• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola komunikasi komunitas Slankers Club Solo

penarika n/verifika

MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI KOMUNITAS

2. Pola komunikasi komunitas Slankers Club Solo

Dalam suatu komunitas/organisasi, biasanya mereka memiliki suatu struktur/pola untuk mempertahankan rasa solidaritas antar anggota dan eksistensi komunitasnya setidaknya di wilayah dimana mereka berada. Oleh karena itu, penulis mulai mengamati dan meneliti bagaimana pola komunikasi Slankers Club Solo dalam mempertahankan eksistensi komunitas.

Dapat disimpulkan pada pembahasan sebelumnya bahwa rasa solidaritas dan eksistensi komunitas Slankers Club Solo adalah dengan mereka mengadakan "kegiatan". Dari berbagai macam kegiatan yang telah mereka laksanakan, mereka melalui beberapa proses. Mulai dari berkumpul untuk menemukan sebuah ide, menentukan konsep kegiatan, hingga dilaksanakanya kegiatan tersebut. Disini penulis dapat menarik sebuah kata kunci untuk digunakan sebagai acuan pertanyaan yang lebih mendalam, yaitu kegiatan. Karena kegiatan mereka inilah

68

merupakan titik dimana Slankers Club Solo dapat mempertahankan eksistensi komunitas.

Ada banyak cara para anggota Slankers dalam merencanakan kegiatan-kegiatan komunitas. Misalnya dari perkumpulan kecil, ada pengurus dan anggota dari beberapa komunitas atau saat ada event penting seperti hari ulang tahun komunitas bisa juga hari ulang tahun personil Slank. Ide awal biasanya muncul dari perkumpulan kecil yang sengaja dilakukan oleh beberapa anggota. Anggota komunitas Slankers Club Solo yang sering mengadakan perkumpulan kecil yaitu: Mas anang, Mas Jayus, Mas Martin, Mas Afandi dan Mas Bimo. Rembukan kecil yang sering mereka lakukan tanpa sengaja biasanya membahas untuk ingin berkegiatan, dan tanpa sengaja salah satu dari mereka ada yang menemukan ide baru kegiatan komunitas. Lalu mereka sedikit merencanakan konsep dan gambaran kegiatan tersebut. Setelah setengah matang, barulah mereka sosialisasikan pada pengurus yang lain.

"Kalo perkumpulan khusus buat pengurus: disini kita enggak bedain antara pengurus dengan angggota, kita disini sama. Siapa pun yang ikut ngumpul bareng, yang mau membantu ya itu yang akan ikut dalam pelaksanaan kegiatan nantinya"(Mas Martin, wawancara pada tanggal 1/12/2011).

Sudah sejak lama kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Komunitas Slankers Club Solo di promotori oleh lima orang tersebut, yaitu Mas Anang, Mas Jayus, Mas Martin, Mas Afandi dan mas Bimo. Mereka adalah figur yang memiliki konstribusi

69

terbesar dalam proses kegiatan Slankers Club Solo yang berkaitan dengan eksistensi komunitas. Dengan mendapatkan kesepakatan oleh semua pengurus, konsep yang sudah matang tersebut mulai dijalan kan oleh panitia dan semua pengurus. Bila kegiatan telah selesai panitia selalu mengadakan rapat untuk membahas atau mengevaluasi semua yang berkaitan dengan kegiatan yang baru dilaksanakan tersebut.

Secara garis besar pola komunikasi komunitas Slankers Club Solo sudah mulai terlihat. Namun untuk mengetahui lebih jauh bagaimana terbentuknya pola komunikasi komunitas Slankers Club Solo, penulis akan wanwancara lebih dalam dan mengerucut mengenai kegiatan rutin komunitas Slankers Club Solo.

Sebenarnya keorganisasian komunitas Slankers Club Solo secara global kurang, karena kebanyakan anggotanya anak slankers berasal dari golongan menengah kebawah dari segi pendidikan dan ekonomi, jadi secara keseluruhan mengenai keorganisasian mungkin kurang. Tetapi mereka dapat mengelola komunitas ini dengan baik. Tentunya dengan menjaga rasa solidaritas para anggotanya. Terbukti dengan mereka pernah bekerja sama dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) untuk membuat sebuah acara di SGM (Solo Grand Mall) penyuluhan tentang anti korupsi, mengajarkan anak-anak

70

berbicara jujur, yang merupakan misi dari KPK pada saat itu. Dan kegiatan yang masih berlangsung sampai sekarang adalah mereka dipercaya oleh Kapolsek dengan memberikan tempat di kantor polisi tersebut untuk mengadakan acara donor darah yang bekerja sama dengan PMI Solo. Mereka juga pernah turun langsung ke YPAC (Yayasan Pendidikan Anak Cacat) untuk mengadakan acara buka bersama dengan para anggota komunitas Slankers Club Solo. Walaupun secara keorganisasian yang baik mereka masih kurang namun mereka bisa mengembangkan kualitas keorganisasianya dari kegiatan-kegiatan tersebut. Ada salah satu anggota mereka yang pandai bernyanyi atau memiliki hobi maen band mereka dapat menyalurkan kekreatifitasnya itu saat kegiatan-kegiatan yang diadakan komunitasnya sendiri. Dan hal ini tentunya dapat mengubah pandangan masyarakat atau pandangan orang- orang luar mengenai anak Slankers yang bertingkah laku negative menjadi berkurang dengan mereka dapat berkarya dengan berkreatif melalui kegiatan-kegiatan positif tersebut. Dari mereka penulis dapat melihat semangat untuk terus maju merubah pandangan masyarakat tentang perilaku anak Slankers yang negative namun banyak dari mereka juga yang berlomba-lomba meningkatkan kualitias band yang mereka garap, latihan di studio dan ada yang membuat album kompliasi, melalui indilabel (independent label), yaitu album rekaman yang

71

dibuat sendiri tanpa harus melewati produser rekaman. Di harapkan akan diperkenalkan pada khalayak, atau minimal komunitas mereka sendiri.

Namun di komunitas Slankers Club Solo banyak juga band indi yang tidak menciptakan lagu sendiri, mereka lebih suka manggung dengan membawa lagu-lagu dari Slank dengan versi mereka sendiri. Membawakan lagu-lagu dari Slank akan lebih meriah dari pada lagu ciptaan sendiri. Karena lagu-lagu Slank sudah terdengar akrab di telinga para Slankers dan pastinya mereka lebih hafal lagu Slank dan bisa ikut bernyanyi dari pada lagu ciptaan band indi sendiri.

Walaupun lagu-lagu Slank yang sekarang berbeda dengan yang dulu namun kecintaan mereka pada Slank dan lagunya tetap ada. Lagu Slank pada album pertama sampai album ke sembilan lebih beraliran rock and roll masih dengan suara Kaka (vokalis band Slank) yang lantang. Di album Slank yang baru ini lebih bertemakan sosial, mengkritik aparat, atau tentang keboborokan negara Indonesia dengan aliran musik pop. Namun mereka semakin bangga dengan Slank termasuk lagunya. Menurut meraka lagu2 Slank menjiwai kehidupan anak muda, enak terdengar ditelinga. Lagunya yang bertemakan sosial dapat menumbuhkan jiwa anak muda, dari lirik lagu Slank yang kritis, mereka jadi tahu bagaimana keadaan, kebobrokan bangsa ini.

72

Menurut mereka lirik lagunya mampu menumbuhkan rasa semangat tersendiri. Berbeda dengan band lain yang banyak bermunculan sekarang ada tidak ada kualtiasnya dan kurang bermutu, tidak punya idealis sendiri, kalau Slank sudah pasti memiliki idealis sendiri dengan sloganya PLUR (Peace, Love, Unity, Respect).

Karikatur adalah band indi yang menjadi idola para anggota Slankers Club Solo. Menurut mereka Karikatur ini mampu membawakan lagu-lagu dari slank dengan baik atau mirip dengan aslinya. Karikatur selalu tampil di akhir pementasan karena band inilah yang selalu ditunggu-tunggu para anggota Slankers Club Solo untuk beraksi diatas panggung membawakan lagu Slank yang santai dan merdu untuk didengarkan.

Pentas bagi mereka adalah ajang untuk menunjukan kualitas mereka dalam memainkan alat musik dalam membawakan lagu-lagu dari Slank dengan penggemar-penggemar yang selalu memadati arena pementasan.

Selain pentas musik Slank sebenarnya sudah banyak pentas-pentas yang telah diikuti bersama musik-musik lainya hampir semua pelosok kota Solo sudah dirambah. Di Universitas, di Cafe, dan pentas musik lainya pernah dicoba. Karena band Slank sudah cukup di kenal oleh masyarakat luas di Indonesia

73

maka sudah banyak khalayak yang tahu lagu-lagu yang dibawakan oleh band indi komunitas ini.

Pesta Slankers merupakan pesta khusus untuk mereka yang suka dengan band Slank, yang diharapkan akan lebih meriah dalam bermusik dengan bebas berekspresi dan memberikan gaung Slankers di kota Solo. Pesta musik Slankers sering kali diadakan di kota Solo diantaranya: pesta musik Slank pernah diadakan di Gedung Kesenian Sriwedari, THR Sriwedari Solo, Alun-alun Sukoharjo, Lapangan terminal Matesih, Cafe Corner Manahan, Ada juga salah satu band indi dari komunitas ini dijadikan band tetap untuk mengisi acara musik di cafe Cornner Manahan Solo setiap hari Sabtu.

Jadi apabila banyak masyarakat luar yang menganggap mereka sebagai kaum "minor" (selalu berperilaku negative dan menyimpang) sebenarnya pendapat itu kurang benar. Karena apabila bisa dilihat secara dekat sisi kehidupan mereka tampak berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya untuk setahap lebih maju.

Aktifitas lainya adalah rapat bulanan yang diadakan di rumah mas Anang, sebagai "sesepuh" di komunitas ini. Rapat diadakan untuk membicarakan tentang banyak hal, baik dari informasi mengenai konser Slank yang biasanya ketua komunitas

74

mendapatkan informasi langsung dari pihak manajemen Slank, juga membicarakan tentang kelanjutan kegiatan yang akan diadakan komunitas Slankers Club Solo. Untuk perkembangan yang terakhir ini, mereka (Mas Anang, Mas Jayus, Mas Martin, Mas Afandi dan mas Bimo) mempunyai rencara untuk membuat acara pesta Slankers yang diberi nama "SCS Party" berkaitan dengan peresmian kepengurusan komunitas Slankers Club Solo periode tahun 2011-2013. Dalam acara tersebut nantinya diharapkan akan dapat mengumpulkan semua anggota Slankers Club Solo dari komunitas-komunitas Slankers se Surakarta bahkan se Jawa Tengah.

Penulis akan memberikan informasi yang lebih mengerucut mengenai aktifitas dan proses pelaksanaan kegiatan SCS Party komunitas Slankers Club Solo. Sebelum kegiatan tersebut dilakukan, terdapat berbagai macam alur komunikasi. Misalnya saat kegiatan itu akan di laksanakan bagaimana proses penyampaian informasinya (diberikan oleh siapa, kepada siapa).

Setelah mereka menetapkan sebuah ide untuk kegiatan baru komunitas, Mas Bimo selaku wakil Ketua komunitas yang baru dia memiliki kepandaian dalam membuat desain grafis. Sebelum pelaksanaan kegiatan, mas Bimolah yang memimpin untuk merancang membuat konsep kecil, seperti membuat proposal kegiatan, mendesain tiket masuk, mendesain stiker,

75

menyusun acara, menghubungi band pengisi acara, penyewaan tempat, alat, sampai harga tiket masuk.

Mas Bimo (Wakil Ketua Komunitas Slankers Club Solo)

"Pertama menentukan tanggal kegiatan akan dilaksanakan, selanjutnya cari tempat, ini hal yang pertama. Karena saat semua udah siap tapi tempat blm dapat, kan g bisa ndang disiarkan ke teman2.. band pengisi dihubungi bisa maen apa enggak? Kalo bisa maen dilihat bagaimana kualitasnya dengan melihat kualitasnya bisa menentukan HTM (Harga Tiket Masuk) buat penonton. Dari panitia dirapatkan dan dibentuk, bagi tugas, bagi patungan juga. HTM buat panitia: pas rapat kita bentuk htm buat kesepakatan, sebelum itu juga kita dh punya anggaran biayanya, dengan tiket segini nanti patungan perpanitia berapa, kalo panitia keberatan kita naikin HTM buat penonton dengan konsekuensi harga tiket sesuai dengan ketertarikan penonton. Dan kepuasan penonton disini sangat penting buat panitia. Kalo tiket mahal penonton enggak puas kan jangan sampai terjadi" (wawancara pada tanggal 30-11-2011).

Setelah selesai dirancang, mas Bimo memberikan konsep tersebut kepada mas Anang. Lalu mereka berdua berembuk kembali untuk lebih mematangkan konsep kegiatan tersebut. Setelah dirasa mereka konsep sudah matang barulah mereka merapatkan informasi tersebut kepada pengurus dan rekan-rekan yang lain.

Para anggota Slankers Club Solo mendapatkan informasi tentang kegiatan komunitas Slankers Club Solo dari sesama anggota komunitas. Dan tanpa berfikir panjang, anggota slankers

76

yang tahu tentang kegiatan tersebut langsung menyebarkan informasi tersebut seluas-luasnya sehingga semua anggota dari berbagai komunitas seluruh Kota Solo mengetahui kegiatan yang akan di selenggarakan.

Untuk merealisasikan suatu kegiatan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, selain mengambil dari uang kas yang memang sengaja dikumpulan anggota Slankers Club Solo secara sukarela untuk kegiatan tertentu kekurangan biaya dapat ditutup dengan iuran dari panitia, dana dari band yang ikut tampil, dan dana dari tiket masuk para Slankers ke acara tersebut. Mereka memang sengaja untuk tidak mencari seponsor karena mereka menganggap berdasarkan pengalaman sebelumnya bahwa adanya sponsor hanya akan menambah beban. Biasanya produk tertentu mau menjadi sponsor namun ada ketentuan-ketentuan yang berlaku, mereka merasa tidak nyaman dengan itu.

Mas Bimo (Wakil Ketua Komunitas Slankers Club Solo)

"Kalau buat nyari sponsor, kita malah jangan sampai kita melibatkan sponsor dalam kegiatan kita ini, soalnya dengan memakai sponsor kita jadi kurang bebas, penontonpun juga jadi tidak bebas, soalnya sponsor memang bisa mendanai. Tp kita juga dapat konsekuensi menjual produk dari sponsor atau ketentuan lain apalah... jadi kita malah punya

tanggungan tau kewajiban lain dari adanya sponsor itu" (wawancara pada tanggal 30-11-2011).

77

Untuk operasional kegiatan para anggota Slankers Club Solo berperan sangat penting, dalam kegiatan yang besar ini komunitas Slankers Club Solo selalu melibatkan komunitas lain atau bahkan sampai komunitas Slankers Luar kota. Namun biasanya meraka hanya membantu pada saat pelaksanaan kegiatan dan sifatnya hanya sukarela. Jadi untuk kepanitian tetap dari anggota Slankres Club Solo yang memiliki peran penting dalam kegiatan ini.

Untuk laporan pertanggung jawaban dari masing-masing panitia pasti diadakan satu minggu setelah kegiatan usai. Biasanya mereka hanya mengevalusai kekurangan-kekurangan yang seharusnya tidak terjadi lagi dikegiatan selanjutnya. karena ini merupakan suatu komunitas yang tidak dibayar dan tidak menghasilkan uang. Hanya kesadaran dari anggota masing-masing yang ikut komunitas ini.

Pada Bab 1 telah di utarakan, bahwa pola tertentu dapat menghambat suatu kelompok bukan karena kemampuan pola itu dalam memecahkan masalah, melainkan karena kemampuan untuk mengatur pola itu sendiri agar dapat memecahkan suatu masalah.

Ini suatu hipotesis yang menarik, terutama membandingkan dengan temuan Leavit semula bahwa

kelompok-78

kelompok Y, Roda, dan Rantai mampu mengatur diri mereka sendiri sehingga akhirnya menetapkan sebuah prosedur yang digunakan terus menerus, sedangkan anggota pola lingkaran tidak dapat melakukan hal yang serupa.

Sifat persoalan yang harus dipecahkan juga mempengaruhi kinerja. Kelompok dengan pola terpusat lebih baik dalam mengenal warna, lambang, dan angka-angka, serta memecahkan masalah sederhana lainya. Pola tidak terpusat lebih baik dari yang terpusat bila menghadapi masalah yang lebih rumit.

Karena kebanyakan komunikasi yang kita perhatikan tidak berkaitan dengan identifikasi lambang dan semacamnya, melainkan dengan masalah-masalah yang lebih rumit, pola tidak terpusat biasanya lebih disukai. Misalnya pola roda, meskipun efisien dalam penggunaan waktunya. Cenderung menurunkan kepaduan kelompok, mengurangi daya cipta, dan menjadi terlalu bergantung kepada pemimpinya.

Keuntungan lain pola tidak terpusat adalah bahwa pola ini cenderung memberi kepuasan perseorangan baik kepada anggotanya. Pola semua saluran tampaknya disukai karena berbagai alasan. Meskipun awalnya cenderung tidak efisien, dan banyak memakan waktu, namun pola ini memaksimalkan

79

kesempatan untuk umpan balik korektif, yang akhirnya menghasilkan kecermatan lebih besar selanjutnya, kebebasan berbicara dengan setiap anggota kelompok menciptakan suasana moral yang lebih baik.

Cara komunitas Slankers Club Solo dalam mempertahankan solidaritas antar anggotanya adalah dengan selalu menjaga komunikasi dan silaturahmi sesama anggota terutama pada saat ada kegiatan dimana mereka dapat saling bertemu, terkadang juga berkumpul di base camp mereka di Nusukan (Kesekertariatan Komunitas Slankers Club Solo atau rumah Mas anang), dirumah Mas Martin (sekertaris komunitas Slankers Club Solo yang baru), di wedangan mbak Dewi (Manahan). Namun dengan perkembangan teknologi komunikasi jaman sekarang memudahkan mereka untuk saling berkomunikasi.

Para anggota Slankers Club Solo sudah seperti keluarga sendiri. Mereka memiliki kesamaan jiwa dalam bermusik maupun berkreatifitas. Walaupun berangkat dari latar belakang yang berbeda-beda akan tetapi mereka memiliki rasa solidaritas yang tinggi antar anggota, mereka menyebutnya dengan komunitas Slankers adalah komunitas yang berdiri diatas semua golongan. Bagi mereka musik Slank sudah menjadi bagian dari hidup mereka, lagu-lagu Slank memiliki ruh yang ada di jiwa setiap

80

Slankersnya. Walaupun pada saat awal mereka merasakan kesulitan dalam berkomunikasi dengan Slankers yang ada diluar kota namun seperti yang dapat dilihat sekarang perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat. Setiap saat mereka dapat saling berhubungan kapanpun dan dimanapun.

Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, Slankers Club Solo yang merupakan induk dari dua puluh dua (22) komunitas di kota Solo. Dengan jumlah anggota yang besar memungkinkan semua anggotanya dapat berkomunikasi dengan relatif mudah, baik sebagai sumber informasi maupun penerima informasi. Mereka saling berhubungan satu sama lain dengan tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kebanyakan kelompok kecil mengembangkan norma-norma, yang mengidentifikasikan apa yang diinginkan bagi semua anggotanya.

Komunikasi kelompok kecil (small group communication) merupakan proses komunikasi antara tiga orang

atau lebih yang berlangsung secara tatap muka. Dalam kelompok tersebut, anggota berinteraksi satu sama lain. Tipe komunikasi ini oleh banyak kalangan dinilai sebagai pengembangan dari komunikasi antar pribadi.

81

Anggota-anggota komunitas Slankers Club Solo dapat berkomunikasi dengan mudah. Sumber dan informasi dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama. Komunitas Slankers Club Solo mempunyai alasan yang sama bagi anggotanya untuk berinteraksi. Seperti yang ditulis Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam bukunya Human Communication, konteks-konteks komunikasi. Mereka mempunyai derajat organisasi tertentu yang mengatur kelompok itu. komunikasi kelompok menitik beratkan pada tingkah laku dalam diskusi kelompok. Komunikasi ini hanya memusatkan perhatian pada proses komunikasi dalam kelompok-kelompok kecil.

a) Peranan tugas kelompok (group task roles)

Digunakan sebagai pegangan setiap kelompok untuk menjaga solidaritas antar anggota kelompok dan menjelaskan akan tugas maisng-masing anggota kelompok agar dapat mempertahankan eksistensi kelompok. Mengetahui pemberlakuan prosedur dalam sebuah organisasi dan mengerti dinamika kelompok.

b) Pembentukan-kelompok dan peranan pemeliharaan

Peranan-peranan dalam katagori ini membantu berfungsinya kelompok secara antarpersonal. Peranan-peranan tersebut membantu mengubah cara kerja, memperkuat, mengatur dan menjaga

82

kelangsungan kelompok. Hal ini serupa dengan pemeliharaan preventif alat-alat mekanis, seperti sebuah mobil, agar jalanya baik. c) Peranan perseorangan

Perilaku-perilaku ini dirancang terutama untuk memuaskan kebutuhan perseorangan dari pada untuk memenuhi kebutuhan kelompok. Perilaku-perilaku ini kadang-kadang disebut sebagai peranan terpusat pada diri (seff-centered rules)

3. Pola Komunikasi Slankers Club Solo Dalam Mempertahankan