• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Kajian Pustaka

2. Pola Asuh

a. Pengertian Pola Asuh

Pola asuh orang tua merupakan pola perilaku yang diterapkan pada anak bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dirasakan oleh anak, dari segi negatif maupun positif. Pola asuh yang ditanamkan tiap keluarga berbeda, hal ini tergantung pandangan dari tiap orang tua (Petranto, 2006). Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap tersebut meliputi cara orangtua memberikan aturan-aturan, memberikan perhatian. Pola

asuh sebagai suatu perlakuan orang tua dalam rangka memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan dan mendidik anak dalam kesehariannya. Sedangkan Pengertian pola asuh orangtua terhadap anak merupakan bentuk interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan pengasuhan yang berarti orang tua mendidik, membimbing dan melindungi anak (Gunarsa, 2002). Menurut Edwards (2006), pola asuh merupakan interaksi orang tua dan anak dalam mendidik, mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua

Orang tua menerapkan pola pengasuhan yang berbeda-beda terhadap anak-anaknya. Hurlock (2011: 95) mengemukakan bahwa pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap anaknya berbeda-beda karena pola asuh tercipta dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:

1) Kesamaan dengan pola asuh yang diterapkan orang tua

Orang tua akan menerapkan pola asuh dalam keluarga sesuai dengan pola asuh yang diterimanya sewaktu kanak-kanak, apabila orang tua merasa cara yang digunakan berhasil maka mereka akan menggunakan cara yang sama.

2) Penyesuaian dengan cara yang disetujui kelompok

Orang tua yang usianya lebih muda dan tidak berpengalaman akan lebih dipengaruhi oleh anggota kelompok yang dianggap baik.

3) Usia orang tua

Orang tua muda cenderung lebih demokratis dan permisif dibanding yang berusia lebih tua. Mereka cenderung lebih mengurangi kendala ketika anak menjelang remaja.

4) Pendidikan untuk menjadi orang tua

Orang tua yang telah banyak mendapatkan pelajaran mengenai mengasuh anak dan tahu akan kebutuhannya, lebih menerapkan pola asuh demokratis dibandingkan orang tua yang tidak banyak belajar.

5) Jenis kelamin

Wanita pada umumnya lebih mengerti anak dan kebutuhannya dibandingkan dengan pria dan mereka cenderung kurang otoriter.

6) Status sosial ekonomi

Orang tua dengan status ekonomi menengah dan rendah cenderung lebih keras, memaksa dan kurang toleran dibandingkan dengan orang tua dari kelas sosial atas, tetapi mereka lebih konsisten. Semakin berpendidikan semakin mereka menyukai disiplin demokratis yang telah menganut konsep yang lebih

7) Konsep mengenai orang dewasa

Orang tua yang mempertahankan konsep tradisional mengenai peran orang tua, cenderung lebih otoriter dibandingkan dengan orang tua yang telah menganut konsep yang lebih modern. 8) Jenis kelamin anak

Orang tua pada umumnya lebih keras bersikap terhadap anak wanita daripada anak pria.

9) Usia anak

Disiplin otoriter jauh lebih umum digunakan pada anak kecil daripada mereka yang jauh lebih besar.

10)Situasi

Ketakutan dan kecemasan biasanya tidak diganjar hukuman, sedangkan sikap menentang, negativisme, dan agresif kemungkinan mendorong pengendalian otoriter.

Menurut Edwards (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua adalah:

1) Pendidikan orang tua

Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam perawatan anak mempengaruhi persiapan mereka menjalankan pengasuhan. 2) Lingkungan

Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak mustahil jika lingkungan juga ikut serta mewarnai pola-pola pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anaknya.

3) Budaya

Seringkali orang mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengasuh anak. Kebiasaan-kebiasaan masyarakat disekitarnya dalam mengasuh anak ditiru orang tua karena pola-pola tersebut dianggap berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan.

c. Jenis Pola Asuh Orang Tua

Menurut Hurlock (2011: 95) ada beberapa jenis pola asuh, sebagai berikut:

1) Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua yang demokratis memandang sama kewajiban hak orang tua dan anak, bersikap rasional dan selalu mendasari tindakannya pada rasio pemikiran. Ciri-ciri orang tua demokratis adalah sebagai berikut, yaitu:

a) Ada bimbingan dan kontrol dari orang tua; b) Anak diberi kepercayaan dan tanggung jawab;

c) Orang tua bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak;

d) Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan;

e) Bersikap responsif terhadap kemampuan anak dan menghargai setiap keberhasilan yang diperoleh anak;

f) Mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan; g) Memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan baik dan

buruk.

2) Pola asuh otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang merupakan kebalikan dari pola asuh demokratis yaitu cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya disertai dengan ancaman-ancaman. Bentuk pola asuh ini menekan pada pengawasan orang tua atau kontrol yang ditunjukkan pada anak untuk mendapatkan kepatuhan dan ketaatan. Jadi orang tua yang otoriter sangat berkuasa terhadap anak, memegang kekuasaan tertinggi serta mengharuskan anak patuh pada perintah-perintahnya. Secara umum pola asuh otoriter mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Adanya kontrol yang ketat dan kaku dari orang tua; b) Aturan dan batasan dari orang tua harus ditaati oleh anak; c) Anak harus bertingkah laku sesuai aturan yang diterapkan

d) Orang tua tidak mepertimbangkan pandangan dan pendapat anak;

e) Orang tua suka menghukum secara fisik;

f) Orang tua cenderung bersikap mengomando (mengharuskan atau memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi);

g) Orang tua cenderung emosional dan bersikap menolak. 3) Pola Asuh Permisif

Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Orang tua cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini bisanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai anak-anak. Pola asuh permisif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Tidak ada bimbingan maupun aturan yang ketat;

b) Tidak ada pengendaian atau pengontrolan serta tuntutan kepada anak;

c) Anak diberi kebebasan dan diizinkan membuat keputusan untuk dirinya sendiri;

e) Anak harus belajar sendiri untuk berperilaku dalam lingkungan sosial;

f) Anak tidak akan dihukum meskipun melanggar aturan; serta g) Tidak diberi hadiah jika berprestasi atau berperilaku sosial

yang baik.

Menurut Baumrind, pola asuh orang tua terbagi dalam 4 macam, yaitu:

a. Pola Asuh Otoriter

Dalam pola asuh ini, semua tingkah laku, pengambilan keputusan, dan cara berpikir anak diatur oleh orang tua. Orang tua memiliki kendali penuh terhadap segala aspek kehidupan anaknya. Dalam menyampaikan keinginannya, orang tua cederung memaksa, memerintah, memberi ancaman dan menghukum. Dalam pola asuh ini sedikit sekali komunikasi secara verbal, biasanya komunikasi yang terjadi hanya bersifat satu arah. Orang tua tidak lagi memberi pertimbangan terhadap pendapat anaknya.

b. Pola Asuh Otoritatif

Dalam pola asuh ini orang tua mendorong anak untuk bersikap mandiri, tetapi orang tua masih memberikan kontrol terhadap perilaku anak. Anak diperbolehkan untuk mengemukakan pendapatnya. Orang tua menanamkan nilai-nilai yang berlaku dengan cara yang lebih hangat. Dalam menanamkan nilai, orang

perbuatan yang dilakukan oleh anak. Komunikasi antara orang tua dan anak bersifat dua arah. Kepentingan anak menjadi prioritas utama orang tua, tetapi masih dikontrol dalam pemberian kebebasan anaknya.

c. Pola Asuh Permisif

Orang tua memberikan kebebasan yang besar kepada anaknya (anak bebas melakukan apa yang diinginkannya). Kebebasan diberikan dengan batasan-batasan yang sangat sedikit. Dengan kata lain, kontrol orang tua terhadap perilaku anak sangat sedikit. Akan tetapi, orang tua masih terlibat dalam aspek-aspek kehidupan ankaknya. Orang tua cenderung tidak menegur anaknya jika melakukan perbuatan yang salah.

d. Pola Asuh Penelantar

Orang tua yang mengasuh anaknya dengan tipe ini akan cenderung tidak terlibat dalam kehidupan anaknya. Orang tua tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh anaknya. Dalam membesarkan anaknya, orang tua tidak memberikan kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan fisik yang cukup (dikutip dari King, 2014: 172).

Dalam penelitian ini, pola asuh yang menjadi bahan penelitian adalah pola asuh yang dikemukakan oleh Elizabeth B. Hurlock yaitu, pola asuh demokratis, pola asuh otoriter dan pola asuh permisif.

Dokumen terkait