimana terdapat hubungan

diantara fungsi bagian, status ataupun orang-orang yang menunjukkan tanggungjawab dan wewenang yang berbeda dalam organisasi tersebut.

Berikut akan disajikan struktur organisasi PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan.

Gambar 2.2

Struktur Organisasi PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan Sumber : PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan Keterangan:

PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan memiliki 1 Pimpinan Kantor Cabang Pembantu yang dibantu oleh 2 Pimpinan Seksi yaitu

Pimpinan Seksi Pemasaran dan Pimpinan Seksi Operasional, memiliki bawahan yang membantu dalam melaksanakan tugas dan wewenang masing-masing pimpinan seksi dalam mencapai target perusahaan berdasarkan RKAT ( Rencana Kerja Anggaran Tahunan).

C. Job Description

a. Pimpinan Cabang Pembantu Kelas II

1. Mengarahkan dan mengontrol terlaksananya fungsi otorisasi aktivitas finansial dan non finansial sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Mengarahkan dan mengontrol sistem operasional kantor agar berjalan

dengan efektif dan sesuai ketentuan.

3. Mengkoordinasi pemenuhan saldo kas dalam rangka memenuhi

kewajiban likuiditas bank.

4. Mengarahkan dan mengontrol sistem pelayanan nasabah sesuai

regulasi.

5. Memonitor dan mengevaluasi pengelolaan dana promosi dalam rangka

mengoptimalkan kegiatan penjualan agar tercapainya target bisnis cabang.

6. Mengarahkan pembuatan peta potensi bisnis di produk dana dan jasa

serta kredit dalam rangka memastikan ketersediaan peta potensi bisnis yang akurat.

7. Merencanakan dan mengontrol pengelolaan program pemasaran dan

penjualan produk dana dan jasa serta kredit agar tercapainya target bisnis.

8. Mengarahkan strategi bisnis dan pemberian kredit sesuai dengan kebijakan kepada unit kerja dalam rangka terciptanya kualitas dana dan jasa serta kredit yang sehat.

9. Merencanakan dan menetapkan, serta mengarahkan program kerja dan

anggaran untuk mencapai target kinerja di unit kerjanya.

10. Merencanakan kebutuhan SDM untuk memastikan kesiapan karyawan di unit kerjanya.

11. Mengarahkan kepatuhan kebijakan, sistem, dan prosedur, serta pelaporan dalam rangka terlaksananya penerapan Standard Operating Procedure di unit kerjanya.

12. Mengarahkan terlaksananya penerapan prinsip-prinsip GCG dalam rangka terciptanya standar tata kelola Good Corporate Governance di unit kerjanya.

13. Mengontrol dan mengarahkan pengelolaan serta mitigasi atas risiko dalam rangka terciptanya manajemen risiko yang baik dan benar di unit kerjanya.

14. Mengarahkan kegiatan budaya kegiatan kepatuhan dalam rangka terpenuhinya kepatuhan terhadap ketentuan di unit kerjanya.

15. Mengarahkan kegiatan budaya pelayanan dalam rangka terciptanya kualitas layanan di unit kerjanya.

16. Mengontrol pengelolaan dokumen, arsip dan inventaris dalam rangka menjaga kerahasiaan dokumen dan aset di unit kerjanya.

17. Mengontrol keterbukaan informasi di unit kerjanya dalam rangka menjaga kerahasiaan jabatan dan rahasia bank.

b. Pimpinan Seksi Pemasaran Cabang Pembantu Kelas II

1. Mengkoordinasikan proses pemeliharaan nasabah existing dalam

rangka peningkatan kepuasan nasabah.

2. Merekomendasikan pemetaan potensi bisnis hasil analisa informasi

market intellegence terkait produk dana dan jasa serta kredit agar tercapainya target produk dana dan jasa serta kredit.

3. Mengkoordinasikan program pemasaran produk dana dan jasa agar

tercapainya target produk dana dan jasa serta kredit.

4. Melaksanakan dan mendistribusikan tugas terkait kegiatan penagihan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Mengkoordinasikan dan memonitor proses penilaian kredit dan

keabsahan legalitas dokumen kredit untuk menjaga kualitas kredit yang diberikan pada calon debitur.

6. Melakukan kegiatan pemutusan permohonan kredit hasil analisis untuk menjaga kualitas kredit yang diberikan pada calon debitur.

7. Mengkoordinasikan dan menindaklanjuti proses monitoring

pembayaran kredit oleh debitur agar terciptanya pembayaran kredit yang lancar.

8. Mengkoordinasikan dan menilai hasil proses permohonan dan

9. Mengevaluasi kinerja bawahan untuk memastikan pencapaian target kinerja.

10. Memonitor kepatuhan kebijakan, sistem dan prosedur, serta pelaporan dalam rangka terlaksananya penerapan Standard Operating Procedure di unit kerjanya.

11. Menerapkan dan memonitor prinsip – prinsip GCG dalam rangka terciptanya standar tata kelola Good Governance di unit kerjanya. 12. Memonitor pengelolaan risiko dalam rangka terciptanya manajemen

risiko yang baik dan benar di unit kerjanya.

13. Menerapkan kegiatan budaya kepatuhan dalam rangka terpenuhinya kepatuhan terhadap ketentuan di unit kerjanya.

14. Menerapkan kegiatan budaya pelayanan dalam rangka terciptanya kualitas layanan di unit kerjanya.

15. Menerapkan pengelolaan dokumen, arsip dan inventaris dalam rangka menjaga kerahasiaan dokumen dan aset di unit kerjanya.

16. Mengidentifikasi keterbukaan informasi di unit kerjanya dalam rangka menjaga kerahasiaan jabatan dan rahasia bank.

c. Pimpinan Seksi Operasional Cabang Pembantu Kelas II

1. Me-review dan melakukan pre approval data pengiriman uang untuk

memastikan keakuratan transaksi.

2. Memeriksa testkey kiriman uang termasik pada saat contingency plan sesuai dengan ketentuan dalam rangka memastikan keamanan proses transaksi kiriman uang.

3. Memonitor dokumen kiriman uang dan kliring untuk memastikan kebenaran transaksi.

4. Mengkoordinasi administrasi transaksi keuangan untuk memastikan

keakuratan dan sesuai regulasi yang berlaku.

5. Memonitor proses tutup hari transaksi untuk menjamin keakuratan dan penyelesaian proses transaksi dan kepatuhan pada regulasi.

6. Mengkoordinasikan dan memonitor tata kelola infrastruktur untuk

menjaga kualitas infrastruktur.

7. Memonitor kegiatan administrasi kredit dalam rangka menjaga

ketertiban dokumen kredit.

8. Mengkoordinasikan dan memverifikasi proses pengikatan kredit dalam rangka mendukung tersedianya legalitas dokumen permohonan kredit yang lengkap dan sah.

9. Mengkoordinasikan permintaan penyimpanan dan pengambilan barang

agunan agar terciptanya keamanan barang agunan sesuai dengan prosedur.

10. Mengkoordinasikan proses kerjasama dengan rekanan/mitra kerja untuk memastikan kerjasama yang efektif dan efisien.

11. Mengkoordinir proses pelayanan nasabah terkait produk dan aktivitas bank untuk meningkatkan kepuasan nasabah.

12. Mengkoordinasi proses kartu ATM sesuai regulasi yang berlaku. 13. Mengelola surat keterangan bank dan surat keterangan dukungan dana. 14. Memonitor pengawasan, administrasi dan otorisasi serta pelaksanaan

transaksi keuangan tunai dan non tunai agar berjalan sesuai dengan SOP dan standar layanan.

15. Mengkoordinasikan ketersediaan likuiditas kas untuk memenuhi kebutuhan transaksi.

16. Mengelola pengisian mesin ATM (reflenish) untuk memastikan keakuratan pengisian.

17. Terlaksananya pengamanan brankas untuk menjamin keamanan fisik uang.

18. Mengkoordinasikan fiat bayar agar sesuai wewenang yang dimiliki.

19. Mengkoordinasikan penyelesaian masalah jaringan untukmeningkatkan kepuasan nasabah.

20. Mengkoordinasi dan memonitor informasi data dan rekening nasabah agar sesuai regulasi.

21. Mengkoordinir dan memonitor pelayanan dan administrasi transaksi mitra kerja/usaha/pemerintah untuk meningkatkan kepuasan mitra dan memperkuat brand image.

22. Mengkoordinir kegiatan promosi bagi kerja/usaha/pemerintah untuk meningkatkan brand image.

23. Mengevaluasi kinerja bawahan untuk memastikan pencapaian target kinerja.

24. Memonitor kepatuhan kebijakan, sistem dan prosedur, serta pelaporan dalam rangka terlaksananya penerapan Standard Operating Procedure di unit kerjanya.

25. Menerapkan dan memonitor prinsip-prinsip GCG dalam rangka terciptanya standar tata kelola Good Corporate Governance di unit kerjanya.

26. Memonitor pengelolaan risiko dalam rangka terciptanya manajemen risiko yang baik dan benar di unit kerjanya.

27. Menerapkan kegiatan budaya kepatuhan dalam rangka terpenuhinya kepatuhan terhadap ketentuan di unit kerjanya.

28. Menerapkan kegiatan budaya pelayanan dalam rangka terciptanya kualitas layanan di unit kerjanya.

29. Menerapkan pengelolaan dokumen,arsip dan inventaris dalam rangka menjaga kerahasiaan dokumen dan aset di unit kerjanya.

30. Mengidentifikasikan keterbukaan informasi di unit kerjanya dalam rangka menjaga kerahasiaan jabatan dan rahasia bank.

D. Jaringan Usaha

Jaringan usaha PT. Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu Pangkalan Brandan adalah :

a. Instansi yang menjalin Kemitraan Kredit Multi Guna (KMG)

1. S. K. B. KAB LANGKAT

2. TK NEGERI PANGKALAN BRANDAN

3. UPTD P DAN P KEC. BABALAN

4. UPTD P DAN P KEC. SEI LEPANN

5. UPTD P DAN P KEC. BRD. BARAT

6. UPTD P DAN P KEC. BESITANG

7. UPTD P DAN P KEC. SUSU

8. UPTD P DAN P KEC. PMT JAYA

10. SMP NEGERI – 2 BABALAN

11. SMP NEGERI – 3 BABALAN

12. SMP NEGERI – 1 SEI LEPAN

13. SMP NEGERI – 2 SEI LEPAN

14. SMP NEGERI – 3 SEI LEPAN

15. SMP NEGERI – 1 BESITANG 16. SMP NEGERI – 2 BESITANG 17. SMP NEGERI – 3 BESITANG 18. SMP NEGERI – 1 PKL SUSU 19. SMP NEGERI – 2 PKL SUSU 20. SMP NEGERI – 3 PKL SUSU

21. SMA NEGERI – 1 BABALAN

22. SMA NEGERI – 1 SEI LEPAN

23. SMA NEGERI – 1 BRD. BARAT

24. SMA NEGERI – 1 BESITANG

25. KANTOR KEC. BABALAN

26. KANTOR KEC. SEI LEPAN

27. KANTOR KEC. BRD. BARAT

28. KANTOR KEC. BESITANG

29. KANTOR KEC. PKL SUSU

30. KANTOR KEC. PMT. JAYA

31. MIN SECURAI KEC. BABALAN

33. MIN BUKIT KUBU BESITANG

34. MIN BUKIT JENGKOL PKL SUSU

35. MTS NEGERI BESITANG

36. RUTAN NEGARA PKL. BRANDAN

37. ADPEL PKL. SUSU

b. Notaris

HJ. NUR ASMALINA SRG. SH. M. KN. c. Asuransi

1. PT. ASURANSI BANGUN ASKRIDA

2. PT. ASKRINDO

E. Kinerja Usaha Terkini

Tabel 2.1

Kinerja Usaha/Performa PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan

No Uraian April 2015 Mei 2015 April – Mei

(%) Nominal 1. DPK 83.727.765 79.028.370 5,61% (4.699.39 5) 2. KREDIT 122.950.099 123.313.528 -0,30% 363.429 3. KOLEK. KREDIT 122.950.099 123.313.528 -0,30% 363.429 4. KOLEKTABILITAS 1,63% 1,63% 0,00% 0 5. NPL 1,60% 1,59% 0,62% -1E-04 6. PENDAPATAN 6.793.716 8.490.825 -24,98% 1.697.109 7. BIAYA 3.078.211 4.004.035 -30,08% 925.824 8. LABA 3.715.505 4.486.790 -20,76% 771.285 9. L D R 146,85% 156,04% -6,26% 0,0919 10. B O P O 45,31% 47,16% -4,08% 0,0185

Keterangan:

1. DPK : Dana Pihak Ketiga yang terdiri ari Giro, Tabungan dan

Deposito

2. Kredit : Gabungan dari KU/SPK, KMG/KB, K A L, KPUM SS,

dan lainnya.

3. Kolek. Kredit : Terdiri dari Lancar, SPC. Mention, Kurang Lancar,

Diragukan dan Macet.

4. Kolektibilitas : Didapat dari hasil perhitungan seluruh kredit yang tidak lancar dibagi dengan jumlah kredit keseluruhan.

5. NPL : Didapat dari hasil perhitungan seluruh kredit

bermasalah dibagi dengan total kredit.

6. Pendapatan : Terdiri dari Bunga, Operasional, dan Non OPS

7. Biaya : Terdiri dari Bunga, Operasional, dan Non OPS

8. Laba : Merupakan keuntungan perusahaan yang dihitung dari

hasil Pendapatan – Biaya

9. L D R : Merupakan kredit terhadap dana pihak ketiga.

10. B O P O : Merupakan beban operasi terhadap pendapatan operasi.

F. Rencana Usaha

Kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan PT. Bank Sumut diantaranya mempromosikan kembali produk dan jasa unggulan bank dan tetap mengadakan undian berhadiah untuk meningkatkan jumlah nasabah serta berusaha untuk memperluas jaringan dengan adanya penambahan bangunan fisik perusahaan misalnya penambahan kantor cabang dan cabang pembantu agar lebih dekat dengan masyarakat.

BAB III

SISTEM PENGAWASAN INTERNAL PIUTANG PELANGGAN PADA PT. BANK SUMUT KCP PANGKALAN BERANDAN A. Piutang

Dalam praktik, piutang pada umumnya diklasifikasikan menjadi piutang usaha, piutang wesel, dan piutang lain-lain.

1. Piutang Usaha

Piutang usaha adalah jumlah yang akan ditagih dari pelanggan sebagai akibat penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang usaha biasanya diperkirakan akan dapat ditagih dalam jangka waktu yang relatif pendek, biasanya dalam waktu 30 hingga 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar.

2. Piutang Wesel

Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pembuat wesel. Pembuat wesel disini adalah pihak yang telah berutang kepada perusahaan, baik melalui pemnelian barang atau jasa secara kredit maupun melalui peminjaman sejumlah uang. Pihak yang berutang berjanji kepada perusahaan (selaku pihak yang diutangkan) untuk membayar sejumlah uang tertentu berikut bunganya dalam kurun waktu yang telah disepakati. Janji pembayaran tersebut ditulis secara formal dalam sebuah wesel atau promes (promissory note).Bagi pihak yang berjanji untuk membayar (dalam hal ini adalah pembuat wesel), instrumen kreditnya dinamakan wesel bayar, yang tidak lain akan dicatat sebagai utang wesel. Adapun

bagi pihak yang dijanjikan untuk menerima pembayaran, instrumennya dinamakan wesel tagih, yang akan dicatat dalam pembukuan sebagai piutang wesel. Piutang wesel dapat diklasifikan dalam neraca sebagai aktiva lancar atau aktiva tidak lancar (jangka panjang). Biasanya, piutang wesel yang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa secara kredit akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar, sedangkan piutang wesel yang timbul dari transaksi pemberian pinjaman sejumlah uang kepada debitur akan dilaporkan dalam neraca kreditur sebagai aktiva lancar atau aktiva tidak lancar, tergantung pada lamanya jangka waktu pinjaman. Piutang wesel yang bersifat lancar, yang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa secara kredit, merupakan pengganti dari piutang usaha yang belum juga diterima pembayarannya hingga batas waktu kredit berakhir.

3. Piutang Lain-lain

Adapun yang termasuk sebagai piutang lain-lain adalah piutang bunga (tagihan kreditur kepada debitur sebagai hasil dari pemberian pinjaman uang), piutang dividen (tagihan investor kepada investee sebagai hasil dari penanaman modal), piutang pajak (tagihan subjek pajak kepada pemerintah berupa restitusi atau pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak), dan piutang karyawan (tagihan majikan kepada karyawan yang berutang). Jika piutang dapat ditagih dalam jangka waktu satu tahun atau sepanjang siklus normal operasi perusahaan, yang mana lebih lama, maka

piutang lain-lain ini akan diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Jika tidak, tagihan akan dilaporkan sebagai aktiva tidak lancar.

Di samping klasifikasi yang umum seperti di atas, piutang juga dapat diklasifikasikan sebagai piutang dagang dan nondagang atau piutang lancar atau tidak lancar. Piutang dagang (trade receivables) dihasilkan dari kegiatan normal bisnis perusahaan, yaitu penjualan secara kredit barang atau jasa kepada pelanggan. Piutang dagang yang dibuktikan dengan sebuah janji tertulis secara formal oleh pelanggan untuk membayar, diklasifikasikan sebagai piutang wesel (notes receivable). Dalam kebanyakan kasus, akan

Dokumen terkait