• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Bahwa Tergugat menolak semua dalil-dalil Penggugat kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diakui oleh Tergugat;

2. Bahwa dalil-dalil yang terurai dalam Eksepsi di muka merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan dalil-dalil Dalam Pokok Perkara ini, dan dianggap dalil-dalil yang diulang kembali, mutatis mutandis;

3. Bahwa Penggugat telah mendaftarkan Gugatannya di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara pada tanggal 16 Agustus 2016 dan diperbaiki tanggal 7 September 2016 dengan Register Perkara No. 27/G/2016/PTUN-SMD;

4. Bahwa memang benar Surat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-Kabupaten Kutai Kartanegara tentang Hasil Tes Ujian Penyaringan Balon Kades Teratak Nomor 411.1/007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus 2016 yang dijadikan Objek Sengketa oleh Penggugat diterbitkan oleh Tergugat;

Halaman 29 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD 5. Bahwa Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala

Desa Serentak se-Kabupaten Kutai Kartanegara tentang Hasil Tes Ujian Penyaringan Balon Kades Teratak Nomor 411.1/007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus 2016 telah benar dan sesuai prosedur sebagaimana di atur dalam peraturan perundang-undangan, antara lain:

a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 sebagaimana telah tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa;

d. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa;

e. Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 221/HK-BUP/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa.

6. Bahwa Tidak Benar dalil Penggugat didalam Gugatannya pada halaman 3 angka 10 yang menyebutkan didalam Obyek Sengketa terdapat pernyataan bahwa Penggugat tidak lulus menjadi Calon Kepala Desa, karena yang berhak menyatakan bahwa seseorang menjadi Calon Kepala Desa atau tidak adalah Panitia Pemilihan Kepala Desa di tingkat Desa dan hal tersebut telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Teratak dalam suatu Keputusan yakni Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Teratak Nomor:06/SK/Pan-Pilkades-TRK/VIII/2016 tanggal 12 Agustus 2016 tentang Penetapan Calon Kepala Desa.

Bahwa terkait metode penilaian yang digunakan oleh Tergugat untuk menerbitkan Objek Sengketa memang tidak disebutkan didalam Objek

Halaman 30 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD Sengketa karena memang tidak ada aturan terkait proses pemilihan Kepala Desa yang mewajibkan hal tersebut, akan tetapi metode atau kriteria penilaian telah diatur dalam Lampiran Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 221/HK-BUP/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa pada Bagian Keempat Paragraf 6 huruf a, huruf b dan huruf e yang menyebutkan:

a. Dalam hal Bakal Calon Kepala Desa yang mendaftar sebagai Kepala Desa dan yang memenuhi persyaratan lebih dari 5 (lima) orang, Panitia Pemilihan Kabupaten melakukan seleksi tambahan dengan menggunakan kriteria pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan, tingkat pendidikan, usia dan hasil ujian penyaringan bagi Bakal Calon Kepala Desa.

b. Pelaksanaan seleksi tambahan sebagaimana huruf a dilakukan melalui ujian secara tertulis dan wawancara.

e. Materi seleksi tambahan penyaringan Bakal Calon Kepala Desa meliputi : Visi dan Misi Calon Kepala Desa, Pancasila, UUD 1945, Peraturan dan Pengetahuan tentang Pemerintahan Desa, Pengetahuan Umum serta Pengetahuan tentang Daerah dan Desa yang bersangkutan.

7. Bahwa Tidak Benar dalil Penggugat didalam Gugatannya pada halaman 3-4 angka 11 dan angka 12 yang menyatakan Tergugat tidak mempunyai kewenangan melaksanakan Tes baik tertulis ataupun wawancara juga mengeluarkan Surat Keputusan, karena Tergugat dalam melaksanakan Tes Tertulis ataupun Wawancara serta menetapkan hasil tes didalam suatu surat keputusan telah sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Bupati Kutai Kartanegara sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (2) huruf h jo Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 221/HK-BUP/2016 tentang

Halaman 31 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa dalam Lampiran pada Bagian Keempat Paragraf 6 huruf a dan huruf c yang menyebutkan:

a. Dalam hal Bakal Calon Kepala Desa yang mendaftar sebagai Kepala Desa dan yang memenuhi persyaratan lebih dari 5 (lima) orang, Panitia Pemilihan Kabupaten melakukan seleksi tambahan dengan menggunakan kriteria pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan, tingkat pendidikan, usia dan hasil ujian penyaringan bagi Bakal Calon Kepala Desa.

c. Mekanisme pelaksanaan seleksi tambahan dan penetapan hasil bakal Calon Kepala Desa ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Kabupaten.

8. Bahwa Terbitnya Objek sengketa Surat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-Kabupaten Kutai Kartanegara tentang Hasil Tes Ujian Penyaringan Balon Kades Teratak Nomor 411.1/007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus 2016 telah benar dan sesuai prosedur sebagaimana di atur dalam peraturan perundang-undangan dan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, sebagaimana Tergugat jabarkan sebagai berikut:

a. Asas Kepastian Hukum

Bahwa Tergugat dalam menerbitkan Obyek Sengketa berupa Surat Keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak se-Kabupaten Kutai Kartanegara tentang Hasil Tes Ujian Penyaringan Balon Kades Teratak Nomor 411.1/007/Panitia-Kab/VIII/2016 tanggal 05 Agustus 2016 adalah justru untuk menjamin Kepastian Hukum, karena sesuai obyek sengketa diterbitkan oleh Tergugat untuk melaksanakan ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang

Halaman 32 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD Pemilihan Kepala Desa joKeputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 221/HK-BUP/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa dalam Lampiran pada Bagian Keempat Paragraf 6 huruf a dan huruf b yang berbunyi “Dalam hal Bakal Calon Kepala Desa yang mendaftar sebagai Kepala Desa dan yang memenuhi persyaratan lebih dari 5 (lima) orang, Panitia Pemilihan Kabupaten melakukan seleksi tambahan dengan menggunakan kriteria pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan, tingkat pendidikan, usia dan hasil ujian penyaringan bagi Bakal Calon Kepala Desa”.

Dengan demikian tidak benar penerbitan Surat Tergugat dalam perkara a quo telah mengabaikan asas kepastian hukum, sebagaimana dalil penggugat pada Gugatan halaman 4 angka ke 13 huruf a.

b. Asas Keterbukaan.

Bahwa Tergugat dalam menerbitkan Obyek Sengketa a quo adalah sudah transparan artinya tidak ditutup-tutupi oleh Tergugat, karena didalam Peraturan Perundang-undangan terkait Pemilihan Kepala Desa tidak satupun aturan yang mewajibkan Tergugat untuk memberikan hasil tes secara langsung kepada para bakal calon Kepala Desa, kewajiban Tergugat adalah memberikan hasil tes tersebut kepada Panitia Pemilihan tingkat Desa melalui Camat sebagaimana diatur dalam Lampiran Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 221/HK-BUP/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa dalam Lampiran pada Bagian Keempat Paragraf 6 huruf i yang menyebutkan “Hasil penetapan seleksi tambahan Bakal Calon Kepala Desa diserahkan ke Panitia Pemilihan Tingkat Desa melalui Camat.”

Halaman 33 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD Akan tetapi apabila Penggugat aktif menanyakan terkait hasil tes yang telah diikutinya tentunya Tergugat akan memberikan informasi yang diperlukan oleh Penggugat sepanjang informasi yang diminta sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Dengan demikian tidak beralasan bahwa penerbitan Surat Tergugatdalam perkara a quo telah mengabaikanAsas Keterbukaan, sebagaimana dalil Penggugat dalam Gugatan halaman 5 angka ke 13 huruf b.

c. Asas Kepentingan Umum

Bahwa Tergugat dalam menerbitkan Obyek Sengketa a quo justru sangat memperhatikan untuk mendulukan kepentingan umum dengan cara aspiratif, akomodatif dan selektif sebagaimana unsur yang ada dalam asas kepentingan umum dalam artian Tergugat sesuai dengan kewenangannya sebelum menerbitkan Obyek Sengketa telah melakukan tes terhadap semua Bakal Calon Kepala Desa Teratak tidak hanya kepada Penggugat dengan metode yang sama kepada setiap calon sesuai yang telah disebutkan Lampiran Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 221/HK-BUP/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa dalam Lampiran pada Bagian Keempat Paragraf 6 huruf e yang berbunyi “Materi seleksi tambahan penyaringan Bakal Calon Kepala Desa meliputi Visi dan Misi Calon Kepala Desa, Pancasila, UUD 1945, Peraturan dan Pengetahuan tentang Pemerintahan Desa, Pengetahuan Umum serta Pengetahuan tentang Daerah dan Desa yang bersangkutan.” Berdasarkan hal tersebut tentunya hasil seleksi yang tertuang didalam obyek sengketa adalah hasil dari materi seleksi tersebut diatas, sehingga apabila Penggugat merasa tidak puas akan hasil tes tersebut tentunya Penggugat dalam menjalankan tes ada materi yang tidak maksimal dijawab

Halaman 34 dari 58 halaman Putusan Nomor 27/G/2016/PTUN-SMD oleh Penggugat dibandingkan dengan para Bakal Calon Kepala Desa yang lain, yang hal ini akan dibuktikan Tergugat didalam persidangan.

Dengan demikian tidak beralasan bahwa penerbitan Surat Tergugat dalam perkara a quo telah mengabaikanAsas Kepentingan Umum, sebagaimana dalil Penggugat dalam Gugatan halaman 5 angka ke 13 huruf c.

Bahwa berdasarkan apa yang telah Tergugat uraikan diatas maka sudah cukup alasan bagi Majelis Hakim dalam Perkara a quo untuk menolak Gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya Gugatan Penggugat tidak diterima

(Niet Onvanklijke Verklard).

Berdasarkan seluruh uraian di atas, mohon kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda c.q. Majelis Hakim Pemeriksa Sengketa Tata Usaha Negara ini, menerima seluruh Jawaban Tergugat atas Gugatan Penggugat dan memutuskan sebagai berikut di bawah ini.

Dokumen terkait