• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI BURUH BATU BATA PEREMPUAN DALAM KEHIDUPAN EKONOMI KELUARGA (Studi Kasus di Dusun Somoketro III, Desa Somoketro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI BURUH BATU BATA PEREMPUAN DALAM KEHIDUPAN EKONOMI KELUARGA (Studi Kasus di Dusun Somoketro III, Desa Somoketro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang)."

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

EVIANA 10413241013

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

persembahkan kepada kedua orang tua ayah dan ibu ku tercinta,

Bapak Samsudin dan I bu T rismiyati

T erimaksih yang tak terhingga atas kasih sayang dan dukungan yang selalu

tercurahkan, yang mampu membuat saya menj adi sosok yang lebih dewasa

dan menj adi seseorang yang bisa membanggakan bagi mereka.

K ubingkiskan pula karya ini untuk adik ku tercinta

I ndra Lukmana dan Erwin K urniawan

K alian adalah malaikat-malaikat kecilku yang selalu membuatku tersenyum

dan terus bersemangat dalam menggapai cita.

Untuk mas agus yang selalu memberi semangat, mendengarkan keluh kesahku,

dan yang membuat saya selalu bertahan di sini dan selalu berusaha untuk

selalu maj u.

M y best Friends,

Viki, fitria, upik, yunita, mita, eka y, nina, lely, ana, april, laras, vina, eka n,

kalian yang selalu memberi semangat, dukungan serta menemani saat suka

(6)

iv

( Arai T etralogi laskar pelangi)

K ehidupan ibarat perputaran roda, kadang di atas, di tengah, dan di bawah.

H anya mereka yang mampu bertahan dan bersikap bij ak yang dapat menj alani

kehidupan dengan lebih baik.

( K halil Gibran)

M ampu memaknai sebuah perj uangan merupakan awal untuk meraih sebuah

kesuksesan.

( Penulis)

Percayalah pada dirimu lebih dari kau mempercayai orang lain, percayalah pada

T uhan lebih dari kau mempercayai dirimu sendiri.

(7)

vii

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan dan anugerah yang luar biasa, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Kontribusi Buruh Batu Bata Perempuan

dalam Kehidupan Ekonomi Keluarga (Studi kasus di Dusun Somoketro III, Desa

Somoketro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Peneliti menyadari penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan berkat

bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil. Oleh karena itu pada

kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terimakasih yang

sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Rochmat Wahab, M.A. selaku Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Bapak Grendi Hendrastomo, MM. MA. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Sosiologi.

4. Ibu Puji Lestari, M.Hum. selaku Penasehat Akademik sekaligus

Pembimbing dengan penuh kesabaran, ketulusan, selalu memberikan

bimbingan, pengarahan, dan semangat bagi peneliti untuk segera

(8)

viii

6. Ibu Poerwanti Hadi Pratiwi, M. Si selaku Ketua penguji yang berkenan

meluangkan waktu dan memberi masukan berupa kritik dan saran.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi peneliti.

8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial yang telah membantu

kelancaran Penulis selama kuliah.

9. Bupati Magelang, Camat Salam, Kepala Desa Somoketro, dan Kepala

Dusun Somoketro III yang telah memberi ijin penelitian di wilayah

administrasinya.

10.Semua buruh batu bata Dusun Somoketro III atas bantuannya dalam

proses pengumpulan data di lokasi.

11.Ayah dan Ibu yang tak pernah lelah memberikan materi, doa, dan

dukungan.

12.Sahabat-sahabatku Pendidikan Sosiologi khususnya angkatan 2010 yang

selalu memberikan semangat, kenyamanan, keharmonisan, dan rasa

kekeluargaan.

13.Buat Eka y, lely, ana, nina, vina, terimakasih sudah memberikan arti

persahabatan, dan buat okti, iis, eka n, santy terimakasih sudah banyak

(9)

ix

sebutkan satu persatu terimakasih atas semua bantuannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

untuk hasil yang lebih baik di kemudian hari. Akhirnya, penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Yogyakarta,15 April 2014

(10)

x

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMANPERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

(11)

xi

n Masalah ... 6

D. ... Perumusan

Masalah ... 7

E... Tujuan

Penelitian ... 7

F. ... Manfaat

Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 10

A. ... Kajian

Pustaka ... 10

1. ... Tinjauan

tentang Kontribusi ... 10

2. ... Tinjauan

tentang Buruh Batu Bata ... 12

3. ... Perempuan

di sektor Informal ... 13

4. ... Tinjaun

tentang Keluarga ... 15

5. ... Tinjauan

(12)

xii

Tindakan Sosial ... 21

2. ... Teori

Hierarki Kebutuhan ... 23

C. ... Penelitian

yang Relevan ... 25

D. ... Kerangka

Pikir ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. ... Lokasi

Penelitian ... 31

B. ... Waktu

Penelitian ... 31

C. ... Bentuk

Penelitian ... 31

D. ... Sumber

Data ... 34

E... Teknik

Pengumpulan Data ... 36

F. ... Teknik

(13)

xiii

Data ... 39

I... Teknik

Analisis Data ... 41

BAB IV. PEMBAHASAN DAN ANALISIS ... 45

A. ... Deskripsi

Wilayah ... 40

1. ... Deskripsi

Kecamatan Salam ... 40

2. ... Deskripsi

Desa Somoketro ... 46

3. ... Deskripsi

Dusun Somoketro III ... 50

a. ... Kondisi

Geografis ... 50

b. ... Kondisi

Pemerintahan dan Kependudukan ... 51

4. ... Deskripsi

Industri Batu Bata ... 53

5. ... Deskripsi

(14)

xiv

yang Melatarbelakangi Perempuan bekerja sebagai

Buruh Batu Bata ... 62

2. ... Kontribusi

Buruh Batu Bata Perempuan dalam

Kehidupan Ekonomi Keluarga ... 75

a. ... Bentuk

Kontribusi ... 75

b. ... Proses

Kontribusi ... 86

c. ... Hasil

Kontribusi ... 92

C. ... Pokok

Temuan... 96

BAB V. PENUTUP... 98

A. ... Kesimpula

n ... 98

B. ... Saran 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102

(15)

xv

DAFTAR BAGAN

(16)

xvi

(17)

xvii

1. ... Tingkat

Usia Penduduk ... 47

2. ... Tingkat

Pendidikan Penduduk ... 48

3. ... Mata

Pencaharian Penduduk... 49

4. ... Mata

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. ... Dokumenta

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. ... Pedoman

Observasi ... 103

2. ... Pedoman

Wawancara Kepala Dusun ... 106

3. ... Pedoman

Wawancara Buruh Batu Bata Perempuan ... 108

4. ... Pedoman

Wawancara Buruh Batu Bata Laki-laki ... 110

5. ... Pedoman

Wawancara Anak Buruh Batu Bata ... 111

6. ... Hasil

Observasi ... 113

7. ... Tabel Kode

... 115

8. ... Hasil

(20)

xx

(21)

Oleh: EVIANA 10413241013

Abstrak

Penelitian ini berawal dari banyaknya perempuan yang memilih bekerja di ranah publik telah memberikan inspirasi bagi peneliti betapa besarnya perjuangan para perempuan demi membantu ekonomi keluarga. Fokus pada penelitian ini adalah buruh batu bata perempuan yang ada di Dusun Somoketro III, di mana umumnya warga Dusun Somoketro III, Desa Somoketro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang memanfaatkan dan mencari nafkah untuk keluarganya dari bekerja sebagai buruh batu bata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi para perempuan di Dusun Somoketro III bekerja sebagai buruh batu bata, dan bagaimana kontribusi buruh batu bata perempuan dalam kehidupan ekonomi keluarga.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Teknik pengumpulan data dilakukan secara langsung melalui observasi dan wawancara. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling terhadap buruh batu bata perempuan Dusun Somoketro III. Pengujian terhadap keabsahan data, dilakukan dengan teknik triangulasi data, sumber dan metode. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis Interaktif Miles dan Huberman yang

meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan/verifikasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang melatarbelakangi perempuan bekerja sebagai buruh batu bata meliputi: a) faktor ekonomi, mereka bekerja untuk mendapatkan penghasilan sendiri dan memenuhi kebutuhan keluarga, b) faktor pendidikan yang rendah karena mayoritas warga Dusun Somoketro III hanya mengenyam pendidikan sampai SD, c) Faktor Lingkungan, yaitu lokasi industri batu bata dekat dengan tempat tinggal, d) Faktor sosial, yaitu keinginan perempuan untuk berkumpul dan berinteraksi dengan tetangga. Bentuk Kontribusi yang diberikan buruh batu bata perempuan dalam kehidupan ekonomi keluarga berupa kontribusi uang, pemikiran, dan tenaga. Adapun proses kontribusi yaitu kontribusi di dalam keluarga dan kontribusi di lokasi kerja. Hasil kontribusi tersebut yaitu pendapatan keluarga meningkat yang berdampak pada terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, kebutuhan dadakan seperti kondangan dan melayat, dapat menyekolahkan anak-anaknya, dapat membeli sepeda motor, memperbaiki rumah dan sebagian ada yang mampu membeli lahan untuk pembuatan batu bata, sehingga kehidupan ekonomi keluarga meningkat.

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang tentunya

memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan.

Sekarang ini, Indonesia banyak menghadapi permasalahan mengenai

pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

seimbangnya antara lapangan kerja dengan pencari kerja, sehingga hal itu

menimbulkan permasalahan baru yaitu banyaknya pengangguran.

Pengangguran merupakan permasalahan kompleks yang dihadapi di

berbagai daerah. Bahkan pengangguran terus bertambah setiap tahunnya.

Semakin meningkatnya pengangguran juga di karenakan lahan pertanian

yang dimiliki para petani dibangun untuk perumahan, pertokoan, dan

fasilitas publik lainnya. Menurut Ken Suratiyah (dalam Irwan Abdullah,

1997: 168) menyempitnya lahan pertanian dan semakin berkembangnya

teknologi pertanian padi, mengakibatkan penurunan kesempatan kerja

perempuan pedesaan di sektor pertanian. Perempuan kehilangan

kesempatan berburuh tani pada waktu menanam, menyiang, dan panen.

Oleh karena itu, mereka mencari alternatif untuk memperoleh pekerjaan di

luar pertanian, demi kelangsungan hidup keluarga.

Selain pengangguran ada masalah lain yang menimpa Indonesia

(23)

2

tidak sebanding dengan pendapatan. Diketahui bahwa golongan

miskin di Indonesia jumlahnya sangat banyak bahkan mencakup sepertiga

dari mereka yang aktif bekerja. Walaupun mereka aktif bekerja,

penghasilan mereka sangat rendah, tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan dasar yang mereka perlukan khusunya kebutuhan pangan

(Mubyarto, 1988: 158).

Masalah pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah

terbesar yang melanda Indonesia saat ini. Masalah pengangguran dan

kemiskinan tersebut mendorong sebagian masyarakat untuk membuka

lapangan pekerjaan atau industri kecil. Dengan begitu, dapat mendorong

sebagian perempuan atau ibu rumah tangga untuk terlibat dan bekerja

menjadi buruh di industri tersebut. Bagi sebagian perempuan, bersedia

bekerja semata-mata untuk dapat bertahan hidup dan dapat membantu

kehidupan ekonomi keluarga agar menjadi lebih baik.

Kesulitan ekonomi keluarga membuat para perempuan di Dusun

Somoketro III memilih pekerjaan sebagai buruh batu bata. Dengan

terjunnya perempuan ke dunia kerja membuat perempuan mendapat

penghasilan atau upah, sehingga terjadi sedikit pergeseran fungsi orang tua

ayah atau ibu, di mana tugas mengasuh anak juga dilakukan oleh laki-laki

secara bergantian dengan perempuan. Oleh karena itu, sekarang

perempuan juga ikut andil dan berkontribusi dalam ekonomi keluarga

(24)

3

Bahkan di era globalisasi ini banyak perempuan bekerja di luar

rumah sudah menjadi pemandangan umum, serta menjadi kenyataan yang

tidak dapat dijelaskan oleh masyarakat. Sekarang ini lebih banyak

perempuan yang bekerja karena terdorong kemisikinan untuk menambah

tingkat kehidupan keluarga. Kondisi ekonomi keluarga sangat menentukan

seseorang untuk memutuskan bekerja, dilihat dari kondisi ekonomi

keluarga yang tergolong rendah, ada suatu dorongan bagi istri untuk

bekerja dengan harapan dapat membantu suami dan meringankan beban

ekonomi keluarga.

Keberadaan perempuan yang memilih untuk bekerja di luar rumah

(menjadi buruh) semakin penting, terutama sumbangan ekonomi mereka

bagi keluarga. Bekerja sebagai buruh tenaga kasar dengan upah yang

relatif rendah menjadi tumpuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari (Irwan Abdullah, 1997: 171). Mereka memilih bekerja

sebagai buruh batu bata karena pekerjaan tersebut tidak memerlukan

pendidikan yang tinggi dan juga ketrampilan khusus. Sebagian besar buruh

batu bata perempuan di Dusun Somoketro III hanya berpendidikan sampai

sekolah dasar, sehingga mau tidak mau mereka hanya dapat bekerja

sebagai buruh tenaga kasar.

Buruh batu bata perempuan, merupakan jenis pekerjaan sebagai

buruh yang ditekuni oleh perempuan. Pada saat perempuan memutuskan

(25)

4

beban ganda, yakni sebagai ibu rumah tangga sekaligus bekerja di luar

rumah sebagai buruh batu bata.

Bagi masyarakat kelas atas, perempuan melakukan kegiatan

ekonomi hanya sebagai pelengkap dan sebuah aktualisasi diri. Berbeda

dengan masyarakat kelas bawah, para perempuan harus melakukan peran

ganda karena kondisi ekonomi keluarga. Dapat dilihat bahwa kontribusi

perempuan terhadap penghasilan keluarga dalam masyarakat lapisan

bawah sangat tinggi (Ken Suratiyah, 1996: 76).

Perempuan merupakan sosok yang patut untuk dihargai dan

diperhitungkan. Perempuan memiliki beban yang sangat berat dalam

kehidupannya terutama bagi mereka yang sudah berkeluarga. Banyak

perempuan yang sudah berkeluarga, tetapi memilih untuk terjun keranah

publik. Hal ini menuntut mereka untuk pandai-pandai dalam membagi

waktu antara bekerja di luar rumah dan di dalam rumah tangga. Walaupun

mereka menghabiskan waktu untuk bekerja di luar rumah, tetapi mereka

tidak meninggalkan pekerjaan rumahnya dan terkadang pekerjaan rumah

tangga juga dilakukan bersama-sama dengan suami (Irwan Abdullah.

2006: 169).

Fenomena tersebut dapat kita jumpai di Kabupaten Magelang

tepatnya di Dusun Somoketro III, Desa Somoketro, Kecamatan Salam.

Pada awalnya perempuan bekerja, bagi sebagian masyarakat dianggap

tabu. Hal ini di karenakan, mereka masih beranggapan bahwa yang

(26)

5

merupakan konco wingking dan hanya pelengkap bagi kesempurnaan laki-laki. Sekarang sudah tidak asing lagi di telinga, ketika perempuan memilih

untuk bekerja di luar rumah. Suami juga mengijinkan istri untuk bekerja di

sektor publik. Bahkan bagi laki-laki, bekerja sebagai buruh bukan dilihat

sebagai bentuk pengingkaran perempuan terhadap tugas domestik,

melainkan dilihat sebagai cara yang efektif untuk menegakkan ekonomi

rumah tangga (Irwan Abdullah, 2006: 170).

Buruh perempuan yang akan menjadi objek kajian oleh peneliti

adalah buruh batu bata perempuan yang berada di Dusun Somoketro III,

yakni sebuah dusun di Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa

Tengah. Banyaknya perempuan yang memilih bekerja sebagai buruh batu

bata telah memberikan inspirasi tersendiri bagi peneliti, betapa besarnya

perjuangan seorang perempuan (ibu) dalam kehidupan ekonomi keluarga.

Keikutsertaan perempuan dalam ranah publik yaitu bekerja sebagai buruh

batu bata dengan tujuan agar mendapat penghasilan sendiri dan mampu

meningkatkan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian terkait kontribusi buruh batu bata perempuan dalam

kehidupan ekonomi keluarga.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat

(27)

6

1. Sempitnya lapangan pekerjaan yang di karenakan beralih fungsinya

lahan pertanian menjadi sarana publik seperti, pertokoan, perumahan,

dan lain-lain.

2. Kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat Dusun Somoketro III

membuat sebagian perempuan di dusun Somoketro III ikut membantu

suami mereka dengan bekerja sebagai buruh batu bata.

3. Keberadaan perempuan yang memilih bekerja sebagai buruh tenaga

kasar dengan upah yang relatif rendah bertujuan untuk membantu

perekonomian keluarga.

4. Tingkat pendidikan yang rendah bagi sebagian perempuan di Dusun

Somoketro III menjadikan mereka tidak dapat memperoleh pekerjaan

yang lebih baik.

5. Kontribusi perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga

menyebabkan mereka mempunyai beban kerja ganda: di sektor

domestik sebagai ibu rumah tangga dan di sektor publik sebagai buruh

batu bata.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah melalui beberapa uraian di atas

maka peneliti membatasi permasalahan yang akan dikaji agar lebih fokus

dan lebih spesifik sehingga diperoleh kesimpulan yang terarah pada aspek

yang akan diteliti, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti

(28)

7

Keluarga di Dusun Somoketro III, Desa Somoketro, Kecamatan Salam,

Kabupaten Magelang.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah di atas, peneliti mengajukan rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Faktor apa yang melatarbelakangi perempuan bekerja sebagai buruh

batu bata?

2. Bagaimana kontribusi buruh batu bata perempuan dalam kehidupan

ekonomi keluarga?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi perempuan bekerja

sebagai buruh batu bata.

2. Untuk mengetahui kontribusi buruh batu bata perempuan dalam

kehidupan ekonomi keluarga.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak secara teoritis maupun praktis, antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

(29)

8

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah

referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya yang lebih baik

dan lengkap.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi bacaan

sehingga dapat digunakan sebagai sarana acuan dalam mengangkat

dan menambah wawasan.

b. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti dapat mengetahui kontibusi buruh

batu bata perempuan dalam kehidupan ekonomi keluarganya.

Selain itu, juga dapat menambah pengetahuan dan mengasah

kemampuan dalam bidang akademik serta menumbuhkan sikap

kritis terhadap fenomena-fenomena sosial yang terjadi di sekitar.

c. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

informasi dan menambah wawasan mengenai kontribusi buruh

batu bata perempuan dalam kehidupan ekonomi keluarga.

d. Bagi Masyarakat Umum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

informasi bagi masyarakat secara luas mengenai kontribusi buruh

(30)

9

Somoketro III, Desa Somoketro, Kecamatan Salam, Kabupaten

(31)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A.Kajian Pustaka

1. Tinjaun tentang Kontribusi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Depdikbud

(2005: 592) Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu Contribute, contribution, yang berarti keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri

maupun sumbangan. Kontribusi disini berarti partisipasi yang dilakukan

perempuan untuk menegakkan kehidupan ekonomi keluarga yaitu

sebagai buruh batu bata.

Kontribusi merupakan keikutsertaan seseorang dalam sesuatu

bisa dalam bentuk partisipasi, pemikiran atau materi.Kontribusi juga

diartikan sebagai uang iuran atau sumbangan. Hal yang bersifat materi

misalnya pendapatan yang diperoleh dari kerja kerasnya sebagai buruh

batu bata digunakan untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga.

Kontribusi dalam artian tindakan adalah tindakan individu yang dapat

memberikan dampak positif maupun negatif terhadap orang lain.

Dengan kontribusi berarti individu berusaha meningkatkan efisiensi dan

efektivitas hidupnya. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang

seperti pemikiran, kepemimpinan, finansial, dan lain sebagainya (Umi

(32)

Kontribusi berarti sumbangan, dalam hal ini menunjukkan pada

sumbangan dari buruh batu bata perempuan dalam kehidupan ekonomi

keluarga. Kontribusi di sini berarti segala hal yang dapat dilakukan oleh

buruh batu bata perempuan dalam kehidupan ekonomi keluarga,

perwujudannya dapat berupa tenaga, pikiran atau materi. Kontribusi

juga mengalami suatu proses. Proses adalah suatu rangkaian tindakan,

perbuatan atau pengolahan yang dapat menghasilkan suatu produk.

Produk dalam hal ini yaitu batu bata (Umi Chulsum dan Windy Novia,

2006: 549).

Di dalam industri pembuatan batu bata dijunjung tinggi

kerjasama antara laki-laki dan perempuan yang mampu mempererat

hubungan kerja diantara mereka, sehingga dapat berkontribusi maximal

dalam kehidupan ekonomi keluarga. Bahkan diperoleh fakta bahwa

perempuan (istri) memiliki kontribusi yang tinggi dalam kehidupan

ekonomi keluarga yang berupa, tambahan pendapatan dari perempuan

dan pemikiran perempuan (istri) dalam mengatur keuangan keluarga.

Berdasarkan pengertian kontribusi yang dikemukakan di atas,

maka dapat diartikan bahwa kontribusi buruh batu bata perempuan

adalah keterlibatan yang dilakukan perempuan dengan bekerja sebagai

buruh batu bata, dengan begitu mereka akan mendapat

materi/penghasilan dan pemikiran dalam mengatur keuangan keluarga,

sehingga memberikan sumbangan kepada ekonomi keluarga yang akan

(33)

2. Tinjauan tentang Buruh Batu Bata Perempuan

Ketika mendengar kata buruh yang terlintas pasti adalah orang

yang termarginalkan. Buruh dianggap sebagai orang yang rendah,

dengan pendidikan rendah, dan hanya mengandalkan tenaga untuk

mencari rejeki. Buruh seringkali dipandang buruk bagi sebagian

masyarakat dan identik dengan kemiskinan dan kebodohan. Buruh

merupakan seseorang yang bekerja pada orang lain atau sesuatu badan

dan mendapatkan upah sebagai imbalan atas jerih payahnya

menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya (MansorJusoh

dan Nor Ghani. 2005: 69).

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1957 (dalam Iskandar

Zulkarnaen, 2013), yang dimaksuddengan buruh ialah orang yang bekerja

pada orang lain dan mendapat upah. Buruh juga diartikan oleh sebagian

orang sebagai kelas bawah. Buruh adalah mereka yang bekerja dengan

tenaga, tanpa dibekali pendidikan khusus. Buruh berbeda dengan

karyawan, buruh adalah mereka yang bekerja dengan orang lain,

sedangkan karyawan adalah mereka yang bekerja pada perusahaan atau

lembaga.

Buruh batu bata adalah mereka yang bekerja di atas lahan orang

lain, sebagian tidak memiliki lahan, dan sebagian memiliki lahan

dengan menyewa.Berdasarkan pengertian Buruh di atas dapat

disimpulkan bahwa Buruh batu bata perempuan merupakan jenis

(34)

bata perempuan bekerja dan mendapatkan penghasilan dari hasil kerja

kerasnya. Mayoritas buruh batu bata perempuan yang berada di Dusun

Somoketro III mereka bekerja dengan mengutamakan tenaga, rata-rata

pendidikan mereka hanya tamat Sekolah Dasar (SD), bahkan banyak

juga diantara mereka yang belum tamah Sekolah Dasar (SD)

3. Perempuan di Sektor Informal

Pada masyarakat kelas atas perempuan bekerja sebagai

aktualisasi diri, sedangkan bagi masyarakat kelas bawah perempuan

masuk ke dunia kerja dengan tujuan untuk mencari nafkah karena

tuntutan ekonomi keluarga. Mereka memilih bekerja karena ingin

membantu suami dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Oleh karena

itu, kontribusi perempuan terhadap penghasilan keluarga khususnya

pada masyarakat menengah bawah sangat tinggi (Ken Suratiyah,

1996:76).

Keterlibatan perempuan dalam dunia kerja selalu mempunyai

arti tersendiri dalam kehidupannya sebagai individu, istri, ibu rumah

tangga, dan anggota masyarakat. Hal tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Pertama, tekanan ekonomi. Kedua, lingkungan

keluarga yang sangat mendukung dalam bekerja, yaitu banyaknya

tetangga yang bekerja menjadi buruh batu bata dan lokasi kerja yang

dekat dengan tempat tinggal. Ketiga, tidak ada peluang kerja lain yang

(35)

yang tergolong rendah (Irwan Abdullah, 2006:226). Selain itu, menurut

Ware (dalam Ken Suratiyah, 1996: 17) mengemukakan bahwa ada 2

alasan pokok yang melatarbelakangi perempuan memasuki dunia kerja,

antara lain:

a. Bekerja karena Keharusan

Bagi keluarga menengah bawah, yang kondisi ekonominya

rendah, bekerja merupakan keharusan dan sesuatu yang

penting. Dalam hal ini mereka bekerja untuk membantu suami

dalam mencari nafkah dan memperbaiki ekonomi keluarga.

b. Bekerja sebagai Pilihan

Pada keluarga menengah atas, yang pendapatan keluarganya

tinggi, perempuan bekerja bukan semata-mata karena tekanan

ekonomi, melainkan untuk mengisi waktu luang, mencari

kepuasaan diri, dan lain sebagainya.

Perempuan merupakan pengelola rumahtangga, perempuanlah

yang mengetahui seberapa besar kebutuhan rumahtangga serta seberapa

besar penghasilan yang diterima oleh suami. Oleh karena itu,

perempuan sangat berkontribusi untuk meningkatkan kehidupan

ekonomi keluarga dengan manajemen keuangan yang baik dan benar

tentu antara pengeluaran dan pendapatan bisa seimbang. (Irwan

(36)

4. Tinjauan tentang Keluarga

a. Definisi Keluarga

Menurut Kamus Sosiologi, keluarga (Familly) didefinisikan sebagai dua orang atau lebih yang hidup bersama, yang mempunyai

hubungan darah, perkawinan atau karena pengangkatan (Soerjono

Soekanto, 1993:181). Menurut Nye dan Berardo (dalam Farida Hanum,

2011) mengungkapkan keluarga adalah dua orang atau lebih yang

terhubung melalui ikatan perkawinan atau hubungan darah yang

biasanya bertempat tinggal bersama. Unsur pengertian keluarga adalah:

a) Kelompok sosial yang teridri atas ayah, ibu, dan anak; b) Ikatan anggota keluarga: ikatan darah, perkawinan dan atau

adopsi;

c) Hubungan antaranggota dijiwai oleh rasa afeksi dan tanggung jawab, memelihara, merawat, dan melindungi anak.

Menurut Khairuddin (2008: 7) keluarga merupakan suatu

kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan

perkawinan, ikatan darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah

tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain, dan

menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan ibu,

putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan serta merupakan

pemelihara kebudayaan bersama.

Menurut Parsudi Suparlan (dalam, Widjaja, A. et. al, 1985: 16)

bahwa keluarga merupakan suatu kesatuan sosial terkecil yang dipunyai

oleh manusia sebagai makhluk sosial. Hal tersebut didasari oleh adanya

(37)

merupakan suatu tempat tinggal yang ditandai oleh adanya kerja sama

ekonomi demi kesejahteraan keluarga. Selain itu, mempunyai fungsi

untuk berkembangbiak, sosialisasi atau mendidik anak dan menolong

serta melindungi yang lemah khususnya merawat orang-orang yang ada

di sekitar atau dalam suatu keluarga.

b. Ciri-ciri Keluarga

Menurut Mac Iver dan Page (dalam Khairuddin, 2008:7) ciri-ciri

keluarga adalah sebagai berikut:

a) Keluarga merupakan hubungan perkawinan;

b) Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara;

c) Suatu sistem tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan;

d) Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berikatan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak;

e) Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimanapun tidak mungkin terpisah terhadap kelompok keluarga.

c. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga yang bersifat tetap, sebagai berikut:

1) Fungsi biologik, yaitu tempat anak-anak lahir. Fungsi ini

merupakan fungsi penting untuk meneruskan generasi suatu

keluarga, komunitas maupun negara dan umat dunia.

2) Fungsi afeksi, yaitu tempat bersemayamnya cinta kasih yang

diawali dari dasar perkawinan dibentuk. Fungsi ini tidak

(38)

3) Fungsi sosialisasi, yaitu fungsi yang melekat secara universal

pada sistem keluarga. Fungsi ini yang paling dekat kaitannya

dengan pendidikan, bahkan sering disebut pendidikan

keluarga.

4) Fungsi perlindungan, yaitu keluarga sebagai lembaga untuk

melindungi seluruh anggota keluarga dari berbagai bahaya

yang dialami oleh suatu keluarga.

5) Fungsi agama, yaitu keluarga berfungsi sebagai pembinaan

dan pengenalan anak terhadap ajaran agama, dan juga dapat

sebagai pembinaan mental anak (Farida Hanum, 2011:

66-67).

6) Fungsi ekonomi, yaitu keluarga berfungsi sebagai unit

ekonomi. Ekonomi sangat berperan penting dalam

keberlangsungan hidup sebuah keluarga. Keadaan ekonomi

keluarga sangat berperan dalam perkembangan anak dan

kesejahteraan keluarga.Dengan adanya fungsi ekonomi maka

hubungan di antara anggota keluarga tidak hanya sekedar

untuk melanjutkan keturunan, melainkan sebagai sistem

hubungan kerja. Suami tidak hanya berperan sebagai kepala

keluarga tetapi juga sebagai kepala dalam bekerja. Oleh

karena itu, hubungan suami, istri, dan anak dapat dipandang

sebagai rekan kerja (Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (ed),

(39)

5. Kajian Tentang Gender

Menurut Sutinah (dalam Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto ed,

2004: 333) menjelaskan bahwa Gender berbeda dengan jenis kelamin

(Seks). Seks adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara

biologis, melekat pada jenis kelamin tertentu, fungsinya tidak dapat

dipertukarkan, dan merupakan ketentuan Tuhan (Kodrat).

Konsep gender adalah suatu istilah yang digunakan untuk

menggambarkan pembedaan antara laki-laki dan perempuan secara

sosial maupun kultural, sehingga lahir beberapa anggapan mengenai

peran sosial dan budaya laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu

gender diartikan sebagai hubungan sosial yang membedakan

(memilahkan atau memisahkan) fungsi dan peran antara laki-laki dan

perempuan. Pembedaan fungsi dan peran antara laki-laki dan

perempuan tidak ditentukan karena perbedaan biologis atau kodrati,

melainkan dibedakan menurut kedudukan, fungsi, dan peranan

masing-masing dalam kehidupan dan pembangunan, termasuk dalam kehidupan

keluarga dan pekerjaan (Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto ed, 2004:

334).

Menurut Umar (dalam Remiswal, 2013: 12) teori gender

dikelompokkan menjadi dua aliran, yaitu nature dan nurture. Dalam aliran nature dijelaskan bahwa perbedaan peran laki-laki dan perempuan bersifat kodrati, misal perempuan mengalami menstruasi,

(40)

dipertukarkan. Lain halnya dalam aliran nurture menyatalan bahwa, perbedaan laki-laki dan perempuan tidak ditentukan oleh faktor

biologis, melainkan oleh konstruksi budaya masyarakat yang masih

dapat dipertukarkan seperti mencari nafkah, menjadi pemimpin,

menyelesaikan urusan domestik, maupun publik, dan peran tersebut

dapat dilakukan secara bergantian antara laki-laki dan perempuan.

Gender tidak sama di seluruh dunia, tergantung dari budaya

masyarakat dan bisa berubah dari waktu ke waktu. Kondisi buruh batu

bata perempuan yang termarginalkan dalam aktivitas pembuatan batu

bata merupakan permasalahan gender yang harus dipecahkan, sehingga

diperlukan kajian khusus guna menangani masalah tersebut.

Analisis gender merupakan alat atau teknik untuk mengetahui

permasalahan gender atau tidak, terutama dalam menganalisis

ketidakadilan gender yang ada di masyarakat yang bekerja sebagai

buruh batu bata. Dalam menggunakan analisis gender menggunakan

beberapa istilah yaitu:

1) Akses adalah peluang atau kesempatan dalam

memperoleh atau menggunakan sumberdaya tertentu

2) Peran adalah keikutsertaan atau partisipasi

seseorang/kelompok dalam suatu kegiatan dalam pengambilan keputusan.

3) Kontrol adalah penguasaan atau wewenang untuk

mengambil keputusan.

4) Manfaat adalah kegunaan sumber daya yang dapat dinikmati secara optimal.

5) Indikator adalah alat ukur berupa statistik yang dapat

menunjukkan perbandingan, kecenderungan atau

perkembangan.

(41)

7) Kegiatan reproduktif adalah kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan dan pengembangan sumberdaya manusia.

8) Kegiatan kemasyarakatan adalah kegiatan yang

dilakukan anggota masyarakat dalam bidang politik,

sosial, dan kemasyarakatan lainnya (Herien

Puspitawati, 2012: 10).

Perbedaan gender tidak akan dipersoalkan apabila tidak

mengarah pada ketidakadilan gender, akan tetapi dalam kenyatannya

perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan baik laki-laki

maupun perempuan. Ketidakadilan gender nantinya dapat

memunculkan manifestasi seperti marginalisasi ( proses pemiskinan

atas satu jenis kelamin tertentu, dalam hal ini adalah perempuan),

subordinasi ( anggapan dalam masyarakat bahwa perempuan tidak

pantas), stereotip (pelabelan terhadap pihak tertentu), kekerasan

(Violence), dan beban kerja ganda (Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto ed, 2004: 340-345). Penelitian ini memfokuskan manifetasi

ketidakadilan gender terhadap buruh batu bata perempuan dalam

kehidupan ekonomi keluarga, contoh nyata adalah mesin-mesin atau

teknologi yang masih diperuntukkan bagi kaum laki-laki seperti mesin

pengaduk tanah liat dalam proses pembuatan batu bata. Alat ini

merupakan alat berat yang hanya dapat digunakan oleh buruh batu bata

laki-laki. Selain itu adalah beban kerja ganda, walaupun di keluarga

buruh batu bata ini sudah ada sedikit pergeseran fungsi keluarga, tetapi

pada kenyatannya perempuan (istri) masih memiliki peran sentral atau

(42)

B.Kajian Teori

1. Teori Tindakan Sosial (Social Action)

Menurut Max Weber, (dalam Zamroni, 1992: 54) Aksi atau

tindakan merupakan tingkah laku manusia yang dilakukannya

berdasarkan makna subjektif. Weber mengasumsikan bahwa makna

merupakan komponen kausal dari perilaku.Teori tindakan menekankan

bahwa individu memutuskan apa yang dilakukan sesuai dengan

interpretasinya mengenai dunia sekeliling. Tindakan sosial dapat berupa

tindakan nyata diarahkan pada orang lain, dan juga dapat berupa

tindakan yang bersifat bermakna, yaitu tindakan yang dilakukan secara

berulang yang menurutnya menguntungkan.

Setiap manusia dalam memutuskan untuk bertindak pasti

dengan pemikiran yang matang, karena apa yang mereka lakukan

berorientasi pada pencapaian tujuan. Jadi, semua tindakan yang

dilakukan manusia adalah tindakan yang disengaja, tindakan tersebut

dipilih untuk mencapai suatu tujuan.

Max Weber, mengemukakan lima pokok yang dikaji dalam

melakukan studi tentang tindakan sosial yaitu:

a. Setiap tindakan manusia menurut pelaku mempunyai makna

yang subjektif dan bermanfaat.

b. Tindakan nyata bersifat membatin dengan maksud tertentu

(43)

c. Tindakan yang berkaitan dengan pengaruh positif dengan

menyesuaikan pada dunia sekeliling.

d. Tindakan tersebut disengaja dan berorientasi pada tujuan

tertentu.

e. Tindakan itu dilakukan dengan memperhatikan tindakan

orang lain dan terarah pada orang lain.

Sedangkan klasifikasi tindakan sosial menurut Weber (dalam

Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (ed), 2010: 19) terbagi menjadi 4

yaitu:

a. Tindakan secara rasional, yaitu tindakan tersebut diarahkan

pada pencapaian tujuan dengan cara tertentu. Seorang

perempuan memutuskan untuk bekerja sebagai buruh batu

bata karena menyadari kesulitan ekonomi yang dialami

keluarga.

b. Tindakan yang berorientasi pada nilai yaitu tindakan yang

berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat, nilai

disini seperti nilai keindahan, kemerdekaan, persaudaraan.

c. Tindakan yang menerima orientasi dari perasaan atau emosi.

d. Tindakan yang bersifat tradisional yaitu tindakan yang tidak

(44)

2. Teori Hierarki Kebutuhan (Hierarchy of Needs Theory)

Setiap orang pasti mempunyai kebutuhan yang berbeda. Maslow

menjelaskan mengenai lima tingkatan kebutuhan manusia sesuai

dengan kepentingannya. Teori Hierarki kebutuhan Maslow melihat

bahwa individu dalam bekerja memiliki lima tahap kebutuhan yaitu:

a. Kebutuhan Fisiologi (Pysiological Needs)

Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan yang mendasar,

kebutuhan yang pertama kali dipenuhi oleh karyawan sebelum dirinya

mencapai kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi. kebutuhan tersebut

merupakan kebutuhan akan minum, makan, bernafas, dan kebutuhan

lain yang bersifat biologis seperti tidur dan sexs. Setelah kebutuhan ini

terpenuhi barulah akan muncul kebutuhan lainnya.

b. Kebutuhan keamanan (Safety Needs)

Kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan tingkat ke dua

setelah kebutuhan fisiologi terpenuhi dan terpuaskan. Kebutuhan

keamanan meliputi bebas dari rasa takut, perlindungan, ketergantungan,

kebutuhan dalam mengikuti peraturan dan tata tertib, serta

batasan-batasan tertentu.

c. Kebutuhan Sosial(Social and Belonging Needs)

Kebutuhan sosial akan muncul ketika kebutuhan keamanan

sudah terpenuhi. Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan untuk

berhubungan dengan orang lain, karena Individu tidak dapat hidup

(45)

d. Kebutuhan Harga Diri(Self Esteem Needs)

Kebutuhan harga diri tebagi menjadi dua kategori yang pertama,

kebutuhan akan kekuasaan, berprestasi, pemenuhan diri, kekuatan, dan

kemampuan untuk memberi keyakinan, kehidupan dan kebebasan.

Kedua, kebutuhan akan nama baik atau prestise, status, keberhasilan, pengakuan, perhatian, dan penghargaan.

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)

Kebutuhan aktualisasi diri atau perwujudan diri merupakan

kebutuhan tingkat ke lima yang juga ingin dipenuhi oleh individu. Pada

tingkat ini setiap individu sangat berbeda dalam memenuhi kebutuhan

dirinya. Masing-masing individu ingin mengaktualisasikan dirinya

sebagai pribadi yang unik. Kebutuhan ini terjadi ketika ke empat

kebutuhan sebelumnya sudah terpenuhi (Sutarto Wijono, 2007: 9)

Kelima kebutuhan dalam teori Maslow ini merupakan

kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya, tetapi

kebutuhan tertentu akan lebih diutamakan dari kebutuhan lainnya

menurut kepentingan masing-masing. Kebutuhan-kebutuhan tersebut

(46)

C.Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan topik yang akan dilakukan

peneliti adalah:

1. Penelitian pertama yang relevan adalah penelitian yang dilakukan

oleh Rahmat Adi Santosa, mahasiswa Pendidikan Geografi FIS UNY

tahun 2006, yang berjudul“ Kontribusi Penambangan Pasir Sungai

Klawing Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Desa

Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga

Jawa Tengah”. Penelitian ini bertujuan guna mengkaji (1) Peralatan

yang dimiliki penambang pasir. (2) Faktor Geografi yang

mempengaruhi aktivitas penambangan pasir. (3) Jumlah pasir hasil

penambangan. (4) Sistem pemasaran hasil penambangan. (5)

Pendapatan rumah tangga. (6) Kontribusi penambangan pasir Sungai

Klawing terhadap pendapatan rumah tangga.

Pendekatan metode dalam penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif kuantitaif, dengan menggunakan tabel frekuensi. Variabel

dalam penelitian ini adalah jumlah anggota rumah tangga yang

bekerja, jenis peralatan yang dimiliki, faktor geografi yang

mempengaruhi aktivitas penambangan, macam aktivitas

penambangan, jumlah pasir hasil penambangan, sistem pemasaran,

jumlah pendapatan rumah tangga dan kontribusi pendapatan

(47)

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data

menggunakan editing, koding, dan tabulasi.

Hasilpenelitianinimenunjukkanbahwa: (1) Jenis Peralatan

yang dimiliki penambang pasir sebagian besar adalah ember dan

jongko. (2) Faktor yang mempengaruhi aktivitas penambangan pasir

adalah bencana alam, dan sulitnya pemasaran hasil. (3) Jumlah

rata-rata pasir yang dihasilkan adalah 0,76m kubik perorang dalam satu

hari. (4) Sistem pemasarannya dijual kepada pengangkut pasir (Sopir

truck). (5) Jumlah pendapatan rumah tangga penambang pasir

sebesar Rp. 484.286,00 perbulan. (7) Kontribusi penambang pasir

Sungai Klawing terhadap pendapatan rumah tangga sebesar 53,05

persen.

Adapun persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti yaitu sama-sama bertujuan untuk melihat kontribusi

perempuan terhadap ekonomi keluarga. Perbedaan penelitian ini

adalah penelitian ini berfokus pada penambang pasir. Penelitian yang

dilakukan oleh peneliti berfokus pada buruh batu bata. Selain itu

metode penelitian yang digunakan oleh Rahmat adalah metode

penelitian deskriptif kuantitatif, sedangkan penelitian yang dilakukan

peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif.

2. Penelitian relevan selanjutnya adalahpenelitian yang dilakukan oleh

Ruri Purnamawati, MahasiswaPendidikanSosiologi FIS UNY tahun

(48)

Petani Perempuan Dalam Kehidupan Pertanian di Desa Tegalrejo,

Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo”. Penelitian tersebut

bertujuan untuk mendeskripsikan wujud dan proses kontribusi SDM

petani perempuan dalam kehidupan pertanian di Desa Tegalrejo,

Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo. Penelitian ini

meggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data dikumpulkan

melalui wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi.

Teknik pengumpulan data, dengan observasi langsung, wawancara,

dokumentasi, dan kepustakaan. Teknik sampling yang digunakan

adalah Snowball sampling terhadap petani perempuan yang ada di Desa Tegalrejo. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi

sumber dan metode. Untuk menganalisis data dengan teknik analisis

interaktif model Miles dan Huberman.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat enam wujud

kontribusi SDM petani perempuan, yaitu kontribusi keuangan,

kontribusi kepercayaan memperoleh kapital, kontribusi untuk

menjalin hubungan sosial yang harmonis, kontribusi melanjutkan

tradisi bertani/kearifan lokal, dan kontribusi tenaga kerja pertanian

yang ulet dan disiplin, serta kontribusi ide/pikiran.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang

dilakukan peneliti adalah sama-sama menggunakan subjek utama

penelitian seorang perempuan. Kesamaan dengan penelitian yang

(49)

kontribusi seorang perempuan. Teknik pengumpulan data sama-sama

menggunakan wawancara, dan pengamatan atau observasi.

Meskipun penelitian tersebut tidak meneliti pada lingkup kehidupan

pertanian, namun level analisis yang digunakan adalah sama, yaitu

pada lingkup pedesaan. Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Ruri Misrina ini meneliti tentang kontribusi

petani perempuan terhadap kehidupan pertanian, sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah kontribusi buruh batu

bata perempuan dalam kehidupan ekonomi keluarga.

D.Kerangka Pikir

Pada semua jenis penelitian pasti diperlukan kerangka pikir sebagai

pijakan dalam menentukan arah penelitian, hal ini menghindari terjadinya

perluasan pengertian yang akan mengakibatkan penelitian menjadi tidak

terfokus, sebagai alur kerangka pikir pada penelitian ini akan dijelaskan

sebagai berikut:

Sekarang ini banyak perempuan yang memilih bekerja di ranah

publik. Seperti yang terjadi di Magelang tepatnya di DusunSomoketro III,

Desa Somoketro, Kecamatan Salam, terdapat industri pembuatan batu

bata. Mayoritas penduduk Dusun Somoketro III bekerja sebagai buruh

batu bata. Di industri batu bata terdapat buruh batu bata laki-laki dan

(50)

Buruh batu bata merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan fisik

yang kuat. Akan tetapi, sebagian perempuan di Dusun Somoketro III, Desa

Somoketro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang ini memilih untuk

bekerja sebagai buruh batu bata. oleh karena itu, perempuan yang bekerja

sebagai buruh batu bata memiliki peran ganda, yaitu aktivitas di dalam

rumah tangga dan di tempat kerja. Aktivitas menjadi buruh batu bata akan

dapat berdampak pada kehidupan ekonomi keluarga. Upah atau

penghasilan dari hasil kerja sebagai buruh batu bata menjadi pemasukan

bagi keuangan keluarga. Besar pendapatan yang diterima anggota keluarga

dapat mempengaruhi kehidupan ekonomi keluarga, dan pada akhirnya

dapat mensejahterakan serta meningkatkan kehidupan ekonomi keluarga.

Seringkali masyarakat memandang sebelah mata terhadap

perempuan, tetapi pada kenyataannya perempuan sangat berperan penting

dalam ekonomi keluarga. Bahkan perempuan mempunyai sumbangan yang

cukup besar terhadap perekonomian keluarga. Selain itu, keputusan

perempuan untuk bekerja sebagai buruh batu bata bertujuan untuk

membantu suami dalam mencari nafkah.Dengan begitu, pendapatan suami

dan perempuan (istri) dapat berkontribusi positif dalam meningkatkan

(51)

Bagan 1. Kerangka Pikir Industri Batu Bata

Aktivitas

BuruhPerempuan

Hasil Bekerja

sebagai Buruh Batu Bata

Meningkatkan Ekonomi Keluarga

Kontribusi

Pendapatan

dari Buruh Batu Bata

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Industri Batu Bata Dusun

Somoketro III, Desa Somoketro, Kecamatan Salam, Kabupaten

Magelang. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena di Dusun

Somoketro III ini masih banyak perempuan yang bekerja sebagai buruh

batu bata dan juga tempatnya yang begitu strategis dan mudah untuk

dijangkau. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui bagaimana

kontribusi buruh batu perempuan dalam kehidupan ekonomi keluarga.

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu dua bulan

terhitung setelah seminar proposal, yaitu pada bulan Januari sampai

Februari 2014. Waktu dua bulan sudah cukup untuk mengumpulkan

data dalam melakukan penelitian ini sehingga dapat disusun

kesimpulan.

C. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif

kualitatif. Pemilihan metode kualitatif dipilih karena unit analisisnya

tidak dalam bentuk angka dan dalam penelitian ini cenderung

(53)

tertentu dalam penelitian ini adalah buruh perempuan yang bekerja

sebagai buruh batu bata. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui

faktor yang melatarbelakangi perempuan bekerja sebagai buruh batu

bata di Dusun Somoketro III dan mengetahui kontribusi buruh batu bata

perempuan dalam kehidupan ekonomi keluarga.

Bogdan dan Tylor (dalam Moleong, L. J, 2006: 4)

mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang atau perilaku yang diamati. Peneliti berusaha menemukan

sisi lain dari sosok buruh batu bata perempuan di Dusun Somoketro III,

yaitu dengan melakukan pembahasan mengenai kontribusi perempuan

dalam kehidupan ekonomi keluarga. Level analisis yang digunakan oleh

peneliti dalam penelitian ini adalah lingkup kegiatan industri batu bata

yang ada di Dusun Somoketro III. Peneliti mendeskripsikan

faktor-faktor yang melatarbelakangi perempuan bekerja sebagai buruh batu

bata, menjelaskan bentuk, proses, dan hasil kontribusi buruh batu bata

perempuan dalam kehidupan ekonomi keluarga. Fakta yang diperoleh

di lapangan yaitu perempuan yang memilih bekerja sebagai buruh batu

bata mampu memberikan kontribusi positif dalam kehidupan ekonomi

keluarga. Hal ini akan diketahui secara lebih terperinci dalam penelitian

ini melalui pendekatan deskriptif kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pengumpulan

(54)

ditemukan pada saat penelitian di lapangan. Oleh karena itu, analisis

data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang

ditemukan dan kemudian dapat dikonstruksikan menjadi hipotesis atau

teori. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak peneliti

menyusun proposal, melaksanakan pengumpulan data di lapangan,

sampai peneliti mendapatkan seluruh data. (Affifudin dan Beni Ahmad,

2009: 58).

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang

mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data

yang sebenarnya, data yang pasti dan merupakan suatu nilai di balik

data yang tampak. Penelitian kualitatif tidak menekankan pada

generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. (Affifudin dan Beni

Ahmad, 2009: 58).

Dengan demikian, sifat kualitatif penelitian ini mengarah pada

sumber data berasal dari informan atau subjek penelitian melalui

wawancara dan observasi yang dikumpulkan menjadi sebuah kunci

mengenai kontribusi buruh batu bata perempuan dalam kehidupan

ekonomi keluarga. Hasil penelitian berupa kutipan dari hasil wawancara

dan observasi yang telah diolah dan kemudian disajikan secara

deskriptif dalam bentuk penjabaran kata-kata.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, penelitian tentang kontribusi

buruh batu bata perempuan ini juga dapat dikategorikan dalam jenis

(55)

yang sudah ada sebelumnya. Menurut Surya Dharma (dalam Trisakti

Handayani dan Sugiarti, 2006: 9) bahwa penelitian tentang perempuan

bertujuan untuk mengembangkan sumber daya perempuan yang

terbebas dari subordinasi, ketertinggalan, eksploitasi, serta perlakuan

yang memandang bahwa perempuan adalah kaum lemah.

Banyak buruh batu bata perempuan yang berkontribusi dalam

kehidupan ekonomi keluarga, seperti di dusun Somoketro III, namun

masih saja kaum perempuan terbatas dalam mengembangkan

kemampuannya. Contoh nyata adalah munculnya mesin penggiling

tanah pada pembuatan batu bata, alat bantu ini ternyata hanya

diperuntukkan bagi laki-laki, sedangkan perempuan dianggap tidak

mampu menggunakan alat tersebut. Melalui penelitian ini peneliti

berusaha menyumbangkan solusi agar dapat meningkatkan perhatian

pemerintah terhadap kaum perempuan khususnya buruh batu bata, salah

satunya dengan meniliti mengenai bagaimana kontribusi buruh batu

bata perempuan dalam kehidupan ekonomi keluarga. Harapannya

dengan penelitian ini kesejahteraan perempuan lebih terjamin dan

diperhatikan oleh pemerintah.

D. Sumber Data

Penelitian kualitatif mempunyai sumber data utama yang

bersumber dari kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

(56)

menggunakan dua sumber data untuk mencari dan mengumpulkan data

serta hasil yang diolah. Sumber data merupakan subjek di mana data

diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2002: 133).

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan data yang diperoleh dengan

cara menggali sumber asli secara langsung melalui responden. Data

diperoleh melalui wawancara mendalam dan pengamatan langsung

di lapangan. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah

perempuan yang bekerja sebagai buruh batu bata dan para suami dari

buruh batu bata perempuan yang berjumlah 5 pasang (suami istri),

yaitu keluarga Bapak MRWD dan Ibu TS, Bapak SLMT dan Ibu

RDH, Bapak KMD dan Ibu SYM, Bpk SNI dan Ibu SC, Bapak AS

dan Ibu AS. Selanjutnya, guna memperkuat data yang diperoleh

maka peneliti melakukan kroscek data kepada kepala dusun

Somoketro III dan anak dari buruh batu bata.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber tidak langsung

yang mampu memberikan tambahan serta penguatan terhadap data

penelitian. Sumber data sekunder ini diperoleh melalui buku-buku,

jurnal, majalah, dan media internet yang berkenaan dengan

penelitian ini. Agar penelitian dapat dipertanggung jawabkan maka

(57)

tambahan yang sesuai, sehingga tujuan untuk mendapatkan hasil

penelitian yang mendetail akan tercapai.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data

dengan cara-cara yang sesuai dengan penelitian sehingga peneliti akan

memperoleh data yang lengkap. Penelitian ini menggunakan jenis

sumber data yang diperoleh secara lisan dan tertulis. Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian nantinya adalah

sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti

mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama

penelitian (Gulo, W, 2002: 115). Dalam konteks penelitian ini

observasi dilakukan untuk mengamati faktor yang melatarbelakangi

perempuan bekerja sebagai buruh batu bata dan mengamati

kontribusi buruh batu bata perempuan dalam kehidupan ekonomi

keluarga di Dusun Somoketro III. Observasi di Industri buruh batu

bata ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh

buruh batu bata perempuan dan laki-laki selama bekerja.

Sebelum melakukan observasi peneliti terlebih dahulu sudah

(58)

buruh batu bata, dan peneiliti juga menambahkan temuan yang

belum terdapat pada pedoman observasi, sehingga data yang

terkumpul akurat dan lengkap.

b. Wawancara

Wawancara bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur

ketat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin terfokus dan mengarah

pada kedalaman informasi. Peneliti dapat bertanya kepada informan

kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa yang ada. Dalam berbagai

situasi, peneliti dapat meminta informan untuk mengetengahkan

pendapatnya sendiri terhadap peristiwa tertentu dan dapat

menggunakan posisi tersebut sebagai dasar penelitian selanjutnya

(Burhan Bungin, 2007: 79)

Teknik wawancara ini dilakukan dengan membuat pedoman

wawancara yang relevan dengan permasalahan yang kemudian

digunakan untuk tanya jawab. Teknik wawancara adalah cara yang

digunakan jika seseorang ingin mendapatkan atau keterangan secara

lisan dari seorang responden. Peneliti terlebih dahulu menentukan

individu-individu yang akan dijadikan informan yaitu masyarakat

Dusun Somoketro III yang terdiri dari buruh batu bata perempuan

dan juga suami dari buruh batu bata tersebut, anak buruh batu bata

perempuan, dan kepala dusun Somoketro III. Sebelum melakukan

wawancara dengan informan, peneliti terlebih dahulu menentukan

(59)

aktivitas kerjanya dan informan bisa secara detail memberikan

informasi terkait kontribusi buruh batu bata perempuan dalam

kehidupan ekonomi keluarga.

F. Teknik Sampling

Teknik yang akan digunakan dalam pengambilan sampel adalah

purposive sampling, tujuannya adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya

(Moleong, L. J, 2006: 224). Pada purposive sampling jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan.

Jika sudah terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel harus

diakhiri. Purposive sampling merupakan teknik sampling yang

digunakan peneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu

dalam pengambilan sampel, misalnya orang tersebut dianggap

mengetahui apa yang kita harapkan dalam penelitian, atau seseorang

yang mengetahui apa saja yang dapat memudahkan peneliti dalam

menggali informasi yang lebih luas. Subjek yang diambil merupakan

subjek yang paling banyak dan mempunyai ciri atau karakteristik

khusus yang terdapat dalam populasi. Kriteria atau pertimbangan

dipilihnya dalam penelitian ini adalah perempuan yang bekerja sebagai

buruh batu bata di Dusun Somoketro III, bertempat tinggal sekitar

lokasi pembuatan batu bata dan diambil lima pekerja yang memenuhi

(60)

G.Instrumen penelitian

Terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian

yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data

(Sugiyono, 2010: 305). Pada penelitian kualitatif, peneliti sendiri

merupakan alat pengumpul data utama yang disertai alat bantu berupa

kamera, karena penelitilah yang akan memahami secara mendalam

tentang objek-objek yang diteliti. Peneliti sebagai alat dapat

berhubungan dengan yang diteliti secara intensif. Dengan demikian,

peneliti dapat memperoleh data dengan sedalam-dalamnya dari objek

yang diteliti. Peneliti sadar sebagi alat pengumpul data utama, harus

mempersiapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan proses

pengumpulan data di lapangan, agar kendala yang ada dapat dengan

segera diatasi dan dapat memperoleh hasil yang maksimal (Ida Bagoes,

2008: 29)

H. Validitas Data

Agar penelitian menjadi valid dan dapat dipertanggung

jawabkan maka harus ada validitas data. Pada penelitian ini, validitas

data yang digunakan adalah triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaan

keabsahan data dengan membandingkan data tertentu dengan data yang

diperoleh dari sumber lain, pada penelitian di lapangan, pada waktu

berlainan dengan tujuan untuk mengecek kebenaran tertentu. Empat

(61)

teori. Menurut Patton (dalam Moleong, L. J, 2006:330) Untuk

membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda pada waktu yang

sama dapat dilakukan melalui langkah sebagai berikut:

a. Membandingkan data hasil observasi dengan hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan informan dalam situasi

berbeda.

c. Membandingkan informasi tentang suatu topik yang sama dari

informan dengan posisi atau status yang berbeda.

d. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil pencatatan.

Teknik triangulasi dengan sumber yakni mengumpulkan data

sejenis dari jumlah data yang berbeda. Dalam hal ini untuk memperoleh

data tentang faktor-faktor yang melatarbelakangi perempuan bekerja

sebagai buruh batu bata di Dusun Somoketro III. Sedangkan teknik

triangulasi metode, yakni mengumpulkan data yang sejenis dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. dalam hal ini

untuk memperoleh data, maka digunakan sumber dari hasil wawancara

dan observasi.

Pada penelitian dengan model triangulasi, dimana dalam

mencari data tidak hanya mendasarkan pada suatu kelompok informan

saja, misalnya buruh batu bata perempuan, suami buruh batu bata, anak

buruh batu bata, dan kepala dusun Somoketro III. Hal ini dimaksudkan

(62)

manipulasi informasi dari informan, maka dapat diantisipasi sesegera

mungkin.

Metode Triangulasi yang digunakan untuk menguji keabsahan

data yang diperoleh diharapkan data yang terkumpul dalam seluruh

rangkaian proses pengumpulan data merupakan data yang valid dan

dapat dianalisis dengan baik. Dapat memberikan informasi yang

lengkap tentang faktor-faktor yang melatarbelakangi perempuan bekerja

sebagai buruh batu bata dan kontribusi perempuan yang bekerja sebagai

buruh batu bata dalam kehidupan ekonomi keluarga di Dusun

Somoketro III.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke

dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan.

Analisis data dilakukan dengan tujuan agar informasi yang dihimpun

akan menjadi jelas. Sesuai dengan penelitian maka teknik analisis data

yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah

analisis kualitatif model interaktif sebagaimana diajukan oleh Miles

(63)

Bagan 2. Model Analisis Interaktif Miles dan Hubberman

Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan beberapa

tahap diantaranya:

a. Pengumpulan data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan

dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua

aspek, yaitu deskripsi dan refleksi. Catatan deskripsi merupakan data

alami yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan,

disaksikan, dan dialami sendiri oleh peneliti tanpa adanya pendapat

dan penafsiran dari peneliti tentang fenomena yang dijumpai.

Catatan refleksi yaitu catatan yang memuat kesan, komentar

dan tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai dan merupakan

bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya. Untuk

mendapatkan catatan ini maka peneliti melakukan wawancara

dengan beberapa informan yaitu perempuan yang bekerja sebagai

Pengumpulan Data Penyajian Data

(64)

buruh batu bata, suami, anak dari buruh batu bata, dan Kepala dusun

di Dusun Somoketro III.

b. Reduksi data

Reduksi data adalah proses merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya. Reduksi data dilakukan dengan pemilihan,

penyederhanaan, dan transforman data kasar yang muncul dari

catatan tertulis di lapangan. Reduksi data bertujuan untuk memberi

gambaran dan mempertajam hasil dan pengamatan yang sekaligus

untuk mempermudah kembali pencarian data yang diperoleh. Dalam

hal ini peneliti hanya mengambil data yang berhubungan dengan

faktor-faktor yang melatarbelakangi perempuan bekerja sebagai

buruh batu bata dan Kontribusinya dalam kehidupan ekonomi

keluarga.

c. Penyajian data

Penyajian data adalah sejumlah informasi yang tersusun dan

memberikan kemungkinan-kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan lebih lanjut. Penyajian data

dibatasi sebagai sekumpulan informasi yang tersusun dan

memberikan kemungkinan adanya kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data cenderung mengarah pada penyederhanaan

data, kompleks ke dalam kesatuan bentuk yang sederhana dan

Gambar

Tabel 1. Tingkat Usia Penduduk
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Penduduk
Tabel 3. Mata Pencaharian Penduduk
Tabel 5. Mata Pencaharian Penduduk

Referensi

Dokumen terkait

pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja putri siswi kelas X dan XI MAN 2 Madiun didapatkan hasil bahwa sebagian besar siswi memiliki pengetahuan yang baik,

LAMA 1 TAHUN KETERANGAN DATA USULAN PROPOSAL PENGABDIAN TAHUN 2014 DI DANAI TAHUN 2015. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI INSTITUT SENI

keselarasan telah tercapai antara data output dari simulasi dengan data sejarah produksi, maka model tersebut dinggap telah valid karena sudah dapat menggambarkan profil dari

Pemberdayaan Kelompok Seni Ukir si Desa Kelating Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabana Melalui Pelatihan Mengukir Bentuk-Bentuk Pewayangan. Seni Murni FSRD PENGABDIAN (IbM)

Data pasang surut yang digunakan pada simulasi model sistem drainase Jalan Dorak Kota Selat Panjang merupakan data sekunder yang merujuk pada Master Plan Dan

Data terbagi atas data primer dan data sekunder, data primer adalah data yang diperoleh dari sumber hasil penelitian dan pengamatan dilapangan, sedangkan data

Stabilitas enzim merupa- kan fungsi dari kekuatan penstabil enzim yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofobik, interaksi ionik, ikatan logam dan jembatan disulfida (Suhartono

telah dilakukan mulai bulan Maret 1992, sejalan dengan selesainya jadwal pembangunan pabrik pada tanggal 1 November 1995. GOLDSTAR ASTRA sempat berganti nama menjadi PT. LG ASTRA