• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

2.1.6 Tax Planning

Artinya :

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.

Berdasarkan ayat diatas dapat dipahami bahwa sesungguhnya konsep Islam melarang bentuk perdagangan yang informasinya diterima dengantidak lengkap dan tidak benar sehingga pembentukan harga tidak berjalan dengan mekanisme yang sehat. Sehingga dalam hal ini praktik perataan laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan termasuk melanggar konsep Islam. Karena disini artinya laporan keuangan yang disajikan tidak berisi informasi yang benar dan lengkap. Terutama untuk praktik perataan laba artificial dimana manajer menggeser beban dan pendapatan dari suatu periode ke periode yang lain.54 Sehingga informasi yang disajikan tidak benar dan tidak lengkap. Transaksi seperti ini bisa menimbulkan miss-information diantaranya adalah munabazah, an-najazy, muhaqolah.55 Bahkan hal ini bisa dikatakan termasuk persaingan yang tidak sempurna karena dicampuri oleh gharar, kebodohan, tadlis, perjudian, penipuan atau setiap bentuk pemakanan harta orang lain dengan cara yang bathil. Dalam peristiwa nyatanya disini praktik perataan laba yang dilakukan oleh manajemen termasuk dalam persaingan yang tidak sempurna karena manajer menggeser biaya dan pendapatan yang seharusnya ada menjadi tidak ada atau sebaliknya guna memunculkan laba yang stabil dengan tujuan menarik minat investor.

2.1.6 Tax Planning

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H yang dikutip Sukrisno dan Estralita dalam bukunya, pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan

54 Sari, Pengaruh ..., Skripsi (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015).

55 M. Hendri Anto, Pengantar Ekonomi Mikro Islam (Yogyakarta: Ekonisia, Oktober 2003) hlm 271.

25

tidak mendapat jasa timbal-balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, digunakan untuk membayar pengeluaran umum negara.56

Menurut Pohan dalam bukunya, Tax planning (perencanaan pajak) adalah suatu proses mengorganisasi usaha wajib pajak sedemikian rupa agar utang pajaknya baik pajak penghasilan maupun pajak lainnya berada dalam jumlah minimal, selama hal tersebut tidak melanggar ketentuan undang-undang.57 Berdasarkan pengertian tersebut artinya perencanaan pajak (tax planning) boleh dilakukan asal sesuai dengan aturan atau hukum yang berlaku dan dilakukan dengan jalan yang benar, sesuai dengan ayat Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 188 yang berbunyi:58 َِلإَْيَأَ ٍِّْيَبًقِٚسَفَإُهُكْؤَتِنَِوبَّكُحْناََٗنِإَبَِٓثَإُنْدُتََِٔمِطبَجْنبِثَىُكََُْٛثَىُكَنإَْيَأَإُهُكْؤَتََلأَ َ َ ِىْثِلإْبِثَِضبَُّنا ًََُهْعَتَْىُتََأَٔ {َ ٌَٕ 188 } Artinya:

Dan janganlah kamu makan harta diantara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.

Tax planning merupakan bagian dari manajemen perpajakan secara luas. Manajemen perpajakan merupakan upaya sistematis yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian di bidang perpajakan untuk mencapai pemenuhan kewajiban perpajakan yang minimum. Sedangkan perencanaan pajak atau tax planning merupakan tahap awal untuk melakukan analisis secara sistematis berbagai alternatif perlakuan perpajakan dengan tujuan untuk mencapai pemenuhan kewajiban perpajakan minimum.59

Tax planning dapat diterapkan ketika wajib pajak akan memulai kegiatan usahanya sampai penutupan usahanya (likuidasi). Perencanaan perpajakan dimulai pada saat akan mendirikan perusahaan (pemilihan bentuk usaha, pemilihan metode pembukuan,

56 Sukrisno dan Estralita, Akuntansi Perpajakan (Jakarta: Salemba Empat, 2012), Edisi 2 Revisi, hlm 4.

57 Pohan, Manajemen ..., Edisi Revisi, hlm 6. 58 Agama RI, Al-Quran ..., hlm. 23.

26

pemilihan lokasi usaha); saat menjalankan usaha (pemilihan transaksi-transaksi yang akan dilakukan dalam kegiataan operasionalnya, pemilihan metode akuntansi dan perpajakan, tanggung jawab terhadap stakeholder; saat akan menutup usaha (restrukturisasi usaha/perusahaan, likuidasi, merger).60

Menurut Pohan dalam bukunya, secara umum tujuan pokok yang ingin dicapai dari Tax Planning (perencanaan pajak) yang baik yaitu:61

1. Meminimalisasikan beban pajak yang terhutang. 2. Memaksimalkan laba setelah pajak.

3. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika terjadi pemeriksaann pajak oleh fiskus.

4. Memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar, efisien, dan efektif, sesuai dengan ketentuan perpajakan, yang antara lain meliputi:

a. Mematuhi segala ketentuan administratif, sehingga terhindar dari pengenaan sanksi, baik sanksi administratif maupun pidana.

b. Melaksanakan secara efektif segala ketentuan undang-undang perpajakan yang terkait dengan pelaksanaan pemasaran, pembelian, dan fungsi keuangan, seperti pemotongan dan pemungutan pajak.

Sedangkan manfaat dari tax planning yaitu melakukan penghematan kas keluar, karena pajak merupakan unsur biaya yang dapat dikurangi. Serta mengatur aliran kas masuk dan keluar, karena dengan perencanaan pajak yang matang dapat diperkirakan kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara akurat.62

Dalam melakukan perencanaan pajak (tax planning)pastinya manajer dipengaruhi oleh beberapa motivasi, diantaranya yaitu:63

60

Pohan, Manajemen ..., Edisi Revisi, hlm 9. 61 Ibid., hlm 21.

62 Ibid., hlm 20. 63 Ibid. hlm 18-19.

27

1. Tingkat kerumitan suatu peraturan

Makin rumit peraturan perpajakan, muncul kecenderungan wajib pajak untuk menghindarinya karena biaya untuk mematuhinya.

2. Besarnya pajak yang dibayar

Makin besar jumlah pajak yang harus dibayar, akan makin besar pula kecenderungan wajib pajak untuk melakukkan kecurangan dengan cara memperkecil jumlah pembayaran pajaknya.

3. Resiko deteksi

Resiko deteksi ini berhubungan dengan tingkat probabilitas apakah pelanggaran ketentuan perpajakan akan terdeteksi atau tidak. Makin rendah resiko terdeteksi, wajib pajak cenderung untuk melakukan pelanggaran.

Terdapat empat prinsip yang harus diperhatikan manajemen dalam melakukan perencanaan pajak, yaitu:64

1. Mengetahui ketentuan perpajakan yang dimuat dalam perundang-undangan perpajakan. Sehingga tax planning tidak akan melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2. Legal (tidak melanggar hukum). 3. Menguasai strategi dan tekhnik. 4. Secara bisnis masuk akal.

5. Didukung oleh bukti-bukti yang memadai.

64 Dewi Sartika, Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Pemoderasi Pada Perusahaan, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi (2015).

Dokumen terkait