• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II SEJARAH, PLATFORM, VISI DAN MISI, PARTAI

B. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

3. Platform Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Platform Partai Keadilan Sejahtera merupakan dokumen yang merefleksikan visi, misi, program dan sikap partai terhadap berbagai persoalan Bangsa Indonesia. Platform ini akan menjadi motivasi dan penggerak utama kegiatan partai, dan akan menjadikan semua aset PKS di semua sektor kehidupan, dapat diberdayakan dan didayagunakan (istighlallil amtsal aset dakwah), bekerja secara terintegrasi, kontinue, fokus dan terarah sehingga sumber daya partai yang terbatas bisa dikelola secara baik menjadi efisien dan efektif untuk mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan dan secara langsung bisa dirasakan oleh para simpatisan, konstituen partai, dan masyarakat Indonesia.

Adapun Platform Partai Keadilan Sejahtera adalah: 30 a) Bidang Politik

1) Berkaitan dengan bentuk Negara, sebagai wujud dari rasa tanggung jawab muslimin terhadap rumah besarnya yang bernama Indonesia., dan panggilan dakwah yang menjadi rahmat bagi semesta alam, PKS bahu-membahu bersama entitas politik lainnya untuk mengisi

29

Lihat Profil Singkat Partai Keadilan, h 28.

30Ringkasan Eksekutif, Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera, Jalan Keadilan Menuju Kesejahteraan, tt, h. vi-xvii

pembangunan menuju Indonesia yang maju, kuat, aman, adil, sejahtera dan bermartabat sesuai dengan cita-cita universal, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil dan makmur dibawah lindungan Allah.

2) Berkaitan dengan dinamika politik nasional, PKS mendorong agar Indonesia Baru kedepan berada pada kondisi politik yang sehat dan dinamis, dimana terjadi pematangan dari kondisi transisi menuju konsolidasi demokrasi yang mantap, yang ditandai dengan terbuka lebarnya ruang ekspresi masyarakat dalam koridor hukum dan tertib sosial. Pembangunan politik dan pembangunan ekonomi adalah dua sisi mata uang dalam jiwa rakyat, dimana satu sisi mempersembahkan rasa adil dan sisi lainnya menciptakan kesejahteraan, yang mana kesuksesan dua sisi ini akan menumbuhkan perasaan aman dan tentram bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.

3) Berkaitan dengan model demokrasi. Eksperimentasi politik di masa transisi saat ini ditandai dengan terbuka lebarnya ruang ekspresi dan ledakan partisipasi politik dalam bentuk munculnya banyak partai politik, namun tetap dalam format sistem presidensial. PKS berkeyakinan bahwa sistem presidensial dengan jumlah partai yang sedikit tampak lebih mungkin dikembangkan, karenanya penyederhanaan jumlah partai peserta pemilu secara bertahap dengan penerapan ”batas ambang” adalah langkah yang rasional dan obyektif.

4) Berkaitan dengan sistem Ketatanegaraan. Dengan wilayah yang luas dari Sabang sampai Merauke; dengan beragam etnik, budaya dan agama, sumber daya alam yang berlimpah di darat, laut dan udara; serta dengan jumlah penduduk yang besar maka rentang kendali Indonesia begitu luas. Disisi lain pasca krisis ekonomi tatanan sosio-politik-ekonomi yang masih tradisional menuntut pementapan dan redefinisi peran Negara secara lebih tegas, begitu juga dari sisi globalisasi, kesemuanya merupakan tantangan bagi Indonesia sebagai Negara berkembang. PKS berkeyakinan, bahwa pemerintah mestilah efesien dan efektif dalam mengelola Negara. Secara bertahap bersama tumbuhnya kekuatan Negara, maka pemerintah mengambil posisi pada pengelolaan fungsi minimal Negara, dan menyerahkan fungsi lainnya bagi partisipasi masyarakat. Dengan demikian pemerintah akan fokus dalam aspek pertahanan, keamanan, hukum, proteksi kepemilikan pribadi, manajemen makro ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat serta program-program anti kemiskinan dan penanggulangan bencana yang jelas merupakan fungsi-fungsi yang menjadi kewajiban Negara untuk menegakkannya.

5) Berkaitan dengan tata hubungan pemerintahan secara vertikal serta Otonomi Daerah, maka PKS bahwa hubungan ini dilaksanakan dengan menjalankan kewenangan pusat secara lebih efektif sekaligus dengan meningkatkan kualitas pelaksanaan kewenangan daerah melalui

penguatan kelembagaan, pembinaan SDM, dan peningkatan kapasitas. PKS memandang perlunya Otonomi Daerah yang terkontrol dan terkoordinasi oleh pemerintah pusat, namun tetap berorientasi pada semangat keadilan dan proporsionalitas melalui musyawarah dalam lembaga-lembaga kenegaraan di pusat, propinsi dan di daerah. PKS menentang dengan keras kepala segala bentuk praktek Otonomi Daerah yang hanya menghasilkan konflik otoritas dan menyebarkan virus korupsi, kolusi dan nepotisme kepada oknum-oknum daerah yang menyengsarakan nasib rakyat. Karena itu, transparasi dan akuntabilitas pelaksanaan dana dekonsentrasi untuk pembangunan daerah menjadi sangat penting.

6) PKS berpendapat, bahwa dalam kerangka implementasi dan eksekusi kebijakan politik Negara secara efesien dan efektif, maka keberadaan institusi birokrasi Negara dan tata kelola pemerintahan yang baik, rapi dan kredibel akan mendorong terwujudnya stabilitas politik dan ekonomi yang dinamis dan tanpa distorsi. Birokrasi yang bersih, peduli dan professional merupakan cermin akan “tubuh” bangsa ini sehari-hari yang merefleksikan ruh pengelolaan Negara. Tata pemerintahan yang baik, kami yakini menjadi prasyarat kunci bagi tegaknya pemerintahan yang bersih-peduli-profesional harus menyatu dalam tubuh pengelolaan birokrasi, yakni: tata pemerintahan yang

berwawasan ke depan, transparan, akuntabel, menerapkan prinsip meritokrasi, kompetitif, serta mendorong partisipasi publik.

7) PKS berkeyakinan, bahwa strategi penegakan hukum harus diawali dengan membersihkan aparat penegaknya dari prilaku bermasalah yang koruptif, sesuai dengan pepatah, “hanya sapu bersih yang dapat membersihkan lantai kotor” sebab, penegakan hukum sangat bergantung pada aparat yang bersih, baik di kepolisian, kejaksaan, kehakiman, dan jajaran birokrasi yag menjalankan fungsi-fungsi penegakan hukum tersebut.

b) Bidang Perekonomian

Untuk mengatasi persoalan ekonomi dan meningkatkan pembangunan ekonomi bangsa, maka PKS mengusulkan langkah-langkah perbaikan penting yang terdiri dari : melipatgandakan produktivitas petani dan nelayan; meningkatkan daya saing sektor industri dan jasa; membangun sektor-sektor yang menjadi sumber pertumbuhan yang baru, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan kehidupan bangsa melalui harmonisasi dengan lingkungan hidup. PKS menyakini bahwa

1) Kemiskinan sebagai musuh kemanusian harus dibasmi dan upaya pengentasan kemiskinan harus menjadi prioritas pembangunan. Mengingat penduduk miskin terutama adalah para petani dan nelayan yang sejara umum tinggal dipedesaan, maka perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian terhadap sektor pertanian merupakan

paradoks mengingat potensi sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan sangat besar. Untuk itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan bersamaan dengan pelipatgandaan produktivitas sektor pertanian.

2) Ketimpangan pendapatan yang sangat tajam antara penduduk di sektor pertambangan dan pertanian serta ketertutupan antara sektor pembangunan menjadi sangat rawan terhadap gejolak sosial. PKS berkeyakinan, bahwa pemerataan pendapatan hanya dapat diatasi apabila koordinasi lintas sektoral dikelola secara baik dengan membuat keterkaitan input-output antara sektor yang satu dengan yang lain dalam kerangka kerja integratif, baik kedepan maupun kebelakang dalam setiap sektor, terjadi dalam sebuah harmoni yang terintegrasi akan memunculkan kekuatan sinergi pembangunan, dan menghasilkan pemerataan pendapatan.

3) Tekanan global dan rendahnya daya saing produk industri nasional tidak akan dapat diselesaikan sebelum kita menyadari, bahwa hakikat persaingan di era global ini sarat dengan informasi yang asimetrik. PKS berkeyakinan bahwa pengembangan SDM yang berkualitas dan penguasaan teknologi serta kemempuan inovasi melalui penelitian dan pengembangan adalah kunci peningkatan daya saing industri nasional. Rendahnya daya saing industri nasional juga diakibatkan oleh lambatnya perbaikan iklim investasi dan pembangunan infrastruktur

dasar. Reformasi birokrasi dan upaya pemberantasan korupsi merupakan agenda utama diluar kebijakan ekonomi yang harus dituntaskan untuk menghilangkan praktek perburuan rente (rent seeking) yang telah mengakar dalam dunia bisnis nasional yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi.

4) Melaju cepatnya sektor keuangan pasar modal untuk investasi jangka pendek yang terpaut jauh dari sektor riil adalah pertanda, bahwa upaya mengejar keuntungan jangka pendek telah melebihi realitas roda perputaran ekonomi yang terjadi sesungguhnya di lapangan. Padahal semestinya, sektor keuangan adalah darah segar bagi tumbuhnya sektor riil ekonomi yang menggerakkan roda-roda industri barang dan jasa. Untuk memecahkan persoalan ini PKS menyakini bahwa perbaikan sektor riil hanya bisa dilakukan dengan melakukan pengurangan terhadap tindakan spekulatif di sektor keuangan. Dan menciptakan sistem yang mampu mengintegrasi sektor keuangan dan sektor riil untuk meningkatkan investasi langsung.

5) Berbagai kerusakan lingkungan dan eksploitasi SDA yang berlebihan selama ini telah menuai bencana bagi rakyat. Karenanya PKS menyakini bahwa pembangunan berkelanjutan adalah hal yang mutlak dikembangkan. Upaya untuk mereduksi kerusakan alam hanya bisa direalisir apabila kita meningkatkan kemampuan SDM dan penguasaan Iptek, sehingga mampu melakukan proses produksi yang

bernilai tambah tinggi dengan meminimalisir penggunaan input SDA. Proses teknologi yang hemat SDA dengan nilai tambah tinggi menjadi pilihan penting pembangunan industri kita.

6) PKS memandang bahwa program reformasi ekonomi harus dilandasi oleh semangat mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa dengan mengerahkan segenap potensi ekonomi nasional untuk tujuan kemakmuran rakyat dan menciptakan fundamental ekonomi nasional yang kokoh. PKS berkomitmen untuk mendorong program reformasi ekonomi sebagai pilar pemulihan perekonomian nasional dan mengawal jalannya proses reformasi dari pembelokan arah (backtracking) untuk kepentingan kelompok tertentu dan ketamakan pemburu rente ekonomi. PKS berpendapat, bahwa stabilitas makroekonomi adalah kondisi penting untuk perekonomian, namun tidak mencukupi jika tidak diarahkan untuk mendorong dinamika sektor riil. Stabilitas makroekonomi harus berakhir dengan bergeraknya sektor riil dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Karena itu, PKS memandang bahwa stabilitas makro ekonomi harus dibingkai dengan komitmen kuat terhadap kesejahteraan rakyat. Berdasarkan analisis permasalahan ekonomi nasional yang ada maka PKS menetapkan platform perekonomian PKS yang meliputi :

1) Mendorong penciptaan lapangan kerja yang seluas-luasnya serta layak bagi kemanusiaan untuk menghapuskan kemiskinan dan mendorong

pemerataan pendapatan dan kesejahteraan melalui program pemberdayaan masyarakat miskin dan sektor informal;

2) Membangun industri nasional yang tangguh dan berdaya saing tinggi, berbasis SDM berualitas dan kemampuan inovasi teknologi yang memadai dalam rangka mencapai kemandirian bangsa;

3) Mencapai pertumbuhan ekonomi yang bernilai tambah tinggi untuk mecapai pembangunan lestari yang berbasis pada integrasi antar sektor serta pembangunan berbasis wilayah dan potensi regional yang menjangkau masyarakat luas;

4) Membatasi tindakan spekulasi, monopoli dan kriminal ekonomi yang dilakukan oleh penguasa modal dan sumber-sumber ekonomi lain untuk menjamin terciptanya kesetaraan bagi seluruh pelaku usaha bagi terwujudnya ekonomi egaliter.

c) Bidang Sosial Budaya

Karena misi yang diemban PKS dalam bidang sosial budaya adalah “membangun kecerdasan manusia Indonesia, kesalehan sosial dan kemajuan budaya demi mengangkat martabat bangsa”. Dalam bahasa yang lebih gamblang dapat diterjemahkan sebagai “Menghapus kebodohan, kekerasan sosial, dan keterbelakangan budaya” sebab kita memandang kebodohan, kekerasan, serta keterbelakangan sebagai musuh sosial seluruh bangsa.

Demi mendekatkan realitas dengan visi yang dicitakan itu, maka langkah utama PKS adalah :

1) Memastikan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) meliputi sandang, pangan, papan, kendaraan dan simpanan/ tabungan. PKS menegaskan perlunya infrastruktur pelayan pemerintah diperbaiki agar sanggup menghadapi dan melawan jaringan spekulan yang telah merugikan masyarakat banyak.

2) Peningkatan partsipasi pendidikan yang bermutu. PKS mencanangkan peningkatan partisipasi pendidikan yang bermutu harus terus digencarkan. Pendidikan berkualitas dengan biaya terjangkau yang disesuaikan dengan kemampuan daerah masing-masing, bahkan diupayakan gratis untuk fasilitas kewajiban belajar untuk masa 9-12 tahun, hingga tingkat sekolah menegah atas. Penetapan anggaran pendidikan sebesar 20% dari anggaran Negara sesuai dengan ketentuan konstitusi perlu dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan aspek-aspek strategis. Perbaikan kurikulum merupakan salah satu prioritas agar peningkatan pengetahuan sejalan dengan pengembangan keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan untuk memenuhi pasar lapangan kerja.

3) Terwujudnya status kesehatan paripurna bagi semua sehingga dapat membangun bangsa dan Negara dalam kerangka beribadah kepada Allah Swt. Pembangunan kesehatan harus dilaksanakan secara adil, berkualitas dan berkesinambungan bersama seluruh elemen bangsa menuju derajat kesehatan yang lebih baik. Secara umum pembangunan

kesehatan perlu difokuskan pada upaya mengimplementasikan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan mengembangkan system pendukungnya secara berkualitas, antara lain: peningkatan kuota anggaran kesehatan, perbaikan system pembiayaan kesehatan, peningkatan peran serta masyarakat, peningkatan sumber daya kesehatan, serta kefarmasian kesehatan yang berkualitas dan mudah di akses bagi masyarakat, peningkatan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan serta kebijakan kesehatan yang berkeadilan. 4) Penanaman nilai kemandirian dan kesetiakawanan sosial. Perlu

dibangun kepercayaan diri dan nilai kemandirian sebagai titik awal perubahan, semangat kemandirian harus digalakkan tidak boleh mengarah pada gejala individualisme dan egoisme, selain akan merusak modal sosial yang telah ditanam. Kemandirian individu dibangun ditas rasa kesetiakawanan sosial yang harus terus diperluas, sehingga membentuk komunitas yang mencintai kebajikan

5) Gerakan kebudayaan yang progresif. PKS menilai, kebudayaan dalam tataran konseptual-akademik sudah saatnya untuk dimobilisasi melalui gerakan baru yang progresif dalam hal: pengkaderan seniman-budayawan yang tercerahkan, pembentukan komunitas budaya di wilayah kota dan desa, serta perakitan jaringan kebudayaan lokal, nasional dan global. Dengan demikian kebudayaan baru Indonesia

sangat menghargai warisan budaya lokal/tradisional serta bersikap selektif/ adaptif terhadap arus budaya global/modern.

Adapun langkah penunjang dari platform PKS tersebut yakni: 31 a) Bidang Politik

1) Politik Nasional

2) Kepemimpinan Nasional 3) Ketatanegaraan

4) Reformasi Birokrasi, Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi 5) Penegakan Hukum dan Perlindungan HAM

6) Pertahanan 7) Keamanan 8) Kewilayahan 9) Politik Luar Negeri

10)Komunikasi dan Informasi b) Bidang Perekonomian

1) Penegakan Reformasi Ekonomi 2) Kerangka Ekonomi Makro 3) Pengentasan Kemiskinan 4) Investasi dan Infrastruktur 5) Perbankan dan Finansial

31

http://www.pk-sejahtera.org/v2/downloas/pdf/platform.pembangunan.pks.pdf. diakses pada tanggal 21 November 2008, pukul 21:03

6) Ekonomi Syariah

7) Industr, Iptek, BUMN dan Perdagangan 8) Pertanian Kehutanan dan Kelautan

9) Energi, Pertambangan, dan Pengelolaan SDA 10)Usaha Kecil, Mikro dan Koperasi

11)Ketenagakerjaan, SDM, dan Penciptaan Lapangan Kerja

12)Desentralisasi Fiskal, Otonomi Daerah, dan Pembangunan Regional 13)Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

14)Perjuangan Petani 15)Perjuangan Buruh 16)Perjuangan Nelayan

17)Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup c) Bidang Sosial Budaya

1) Pendidikan Nasional

2) Pembangunan Kesehatan Nasional 3) Seni, Budaya dan Pariwisata 4) Pemberdayaan Masyarakat 5) Kepeloporan Pemuda 6) Olah Raga

7) Perempuan Indonesia 8) Pembinaan Keluarga

BAB III

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG DAN PERDA KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG

LARANGAN PROSTITUSI DAN PERBUATAN TUNA SUSILA

A. Kondisi Sosial Kota Bandar Lampung

1. Geografi

Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu Kota Bandar Lampung merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan, serta merupakan pusat kegiatan perekonomian dari propinsi Lampung.

Secara geografis kota Bandar Lampung terletak pada 5 20’ sampai dengan 5 30’ lintang selatan dan 105 28’ sampai dengan 105 37’ bujur timur. Letak tersebut berada dibagian selatan Propinsi Lampung (Teluk Lampung) dan di ujung selatan Pulau Sumatera. 32

Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197 Km terdiri dari 13 kecamatan dan 98 kelurahan. Secara administratif batas daerah kota Bandar Lampung adalah :

a. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

32 Kota Bandar Lampung dalam Angka 2007, BPS dan Bappeda Kota Bandar Lampung, 2007, hal. xxxiii

b. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Padang Cermin, Kecamatan Ketibung Kabupaten Lampung Selatan dan Teluk Lampung

c. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Gedong Tataan dan Padang Cermin Kabupaten Lampung Selatan

d. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.

2. Topografi 33

Wilayah Kota Bandar Lampung terletak pada ketinggian 0 sampai 700 meter diatas permukaan laut dengan topografi yang terdiri dari :

a) Daerah pantai yaitu sekitar Teluk Betung bagian selatan dan Panjang. b) Daerah perbukitan yaitu sekitar Teluk Betung bagian utara

c) Daerah dataran tinggi serta sedikit bergelombang terdapat disekitar Tanjung Karang bagian barat yang dipengaruhi oleh gunung Balau serta perbukitan Batu Serampok dibagian timur selatan.

d) Teluk Betung dan pulau-pulau kecil bagian selatan

Di tengah-tengah mengalir sungai Way Halim, Way Balau, Way Awi, Way Simpur di wilayah Tanjung Karang, dan Way Kuripan, Way Kuripan, Way Kupang, Way Garuntang, dan Way Kuwala yang mengalir di wilayah Teluk Betung.

33 Kota Bandar Lampung dalam Angka 2007, BPS dan Bappeda Kota Bandar Lampung, 2007,

3. Agama dan Pendidikan

Kota Bandar Lampung sendiri memiliki penduduk 844.608 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin jumlah Pria 423.423 jiwa dan wanita 421.185 jiwa. 34 Hampir 90% masyarakatnya memeluk agama Islam atau sekitar 755.851 jiwa, 31.695 jiwa memeluk Kristen, 23.081 jiwa memeluk Katholik, 7.799 jiwa memeluk Hindu, 26.182 jiwa memeluk Budha.35 Sedangkan Upah Minimum Regional (UMR) tenaga kerjanya pada tahun 2006 adalah Rp. 560.500,-. 36

Dalam hal pendidikan 3.948 jiwa merupakan lulusan Universitas Lampung terdiri dari 1.393 tingkat Diploma, dan 2.555 tingkat Sarjana Strata I, sedangkan 23.113 jiwa terdiri dari 10.947 laki-laki dan 11.166 perempuan, masih menyesaikan program Strata I dan Diploma di Universitas Lampung. 37 Untuk IAIN Raden Intan sebanyak 343 telah menyelesaikan tingkat Strata I, dan 1.888 jiwa yang terdiri dari 887 laki-laki dan 1.001 perempuan masih menyelesaikan program Strata I. 38

34

Kota Bandar Lampung dalam Angka 2007, BPS dan Bappeda Kota Bandar Lampung, 2007, h. 34 35 Ibid, h. 35 36Ibid , h. 47 37Ibid , h.. 75-79 38Ibid, h.. 80-83

4. Sejarah Singkat Kota Bandar Lampung 39

Sebelum tanggal 18 Maret 1964 Propinsi Lampung merupakan keresidenan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 1964, yang kemudian menjadi Undang-Undang No. 14 Tahun 1964, keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Propinsi Lampung dengan Ibu Kotanya Tanjung Karang Teluk Betung. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1983, Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjung Karang – Teluk Betung diganti namanya menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung terhitung sejak tanggal 17 Juni 1983, dan sejak Tahun 1999 berubah nama menjadi Kota Bandar Lampung.

Dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1975 dan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1982 tentang perubahan wilayah maka Kota Bandar Lampung diperluas dengan pemekaran dari 4 kecamatan 30 kelurahan menjadi 9 kecamatan dengan 58 kelurahan. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur/KDH Tingkat I Lampung No. G/185.B.111/Hk/1988 tanggal 6 Juli 1988 serta surat persetujuan MENDAGRI No. 140/1799/PUOD tanggal 19 Mei 1987 tentang Pemekaran Kelurahan di wilayah Kota Bandar Lampung, maka Kota Bandar Lampung terdiri dari 9 Kecamatan dengan 84 kelurahan. Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 04 Tahun 2001 tentang pembentukan, penghapusan

39 Kota Bandar Lampung dalam Angka 2007, BPS dan Bappeda Kota Bandar Lampung, 2007, h. xxxv

dan penggabungan kecamatan dan kelurahan dalam kota Bandar Lampung, maka Kota Bandar Lampung menjadi 13 kecamatan dengan 98 kelurahan.

Sejak berdirinya tahun 1965 sampai saat ini kota Bandar Lampung telah dijabat oleh Walikota/KDH Tingkat II Bandar Lampung berturut-turut sebagai berikut :

a) Sumarsono (1956-1957)

b) H. Zainal Abidin P.A (1957-1963) c) Alimudin Umar, SH (1963-1969) d) Drs. H. Thabrani Daud (1969-1976) e) Drs. H. Fauzi Saleh (1976-1981) f) Drs. H. Zulkarnain Subing (1981-1986) g) Drs. H. A. Nurdin Muhayat (1986-1995) h) Drs. H. Suharto (1995-2004)

i) Edy Sutrisno, S.Pd, M.Pd (Oktober 2005-sekarang)

B. Peta Politik Kota Bandar Lampung 40

Adapun jumlah pemilih dalam Pemilu Presiden dan Legislatif 2009 ini untuk sementara berjumlah 601.166 jiwa terdiri dari 305.924 perempuan dan 295.242 laki-laki yang tersebar di 12 Kecamatan.

Adapun jumlah partai yang ikut dalam Pemilu 2009 ini adalah 38 partai yakni Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA), Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), Partai

40Komisi Pemilihan Umum (KPU) Propinsi Lampung

Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA), Partai Barisan Nasional, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanan Nasional, Partai Republik Nusantara (RepublikaN), Partai Pelopor, Partai Golongan Karya (GOLKAR), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Nasional Banteng Kerakyatan Indonesia, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Patriot, Partai Demokrat (PD), Partai Kasih Demokrasi Indonesia, Partai Indonesia Sejahtera, Partai Buruh, Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI), Partai Serikat Indonesia, dan Partai Merdeka.

Adapun anggota DPRD kota Bandar Lampung berjumlah 40 orang yang terdiri dari 6 Fraksi yakni 6 anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, 8 dari Partai Keadilan Sejahtera, 9 dari Fraksi Golongan Karya, 6 Fraksi Reformasi, 4 Fraksi Bintang Persatuan, dan 7 dari Fraksi Demokrat.

C. Latar Belakang Perda Kota Bandar Lampung Nomor 15 Tahun 2002

1. Latar Belakang Sejarah Perda Kota Bandar lampung Nomor 15 tahun 2002 Tentang Prostitusi dan Larangan Perbuatan Tuna Susila.

Prostitusi merupakan salah satu penyakit sosial, yang berkaitan dengan masalah moral masyarakat, sekaligus juga merupakan pelanggaran hukum. Melegalkan lokalisasi prostitusi bukanlah merupakan solusi, akan tetapi, menghapuskannya juga bukan berarti tidak akan ada masalah yang timbul. Salah satu masalah yang akan timbul adalah keberatan masyarakat sekitar lokalisasi yang merasa terganggu akan praktek legal pelacuran, terutama tokoh

agama, masyarakat, pemuda, dan sebagian masyarat akan dampak adanya lokalisasi. Belum lagi ditambah sikap reaktif kelompok masyarakat (ormas agama/pemuda) secara luas melakukan reaksi sosial menentang kegiatan prostitusi. Sebab, hal ini bergantung faktor adat istiadat, norma-norma susila, dan agama yang menentang segala bentuk kegiatan pelacuran. 41

Saat ini PSK yang biasanya berkeliaran di sekitar jalan Yos Sudarso, mulai meramaikan pusat ruang publik Saburai. Pusat kota yang merupakan inti dari kehidupan masyarakat kota Bandar Lampung. Masalah ini bukan hanya dalam lingkup kecil buramnya wajah kota Bandar Lampung, lebih dari itu merupakan masalah pembangunan, kemasyarakatan, dan kesejahteraan sosial.

Para pelacur yang bekerja dengan menjual dirinya ini, biasanya mulai berkeliaran pada malam hari di berbagai tempat pusat keramaian, baik di pinggir-pinggir jalan maupun di hotel-hotel melati. Saad Asnawi, kepala Dinas Sosial Kota Bandar Lampung, mengatakan kota ini dipenuhi pelacur. "Biasanya pelacur bertempat di seputaran Pasar Seni, sekitar Hotel Ria, Bambu Kuning, Jalan Yos Sudarso, Terminal Rajabasa, dan beberapa hotel melati lainnya yang berada di dalam kota," ujar Saad.42

Sebagian PSK dan para waria serta mereka yang berisiko tertulari penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS juga beroperasi di jalan-jalan pusat

Dokumen terkait