• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pokok Temuan

Setelah peneliti melakukan penelitian tentang kontribusi buruh batu bata perempuan dalam kehidupan ekonomi keluarga. Berikut ini ada beberapa temuan dari peneliti setelah mengadakan penelitian selama dua bulan antara lain sebagai berikut:

1. Industri batu bata di Dusun Somoketro III, Desa Somoketro,

Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang sudah ada sejak tahun 1960an. Industri tersebut dibangun dengan tujuan untuk mengentaskan masyarakat dari ketertinggalan atau garis kemiskinan, sehingga mereka mampu merubah kehidupan menjadi lebih baik.

2. Mata pencaharian pokok mayoritas masyarakat Dusun Somoketro III adalah menjadi buruh batu bata. Mereka menggantungkan hidupnya dari hasil kerjanya sebagai buruh batu bata. Penghasilan yang mereka dapat dari bekerja sebagai buruh batu bata hanya mecapai Rp 20.000-Rp 40.000 per hari. Tergantung jumlah batu bata yang dihasilkan, dengan upah mencetak perbatu bata 70-80 rupiah, sedangkan

ngusung/nglangsir (membawan batu bata ke tempat pembakaran) 20 rupiah.

3. Adanya kerja sama dan kesadaran yang baik antara perempuan (Istri) dan suami di rumah dan di lokasi kerja, sehingga sedikit memudarkan stereotipe antara laki-laki dan perempuan.

4. Banyaknya waktu yang dihabiskan di tempat kerja tidak membuat buruh batu bata meninggalkan kegiatan di masyarakat, justru mereka sangat antusias dalam mengikuti setiap kegiatan yang ada di masyarakat. Selain itu interaksi yang terjalin antara buruh batu bata dengan sesama buruh sangat baik dan para buruh masih bisa melakukan kegiatan di masyarakat pada malam hari.

5. Masih terlihat adanya ketimpangan gender pada berbagai aspek kehidupan, seperti adanya pembagian kerja atau perbedaan akses dan kontrol antara laki-laki dan perempuan terutama dalam penggunaan alat bantu di lokasi pembuatan batu bata.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa faktor yang melatar belakangi perempuan bekerja sebagai buruh batu bata karena didasari oleh alasan ekonomi. Bagi mereka dengan bekerja sebagai buruh batu bata bertujuan untuk mendapat penghasilan sendiri guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan membantu suami dalam mencari nafkah. Pekerjaan sebagai buruh batu bata merupakan pilihan hidup yang harus mereka jalani, karena banyak keterbatasan yang mereka miliki untuk memilih pekerjaan, seperti rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan yang tidak mereka miliki. Pekerjaan sebagai buruh batu bata juga mereka pilih karena faktor lingkungan yaitu lokasi industri batu bata yang dekat dengan tempat tinggal, sehingga memudahkan para perempuan menuju ke tempat kerja tanpa harus mengeluarkan biaya transport dan juga dapat melakukan pekerjaan sampingan menjadi buruh tani saat musim panen. Faktor lain yang melatar belakangi yaitu keinginan untuk berkumpul dan berinteraksi dengan tetangga yang sama-sama bekerja sebagai buruh batu bata.

Melalui suatu proses berfikir dan bertindak, dalam bertindak mereka berorientasi pada suatu pencapaian tujuan. Perempuan memilih bertindak menjadi buruh batu bata untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Hal ini di karenakan penghasilan suami yang pas-pasan atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks. Dengan

perempuan memilih bekerja, maka menjadikan mereka mempunyai beban kerja ganda sebagai ibu rumah tangga sekaligus buruh batu bata. Hal ini tidak menjadikan alasan bagi perempuan untuk tidak bekerja, karena pekerjaan rumah terkadang juga dikerjakan bersama-sama dengan suami. Walaupun dominasi laki-laki masih sangat tinggi tetapi pada keluarga buruh batu bata di Dusun Somoketro III para suami mempunyai kesadaran untuk membantu istri, meskipun dalam prosentase yang sedikit, dan mereka hanya mengerjakan pekerjaan yang level ringan seperti, menyapu, mendidik anak, mencuci piring, dan lain sebagainya.

Buruh batu bata perempuan sangat berkontribusi dalam kehidupan ekonomi keluarga. Kontribusi yang mereka berikan dalam kehidupan ekonomi keluarga berupa kontribusi uang, pemikiran dan tenaga. Namun, dalam proses kontribusi buruh batu bata perempuan dalam kehidupan ekonomi keluarga, masih terdapat ketimpangan gender terutama pembagian kerja karena minimnya akses yang dimiliki perempuan. Misalnya mesin penggiling tanah liat yang hanya diperuntukkan bagi kaum laki-laki, sedangkan kaum perempuan dianggap belum mampu mengoperasikan alat tersebut. Tetapi hal ini tidak menjadi alasan bagi perempuan untuk tetap berkontribusi dalam kehidupan ekonomi keluarga, karena pada keluarga buruh batu bata menjunjung tinggi kerja sama baik di rumah tangga maupun lokasi kerja. Pendapatan yang perempuan dapat dari hasil kerja kerasnya menjadi buruh batu bata, ternyata mampu memberi sumbangan yang positif terhadap ekonomi keluarga, misalnya

dengan perempuan bekerja suami terbantu dalam mencari nafkah, mereka dapat menyekolahkan anak-anaknya, mampu memperbaiki rumah, membeli kendaraan, dan sebagian ada yang membeli lahan untuk pembuatan batu bata. Banyak dari masyarakat Dusun Somoketro III yang berawal dari buruh yang ikut dengan tetangga sekarang mampu memiliki lahan sendiri untuk pembuatan batu bata. Hal ini tebukti bahwa ada sumbangan positif perempuan yang bersedia bekerja sama dengan suami demi meningkatkan kehidupan ekonomi keluarga.Penelitian ini menarik kesimpulan bahwa kontribusi perempuan dalam kehidupan ekonomi keluarga merupakan faktor yang menentukan dalam peningkatan kesejahteraan keluarga itu sendiri. Hasil kontribusinya dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi dirinya, dan anggota keluarga.

B. Saran

Dalam melakukan dan menyelesaikan penelitian ini, adapun beberapa saran yang dapat dipergunakan bagi pembaca dalam memberikan tambahan ilmu. Saran ini diambil dengan melihat kerja keras perempuan yang bekerja sebagai buruh batu bata. Saran adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa/Pemuda

Bagi mahasiswa yang melakukan penelitian atau KKN di masyarakat hendaknya peka terhadap lingkungan dan membuat program yang sesuai dengan kondisi yang ada, salah satunya yaitu dengan pemberian

bekal ketrampilan kepada para perempuan agar dapat dimanfaatkan di kemudian hari.

2. Bagi Masyarakat

Perlunya peningkatan kerjasama dan kesadaran suami di dalam rumah tangga, agar beban perempuan berkurang dan sama-sama dapat meningkatkan kehidupan ekonomi keluarga.

3. Bagi Pemilik Industri

Sebaiknya pihak pemilik industri batu bata meningkatkan motivasi kerja buruh dengan meningkatkan upah buruh perempuan dan menambah peralatan yang dapat memudahkan dalam proses pembuatan batu bata.

4. Bagi Pemerintah

Pemerintah setempat harus lebih peduli terhadap kesejahteraan perempuan dan Pemerintah hendaknya mengadakan kursus atau bekal ketrampilan khusus untuk kaum perempuan, dengan tujuan sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja, sehingga menambah pengetahuan perempuan rumah tangga untuk tidak hanya bekerja sebagai buruh batu bata tetapi juga dapat bekerja di bidang lain.

LAMPIRAN 1

Dokumen terkait