• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Plankton

Dari kegiatan pengamatan plankton di laboratorium Hidrobiologi menunjukkan banyaknya spesies fitoplankton yang ditemukan pada perairan tersebut dan ditunjukkan pada Tabel 4:

Tabel 4 Hasil pengamatan Fitoplankton

No Gambar N Nama Spesies

Pengamatan Literatur

1 572 Chaetoceros

33

No Gambar N Nama Spesies

Pengamatan Literatur 2 452 Leuderia sp. 3 16 Peridinium 4 88 Coscinodiscus sp. 5 4 Rhizosolenia sp.

34

No Gambar N Nama Spesies

Pengamatan Literatur 6 72 Ceratium sp. 7 8 Gonyoulax sp. 8 228 Melosira sp. 9 8 Stigmophora 10 8 Pleurosigma

35 4.3.2 Kelimpahan Fitoplankton (N)

Perhitungan kelimpahan fitoplankton dihitung dengan menggunakan metode sapuan diatas gelas obyek Sedgwick Rafter dengan satuan individu per liter (ind/l). Kelimpahan jenis plankton dihitung berdasarkan persamaan menurut APHA (1989) sebagai berikut :

N = Oi/Op x Vr/Vo x 1/Vs x n/p dengan :

N = Jumlah individu per liter

Oi = Luas gelas penutup preparat (mm2) Op = Luas satu lapangan pandang (mm2) Vr = Volume air tersaring (ml)

Vo = Volume air yang diamati (ml) Vs = Volume air yang disaring (L)

n = Jumlah plankton pada seluruh lapangan pandang p = Jumlah lapangan pandang yang teramati

Dari hasil perhitungan kelimpahan fitoplankton yang telah teridentifikasi di perairan Tanjung Tembaga Pelabuhan Prikanan Mayangan Probolinggo diperoleh data kelimpahan tiap spesies pada Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5 Kelimpahan Fitoplankton setiap genus

No NAMA N 1 Chaetoceros sp 572 2 Leuderian sp 452 3 Peridinium 16 4 Coscinodiscus sp 88 5 Rhizosolenia sp 4 6 Ceratium sp 72 7 Gonyolax sp 8 8 Melosira sp 228 9 Stigmophora 8 10 Pleurosigma 8

36 Dari tabel diatas diketahui kelimpahan fitoplankton individu perliter yang paling tinggi pada perairan Tanjung Tembaga adalah jenis Chatoceros sp yaitusebanyak572. Sedangkan untuk kelimpahan yang paling rendah adalah jenis Rhizosolenia sp yang hanya memiliki kelimpahan perliter adalah 4. Kelimpahan untuk jenis Leuderian sp sebanyak 452, Peridinium sebanyak 16, Coscinodiscus sp sebanyak 88, Ceratium sp sebanyak 72, Gonyolax sp sebanyak 8, Melosira sp sebanyak 228, Stigmophora sebanyak 8 dan Pleurosigma sebanyak 8. Menurut Isnaini (2014) Chaetoceros sp termasuk kedalam kelas Bcilariophyceae (diatom) yang merupakan jenis fitoplankton yang paling toleran terhadap kondisi lingkungan seperti suhu, mampu berdaptasi dengan baik pada lingkungan perairannya dan memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi dibandingkan jenis fitoplankton yang lain sehingga kelimpahannya tinggi. Pada saat terjadi peningkatan zat hara, Chaetoceros sp mampu melakukan pembelahan mitosis sebanyak 3 kali dalam 24 jam.

4.3.3 Indeks Shannon-Wiener (Keanekaragaman Fitoplankton)

Indeks Shannon-Wiener digunakan untuk menghitung indeks keanekaragaman (diversity index) jenis, dihitung menurut Odum (1998):

s

H’ = -  (ni/N) ln (ni/N) i=1

Keterangan

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener ni = Jumlah individu genus ke-i

N = Jumlah total individu seluruh genera

Digunakan untuk mengetahui keanekaragaman jenis biota perairan, jika :  H < 1 = Komunitas biota tidak stabil atau kualitas air tercemar berat

 H 1-3 = Stabilitas komunitas biota sedang atau kualitas air tercemar sedang  H >3 = Stabilitas komunitas biota dalam kondisi prima atau stabil yaitu kualitas

37 Dari hasil perhitungan keanekaragaman fitoplankton yang telah teridentifikasi di perairan Tanjung Tembaga Pelabuhan Prikanan Mayangan Probolinggo diperoleh data keanekaragaman tiap spesies sebagai berikut:

s

H’ = -  (ni/N) ln (ni/N) i=1

= 1,49

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai keanekaragaman fitoplankton pada perairan Tanjung Tembaga Pelabuhan Perikanan Mayangan Problinggo sebanyak 1,49. Hal ini menunjukkan stabilitas komunitas biota sedang atau kualitas airnya tercemar sedang.

Keanekaraman fitoplankton di perairan ini memiliki kriteria sedang yang ditinjau dari keanekaragaman fitoplankton. Fitoplankton yang berbentuk segmen-segmen seperti Chaetoceros sp dan Leuderian sp memiliki jumlah yang masih tinggi tetapi jumlah yang bergabung dan jenisnya sedikit dibandingkan dengan fitoplankton yang hidup bersoliter. Hal ini dikarenakan fitoplankton yang berbentuk segmen lebih rentan dan sulit bertahan jika ada perubahan lingkungan atau perubahan iklim. Tetapi jika berada pada lingkungan yang optimum atau baik dan memiliki nutrient yang melimpah, jenis ini akan menjadi blooming. Hal ini juga akan berpengaruh bahkan mengganggu keseimbangan atau stabilitas komunitas biota pada perairan tersebut. Perairan ini juga termasuk dalam pencemaran rendah karena berada pada wilayah pelabuhan yang menjadi jalur lalu lintas kapal yang akan menuju ke Pelabuhan dan menyumbangkan banyak air ballas dan bahan pencemar lainnya. Kemudian salinitas pada perairan ini juga rendah yaitu 26 ‰. Walaupun parameter lainnya masih tergolong baik tetapi salinitasnya rendah sehingga menyebabkan kelimpahan plankton dan keanekaragaman plankton yang bernilai sedang.

4.3.4 Zooplankton

Dari kegiatan pengamatan plankton di laboratorium Hidrobiologi menunjukkan adanya spesies zooplankton pada perairan tersebut dan ditunjukkan pada Tabel 6:

38 Tabel 6 Hasil pengamatan Zooplankton

No Gambar N Nama Spesies

Pengamatan Literatur 1 12 Nauplius of Harpacticoida 2 16 Harpacticoida 3 16 Nauplius of Calanoida 4 20 Calanioda

39

No Gambar N Nama Spesies

Pengamatan Literatur 5 4 Nauplius of Cyclops 6 16 Cyclops 7 20 Larva Bivalvia 4.3.5 Kelimpahan Zooplankton (N)

Perhitungan kelimpahan zooplankton dihitung dengan menggunakan metode sapuan diatas gelas obyek Sedgwick Rafter dengan satuan individu per liter (ind/l). Kelimpahan jenis plankton dihitung berdasarkan persamaan menurut APHA (1989) sebagai berikut :

N = Oi/Op x Vr/Vo x 1/Vs x n/p dengan :

N = Jumlah individu per liter

Oi = Luas gelas penutup preparat (mm2) Op = Luas satu lapangan pandang (mm2) Vr = Volume air tersaring (ml)

40 Vs = Volume air yang disaring (L)

n = Jumlah plankton pada seluruh lapangan pandang p = Jumlah lapangan pandang yang teramati

Dari hasil perhitungan kelimpahan zooplankton yang telah teridentifikasi di perairan Tanjung Tembaga Pelabuhan Prikanan Mayangan Probolinggo diperoleh data kelimpahan tiap spesies pada Tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7 Nilai Kelimpahan Zooplankton

No Nama N 1 Nauplius of Harpacticoida 12 2 Harpacticoida 16 3 Nauplius of Calanoida 16 4 Calanioda 20 5 Nauplius of Cyclops 4 6 Cyclops 16 7 Larva Bivalvia 20

Dari tabel diatas diketahui kelimpahan zooplankton individu perliter yang paling tinggi pada perairan Tanjung Tembaga adalah jenis Calanioda sp dan Larva Bivalvia yaitusebanyak20. Sedangkan untuk kelimpahan yang paling rendah adalah jenis Nauplius of Cyclops yang hanya memiliki kelimpahan perliter adalah 4. Kelimpahan untuk jenis Harpacticoida ,Nauplius of Calanoida dan Cyclops sebanyak 16, sedangkan untuk spesies Nauplius of Harpacticoida sebanyak 12. Menurut Pranoto (2005) fluktuasi komposisi jens zooplankton dipengaruhi oleh ketersediaan makanan, kondisi lingkungan yang sesuai, persaingan dan pemangsaan serta pengaruh migrasi vertikal zooplankton. Jenis calanoida dari kelas crustacea kelimpahannya lebih tinggi karena pada umumnya bersifat euryhalin, lebih mampu bertahan dari salinitas yang luas atau beruaya jauh kemuara sungai, sedangkan kisaran salinitas di perairan Proboliggo berkisar 26‰.

4.3.6 Indeks Shannon-Wiener (Keanekaragaman Zooplankton)

Indeks Shannon-Wiener digunakan untuk menghitung indeks keanekaragaman (diversity index) jenis, dihitung menurut Odum (1998):

41 s

H’ = -  (ni/N) ln (ni/N) i=1

Keterangan :

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener ni = Jumlah individu genus ke-i

N = Jumlah total individu seluruh genera

Digunakan untuk mengetahui keanekaragaman jenis biota perairan, jika :  H < 1 = Komunitas biota tidak stabil atau kualitas air tercemar berat

 H 1-3 = Stabilitas komunitas biota sedang atau kualitas air tercemar sedang  H > 3 = Stabilitas komunitas biota dalam kondisi prima atau stabil yaitu kualitas

air bersih.

Dari hasil perhitungan keanekaragaman zooplankton yang telah teridentifikasi di perairan Tanjung Tembaga Pelabuhan Prikanan Mayangan Probolinggo diperoleh data keanekaragaman tiap spesies sebagai berikut:

s

H’ = -  (ni/N) ln (ni/N) i=1

= 1,87

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai keanekaragaman zooplankton pada perairan Tanjung Tembaga Pelabuhan Perikanan Mayangan Problinggo sebanyak 1,87. Hal ini menunjukkan stabilitas komunitas biota sedang atau kualitas airnya tercemar sedang.

Kualitas suatu perairan menggenang dapat ditentukan berdasarkan fluktuasi populasi plankton yang mempengaruhi tingkat tropik perairan atau kolam tersebut. Fluktuasi dan popoulasi plankton sendiri dipengaruhi terutama perubahan berbagai faktor lingkungan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi populasi atau kelimpahan plankton adalah ketersediaan nutrisi disuatu perairan. Menurut Pranoto (2015) Faktor lingkungan sangat mempengaruhi kelimpahan zooplankton. Adanya kecepatan arus yang berubah-ubah pada tiap lokasi menyebabkan distribusi zooplankton tidak merata sehingga menyebabkan perubahan nilai kelimpahan

Dokumen terkait