3
b. Berapa besar peningkatan proliferasi sel limfosit hewan uji dengan
pemberian ekstrak etanolik daun mimba?
# )*#! ! )*'*#!
Sejauh yang diketahui penulis, belum pernah dilakukan penelitian
tentang pengaruh ekstrak etanolik daun mimba dalam meningkatkan proliferasi
sel limfosit tikus jantan galur wistar. Penelitian yang pernah dilakukan terkait
dengan efek imunostimulan tanaman mimba antara lain: Efek Imunomodulator
dari Minyak Mimba ( A.Juss) (Upadhyay, 1992); Modulasi
respon imun humoral dan seluler oleh (Mimba) pada mencit
(Ray, 1996); Efek Imunomodulator NIM;76, suatu Fraksi Menguap dari Minyak
Mimba (Sairam, 1997); Daun mimba Meningkatkan Aktivasi Imun yang
Menghambat Perkembangan dan B16
(Baral, 2004); Preparat mimba meningkatkan respon imun tipe Th1 dan imunitas
anti tumor melawan antigen tumor payudara (Mandal, 2007).
2 #!/##' ! )*'*#!
Penelitian pengaruh ekstrak etanolik daun mimba terhadap proliferasi sel
limfosit ini diharapkan bermanfaat antara lain:
a. manfaat teoritis penelitian ini adalah menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan eksplorasi tanaman yang dapat meningkatkan sistem
imun tubuh dengan peningkatan proliferasi sel limfosit.
b. manfaat praktis penelitian ini adalah pemanfaatan daun mimba sebagai
peningkat sistem imun atau dapat dikembangkan menjadi sediaan herbal
suplemen imunostimulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
3 #!
1 3 #! + +
Untuk mengetahui apakah ekstrak etanolik daun mimba (
A. Juss.) mempunyai efek imunostimulan.
3 #! %
a. Untuk mengetahui apakah ekstrak etanolik daun mimba dapat
meningkatkan proliferasi sel limfosit
b. Untuk mengetahui berapa besar peningkatan proliferasi sel dengan
pemberian ekstrak etanolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5
*+,# 1 ' $#!"#! ,('#!*
Pohon mimba dideskripsikan dengan nama pada awal 1830 oleh
De Jussieus (Biswas, 2002). Posisi taksonomik mimba sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Family : Meliaceae (keluarga mahogany)
Genus :
Species : A. Juss (Hutapea, 1993)
Nama daerah : imba, mimba, membha, mempheuh (Anonim, 1989).
Deskripsi tanaman pohon dengan tinggi 10;15 m; Batang tegak, berkayu,
bulat, permukaan kasar, simpodial, coklat; Daun majemuk, berhadapan, lonjong,
melengkung, tepi bergerigi, ujung lancip, pangkal meruncing, pertulangan
menyirip; Bunga majemuk, berkelamin dua, di ujung cabang, tangkai silindris;
Buah buni, bulat telur, hijau ; biji bulat, diameter ±1 cm, putih; Akar tunggang,
coklat (Hutapea, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
%# *#' *+,#
Selama ini, mimba digunakan sebagai pupuk tanah, repelan, insektisida,
lubrikan, sabun, produk hygiene mulut, dan pengobatan tradisional. Bagian yang
paling banyak diteliti dari mimba adalah digunakan dalam agrikultur sebagai
biopestisida. Fraksi kasar dari berbagai bagian tanaman mimba yang terisolasi
telah diketahui mempunyai efek sebagai antiinflamasi, antirematik, antiartitis,
antipiretik, antimalaria, antimikroba, depresi sistem saraf pusat (SSP), antiulcer,
antidiabetes, antitumor, antifertilitas, imunostimulan dan efek kardiovaskuler.
Kandungan mimba dapat dibagi menjadi dua kelas mayor : isoprenoid dan
lainnya. Isoprenoid meliputi diterpenoid dan triterpenoid termasuk protomeliacin,
limonoid, azadirone dan derivatnya, gedunin dan derivatnya, tipe kandungan
vilasinin dan C secomeliacins seperti nimbin, salanin dan azadirachtin.
Kandungan nonisoprenoid meliputi protein (asam amino) dan karbohidrat
(polisakarida), konponen sulfur, polifenolik seperti flavonoid dan glikosidanya,
dihidrocalcone, kumarin dan tannin, komponen alifatik, dan lainnya. Pada kulit
batang mimba mengandung catechin dan NB II Peptidoglycan yang diduga
mempunyai aktivitas imunomodulator (Biswas, 2002). Kandungan senyawa pada
daun mimba antara lain: karbohidrat, β; sitosterol, calsium, fiber, magnesium,
nimbaflavon, nimbolide, phosphorus, protein, quercetin, rutin (Duke, 1996).
Penelitian tanaman mimba sebagai imunomodulator sudah banyak
dilakukan, antara lain: Efek imunomodulator minyak mimba pada mencit
menunjukkan adanya peningkatan proliferasi limfosit (Upadhyay, 1992); Ekstrak
air daun mimba pada 100 mg/kg setelah 3 minggu pemberian secara oral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
menyebabkan peningkatan IgM dan IgG disertai peningkatan titer antibody
antiovalbumin pada mencit (Ray, 1996); Efek Imunomodulator dari NIM;76,
suatu fraksi volatile dari biji mimba pada tikus. Pada pemberian NIM;76 dengan
dosis 120 mg/kgBB terdapat peningkatan aktivitas makrofag dan respon
proliferasi limfosit tikus (Sairam, 1997); Ekstrak air dari daun mimba
meningkatkan sistem imun tubuh baik dengan peningkatan humoral (antibodi) dan
sistem imun tergantung sel (Biswas, 2002) ; Preparat daun mimba dapat
meningkatkan aktivasi imun yang menghambat perkembangan
dan B16 dengan induksi proliferasi limfosit pada mencit
galur swiss dan C57BL/6 (Baral, 2004). Preparat daun mimba meningkatkan
respon imun Th 1 dan imunitas anti tumor melawan antigen tumor payudara
dengan hasil peningkatan antibodi tergantung sel sitotoksik (ADCC) dan sel T
sitotoksik (CTL) (Mandal, 2007).
* ' + + !
Imunitas adalah suatu keadaan dimana tubuh resisten terhadap penyakit
terutama penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan
dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun sedangkan reaksi yang
dikoordinasi sel;sel dan molekul;molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya
disebut respon imun (Baratawidjaja, 2004). Imunitas bersifat alami (bawaan) dan
didapat (adaptif). Imunitas yang alami adalah imunitas yang tidak diperoleh
melalui kontak dengan suatu antigen dan bersifat non spesifik, sedangkan
imunitas didapat adalah imunitas yang diperoleh setelah pemaparan terhadap
suatu penyebab infeksi, bersifat khusus dan dapat diperantarai oleh antibodi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
sel limfoid. Masuknya zat asing dalam tubuh akan menimbulkan berbagai macam
reaksi yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan dirinya (Gan, 1991).
Antigen yang masuk dalam tubuh akan mengaktifkan makrofag atau
monosit. Makrofag akan mempengaruhi sel imunokompeten yaitu sel limfoid dari
sistem retikuloendotelial. Antigen yang telah diaktifkan oleh plasma sel akan
merangsang sel limfoid dalam proses imunologik selanjutnya. Sel limfosit terdiri
dari dua jenis sel, yaitu sel B dan sel T. Pada kontak pertama, di bawah pengaruh
antigen, sel B akan berdiferensiasi dan berproliferasi menjadi sel plasma yang
menghasilkan antibodi, sedangkan sel T ( ! " akan tersensitisasi
menjadi menghasilkan limfokin, reaksi imun seluler. Disamping
itu, diferensiasi dan proliferasi sel B dan sel T menghasilkan sel memori. Pada
kontak ulang, sel memori tersebut akan lebih cepat berproliferasi menjadi sel
plasma dan (gambar 1) Memori imunologik dapat berada dalam
bentuk memori pasif jangka pendek dan memori aktif jangka panjang (Gan,
1991).
#+,#$ 1 !" !#)#! !'*" ! -#! .(! + ! , % !(!*+4 5,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
0 + !(+(- )#'($
Imunomodulator dapat didefinisikan sebagai substansi biologi atau
sintetis yang mampu menstimulasi, menekan, atau memodulasi komponen;
komponen pada sistem imun. Fungsi utama sistem imun adalah melindungi
individu dalam menghadapi agen infeksi dan potensial patogen. Hal ini
menempatkan sistem imun pada posisi vital yaitu antara kondisi sehat dan sakit
(Juyal, 2003).
Imunomodulator dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
imunorestorasi, imunosupresan, dan imunostimulan. Imunorestorasi adalah
pengembalian fungsi sistem imun yang terganggu dengan memberikan berbagai
komponen sistem imun, seperti imunoglobulin (Baratawidjaja, 2004).
Imunostimulan adalah senyawa dari luar yang dapat membantu meningkatkan
resistensi tubuh terhadap antigen yang masuk (Juyal, 2003). Imunosupresi adalah
suatu penekanan sistem imun (Baratawidjaja, 2004).
Senyawa;senyawa yang bersifat sebagai imunomodulator antara lain:
rutin, saponin, polisakarida, artemisin, ginsenosid, inosin, limonen, asam linoleat,
asam oleanolik, asam ursolic. Sedangkan senyawa yang bersifat imunostimulan
antara lain: phosphorus (Duke, 1996).
*+/( *'
Limfosit adalah leukosit mononukleus dan tidak bergranula yang
mempunyai inti berwarna gelap yang mengandung kromatin tebal dan sitoplasma
yang berwarna biru pucat, suatu sel berinti satu berdiameter 7;12 Pm yang
mengandung inti dengan kromatin padat dan lingkaran kecil sitoplasma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(Anonim,1998). Limfosit mencakup sel T dan sel B, yang mempunyai peran
utama dalam imunitas (Brooks, 1995). Peningkatan dan penurunan konsentrasi sel
ini mempengaruhi kesehatan (imunitas) tubuh untuk mengenali antigen asing dan
penurunan respon imun (Dhote, 2005). Untuk terjadinya respons imun efektif
harus terjadi peristiwa seluler yang rumit yang berurutan. Antigen harus terikat
dan bila perlu diproses oleh sel penyaji antigen yang kemudian berhubungan dan
mengaktifkan sel B dan sel T. Sel T helper harus membantu sel B dan prekursor
sel T sitotoksik tertentu dan diperlukan mekanisme yang mampu melipatgandakan
jumlah sel efektor berpotensi dengan cara proliferasi dan berdiferensiasi, untuk
menghasilkan mediator imunitas humoral dan seluler. Integrasi dari interaksi
seluler yang rumit yang terjadi ! ! , yang merupakan dasar respons imun,
terjadi pada jaringan limfoid perifer atau sekunder, yang arsitekturnya teratur;
yaitu kelenjar getah bening, limpa (Roitt, 1994)..
!'*" !
Antigen yang juga disebut imunogen adalah bahan yang dapat
merangsang respon imun atau bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi yang
sudah ada tanpa memperhatikan kemampuannya untuk merangsang produksi
antibodi (Baratawidjaja, 2004). Secara fungsional antigen dibagi menjadi
imunogen dan hapten. Hapten adalah molekul kecil yang dapat merangsang
respon imun apabila diika oleh molekul besar. Kompleks antara hapten dan
molekul besar (disebut karier atau molekul pembawa) dapat berperan sebagai
imunogen (Baratawidjaja, 2004). Tidak semua antigen menimbulkan respon
imunogenik, namun semua imunogen adalah antigen (Janeway, 1994). Bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
daerah hipervariabel antibodi yang berkontak dengan antigen diberi istilah paratop
dan bagian antigen yang berkontak dengan paratop disebut epitop (Roitt, 1994).
Antigen eksogen adalah antigen yang masuk dari luar tubuh, misalnya
dengan inhalasi, ingesti atau injeksi. Oleh endositosis atau fagositosis, antigen ini
kemudian dipresentasikan pada # # (APCs) dan diproses
menjadi fragmen;fragmen. APCs kemudian mempresentasikan fragmen;fragmen
tersebut pada sel T helper (CD4+) dengan menggunakan molekul
histocompatibility kelas II pada permukaannya. Beberapa sel T spesifik terhadap
peptida: komplek MHC. Mereka kemudian diaktifkan dan mulai menghasilkan
sitokin. Sitokin adalah substansi yang dapat mengaktifkan limfosit T sitotoksik
(CTL), antibodi dari sel B, makrofag, dan partikel lain (Anonim, 2008c).
1 #& *! .#'*'*
Vaksin hepatitis B adalah vaksin yang dikembangkan untuk mencegah
infeksi virus hepatitis B. Vaksin rekombinan HbsAg (rHBsAg) diproduksi dengan
rekayasa genetik galur ! yang mengandung plasmid atau
gen untuk antigen HbsAg (Baratawidjaja, 2004). Setelah injeksi vaksin sebanyak
3 kali, suatu antibodi terhadap HbsAg akan mengalir di darah. Antibodi ini
dikenal sebagai $%& #. Antibodi dan memori sistem imun kemudian
menyediakan imunitas terhadap infeksi virus hepatitis B (Anonim, 2008d).
.#6#78 ! ®
Hepavax;Gene® adalah suatu vaksin rekombinan hepatitis B. Komponen
imunogenik yang terkandung, yaitu rekombinan antigen permukaan hepatitis B
(HbsAg), diproduksi dengan modifikasi yeast menggunakan '
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
% ( 1 ml vaksin mengandung 20 mcg
HbsAg yang diabsorbsikan pada 0,5 mg alumunium hidroksida. Hepavax;Gene®
adalah salah satu vaksin yang kualitasnya diakui WHO untuk imunisasi aktif
melawan virus Hepatitis B (Anonim, 2008e). Vaksin ini diproduksi oleh Berna
Biotech Korea Corporation.
& '$#& *
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang terlarut
supaya terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia
yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang
tidak dapat larut dalam cairan penyari (Anonim, 2000).
Cairan penyari yang biasa digunakan adalah air, eter atau campuran
etanol dan air. Penyarian simplisia dengan air dapat dilakukan dengan maserasi,
perkolasi atau penyeduhan dengan air mendidih. Penyarian campuran etanol dan
air dilakukan dengan cara maserasi dan perkolasi (Anonim, 1979).
Maserasi adalah salah satu cara penyarian yang sederhana yang
dilakukan dengan cara merendam serbuk dalam cairan penyari. Cairan penyari
akan menembus dinding rongga sel sehingga masuk dalam sel yang mengandung
zat aktif. Zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat
didesak keluar. Peristiwa tersebut terjadi berulang sehingga terjadi keseimbangan
antara di dalam dan di luar sel. Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia
yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari. Cairan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air;etanol, atau pelarut lain
(Anonim, 1986).
Etanol dipertimbangkan sebagai cairan penyari karena lebih selektif, sulit
ditumbuhi kapang dan kuman dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral,
absorbsinya baik, etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan,
dan panas yang dibutuhkan untuk pemekatan tidak terlalu tinggi (Anonim, 1986).
Etanol dapat melarutkan alkaloida basa, minyak menguap, glikosida,
kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, damar dan klorofil. Lemak,
malam, tanin dan saponin hanya sedikit larut, dengan demikian zat pengganggu
yang larut hanya terbatas (Anonim, 1986).
Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui viabilitas sel pada
uji proliferasi adalah dengan menggunakan metode MTT. Pada metode MTT,
garam tetrazolium MTT (3;(4,5;dimetil;tiazol;2;il);2,5;difeniltetrazolium
bromida), diabsorbsi ke dalam sel dan direduksi melalui reaksi yang ada di
mitokondria untuk membentuk formazan. Produk formazan terakumulasi di sel
karena tidak dapat menembus membran sel. Dengan penambahan DMSO,
isopropanol, atau pelarut yang tepat, maka produk formazan larut dan dibebaskan
sehingga dapat diukur secara kolorimetri. Kemampuan enzim dehidrogenase
mitokondria untuk mereduksi MTT merupakan indikasi adanya aktivitas
mitokondria, yang menggambarkan jumlah sel hidup. Pembacaan absorbansi
dilakukan pada panjang gelombang 550 nm dengan menggunakan
(Castell, 1997). Metode ini cepat, sensitif, akurat dan dapat mengukur
sampel dalam jumlah banyak (Doyle, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
$#!"&# +*&*$#!
Sistem imun merupakan sistem pertahanan tubuh terhadap segala macam
antigen yang masuk dalam tubuh. Peranannya sangat penting untuk mencegah
seseorang terserang penyakit. Karena fungsinya yang sangat penting inilah,
dibutuhkan sistem imun yang kuat. Peningkatan sistem imun dapat dilakukan
dengan cara pemberian suplemen makanan.
Daun mimba merupakan salah satu tanaman obat yang diduga dapat
digunakan sebagai imunostimulan. Daun mimba mempunyai kandungan rutin,
quercetin, polisakarida, phosphorus yang mempunyai aktivitas sebagai
imunomodulator. Berbagai penelitian efek imunomodulator daun mimba telah
dipublikasikan, antara lain penelitian Ekstrak air kulit batang mimba telah terbukti
mempunyai efek sebagai imunomodulator (Biswas, 2002); Ekstrak air daun
mimba pada 100 mg/kg setelah 3 minggu pemberian secara oral menyebabkan
peningkatan IgM dan IgG disertai peningkatan titer antibody antiovalbumin pada
mencit (Ray, 1996). Pemberian 120 mg/kgBB NIM;76, suatu fraksi menguap dari
minyak mimba menunjukkan peningkatan aktivitas imunostimulan dengan
mengaktifkan mekanisme imun yang diperantarai sel pada tikus (Sairam, 1997).
Penelitian ini adalah penelitian awal penemuan senyawa dari tanaman
yang berefek sebagai imunostimulan dengan cara peningkatan proliferasi sel
limfosit.
*.(' *
Ekstrak etanolik daun mimba ( A. Juss) mempunyai
efek sebagai imunostimulan dengan peningkatan proliferasi sel limfosit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
!* -#! #!9#!"#! ! )*'*#!
Penelitian pengaruh ekstrak etanolik daun mimba ( A.
Juss) terhadap peningkatan proliferasi sel limfosit pada tikus jantan galur wistar
ini termasuk penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola
satu arah.
#$*#, ) ! )*'*#! -#! /*!* * . $# *(!#)
1. Variabel bebas
Dosis ekstrak etanolik daun mimba yaitu: 35 mg/kg BB tikus, 70 mg/kg BB
tikus, 140 mg/kg BB tikus.
2. Variabel tergantung
Besar kenaikan proliferasi sel limfosit
3. Variabel pengacau terkendali
a. Suhu pembuatan ekstrak etanolik, dikendalikan pada suhu ruangan 25oC–
30oC.
b. Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan galur wistar berumur 3
bulan, berat badan 150;250 g
c. Medium tumbuh sel dikendalikan dengan menggunakan medium RPMI
1640.
d. Inkubasi sel limfosit dikendalikan dengan disimpan di inkubator dengan
aliran 5% CO2dan suhu 37oC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
e. Tempat tumbuh dan waktu pemanenan daun mimba dikendalikan dengan
memanen daun pada tempat dan waktu yang sama.
4. Variabel pengacau tak terkendali
Kondisi fisiologis dan patologis hewan uji
5. Definisi operasional
a. Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan galur wistar yang
diperoleh dari Unit Pemeliharaan Hewan Percobaan (UPHP) UGM
berumur 3 bulan.
b. Ekstrak etanolik daun mimba adalah hasil penyarian daun mimba dengan
metode maserasi menggunakan cairan penyari etanol 70%.
c. Imunostimulan ialah senyawa atau yang menyebabkan peningkatan
sistem imun tubuh antara lain dengan peningkatan proliferasi sel imun.
d. Peningkatan proliferasi sel limfosit adalah peningkatan pertumbuhan sel
yang ditandai dengan peningkatan jumlah sel kelompok perlakuan
dibandingkan dengan kontrol.
0 )#' -#! #%#! ! )*'*#! 1 )#'
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: alat;alat gelas,
timbangan analitik (Sartorius), alumunium foil, alat bedah, alat injeksi (Terumo),
# , tabung # (Nunc), autoklaf, # # ,
inkubator (Memmett), mikropipet, autoklaf, lemari pendingin, , )*$
(Nunc), (Labquib), mikroskop (Olympus), ELISA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
(SLT 340 ATC), (Nebaueur)+ tissue (Nice), sarung
tangan, masker.
#%#!
Bahan;bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah :
a. Daun mimba segar yang diambil dari Desa Gayamharjo, Sleman,
Yogyakarta
b. Hewan uji tikus jantan galur wistar berumur 3 bulan dengan berat badan
150;250 g
c. Etanol teknis 70%
d. Antigen: vaksin hepatitis B (Hepavac;gene®)
e. Bahan untuk kulturisasi sel limfosit
1) Media pencuci
Media RPMI : RPMI 1640 (Sigma), NaHCO3 (Sigma), HEPES
(Sigma), Aquabides steril
2) Buffer lisis eritrosit :
tris buffer ammonium klorida : tris base 0,17 M, NH4Cl 0,16 M
3) Media penumbuh: Medium komplit
a) Medium RPMI (Sigma)
b) Fetal bovine serum (FBS) 10 % (Gibco)
c) penisilin;streptomisin 1% v/v (Gibco)
d) fungison 0,5%
f. Bahan untuk uji proliferasi sel limfosit
MTT : 3;(4,5;dimetil;tiazol;2;il);2,5;dipheniltetrazolium bromide)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Buffer pelarut MTT : Phosphat buffered saline steril
Reagen Stopper: Sodium Dodesil Sulfat (SDS) dalam HCl 0,01 N
#'# 0#$# ! )*'*#! 1 ' $+*!# * '#!#+#!
Determinasi daum mimba dilakukan di laboratorium Farmakognosi
Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan
dipastikan juga kebenarannya menggunakan acuan baku (Backer dan Backuizen
van den Brink, Jr., 1965).
!" +. )#! -# ! +*+,#
Daun mimba yang digunakan diambil dari pohon mimba yang tumbuh di
Desa Gayamharjo, Sleman, Yogyakarta, pada bulan Mei 2008.
2 +, #'#! & '$#& '#!()*& -# ! +*+,#
Sepuluh bagian serbuk daun mimba dimaserasi dengan etanol teknis
sebanyak 70 bagian (Anonim, 1986). Maserasi dilakukan selama 24;48 jam
dengan pengadukan terus;menerus menggunakan shaker. Filtrat yang didapat
kemudian disaring dan kemudian dipekatkan dengan ! !
sampai sebagian besar etanol menguap dan terpisah dari filtrat. Filtrat yang
didapat dikeringkan dengan oven. Ekstrak kering kemudian ditimbang dan
selanjutnya digunakan sebagai senyawa uji.
: $)#& #! & '$#& '#!()*& -# ! +*+,# ' $%#-#. % ;#! 3*
Tiga kelompok hewan uji, masing;masing kelompok hewan uji diberi
perlakuan ekstrak etanolik daun mimba dengan dosis 35 mg/Kg BB, 70 mg/kg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BB, 140 mg/kg BB secara peroral setiap hari selama 48 hari. Kelompok keempat
diberi perlakuan aquades sebagai kontrol negatif.
< !- & * #!'*" !
Selama proses pemberian ekstrak mimba, hewan uji divaksinasi dengan
antigen untuk memicu respon imun. Proses vaksinasi dilakukan setelah proses
perlakuan dengan ekstrak etanolik selama 7 hari, masing;masing kelompok uji
diinduksi dengan antigen sebanyak 3 kali yaitu pada hari ke 7, 21, dan 35.
= )' $* # * ) )*+/( *'
Setelah proses induksi antigen selesai, hewan uji dikorbankan dan
diambil sel limfositnya dari organ limpa. Tikus diletakkan dalam posisi telentang,
kulit bagian perut dibuka dan dibersihkan selubung peritoneumnya dengan
alkohol 70%. Limpa diangkat dan diletakkan dalam cawan petri diameter 50 mm
yang berisi 5 ml medium RPMI. Limpa dibersihkan dengan pinset steril dari
organ dan jaringan yang mengikat. Limpa dicuci dibawah ,
-(LAF) dengan jalan memindahkan Limpa dari satu cawan petri ke cawan petri
berikutnya yang telah disiapkan (4;5 cawan petri berisi 10 ml medium tanpa
serum pada masing;masing petri).
Pada organ limpa dilakukan penyemprotan medium ke dalam organ
dengan alat suntik 5 ml atau 10 ml dari berbagai posisi sampai organ tampak
transparan dan didapatkan suspensi sel. Suspensi sel dimasukkan dalam tabung
sentrifus 10 ml. sel disentrifus pada 1200 rpm 4oC selama 10 menit. Pellet yang
didapat disuspensikan dalam 2 ml tris buffer ammonium klorida. Sel dicampur
menggunakan pipet. Suspensi tersebut kemudian disentrifus pada 1200 rpm 4o C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
selama 5 menit dan supernatannya dibuang. Pellet dicuci dengan RPMI 2 kali
dengan dara dipipet berulang;ulang dan disentrifus 1200 rpm 4oC selama 5 menit.
Supernatan dibuang dan sel limfosit disuspensikan dengan medium komplit. Sel
dihitung dengan hemositometer.
> !" & $#! . !*!"&#'#! .$()*/ $# * ) )*+/( *'
Dalam )* dimasukkan 100 Tl suspensi sel dalam media
RPMI yang sudah disterilkan dengan filter 0.22Tl + 100Tl senyawa antigen,
inkubasi 3 x 24 jam, 10Tl media kemudian diambil dari tiap;tiap sumuran lalu
tambahkan 10 Tl larutan 5 mg/ml MTT dalam PBS steril, inkubasi 4 jam.
Tambahkan 100Tl larutan stop (10 % SDS + HCl 0,01N dalam akuades). Inkubasi
dilanjutkan 18;20 jam dan selanjutnya dibaca absorbansinya dengan
menggunakan ELISA padaλ550 nm.
!#)* * # *)
Untuk menganalisis signifikansi antara perlakuan dan kontrol dilakukan
pengolahan data secara statistik. Data diuji normalitasnya, apabila distribusi data
normal, uji statistik yang dilakukan adalah uji parametrik dengan ANOVA satu
arah. Apabila distribusi data tidak normal, dilakukan uji non parametrik dengan
Kruskal;Wallis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
& +# ! )*'*#!
#+,#$ & +# $3# ! )*'*#!
Proses Ekstraksi daun mimba
Kontrol Aquades
Isolasi Limfosit dari Organ Limpa Hewan Uji
Uji Proliferasi Sel Limfosit dengan Metode MTT Persiapan Penelitian
Pengumpulan Daun Mimba
Induksi Antigen Kelompok Perlakuan 35mg/kgBB Kelompok Perlakuan 70mg/kgBB Kelompok Perlakuan 140mg/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
!" +. )#! # ! *+,# -#! +, #'#! *+.)* *#
Daun yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari tanaman
A. Juss (Mimba) yang diambil dari Desa Gayamharjo,
Sleman, Yogyakarta, pada bulan Mei tahun 2008. Bahan yang dikumpulkan
berasal dari satu pohon dan dalam sekali pemanenan. Hal ini bertujuan untuk
menghindari adanya perbedaan kualitas kandungan kimia dalam daun yang
diambil. Umur daun yang dipilih tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda sehingga
diperoleh kandungan senyawa aktif yang optimal. Selanjutnya dilakukan
pemisahan daun dari tangkai daun, bagian tumbuhan yang lain, atau dari bahan
asing yang ikut terbawa saat pemanenan daun mimba. Daun dicuci dengan air
mengalir untuk menghilangkan debu dan kotoran yang menempel.
Daun yang sudah dibersihkan dikeringkan di bawah sinar matahari
dengan ditutup kain hitam untuk mencegah kerusakan senyawa kemudian setelah
daun cukup kering, daun dikeringkan dengan oven pada suhu 40 – 60o C selama
24 jam sampai daun mudah dihancurkan. Daun kemudian diblender, diayak