• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Bahwa TERGUGAT III Konpensi dengan ini menolak dengan tegas seluruh dalil yang dikemukakan PENGGUGAT KONPENSI, kecuali apa-apa yang telah diakui dan dibenarkan secara tegas oleh TERGUGAT III Konpensi;

2. Bahwa dalil-dalil yang TERGUGAT III KONPENSI telah sampaikan dalam EKSEPSI mohon secara mutatis-mutandis dianggap digunakan kembali sebagai satu kesatuan serta bagian yang tidak terpisahkan dalam POKOK PERKARA ini.

3. Bahwa TERGUGAT III KONPENSI menolak dalil yang disampaikan PENGGUGAT KONPENSI dalam Posita Gugatan poin 1 sampai dengan poin 17, karena fakta yang sesungguhnya adalah sebagaimana akan disampaikan dalam poin selanjutnya.

halaman 25 dari 38 halaman, Putusan No.319 /Pdt/2016/PT.Bdg.

4. Bahwa sesungguhnya antara TERGUGAT I dan Lies Rodiah telah ditandatangani Perjanjian Kredit No. 0001768-SPK-7110-0313 tanggal 11 Maret 2013 yang telah dilegalisasi oleh Notaris Reny Andriany SH, selaku notaris dan PPAT di Bogor jo Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit Nomor 7002129-ADDPK-7110-1213 tanggal 17 Desember 2013 jo dilegalisasi oleh Notaris Reny Andriany SH, selaku notaris dan PPAT di Bogor jo Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit Nomor 5002374-ADDPK-7110-0814 tanggal 27 Agustus 2014 berikut seluruh Syarat dan Ketentuan Umum Pemberian Fasilitas Kredit (”SKUPK”) yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit.

(selanjutnya Perjanjian Kredit No. 0001768-SPK-7110-0313 tanggal 11 Maret 2013 yang telah dilegalisasi oleh Notaris Reny Andriany SH, selaku notaris dan PPAT di Bogor jo Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit Nomor 7002129-ADDPK-7110-1213 tanggal 17 Desember 2013 jo dilegalisasi oleh Notaris Reny Andriany SH, selaku notaris dan PPAT di Bogor jo Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit Nomor 5002374-ADDPK-7110-0814 tanggal 27 Agustus 2014 berikut seluruh Syarat dan Ketentuan Umum Pemberian Fasilitas Kredit (”SKUPK”) disebut sebagai

”Perjanjian Kredit”). Perjanjian Kredit tersebut juga ditandatangani oleh Muhamad Amir selaku Suami dari Lies Rodiah;

5. Bahwa untuk menjamin pelunasan atas Fasilitas Kredit tersebut, maka Lies Rodiah menyerahkan jaminan berupa Tanah dan Bangunan yang terletak di KP. Babakan RT.03 RW 03, Kelurahan Mustika Sari, Kecamatan Mustika Jaya, Kotamadya/Kabupaten Bekasi provinsi Jawa Barat, dengan bukti kepemilikan berupa SHM 5317 / Kel.Mustika Sari atas nama Lies Rodiah.

Sertifikat tersebut pada saat penandatanganan Perjanjian Kredit No.

0001768-SPK-7110-0313 tanggal 11 Maret 2013 sedang dalam proses pemecahan dari Sertifikat induk SHM No.2617/Mustikasari jo Surat Ukur Nomor 02306/Mustikasari/1999 tanggal 07 Januari 1999, dan proses pemecahan dilakukan oleh Notaris / PPAT di Bogor yang bernama Reny Andriany, SH. (selanjutnya SHM 5317/Kel. Mustikasari disebut sebagai

”Obyek Jaminan”);

6. Bahwa atas Obyek Jaminan tersebut telah diikat dengan Hak Tanggungan peringkat bertama berdasarkan Akta Pemberian Hak Tanggungan Nomor 75/2013 tanggal 30 Juli 2013 yang dibuat dihadapan Notaris/PPAT Kania Bagus Hutama, SH jo Sertifikat Hak Tanggungan No 10507/2013 tanggal 05 September 2013;

7. Bahwa pada saat penandatanganan Perjanjian Kredit, Lies Rodiah hadir

halaman 26 dari 38 halaman, Putusan No.319 /Pdt/2016/PT.Bdg.

bersama suaminya yang bernama Muhamad Amir, dan proses penandatanganan dokumen terkait pengikatan Hak Tanggungan pun yang didahului dengan Surat Kuasa Memasang Hak Tanggungan pun dihadiri dan ditandatangani oleh Lies Rodiah;

8. Bahwa asli sertifikat Hak Milik No. 5317 / Kel.Mustika Sari atas nama Lies Rodiah yang merupakan hasil pemecahan tersebut, diserahkan kepada TERGUGAT I setelah sertifikat tersebut diproses pemecahannya oleh Notaris, sehingga dalam hal ini, apabila TERGUGAT I dituduh telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum terkait dengan proses pemecahan sertifikat adalah suatu hal yang mengada-ada. Karena nyatanya antara PENGGUGAT dan TERGUGAT II telah saling mengenal, dan PENGGUGAT menyerahkan secara sukarela SHM 5317 / Kel.Mustika Sari berikut seluruh dokumen pelengkapnya kepada TERGUGAT II (vide butir 2 dan 3 Posita Gugatan) sehingga apabila terjadi penyalahgunaan sertifikat dan lain sebagainya adalah merupakan tanggungjawab dari Lies Rodiah selaku pemilik sertifikat;

9. Bahwa dalam proses pemberian kredit, Lies Rodiah tidak hanya menyerahkan sertifikat SHM 5317 / Kel.Mustika Sari atas nama Lies Rodiah kepada TERGUGAT I, namun juga menyerahkan dokumen-dokumen lainnya, seperti : Ijin Mendirikan Bangunan, Pajak Bumi dan Bangunan, Surat-surat terkait usaha perdagangan atas nama Lies Rodiah dan lainnya yang akan dibuktikan kelak pada tahap Pembuktian. Dokumen tersebut tidaklah bisa didapatkan bila tidak ada kerjasama antara PENGGUGAT dan TERGUGAT I;

10. Bahwa selain itu, pada saat dilakukan penelitian terhadap Obyek Jaminan maupun penilaian Obyek Jaminan, TERGUGAT II selalu ada pada lokasi Obyek Jaminan, dan apabila tidak ada kerjasama, apakah mungkin TERGUGAT II selalu berada pada obyek jaminan ? Hal ini menunjukkan adanya kerjasama antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT II untuk bersama sama melakukan penipuan dan membobol kredit dari TERGUGAT I.

11. Bahwa Dalil dari PENGGUGAT pada poin 8 yang menyatakan bahwa TERGUGAT III tidak melakukan pengecekan lapangan adalah adalah tidak benar, karena PENGGUGAT tidak mengetahui lingkup kerja dari TERGUGAT III, karena pengecekan di lapangan dilakukan oleh bagian lainnya. Bahkan sebagaimana disampaikan oleh TERGUGAT I dalam poin 10 diatas, sangatlah terlihat adanya kerjasama antara PENGGUGAT dan TERGUGAT II, karena proses penilaian jaminan dilakukan secara langsung

halaman 27 dari 38 halaman, Putusan No.319 /Pdt/2016/PT.Bdg.

dan tanpa konfirmasi terlebih dahulu, untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya;

12. Bahwa dalam melakukan penilaian mengenai kelayakan pemberian kredit kepada calon debitur, TERGUGAT I dan TERGUGAT III juga melakukan penilaian terhadap sumber pembayaran debitur, untuk menilai apakah debitur akan bisa melakukan pembayaran sesuai dengan besarnya cicilan yang harus dibayarkan dalam setiap bulan. Terkait dengan hal ini, TERGUGAT I mendapatkan slip gaji atas nama Lies Rodiah yang bertugas sebagai guru di SMP Negeri 8 Bekasi yang notabene hanya bisa didapatkan oleh TERGUGAT II dari PENGGUGAT. Apabila memang tidak ada kerjasama antara PENGGUGAT dan TERGUGAT II maka dokumen yang dikategorikan sebagai dokumen pribadi tersebut tidaklah dapat diserahkan oleh TERGUGAT II kepada TERGUGAT I dan TERGUGAT III sebagai dokumen persyaratan pengajuan kredit.

13. Bahwa selain dokumen tersebut, maka TERGUGAT I memiliki bukti 2 buah dokumen dari 2 orang yang berbeda yang menyatakan bahwa memang ada kerjasama antara PENGGUGAT dan TERGUGAT II. Bahwa dalam dokumen yang ditandatangani oleh TERGUGAT II tersebut, disebutkan antara lain poin2 sebagai berikut :

 Bahwa antara Lies Rodiah/PENGGUGAT dan TERGUGAT II memang melakukan kerjasama usaha bersama dalam bentuk Agen Pulsa dengan kesepakatan bagi hasil setiap bulannya. Usaha tersebut dilakukan sejak pertengahan tahun 2012 hingga 2014;

 Pengajuan Pinjaman dengan jaminan berupa AJB diberikan dan diketahui oleh Lies Rodiah untuk diagunkan ke Bank BTPN.

 Pada saat survey dari Bank BTPN ke rumah PENGGUGAT/ Lies Rodiah yang dijaminkan, PENGGUGAT mengetahui hal ini dan mengganti figur Tri Wahyuni menjadi sebagai PENGGUGAT dan suami Tri Wahyuni yang bernama Warkim sebagai Muhamad Amir (suami Lies Rodiah);

 Bahwa seluruh dokumen yang diperlukan untuk pengajuan pinjaman di Bank BTPN / TERGUGAT I termasuk slip gaji atas nama LIES RODIAH/PENGGUGAT adalah diserahkan secara sukarela oleh PENGGUGAT kepada TERGUGAT II. Hal ini termasuk dokumen identitas (KTP, KK, Buku Nikah) yang dipalsukan adalah dengan sepengetahuan PENGGUGAT, agar pinjaman di TERGUGAT I dapat segera dicairkan;

Bahwa asli dokumen ini akan dibuktikan kelak pada saat pembuktian;

14. Bahwa selain Dokumen Pernyataan dari TERGUGAT II, maka TERGUGAT I juga memiliki dokumen Pernyataan dari Warkim selaku istri dari TERGUGAT

halaman 28 dari 38 halaman, Putusan No.319 /Pdt/2016/PT.Bdg.

II yang diminta berperan menjadi Suami PEBGGUGAT. Dokumen tersebut antara lain menyatakan bahwa seluruh dokumen identitasi Lies Rodiah yang dipergunakan untuk mengajukan kredit di Bank BTPN Cileungsi adalah sudah diketahui oleh PENGGUGAT selaku pemilik jaminan, dan pemalsuan itu dengan tujuan untuk kongsi usaha antara TERGUGAT II dan PENGGUGAT.

PENGGUGAT menyerahkan sepenuhnya kepada TERGUGAT II dan Warkim untuk memproses pengajuan pinjaman dengan cara apapun, yang penting pengajuan di TERGUGAT I dapat disetujui.

15. Bahwa asli dokumen yang ditandatangani oleh TERGUGAT II dan Warkim tersebut akan dibuktikan kelak pada saat pembuktian, dan akan TERGUGAT I gunakan dalam proses hukum secara pidana terhadap pihak-pihak yang telah merugikan TERGUGAT I;

16. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut dibawah, maka TERGUGAT I meyakini mengenai adanya kerjasama antara TERGUGAT II dengan PENGGUGAT untuk secara bersama-sama membobol kredit pada TERGUGAT I dengan melakukan pemalsuan dokumen2 untuk diajukan kepada TERGUGAT I;

17. Bahwa selain hal tersebut diatas, dapat disampaikan bahwa sejak Desember 2014 PENGGUGAT pernah melakukan beberapa angsuran kredit kepada TERGUGAT I atas kredit yang diajukan oleh Lies Rodiah. Padahal posisi TERGUGAT II saat ini sedang dalam tahanan pada Rutan Pondok Bambu.

Ini membuktikan bahwa PENGGUGAT mengetahui sejak awal mengenai kredit yang dikucurkan oleh TERGUGAT I, dan karena PENGGUGAT turut menikmati maka PENGGUGAT bersedia membayarkan beberapa kali cicilan kredit kepada TERGUGAT I.

18. Bahwa karena pada akhir Maret 2015 tidak ada pembayaran lagi dari PENGGUGAT, maka TERGGUGAT I mengirimkan Surat Peringatan I tanggal 15 Mei 2015 kepada Lies Rodiah yang beralamat di Kp. Babakan, RT 03 RW 03, Mustikasari, Kecamatan Mustika Jaya, Bekasi;

19. Bahwa setelah diberikan Surat Peringatan I, ternyata tetap tidak ada itikad baik dari Lies Rodiah / PENGGUGAT maupun rekan kerjasamanya yaitu TERGUGAT II, sehingga TERGUGAT I mengirimkan kembali Surat Peringatan II pada tanggal 25 Mei 2015;

20. Bahwa setelah diberikan Surat Peringatan II, ternyata juga tetap tidak ada itikad baik dari Lies Rodiah / PENGGUGAT maupun rekan kerjasamanya yaitu TERGUGAT II, sehingga TERGUGAT I mengirimkan kembali Surat Peringatan III pada tanggal 09 Juni 2015;

21. Bahwa jelas dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan telah disepakati janji-janji sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat 2 Undang-Undang Hak

halaman 29 dari 38 halaman, Putusan No.319 /Pdt/2016/PT.Bdg.

Tanggungan No. 4 Tahun 1996, termasuk tetapi tidak terbatas pada janji bahwa TERGUGAT I sebagai Pemegang Hak Tanggungan Pertama mempunyai hak untuk menjual atas kekuasaan sendiri obyek Hak Tanggungan jika Debitur ingkar janji/wanprestasi;

22. Bahwa menurut hukum, vide Pasal 14 Undang-Undang Hak Tanggungan No.

4 Tahun 1996, Sertifikat Hak Tanggungan yang memuat irah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan berlaku sebagai pengganti Grose Akta Hipotik ex Pasal 224 HIR;

23. Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas, dalam hal TERGUGAT II yang bersama bekerjasama dengan PENGGUGAT selaku Debitur ingkar janji/

wanprestasi, maka TERGUGAT I berhak untuk dengan seketika menjalankan hak-hak dan wewenang yang timbul dari atau berdasarkan Perjanjian Jaminan (Akta Pemberian Hak Tanggungan), termasuk melakukan pelelangan dimuka umum terhadap barang-barang jaminan yang merupakan obyek Hak Tanggungan (vide. Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan No.

4 Tahun 1996);

24. Terbukti TERGUGAT II yang bersama bekerjasama dengan PENGGUGAT telah ingkar janji/ tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagaimana telah disepakati dalam Perjanjian Kredit dan TERGUGAT I telah memberikan Peringatan kepada TERGUGAT I untuk membayar hutangnya secara seketika dan sekaligus dan menjadi jatuh tempo dengan adanya kelalaian-kelalaian TERGUGAT II yang bersama bekerjasama dengan PENGGUGAT dalam melaksanakan Perjanjian Kredit, hal mana sebagaimana ditegaskan dalam pasal 8 Syarat dan Ketentuan Umum Pemberian Fasilitas Kredit (SKUPK) yang telah disepakati dan ditandatangani oleh dan antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT II sebagai berikut:

“Bank berhak secara seketika tanpa somasi lagi mengakhiri Perjanjian Kredit dan menuntut pembayaran dengan seketika dan sekaligus lunas dari jumlah-jumlah yang terhutang oleh DEBITUR berdasarkan Perjanjian Kredit, baik karena hutang pokok, bunga, provisi, dan karenanya pemberitahuan dengan surat juru sita atau surat-surat lain yang berkekuatan hukum serupa itu tidak diperlukan lagi, bilamana DEBITUR dan / atau PENJAMIN: i) oleh Pengadilan Negeri dinyatakan Pailit; ii) meminta penundaan pembayaran hutang-hutangnya (surseance van betaling); iii) meninggal dunia; iv) tidak membayar bunga pada waktu yang telah ditentukan atau lalai/tidak memenuhi kewajibannya menurut Perjanjian Kredit atau Perjanjian lainnya

halaman 30 dari 38 halaman, Putusan No.319 /Pdt/2016/PT.Bdg.

dengan BANK; v) dinyatakan lalai/wanprestasi atau tidak memenuhi kewajibannya menurut perjanjian lainnya dengan kreditur/pihak ketiga lainnya; vi) terlibat dalam suatu perkara pengadilan.”

25. Pada pokoknya telah diatur dan disepakati oleh Debitur dan TERGUGAT I selaku Kreditur bahwa menyimpang dari jangka waktu kredit maka seluruh jumlah pinjaman, baik karena hutang pokok, bunga, dan provisi, wajib dibayarkan kembali dengan seketika dan sekaligus seluruhnya kepada TERGUGAT I jika terjadi Peristiwa Kelalaian Debitur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 SKUPK tersebut;

26. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, maka sesungguhnya PENGGUGAT dan TERGUGAT II lah yang telah bekerjasama secara bersama-sama merugikan TERGUGAT I dengan melakukan PERBUATAN MELAWAN HUKUM, sehingga sesuai pasal 1365 KUH Perdata, PENGGUGAT secara bersama-sama dengan TERGUGAT II yang harusnya membayar kredit macet yang telah dikucurkan kepada TERGUGAT II dan PENGGUGAT;

27. Bahwa Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas dalil PENGGUGAT mengenai permohonan putusan serta merta (uit voorbaar bij voorraad) yang diajukan PENGGUGAT KONPENSI.

Bahwa permohonan putusan serta merta yang diajukan PENGGUGAT tidak didasarkan atas Ketentuan Pasal 180 HIR, yang menyatakan :

”Pengadilan Negeri dapat memerintahkan agar putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada perlawanan atau banding, jika ada surat yang sah yang menurut peraturan berlaku dapat diterima sebagai bukti atau jika ada keputusan hukuman terlebih dahulu dengan putusan hakim yang telah memiliki kekuatan hukum tetap, demikian pula jika dikabulkan putusan terlebih dahulu, lagipula dalam perselisihan tentang hak”

Bahwa GUGATAN yang diajukan PENGGUGAT tidak dapat memenuhi untuk dapat dikabulkannya suatu putusan serta merta sebagaimana dipersyaratkan Pasal 180 HIR tersebut di atas, yaitu :

 Pokok GUGATAN perkara ini adalah mengenai dugaan Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana tercantum dalam posita Gugatan Konpensi

 PENGGUGAT KONPENSI tidak dapat menunjukkan Akta Otentik yang dapat mendasarkan telah terjadinya suatu Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana didalilkannya;

halaman 31 dari 38 halaman, Putusan No.319 /Pdt/2016/PT.Bdg.

Bahwa oleh karena PENGGUGAT KONPENSI tidak dapat memberikan bukti-bukti untuk dapat dikabulkannya suatu putusan serta merta, maka dengan demikian sangat beralasan jika Majelis Hakim menolak permohonan putusan serta merta yang diajukan PENGGUGAT KONPENSI.

28. Bahwa selain itu terhadap dalil PENGGUGAT pada point 12 yang meminta dilakukannya Revindicatoir beslag, maka dapat disampaikan bahwa Obyek Jaminan yang dijaminkan kepada TERGUGAT I adalah merupakan barang tidak bergerak yang telah diikat dengan hak tanggungan, sehingga TERGUGAT I tidak memegang ataupun menguasai Barang Bergerak milik PENGGUGAT sehingga jenis sita yang dimintakan oleh PENGGUGAT adalah tidak tepat sehingga tidaklah perlu Revindicatoir Beslag tersebut dipertimbangkan oleh Mejelis Hakim Yang Terhormat pada Pengadilan Negeri Cibinong;

Bahwa selain itu, misalnya pun yang dimaksudkan adalah sita jaminan Conservatoir beslag, maka dapat disampaikan bahwa terhadap aset yang telah dibebani oleh Hak Tanggungan, tidak dapat diletakkan sita jaminan, hal ini sesuai Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 394/K/Pdt/194 tanggal 31 Mei 1985 yang menyatakan bahwa :

“terhadap barang barang yang sudah dijadikan jaminan hutang tidak dapat dikenakan sita jaminan” ;

29. Bahwa tuntutan kerugian immateril yang diajukan oleh PENGGUGAT KONPENSI dalam poin 14 posita dan poin 7 Petitum gugatan adalah bukti nyata bahwa PENGGUGAT KONPENSI adalah hanya PIHAK yang ingin mencari untung, karena PENGGUGAT KONPENSI secara bersama-sama dengan TERGUGAT II telah membobol kredit dari TERGUGAT I selaku kreditur dan hal tersebut amatlah merugikan TERGUGAT I KONPENSI selaku BANK, karena dana yang dikucurkan kepada TERGUGAT I bersama dengan PENGGUGAT tersebut adalah dana simpanan dari Masyarakat.

Namun saat ini malahan PENGGUGAT mengajukan gugatan kepada TERGUGAT I KONPENSI dan menuntut kerugian imateril, padahal saat ini yang menderita kerugian baik moril maupun materil adalah TERGUGAT I KONPENSI. Oleh karena itu tuntutan kerugian immateril yang diajukan oleh PENGGUGAT I KONPENSI adalah sesuatu yang tidak masuk akal dan sudah seharusnya ditolak oleh Majelis Hakim yang Terhormat yang memeriksa perkara a quo;

30. Bahwa selanjutnya, tuntutan untuk membayar uang paksa (dwang som) pada poin 15 sebesar Rp.2 juta setiap harinya adalah juga merupakan tuntutan

halaman 32 dari 38 halaman, Putusan No.319 /Pdt/2016/PT.Bdg.

yang tidak masuk akal. Bahwa Gugatan PENGGUGAT KONPENSI adalah salah satunya untuk menuntut penggantian kerugian dengan pembayaran sejumlah uang, sehingga oleh karenanya PERMOHONAN PENGGUGAT pada butir 15 posita dan poin 9 petitum tentang uang paksa (dwangsom) harus ditolak, karena jelas menurut hukum tuntutan adanya uang paksa (dwangsom) ditujukan jika tuntutan yang diajukan PENGGUGAT adalah sesuatu yang lain daripada membayar sejumlah uang (vide Pasal 606a Reglement op de Rechsvordering / RV);

31. Bahwa dari dalil-dalil diatas, jelaslah alasan-alasan yang dikemukakan oleh PENGGUGAT I KONPENSI dalam Gugatan, adalah hanya alasan yang mengada-ada dan dicari-cari, dan alasan-alasan tersebut hanyalah upaya yang bertujuan untuk menunda TERGUGAT I KONPENSI untuk mendapatkan pembayaran kembali atas piutangnya karena jelas sekali bahwa PENGGUGAT KONPENSI bekerjasama dengan TERGUGAT II dalam melakukan pemalsuan dan pembobolan TERGUGAT I;

32. Berdasarkan dalil-dalil yang dikemukakan TERGUGAT III KONPENSI tersebut di atas dan demi terciptanya suatu kepastian hukum, maka TERGUGAT III KONPENSI mohon kepada Yth. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Cibinong yang memeriksa dan mengadili perkara aquo berkenan menolak seluruh dalil-dalil yang dikemukakan PENGGUGAT KONPENSI;

DALAM REKONPENSI

1. Bahwa dalam Gugatan Rekonpensi ini, PENGGUGAT KONPENSI disebut sebagai TERGUGAT I REKONPENSI dan TERGUGAT I KONPENSI disebut sebagai PENGGUGAT I REKONPENSI dan TERGUGAT III KONPENSI disebut sebagai PENGGUGAT III REKONPENSI;

2. Bahwa seluruh dalil yang telah dikemukakan PENGGUGAT REKONPENSI / TERGUGAT III KONPENSI dalam Eksepsi maupun Jawaban mohon secara mutatis-mutandis termasuk dalam bagian Rekonpensi ini;

3. Bahwa dalil – dalil PENGGUGAT KONPENSI / TERGUGAT REKONPENSI dalam Surat Gugatannya yang membuat dalil – dalil tanpa dasar hukum yang jelas yang dialamatkan kepada PENGGUGAT REKONPENSI jelas merupakan perbuatan melawan hukum dimana seolah – olah PENGGUGAT REKONPENSI telah melakukan tindakan melawan hukum jelas sangat mengganggu citra PENGGUGAT REKONPENSI sebagai Pegawai pada Lembaga Perbankan yang tunduk kepada seluruh aturan hukum yang berlaku Indonesia, dan untuk itu TERGUGAT I REKONPENSI

halaman 33 dari 38 halaman, Putusan No.319 /Pdt/2016/PT.Bdg.

harus bertanggung jawab atas tindakan tersebut dengan cara mengganti kerugian kepada PENGGUGAT REKONPENSI.

4. Bahwa adapun kerugian PENGGUGAT REKONPENSI sebagai akibat tindakan dari TERGUGAT REKONPENSI yang tidak berdasar tersebut jelas mengakibatkan kerugian moril/immateril yang tidak ternilai harganya pada PENGGUGAT REKONPENSI, sehingga oleh karena itu TERGUGAT I REKONPENSI bertanggungjawab dan berkewajiban untuk mengembalikan seperti keadaan semula dengan cara :

- Melakukan permohonan maaf di Media Lokal Televisi selama 3 hari berturut – turut dengan ketentuan 12 kali sehari dengan durasi 45 (empat puluh lima) detik sekali tayang.

- Melakukan permohonan maaf di tiga Media Cetak terbitan lokal dan satu terbitan Nasional selama 3 (tiga) hari berturut – turut dengan ketentuan ½ (setengah) halaman penuh.

5. Bahwa gugatan Rekonpensi dari PENGGUGAT REKONPENSI/TERGUGAT III KONPENSI ini adalah untuk dilakukannya tindakan selain dari pembayaran sejumlah uang oleh TERGUGAT I REKONPENSI / PENGGUGAT KONPENSI, yaitu untuk melakukan permintaan maaf akibat tindakan TERGUGAT I REKONPENSI / PENGGUGAT KONPENSI melakukan tuduhan dan tindakan yang tidak berdasar kepada PENGGUGAT REKONPENSI / TERGUGAT III KONPENSI selaku lembaga Perbankan yang menjunjung tinggi segala aturan hukum yang berlaku, maka sangat tepat apabila TERGUGAT REKONPENSI / PENGGUGAT KONPENSI dibebankan uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.2.000.000,-/hari (dua juta rupiah perhari) setiap kali TERGUGAT REKONPENSI / PENGGUGAT KONPENSI lalai melaksanakan keputusan nantinya.

Berdasarkan hal-hal sebagaimana diuraikan pada EKSEPSI dan JAWABAN dalam KONPENSI serta GUGATAN REKONPENSI di atas, maka TERGUGAT III KONPENSI / PENGGUGAT REKONPENSI, mohon agar Yang Terhormat Majelis Hakim pemeriksa Perkara a quo berkenan memeriksa, mengadili, serta memberikan putusan sebagai berikut:

DALAM KONPENSI DALAM EKSEPSI :

1. Menerima dan Mengabulkan Eksepsi TERGUGAT I KONPENSI untuk seluruhnya;

2. Menolak Gugatan PENGGUGAT KONPENSI untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya Menyatakan Gugatan PENGGUGAT KONPENSI tidak

halaman 34 dari 38 halaman, Putusan No.319 /Pdt/2016/PT.Bdg.

dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard).

DALAM POKOK PERKARA :

1. Menolak gugatan PENGGUGAT KONPENSI seluruhnya;

2. Menyatakan PENGGUGAT KONPENSI sebagai PIHAK yang tidak memiliki itikad baik;

3. Menyatakan sah secara hukum dan memiliki kekuatan hukum atas Perjanjian Kredit No. 0001768-SPK-7110-0313 tanggal 11 Maret 2013 yang telah dilegalisasi oleh Notaris Reny Andriany SH, selaku notaris dan PPAT di Bogor jo Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit Nomor 7002129-ADDPK-7110-1213 tanggal 17 Desember 2013 jo dilegalisasi oleh Notaris Reny Andriany SH, selaku notaris dan PPAT di Bogor jo Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit Nomor 5002374-ADDPK-7110-0814 tanggal 27 Agustus 2014, berikut dengan seluruh Syarat dan Ketentuan Pemberian Fasilitas Kredit yang merupakan satu kesatuan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit (“SKUPK”) beserta dokumen turunannya termasuk perjanjian pengikatan jaminannya yang diberi Irah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;

4. Menyatakah hukum bahwa PENGGUGAT bersama-sama dengan TERGUGAT II telah melakukan kerjasama memalsukan dokumen-dokumen sebagaimana diakui oleh TERGUGAT II bersama dengan Warkim yang menyatakan bahwa PENGGUGAT mengetahui dan menyetujui tindakan pemalsuan dan menyerahkan dokumen2 yang diperlukan untuk memalsukan dokumen identitas untuk memperlancar proses pencairan kredit pada TERGUGAT I;

5. Menyatakan TERGUGAT III Konpensi tidak melakukan PERBUATAN

5. Menyatakan TERGUGAT III Konpensi tidak melakukan PERBUATAN

Dokumen terkait