• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pola Pemupukan Sayur Brokoli di Desa Merdeka Kecamatan

Setelah dilakukan wawancara melalui lembar kuesioner pada petani brokoli di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012, diperoleh hasil petani yang memiliki sayur brokoli yaitu 6 orang berjenis kelamin laki-laki dan 2 orang berjenis kelamin perempuan dimana semua sayur brokoli mengandung nitrat tetapi tidak melebihi standar yang ditetapkan..

Menurut Hasyim (2006), jenis kelamin petani merupakan salah satu faktor dalam melaksanakan kegiatan usaha tani. Didalam melakukan kegiatan bertani laki-laki lebih banyak melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini dipengaruhi karena tenaga laki-laki lebih kuat dibandingkan dengan perempuan dan luas lahan juga mempengaruhi terhadap kebutuhkan tenaga yang besar dalam melakukan usaha tani.

Menurut Soekartawi (1999), rata-rata petani Indonesia cenderung tua dan sangat mempengaruhi produktivitas sektor pertanian Indonesia.Petani berusia tua cenderung sangat konservatif (memelihara) dan menyikapi perubahan terhadap inovasi teknologi.

Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan usahatani, umur dapat dijadikan tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja. Kondisi umur yang masih

produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim,2006).

Berdasarkan hasil kuesioner, umur petani yang memiliki sayur brokoli mengandung nitrat yaitu umur 31 -40 tahun sebanyak 4 orang dan umur 41-50 tahun sebanyak 4 orang. Dan umur yang paling tua yaitu 46 tahun. Dapat disimpulkan bahwa petani umur muda dan petani umur tua tidak ada perbedaan dalam hal kandungan nitrat di sayur brokoli karena semua sayur brokoli yang dimiliki petani mengandung nitrat. Petani yang berusia lanjut sekitar 50 tahun keatas, biasanya fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian yang dapat mengubah cara berpikir, cara kerja dan cara hidupnya. Mereka apatis terhadap teknologi dan inovasi baru (Kartasapoetra,1994), sehingga akan mengalami kesulitan dalam memberikan informasi mengenai pola pemupukan yang benar dan dampak nitrat terhadap kesehatan.

Menurut Singarimbun dan Penny dalam Soekartawi (1999) mengemukakan bahwa banyaknya atau lamanya sekolah/pendidikan yang diterima seseorang akan berpengaruh terhadap kecakapan dalam pekerjaan tertentu. Sudah tentu keckapan tersebut akan mengakibatkan kemampuan yang lebih besar dalam menghasilkan pendapatan bagi rumah tangga.

Hasil wawanacara menggunakan kuesioner, tingkat pendidikan petani brokoli yaitu SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan SMA lebih banyak yaitu 5 orang. Akan tetapi dalam hal ini tidak ada perbedaan kandungan nitrat antara pendidikan SMP,SMA dan Perguruan Tinggi karena sayur brokoli

yang dimiliki petani semuanya mengandung nitrat dengan kandungan yang berbeda-beda.

Tingkat pendidikan petani brokoli sangat mempengaruhi pola pemupukan yang digunakan oleh petani brokoli. Menurut Hasyim (2006), tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani akan menunjukkan tingkat pengetahuan serta wawasan yang luas untuk petani menerapkan apa yang diperolehnya untuk peningkatan usahataninya.Sehingga petani lebih mudah untuk diberikan informasi mengenai teknologi yang berkaitan dengan pertanian.

Petani yang berpendidikan tinggi relatif lebih cepat dalam melaksanakan adopsi inovasi. Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan daya kreatifitas manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia (Kartasapoetra,1994).

Frekwensi pemupukan yang dilakukan oleh petani brokoli yaitu ada yang 4 kali pemupukan dan ada yang kurang dari 4 kali pemupukan. Menurut Rukmana, (1994) pemupukan Brokoli dilakukan sebanyak 4 kali. Berdasarkan hasil laboratorium, semua sampel brokoli mengandung nitrat tetapi masih dibawah standar yang ditetapkan. Di desa merdeka jumlah petani yang melakukan pemupukan 4 kali yaitu sebanyak 6 orang .

Semakin banyak pupuk yang diberikan,semakin banyak kandungan nitrogen yang diterima untuk pertumbuhan tanaman dan semakin banyak kandungan nitrat yang akan dihasilkan (Buckman dan Brady,1982). Pemupukan nitrogen yang dilakukan dua kali pada masa vegetatife pada tanaman jagung

kurang mencukupi kebutuhan hara. Hal ini karena unsure nitrogen akan cepat hilang akibat terlindi.(Gunarto,1985).

Tanaman Brokoli yang kekurangan unsur yang dapat diperoleh dari pupuk, tumbuh kerdil, batang tidak kokoh, daun tanaman tidak banyak dan berwarna hijau pucat, diserang hama dan serangga, sayur Brokoli yang dihasilkan berukuran kecil, membusuk, warna agak kecokelatan. Tanaman Brokoli yang mendapatkan unsur yang cukup akan dapat menghasilkan sayur Brokoli 1-3 kali pemanenan.

Seluruh petani brokoli menggunakan jenis pupuk kandang, NPK 151515 dan NPK 161616. Di daerah pertanian Desa Merdeka para petani dominan menggunakan jenis pupuk yang sama. Pupuk jenis NPK 151515 dan NPK 161616 adalah jenis pupuk majemuk dengan kandungan nitrogen yang tinggi dan memiliki kandungan hara yang lengkap, tahan disimpan dan tidak cepat menggumpal. Dan jenis pupuk ini berfungsi untuk perkembangan bibit, sebagai pupuk pada awal penanaman dan sebagai pupuk susulan (Sunarlim, 2005).

Menurut Hardjowigeno (1992), pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15%, fosfor 15%, dan Kalium 15%. Sifat Nitrogen (pembawa Nitrogen) terutama dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.

Nitrogen merupakan unsurhara yang paling sedikit terdapat dalam tanah.Tanaman yang tumbuh ditanah yang kekurangan nitrogen menunjukan pertumbuhan yang lambat, daunnya kuning,hasilnya rendah dan kadang-kadang kadar proteinnya rendah. Nitrat dan nitrit merupakan bentuk nitrogen yang

teroksidasi. Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan merupakan keadaan sementara dengan proses oksidasi antara amoniak dan nitrat.Nitrogen merupakan unsure yang diperlukan tanaman dalam pertumbuhannya. Akan tetapi,pemupukan yang berlangsung secara terus menerus dengan jumlah yang banyak akan mengakibatkan jumlah nitrogen ditanah meningkat (Sianipar.2001).

Secara umum petani brokoli di desa merdeka melakukan kegiatan bertani dan melakukan pemupukan hampir sama antara petani yang satu dengan yang lainnya. Jenis pupuk yang digunakan oleh petani sudah lama digunakan. Hal ini disebabkan hasil pertanian petani dengan menggunakan jenis pupuk ini menunjukkan hasil yang baik.

Menurut Rukmana (1994), jumlah pupuk kompos atau pupuk kandang yang digunakan untuk sayur brokoli yaitu 12,5 ton per hektar atau 12.500 kg per hektar. Apabila dilakukan penghitungan untuk luas lahan satu hektar maka petani di desa merdeka menggunakan pupuk kandang yaitu 2000 kg.Dosis pupuk kimia untuk pemupukan sayur brokoli adalah 2,3 ton per hektar atau 2300 kg per hektar. Petani brokoli menggunakan pupuk kimia sebanyak 1400 kg per hektar.Secara umum, dosis pupuk yang digunakan petani brokoli adalah sama dengan dosis dibawah standar yang ditetapkan.Semua sayur brokoli milik petani mengandung nitrat akan tetapi memenuhi syarat kesehatan.

Diperoleh hasil bahwa 6 petani sayur brokoli melakukan kegiatan pemupukan pada pagi hari dan 2 orang petani melakukan pemupukan pada siang hari. Pagi hari adalah waktu yang tepat melakukan pemupukan karena keadaan tanah masih basah dan jika siang hari melakukan pemupukan panas matahari akan

menganggu pekerjaan para petani tersebut. Pupuk yang diberi di batang sayur Brokoli di pagi hari akan cepat diserap oleh tanah karena kandungan air di tanah memudahkan pupuk hancur dan lebih cepat diserap tanaman ( Sujarwanto, 2011). Dan apabila pupuk diberi di batang tanaman pada siang hari, maka pupuk akan menggumpal dan menjadi lebih keras.

Semakin dekat pupuk diberikan di batang tanaman, maka semakin banyak pupuk yang akan diserap oleh tanaman itu. Menurut Rukmana (1994), pupuk diberikan di sekeliling tanaman sejauh 10-15 cm dari batangnya. Petani sayur Brokoli memberi pupuk disekeliling tanaman dengan jarak 3-5 cm disekeliling tanaman sebanyak 6 orang dan jarak 5-7 cm disekeliling tanaman sebanyak 2 orang.

Umur sayur Brokoli pada saat dilakukan pengambilan sampel yaitu 5 orang petani brokoli memiliki sayur brokoli berumur 60 hari dan 3 orang petani memiliki sayur brokoli berumur selain 60 hari.Sayur brokoli yang siap untuk dipanen adalah berumur 60 hari (Rukmana,1994). Dan umur 60 hari adalah umur dimana sayur siap dipasarkan dan dikonsumsi oleh konsumen. Semua sayur brokoli mengandung nitrat dan kandungan nitrat sayur brokoli tidak ada yang melebihi standar yang ditetapkan.

Kandungan nitrat akan naik mencapai konsentrasi tertinggi pada hari kedelapan (1 minggu) setelah pemupukan pada rumput (Yuningsih,1994). Sehingga umur sayur brokoli 60 hari adalah umur yang tepat dilakukannya pemanenan. Menurut Hanway (1971), penyerapan unsur nitrogen pada tanaman berlangsung dari awal pertumbuhan sampai mendekati panen. Akan tetapi

penyerapan unsur nitrogen pada tanaman berbeda-beda sehingga hal ini menyebabkan diperlukannya pemupukan yang baik dan tepat.

Dokumen terkait