POLA PEMUPUKAN DAN ANALISA KANDUNGAN NITRAT PADA SAYUR BROKOLI( Brassica oleracea cv. brocolli ) DI PERTANIAN
DESA MERDEKA KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO TAHUN 2012
SKRIPSI
OLEH :
NIM.101000312
LAUNETA MARUYUN PURBA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
POLA PEMUPUKAN DAN ANALISA KANDUNGAN NITRAT PADA SAYUR BROKOLI( Brassica oleracea cv. brocolli ) DI PERTANIAN
DESA MERDEKA KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH :
NIM.101000312
LAUNETA MARUYUN PURBA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : POLA PEMUPUKAN DAN ANALISA KANDUNGAN NITRAT PADA SAYUR BROKOLI (Brassica oleracea cv.brocolli) DI PERTANIAN DESA MERDEKA KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO TAHUN 2012 Nama Mahasiswa : Launeta Maruyun Purba
Nomor Induk Mahasiswa : 101000312
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan : Kesehatan Lingkungan Tanggal Lulus : 30 Januari 2013
Disahkan Oleh Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
dr. Taufik Ashar, MKM
NIP. 197803312003121001 NIP. 197002191998022001 dr. Devi Nuraini Santi,M.Kes.
Medan, Februari 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara D e k a n,
ABSTRAK
Secara alami, sayuran hijau telah mengandung Nitrat. Pemakaian pupuk dengan jumlah banyak dan terus menerus, kandungan Nitrat pada sayur Brokoli juga akan semakin banyak. Nitrat terdiri dari Nitrogen (N) dan Oksigen (O). Di dalam tubuh, Nitrat berubah jadi Nitrit kemudian bereaksi dengan Hemoglobin membentuk Methmoglobin sehingga kekurangan oksigen (Hipeksemia). Di dalam darah menyebabkan Nitrosamid atau kanker perut. Pada bayi dikenal dengan “blues babies”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pemupukan sayur brokoli yang terdiri dari frekuensi pemupukan, jenis dan dosis pupuk, tindakan dalam penggunaan pupuk, jarak tanaman dengan dengan pupuk, dan mengetahui jumlah kandungan Nitrat pada sayur brokoli.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pola pemupukan dan kandungan Nitrat pada sayur Brokoli. Objek peneilitian yaitu 8 sayur brokoli dan responden yaitu 8 petani brokoli. Metode yang digunakan adalah metode Spektroquan Nova 60 untuk menghitung kandungan Nitrat dan dibandingkan dengan ADI (Acceptable Daily Intake ) menurut European Commission’s Scientific Committee For Food Tahun 1995 yaitu 3,65 mg/kg berat badan/hari..
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel sayur Brokoli memenuhi syarat atau tidak melebihi standar yang ditetapkan yaitu 50 mg/Liter.Jumlah pupuk yang digunakan juga tidak melebihi standar. Pupuk kimia 1,4 ton per hektar dan pupuk kompos 2 ton per hektar. Frekuensi pemupukan tidak melebihi standar, 6 petani melakukan pemupukan pada pagi hari dan jarak tanaman dengan pupuk kurang dari10-25 cm.
ABSTRACT
Broccoli is a popular vegetable that many people like very much. To have a good grow is demanded much more fertilizer. Naturally, a green vegable contained Nitrate. To supply fertilizer with more and coutinuosly, resulted in the nature content in Broccoli going to rise up. Nitrate comprising Nitrogen (N) and Oxygen (O). In human body, Nitrate transfered into Nitrite and then got reacted with Hemoglobin forming Methenoglonbine may cause miss oxygen (hypoxsemia). In blood, it cause Nitrosamid or stomach cancer. On babies well known as “blues babies”.
The objective of this study is to determine the requirement in applying fertilizer tor Broccoli vegetable comprising of frequency in fertilizing, type and dosage of fertilizer, the method applying the fertilizer, space of plant far fertilizer, as well as to know total content of Nitrate on Broccoli vegetable.
This study adopted descriptive survey research with spectroguan Nova Go method. In this case is this case is to count the content of Nitrate compared to standard content of nitrate refers to the ADI ( Acceptable Daily Intake )of the European Commission’s Scientific Committee For Food 1995 namely 3,65 mg/kg.
The result of study showed that all sample as Broccoli vegetable fulfilled the requirement an not exceeding 50 mg/litre. Total fertilizer to apply also not exceeding as standard as determined for chemical fertilizer 1.4 ton per hectare and compost 2 ton per hectare. Frequency of fertilizing not exceeding standard. Noted 6 farmers applied fertilizer on morning and its plant distance far fertilizer less than 10-25 cm.
It is concluded the content of Nitrate on Broccoli vegetable is not exceeding threshold and the pattern of planting by farmers is not different from standard, it is suggested to everybody be carefull to consume the Broccoli vegetables in higher sized and in light green color.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Launeta Maruyun Purba
Tempat/Tanggal Lahir : Pematang Siantar / 13 Mei 1987
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat Rumah : Jl. Gurilla Selatan Siantar Sitalasari Pematang Siantar
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 1994-2000 : SD Negeri 121309 Pematang Siantar
2. Tahun 2000-2003 : SMP Negeri 7 Pematang Siantar 3. Tahun 2003-2006 : SMA Negeri 3 Pematang Siantar
4. Tahun 2006-2009 : Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
Kesehatan Medan
5. Tahun 2010-2013 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Pemupukan Dan Ánalisa Kandungan Nitrat Pada
Sayur Brokoli ( Brassica oleracea cv. brocolli ) Di Pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012” untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini secara khusus penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang tidak terhingga kepada bapak dr.Taufik Ashar, MKM dan ibu dr.Devi Nuraini Santi, M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu memberikan saran dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, Ms, selaku dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Ir. Evi Naria , M.Kes, selaku Ketua Jurusan Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Drs. Nurma Sinaga, Apt, selaku pembimbing lapangan di Balai Laboratorium Toksikologi Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.
5. Ibu Eka Lestari Mahyuni , SKM,M.Kes. selaku pembimbing akademik 6. Bapak Denny Simangunsong yang telah membantu dalam pengumpulan
data dan penelitian di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo
7. Sahabat-sahabatku : Angelina,Fransiska,Sriana, Sri Lestari, Khairiah, Rista,dll yang banyak memberi semangat dan bantuan selama pendidikan
serta teman-teman FKM Ekstensi Tahun 2010.
Ucapan istimewa kepada kedua orangtua terkasih, Oskar Purba dan Kurlianna Sipayung yang senantiasa memberikan doa, semangat dan materi hingga sampai saat ini. Biarlah kasih Tuhan yang memberkati kedua orangtuaku . Kepada kakak-kakakku Herma Purba, Ayu Ulfah Purba,Adang Purba dan adik-adikku Grace Purba dan Syeba Purba ,kedua abang ipar, Abi Saragih, Argha Saragih, Doan Saragih, dan Veneriza Saragih.Terimakasih buat doa dan semangatnya. Dan terimakasih buat terkasih Tomson Partogi Siregar yang telah
sabar memberikan motivasi dan semangat kepada penulis selama menyelesaikan pendidikan.
Tiada kata dan ungkapan yang lebih berharga yang dapat penulis ucapkan selain dari doa dan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu. Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun .Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih dan biarlah kasih Yesus Kristus memberkati kita semua.Amin
Medan, Januari 2013
DAFTAR ISI
2.1.2 Komposisi Kandungan Gizi Brokoli ... 8
2.2.7.1 Pengaruh pupuk terhadap Tanah ... 19
2.2.7.2 Pengaruh pupuk terhadap Udara ... 20
2.3 Nitrat. ... 20
2.3.1 Sifat Fisik dan Struktur Kimia Senyawa Nitrat dan Nitrit 21
2.3.2 Sumber Nitrat ... 22
2.3.3 Nitrifikasi ... 23
2.3.4 Dosis dan Farmakonetika Nitrat ... 24
2.3.5 Nitrat di Lingkungan ... 27
2.3.6 Dampak Nitrat Pada Kesehatan Manusia ….. ... 28
2.3.6.1 Dampak Nitrat Pada orang dewasa dan Bayi Berusia Diatas Tiga Bulan ... 28
2.3.6.2 Pada Bayi Berusia Dibawah Usia Tiga Bulan ... 29
3.7 Pemeriksaan Sampel di Laboratorium ... 35
3.7.1 Pengambilan dan Pengiriman Sampel ke Laboratorium ... 35
3.7.2 Pemeriksaan Nitrat ... 36
3.7.2.1 Peralatan dan Bahan ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN ……… 38
4.1 Aspek Geografis dan Gambaran Umum Daerah Penelitian ……... 38
4.1.1. Geografis Kabupaten Karo ………. 38
4.1.2. Gambaran Umum Daerah Penelitian ……….. 38
4.2 Hasil Penelitian Tentang Sayur Brokoli……….. 40
4.2.1. Karakteristik Petani Brokoli ………. 40
4.2.2. Frekuensi Pemupukan Sayur Brokoli ………... 41
4.2.3. Jenis dan Dosis Pupuk Yang Digunakan Petani Brokoli... 42
4.2.4. Tindakan Petani Brokoli Dalam Penggunaan Pupuk ……… 44
4.2.5. Jarak Tanaman Dengan Pupuk ………. 44
4.3 Hasil Pemeriksaan Kandungan Nitrat Pada Sayur Brokoli ……… 45
BAB V PEMBAHASAN ……… 47
5.1 Pola Pemupukan Sayur Brokoli di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012 ……… 48
5.2 Kandungan Nitrat Pada Sayur Brokoli ……… 51
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……… 55
6.1. Kesimpulan ………. 55
6.2. Saran ……… 56
6.3. DAFTAR PUSTAKA ………. 57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Kuesioner Pola Pemupukan Sayur Brokoli Di Pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka
Kabupaten Karo Tahun 2012 ……… 59
Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian dari FKM USU ……… 61 Lampiran 3. Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian
Di Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara Balai
Laboratorium Kesehatan Medan………. 62
Lampiran 4. Hasil Penelitian Pemeriksaan Kandungan Nitrat
Pada Sayur Brokoli ……….. 63
Lampiran 5 Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian
Di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo … 64 Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian ……… 65 Lampiran 7. Printout SPSS Hasil Kuesioner Pola Pemupukan Brokoli
DAFTAR TABEL
TABEL
HALAMAN
2.1. Komposisi Kandungan Gizi pada Brokoli Setiap 100 gram...…… 9 2.2. Kandungan Nitrogen dan Salt Index dalam Pupuk………. .. . 14
2.3. Kadar Methemoglobin ………. .. ….. 26 4.1. Distribusi Petani Brokoli Berdasarkan Jenis Kelamin Petani Brokoli
di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo 2012… 40
4.2. Distribusi Petani Brokoli Berdasarkan Umur Petani Brokoli di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo 2012 …………. 40
4.3. Distribusi Petani Brokoli Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani Brokoli di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka
Kabupaten Karo 2012 ……….…. 41
4.4. Distribusi Petani Brokoli Berdasarkan Frekuensi Pemupukan Sayur Brokoli di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka
Kabupaten Karo 2012 ………. 41
4.5. Distribusi Petani Brokoli Berdasarkan Jenis Pupuk Sayur Brokoli di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo 2012 ……. 42
4.6. Distribusi Petani Brokoli Berdasarkan Dosis Pupuk Kandang Sayur Brokoli di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo
Brokoli di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo
2012……….. 43 4.8. Distribusi Petani Brokoli Berdasarkan Tindakan Petani Brokoli Dalam
Penggunaan Pupuk di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo 2012 ……… 44
4.9. Distribusi Petani Brokoli Berdasarkan Jarak Tanaman dengan Pupuk di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo 2012…….. 44 4.10. Distribusi Petani Brokoli Berdasarkan Umur Sayur Brokoli di Desa
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
ABSTRAK
Secara alami, sayuran hijau telah mengandung Nitrat. Pemakaian pupuk dengan jumlah banyak dan terus menerus, kandungan Nitrat pada sayur Brokoli juga akan semakin banyak. Nitrat terdiri dari Nitrogen (N) dan Oksigen (O). Di dalam tubuh, Nitrat berubah jadi Nitrit kemudian bereaksi dengan Hemoglobin membentuk Methmoglobin sehingga kekurangan oksigen (Hipeksemia). Di dalam darah menyebabkan Nitrosamid atau kanker perut. Pada bayi dikenal dengan “blues babies”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pemupukan sayur brokoli yang terdiri dari frekuensi pemupukan, jenis dan dosis pupuk, tindakan dalam penggunaan pupuk, jarak tanaman dengan dengan pupuk, dan mengetahui jumlah kandungan Nitrat pada sayur brokoli.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pola pemupukan dan kandungan Nitrat pada sayur Brokoli. Objek peneilitian yaitu 8 sayur brokoli dan responden yaitu 8 petani brokoli. Metode yang digunakan adalah metode Spektroquan Nova 60 untuk menghitung kandungan Nitrat dan dibandingkan dengan ADI (Acceptable Daily Intake ) menurut European Commission’s Scientific Committee For Food Tahun 1995 yaitu 3,65 mg/kg berat badan/hari..
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel sayur Brokoli memenuhi syarat atau tidak melebihi standar yang ditetapkan yaitu 50 mg/Liter.Jumlah pupuk yang digunakan juga tidak melebihi standar. Pupuk kimia 1,4 ton per hektar dan pupuk kompos 2 ton per hektar. Frekuensi pemupukan tidak melebihi standar, 6 petani melakukan pemupukan pada pagi hari dan jarak tanaman dengan pupuk kurang dari10-25 cm.
ABSTRACT
Broccoli is a popular vegetable that many people like very much. To have a good grow is demanded much more fertilizer. Naturally, a green vegable contained Nitrate. To supply fertilizer with more and coutinuosly, resulted in the nature content in Broccoli going to rise up. Nitrate comprising Nitrogen (N) and Oxygen (O). In human body, Nitrate transfered into Nitrite and then got reacted with Hemoglobin forming Methenoglonbine may cause miss oxygen (hypoxsemia). In blood, it cause Nitrosamid or stomach cancer. On babies well known as “blues babies”.
The objective of this study is to determine the requirement in applying fertilizer tor Broccoli vegetable comprising of frequency in fertilizing, type and dosage of fertilizer, the method applying the fertilizer, space of plant far fertilizer, as well as to know total content of Nitrate on Broccoli vegetable.
This study adopted descriptive survey research with spectroguan Nova Go method. In this case is this case is to count the content of Nitrate compared to standard content of nitrate refers to the ADI ( Acceptable Daily Intake )of the European Commission’s Scientific Committee For Food 1995 namely 3,65 mg/kg.
The result of study showed that all sample as Broccoli vegetable fulfilled the requirement an not exceeding 50 mg/litre. Total fertilizer to apply also not exceeding as standard as determined for chemical fertilizer 1.4 ton per hectare and compost 2 ton per hectare. Frequency of fertilizing not exceeding standard. Noted 6 farmers applied fertilizer on morning and its plant distance far fertilizer less than 10-25 cm.
It is concluded the content of Nitrate on Broccoli vegetable is not exceeding threshold and the pattern of planting by farmers is not different from standard, it is suggested to everybody be carefull to consume the Broccoli vegetables in higher sized and in light green color.
BAB I PENDAHULUAN
1.5 Latar Belakang
Makanan yang sehat adalah makanan yang tidak mengandung bahan berbahaya. Makanan yang sehat diperoleh dari bahan baku yang sehat juga dan
jika diolah menjadi makanan dan minuman dimana keamanan mutu dan gizinya tetap terjaga ( PP No. 28 Tahun 2004 ).
Sayur adalah bahan makanan yang dikonsumsi manusia yang diolah sesuai
dengan kebutuhan. Pada masa ini sayur juga sudah ada yang dikemas menjadi minuman kemasan, misalnya sayur brokoli. Dan masa ini kebutuhan manusia
terhadap sayur semakin meningkat. Dan di berbagai media elektronik sayur jenis brokoli sangat gencar dipromosikan sebagai makanan sehat. Sayur brokoli berfungsi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker ,mengatasi penyakit ginjal,
mengatasi kelebihan asam urat dan menjaga kesehatan mata.
Menurut Made Astawan, (2009) dalam Ensiklopedia Gizi dan Pangan
Untuk Keluarga, kadar vitamin C dalam brokoli sangat tinggi dibanding dengan jeruk dan bermanfaat dalam penyerapan vitamin A, D, E, dan K. Dpat mencegah kanker payudara sebesar 20-40% dengan komposisi 1-2% setiap hari, Dapat
mencegah kanker kandung kemih. Kandungan Vitamin C dalam brokoli berfungsi sebagai anti oksidan
Tanah karo. Untuk menghasilkan sayur brokoli yang baik diperlukan perawatan dan pemupukan yang rutin. Jenis pupuk yang digunakan petani untuk memupuk sayur brokoli yaitu ZA ,Urea ,TSP dan KCl. Jenis pupuk ini mengandung
Nitrogen yang sangat tinggi dan jenis pupuk yang sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman sayur Pemupukan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu sebelum
sayur brokoli ditanam sebanyak 1000 kg per hektar,saat umur sayur brokoli 7-10 hari setelah tanam sebanyak 450 kg per hektar, 20 hari setelah tanam sebanyak 450 kg per hektar, dan 30 – 35 hari setelah tanam sebanyak 450 kg per hektar.
(Rahmat Rukmana, 1994 ).
Nitrat (NO3) adalah unsur alami yang merupakan gabungan dari Nitrogen
(N) dan Oksigen (O) yang bisa ditemukan hampir di semua sayuran yang kita makan dan tanah tempat mereka tumbuh. Setiap tumbuhan memerlukan nitrat, karena sangat membantu pertumbuhan dan proses fotosintesis. Namun jika jumlah
nitrat pada tanah berlebihan, misalnya karena penggunaan pupuk dan bahan pembuatnya nitrat yang berlebihan, maka nitrat bisa mencemari air tanah. Itu
sebabnya, konsentrasi nitrat yang tinggi adalah terdapat dalam air tanah, sayuran umbi dan sayuran berdaun hijau. Melalui air tanah dapat mencemari air sumur penduduk khususnya didaerah pertanian yang banyak menggunakan jenis pupuk
yang memiliki kandungan nitrat yang tinggi.
Di Amerika Serikat, kandungan nitrat pada air tanah meningkat hingga 60
banyak akan mengakibatkan konsentrasi nitrat akan tinggi juga ( Jack dan Sharma, 1983 ).
Dalam sebuah penelitian pada sayur bayam oleh Philips (1968)
menyatakan bahwa sayur bayam yang disimpan pada kondisi dibawah suhu kamar menunjukkan bahwa kandungan nitrat menurun dan kandungan nitrit meningkat
pada suhu panas. Kandungan nitrat dalam sayuran tersebut bervariasi tergantung beberapa faktor seperti paparan sinar matahari dan kadar nitrogen dalam tanah. Semakin banyak paparan sinar matahari dan semakin sedikit kontaminasi nitrat
dalam tanah, maka kandungan nitratnya akan semakin rendah.
Jenis pupuk yang digunakan petani pada pertanian sayuran yaitu Za
(mengandung karbondioksida, amoniak, dan Nitrogen 46 %. Urea mengandung 21 % Nitrogen dan 24 % Sulfur. Kcl mengandung 60 % K2 dan 45 % Cl. Pupuk yang mengandung Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium ( K) setelah diberikan ke
dalam tanah akan mengalami berbagai proses transformasi seperti mineralisasi, immobilisisasi, nitrifikasi yaitu perubahan nitrat menjadi nitrit,penguapan dan
denitrifikasi. Proses tersebut bersinggungan dengan pertumbuhan tanaman dan serapan nitrogen oleh tanaman. Pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang juga dapat menyebabkan pencemaran khususnya ion nitrat yang
menghasilkan Nitrogen yang tinggi dan tidak sebangding dengan daya serapa tanaman makan ion nitrat dalam tanah akan tercuci dan terbawa kedalam air tanah
( Novizan, 2005 ).
Oksigen. Kemudian bereaksi dengan Hemoglobin dan membentuk Methemoglobin (metHb) sehingga kekurangan oksigen (Hipoksemia). Methaemoglobin dalam darah, penyebab senyawa Nitrosamid atau kanker perut.
Pada bayi Methemoglobin sering ditemui karena enzim pembentukan enzim pengurai Methemoglobin masih belum sempurna sehingga wajah bayi menjadi
biru Karena kurang oksigen atau sering disebut “blues babies” ( Soemirat,1994). Dosisi letal Nitrat pada orang dewasa yaitu 4 – 30 gr.Dosis 2- 9 gram NO3 masuk kedalam tubuh dapat menyebabkan Methaemoglobin anemia. Nitrat
dan nitrit sangat mudah bereaksi dengan air dan terdapat bebas didalam lingkungan, mudah diserap oleh tanah dan tanaman. Semakin pendek jarak akar
dengan daun maka semakin tinggi kandungan nitrat pada daun atau bunga. Seperti halnya sayur brokoli, jarak akar yang pendek dengan daun dan bunga, jumlah pupuk dan frekuensi pemupukan yang tinggi maka kemungkinan dapat menyerap
nitrat dalam jumlah yang tinggi. Walaupun sayuran jarang menjadi sumber keracunan akut, sayuran memberikan kontribusi >70% nitrat dalam diet manusia
tertentu. Kembang kol, bayam, brokoli, dan umbi-umbian memiliki kandungan nitrat alami lebuh banyak daripada sayuran lain. Akan tetapi penambahan pupuk yang tinggi pada sayuran mengakibatkan peningkatan kandungan nitrat pada
sayur. Mengkonsumsi sayuran yang mengandung nitrat secara terus menerus dalam waktu yang lama memungkinkan terjadinya dampak buruk terhadap
kesehatan manusia ( Ruse M.,1999).
rentan serangan cendawan dan penyakit, mudah roboh dan produksi bungan menurun. Tanaman yang kekurangan Nitrogen yaitu daun menguning karena kekurangan klorofil, mengering dan rontok, tulang-tulang dibawah permukaan
daun muda tampak pucat, pertumbuhan tanaman lambat, kerdil dan lemah (Rinoyuhendra,2011).
Dalam pengolahan sayur brokoli menjadi makanan tetap memperhatikan prinsip hygiene sanitasi makanan minuman yaitu pemilihan bahan makanan yang berkualitas dan tidak mengandung bahan berbahaya atau beracun untuk tubuh
manusia. Semakin banyak pupuk yang digunakan pada pertanian tanaman brokoli maka semakin tinggilah jumlah nitrat yang diserap oleh akar tanaman brokoli.
Dengan alasan ini sehingga penulis tertarik melakukan penelitian “Pola Pemupukan dan Analisa Kandungan Nitrat Pada Sayur Brokoli Di Pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012”.
1.2 Rumusan Masalah
Jumlah pupuk dan frekuensi pemupukan yang tinggi maka kemungkinan dapat menyerap nitrat dalam jumlah yang tinggi pada sayur yang dihasilkan pada
pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Nitrat dapat menyebabkan dampak bagi kesehatan manusia jika dikonsumsi secara berlebihan dan dengan waktu yang cukup lama. Nitrat jika berada dilingkungan dapat
1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pola pemupukan dan kandungan Nitrat pada sayur
brokoli di pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012.
1.3.2.Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik petani brokoli
2. Untuk mengetahui frekuensi pemupukan pada sayur brokoli
3. Untuk mengetahui jenis dan dosis pupuk yang digunakan oleh petani brokoli
4. Untuk mengetahui tindakan petani brokoli dalam penggunaan pupuk 5. Untuk mengetahui jarak tanaman dengan pupuk yang diberikan petani 6. Untuk mengetahui jumlah kandungan nitrat pada sayur brokoli
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam upaya pencegahan ,pengurangan dan penanggulangan pencemaran akibat penggunaan
pupuk pada sayur dan lingkungan.
2. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi petani dan masyarakat pengguna pupuk pada pertanian untuk mengetahui cara dan
jumlah pupuk yang tepat diberikan pada tanaman.
3. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dampak buruk pupuk pada
4. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melakukan kegiatan penelitian “ Pola Pemupukan dan Analisa Kandungan Nitrat Pada Sayur Brokoli Di Pertanian Desa Merdeka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Pengertian dan Gambaran Sayur Brokoli
Brokoli tergolong kedalam keluarga kubis kubisan dan termasuk tanaman yang tidak tahan pada suhu panas. Brokoli dapat hidup didaerah dataran tinggi
dengan suhu rendah. Panen brokoli dilakukan setelah umurnya mencapai 60 hari sejak tanam sewaktu kropnya masih berwarna hijau.
2.4.1 Syarat Tumbuh 1. Faktor iklim
Jenis sayur ini dapat hidup di daerah dataran tinggi yaitu 1000-2000
meter diatas permukaan laut. Temperatur optimum untuk pertumbuhannya adalah sekitar 150-180C. dan maksimum 240C.
2. Faktor tanah
Brokoli dapat dapat hidup di tanah ringan seperti Andesol. Syarat utama yaitu tanah yang subur, gembur, kaya akan bahan organik, tidak
mudah becek, dan kisaran pH yaitu 5,5-6,5
2.4.2 Komposisi Kandungan Gizi Brokoli
Brokoli merupakan salah satu jenis sayur yang sangat berguna bagi tubuh.
Zat vitamin dan mineral yang dikandung dapat mencegah penyakit kanker, memperkuat saraf janin, meredakan stress atau depresi, dan baik untuk
meremajakan kulit.
Tabel 2.1. Komposisi Kandungan Gizi pada Brokoli Setiap 100 gram
Komposisi gizi Brokoli
Kalori (cal) Sumber : Direktorat Gizi Dep. Kes. R. I. (1981)
2.2.Pupuk
Pengertian pupuk secara umum adalah suatu bahan yang bersifat organik dan anorganik bila ditambahkan kedalam tanah atau ke tanaman dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi dan dapat meningkatkan pertumbuhan
Menurut Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2001 Tentang Pupuk Budidaya Tanam, pupuk adalah bahan kimia atau organik yang berperan dalam penyediaan unsure hara bagi keperluan tanaman secara langsung maupun tidak langsung.
Pupuk adalah bahan yang berperan penting dalam pertumbuhan tanaman terutaman sayuran. Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka dibutuhkan pupuk
yang berkualitas. Jenis pupuk yang digunakan harus sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman,dosis pupuk yang diberikan, waktu pemupukan, dan cara pemupukan. Akhir-akhir ini pupuk buatan banyak digunakan dalam kegiatan
pertanian adalah pupuk buatan. Pupuk yang paling banyak dipakai terdiri dari elemen N, P, dan K atau disebut dengan pupuk majemuk lengkap. Hal ini
dilakukan karena semakin sempitnya lahan pertanian sementara jumlah penduduk semakin meningkat. ( Soemirat,2002).
Justus Von Liebig (1840) menyatakan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan tanaman itu sangat tergantung pada ketersediaan unsur-unsur yang esensial yang berada dalam jumlah yang minimum dan diperbaiki dengan
pemupukan.
2.2.1. Jenis – Jenis Pupuk
Menurut Peraturan Pemerintah No .8 Tahun 2001 Tentang Pupuk Budiaya
Tanaman dapat dibedakan menjadi: 1. Berdasarkan jenis pembuatannnya
- Berdasarkan unsur haranya yaitu pupuk tunggal yaitu pupuk yang
hanya mengandung satu unsur hara. Pupuk majemuk yaitu pupuk yang
mengandung lebih dari satu unsur hara.
- Berdasarkan kandungan unsur haranya yaitu tinggi (Urea, ZA,TSP),
sedang dan rendah.
- Berdasarkan kelarutannya yaitu yang larut air, larut asam, larut dalam
asam keras
- Berdasarkan reaksi kimia yaitu asam(Urea,ZA), netral( kapur
ammonium yang dicampur kapur gamping ) dan basa( NaNO3 ).
- Berdasarkan bentuknya yaitu pupuk dalam bentuk padat dan pupuk
dalam bentuk cair.
b. Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar/seluruhnya terdiri dari
bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat/cair yang digunakan untuk
mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.Jenis pupuk ini dibagi menjadi
- Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran padat, kotoran
cair dari hewan ternak yang dicampur dengan alas kandang dan sisa-sisa makanan.
- Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan hijau yang
- Kompos adalah hasil akhir dekomposisi atau fermentasi dari tumpukan
sampah-sampah organik yang berasal dari tumbuhan atau tanaman atau
yang berasala dari kotoran hewan.
- Night soil adalah tinja atau kotoran manusia yang berupa padat atau
cairan.
- Pupuk bungkil adalah pupuk yang berasal dari dari pabrik minyak
kelapa atau kacang. Tepung tulang, dan Tepung darah adalah pupuk
yang berasal dari limbah rumah potong.
2.2.2 Kandungan Hara (Nitrogen) Pupuk
Pupuk Nitrogen yang larut dengan air , sebagian akan diserap oleh
tanaman, sebagian akan ada yang terfiksasi menjadi bentuk tidak tersedia untuk tanaman, hilang melalui proses denitrifikasi, tercuci (leaching), tererosi, dan
penguapan (volatilisasi). Sebagain berkompetisi dengan jasad-jasad renik yang menggunakan ion nitrogen sebagai sumber makanannya untuk pertumbuhannya. Namun Nitrogen yang dipakai jasad renik ini dibebaskan lagi ke tanah setelah
jasad renik mati dan mengalami dekomposisi atau disebut dengan Immobilisasi Nitrogen.
Nitrogen berperan dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman. Nitrogen berfungsi sebagai bahan sintesis klorofil, protein, dan asam amino. Karena itu kehadirannya dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Bersama fosfor
(P), Nitrogen digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Terdapat 2 bentuk Nitrogen yakni ammonium dan nitrat. Sejumlah
konsentrasi nitrogen. Jika berlebihan maka tanaman akan membesar dan rentan terhadap penyakit. Sedangkan apabila jumlah nitrat lebih banyak maka sel-sel tanaman akan kuat sehingga lebih tahan terhadap penyakit (Rinoyuhendra,2011).
Tabel 2.2. Kandungan Nitrogen dan Salt Index dalam Pupuk
Pupuk Kadar hara Sumber : Harjowigeno.S,1995
2.2.3 Sifat Sifat Pupuk
Dalam pemberian pupuk ke tanah atau ke tanaman harus disesuaikan
dengan sifat dari pupuk tersebut (Harjowigeno.S,1995) :
1. Kelarutan pupuk. Pupuk N dan K umumnya mudah sekali larut dalam air. Pupuk P terdiri dari mudah larut dalam air, mudah larut dalam asam sirat
2. Kemasaman pupuk dapat menurunkan pH tanah sehingga perlu diketahui kandungan yang dapat ditambahkan ketanah untuk mengurangi kemasaman.
3. Higroskopisitas pupuk yaitu mudah tidaknya pupuk menyerap uap air yang ada diudara.
4. Bekerjanya pupuk yaitu waktu yang diperlukan pupuk mulai dari pemberian pupuk hingga pupuk tersebut dapat diserap tanaman dan memeperlihatakan pengaruhnya.
5. Indek Garam (salt index) yaitu sifat pupuk yang dapat meningkatkan konsentrasi garam di dalam laritan tanah.
2.2.4 Kegunaaan Pupuk
Unsur hara yang terkandung dalam pupuk sangat besar kegunaannya untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman :
1. Membuat tanaman lebih hijau dan segar dan banyak mengandung butir hijau daun yang mempunyai peranan penting dalam proses fotosintesis.
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, dan lain-lain) 3. Menambahn kandungan protein tanaman
4. Dapat dipakai untuk tanaman seperti tanaman pangan, holikultura,
tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan. Gejala kekurangan unsur hara nitrogen pada tanaman yaitu :
1. Warna daun tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan
3. Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian atas
4. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
5. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik ,sering sekali masak sebelum waktunya
2.2.5 Pola Pemupukan
Pemupukan adalah cara-cara atau metode serta usaha-usaha yang digunakan dalam pemberian pupuk atau unsur hara ke tanah atau ke tanaman yang
sesuai yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang normal. Dalam melakukan pemupukan, efektivitas dan efisiensi pemupukan harus diperhatikan
untuk mendapatkan tanaman yang baik (Madjid.dkk,2010). Adapun efektifitas dan efisiensi pemupukan adalah:
1. Penentuan jenis pupuk
Memilih kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama dan tambahan sangt penting diperhatikan. Jenis pupuk berdasarkan
kelarutannya dan jenis tanah juga sangat diperhatikan. Misalnya ditanah gambut sangat cocok degunakan pupuk jenis Dolomit dan Rock Phosphate.
2. Penentuan waktu dan frekuensi pemupukan
Waktu dan frekuensi pemupukan ditentukan oleh iklim yaitu musim turun
pupuk yang bereaksi lambat terlebih dahulu diberikan kemudian pupuk yang bereaksi cepat yaitu diberikan terlebih dahulu TSP kemudian Urea. 3. Penentuan cara penempatan pupuk
Penempatan pupuk atau cara aplikasi pupuk ke dalam tanah sangat menentukan efektifitas pemupukan atau jaminan kesempatan pupuk itu
dapat segera diserap tanaman yang banyak mengandung unsur hara. Setiap tanaman berbeda cara penempatan pupuk.ada beberapa cara penempatan pupuk yaitu cara larikan, cara sebar merata, cara pemupukan setempat,
pemupukan melalui daun, dan pemupukan lewat air irigasi. 4. Dosis Pupuk
Dosis atau jumlah pupuk yang hendak diberikan ke tanah atau tanaman sangat penting diperhatikan. Dosis yang terlalu banyak atau kurang akan mempengaruhi jumlah unsur hara yanga akan diserap oleh tanaman.
2.2.6 Pemupukan Sayur Brokoli
Brokoli adalah tanaman yang mempunyai sistem perakaran yang dangkaL
sehingga membutuhkan pengairan yang rutin. Brokoli (Brassica oleracea
cv.italica) adalah jenis tanaman yang tidak tahan terhadap suhu yang sangta tinggi. Itulah sebabnya brokoli sangat cocok tumbuh di daerah dataran tinggi atau
pegunungan. Untuk mendapatkan hasil yang baik, sayur brokoli membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhannya. Pengairan dan pemupukan harus dilakukan secara
Menurut Rahmat Rukmana (1994), frekuensi pemupukan pada sayur brokoli dilakukan sebanyak 4 kali yaitu :
1. Pada bedengan-bedengan diberi pupuk kandang 12,5-17,5 ton atau 12.500
-17.500 kg perhektar dan pupuk dasar campuran ZA,Urea, TSP,dan KCl sebanyak 1000 kg perhektar.
2. Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 7 -10 hari. Dengan pupuk ZA,Urea, TSP, dan KCl sebanyak 450 kg per hektar.
3. Pemupukan II dilakukan pada umur 20 hari dengan pupuk ZA, Urea,
TSP,dan KCl sebanyak 450 kg per hektar.
4. Pemupukan susulan III pada umur 30-35 hari dengan pupuk ZA, Urea, dan
KCl sebanyak 400 kg per hektar. Dan ditambah penyemprotan pupuk daun dengan kandungan Nitrogen dan Kaliumnya yang tinggi seperti Grow More, Complesal ataupun jenis Kemira.
Dalam hal ini jumlah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen diperlukan sebanyak 2300 kilogram per hektar dan jumlah pupuk kandang 12.500 kg
perhektar.
Akan tetapi pada beberapa daerah penambahan pupuk kandang sering dilakukan sebelum penanaman sayuran dilakukan. Seperti pupuk kandang dari
2.2.7 Pengaruh pupuk terhadap lingkungan 2.2.7.1Pengaruh pupuk terhadap Tanah
1. Pengaruh pupuk terhadap sifat fisik tanah
Pemberian jumlah pupuk dalam jumlah yang banyak ke tanah akan merusak komponen tanah. Pupuk yang mengandung Natrium (Na) akan
lebih banyak ditinggalkan di tanah. Na akan berikatan dengan asam-asam karbonat dan membentuk Natrium Karbonat (Na2CO3). Hal ini menyebabkan bertambahnya jumlah senyawa hidrofil sehingga agregat
terdispersi dan agregat semakin lemah. 2. Pengaruh pupuk terhadap sifat kimiawi tanah
Pupuk yang mengandung unsur N dalam bentuk nitrat akan menaikkan pH larutan tanah. Pupuk jenis ZA dan Urea dapat memberi sisa asam sehingga dapat menurunkan pH tanah.
3. Pengaruh pupuk terhadap sifat Biologi tanah
Pupuk dapat mempengaruhi aktivitas organisme tanah, jumlah dan
perkembangannya baik makrorganisme dan mikroorganisme. Mikroorganisme membutuhkan unsure hara N, P, K, dan Ca dan membutuhkan Ph sekitar 6. Berdasarkan hal diatas pupuk dapat
mempengaruhi kehidupan bakteri, fungi, dan aktoinomicetes.
2.2.7.2 Pengaruh pupuk terhadap Udara
2. Penguapan Amoniak ke udara dapat meningkatkan pH tanah sekitar akibat proses hidrolisis urea . Ion NH4+ dapat diubah menjadi menjadi NH3 (gas amoniak). Menurut Shankarcharya dan Mehta (1971) dalam
Sanchez (1992), telah dilakukan penelitian di Gujarat, India, mengukur kehilangan akibat penguapan dilapangan sebesar 4 % jika digunakan
28 kg N/ha (Rukaesih Achmad, 2004 ).
2.3 Nitrat
Nitrat merupakan bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut didalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang sangat penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi ammonia
menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh Nitrobacter (Effendi, 2003).
Nitrat merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonversi menjadi protein. Proses konversi yaitu
NO3- + CO2 + tumbuhan + cahaya matahari → protein
Nitrat dalam tanah diperlukan tanaman untuk pertumbuhan. Lebih dari
menjadi nitrat di dalam tanah. Oleh karena itu, pemberian pupuk yang berlebihan akan meningkatkan kandungan nitrat dalam tanaman. Pembuangan kotoran kandang terus menerus tanpa melalui saluran khusus ke dalam tanah akan
mengakibatkan peningkatan ammonia dalam tanah. Selanjutnya melalui nitrifikasi terjadi pemebntukan nitrat-nitrit dari ammonia dalam tanah yang kemudian
diserap oleh tanaman ( Cassel dan Barao,2000).
2.3.1 Sifat Fisik dan Struktur Kimia Senyawa Nitrat dan Nitrit
Nitrat dibentukm dari asam nitrit yang berasal dari amonia melalui proses
kataitik.Nitrit merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen bentuk pertengahan dari proses nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitrat dan nitrit merupakan
komponen yang mengandung nitrogen berikatan dengan atom oksigen. Nitrat mengikat tiga atom oksigen dan nitrit mengikat dua atom oksigen.
Pada kondisi yang normal baik nitrit ataupun nitrat adalah komponen yang
stabil.Tetapi dapat meledak pada suhu tinggi. Biasanya karena adanya ion klorida, bahan metal, bahan organik akan mengakibatkan nitrat dan nitrit menjadi tidak
stabil. Apabila kebakaran tempat penyimpanan nitrat atau nitrit sangat berbahaya karena dapat menjadi gas beracun. Bentuk dari nitrat dan nitrit tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan bersifat higroskopis (Sutiyoso, 2009).
2.3.2 Sumber Nitrat
Nitrat berasal dari nitrogen yang bersumber dari pupuk pertanian . Pupuk
pemanfaatan matahari serta serapan unsur hara sehingga mengakibatkan tanaman tidak tumbuh sempurna (Sutiyoso, 2009).
Pada daerah pertanian ammonia yang dihasilkan oleh kotoran hewan,
sebagian akan naik ke atsmosfer dan sebagian dikonversi oleh mikroba tanah menjadi nitrat yang larut dalam air. Karena nitrat sifatnya mudah bergerak
sehingga merupakan polutan utama didalam air. Secara alami nitrat didalam air tanah sangat kecil. Akan tetapi kegiatan pertanian, peternakan, ataupun limbah domestik unsur tersebut dijumpai dalam jumlah yang besar(Tupamahu,1997).
Menurut Steenvooden (Ompusunggu, 2009) didalam air kandungan nitrat berasal dari kegiatan limbah industri, septik tank,limbah kotoran hewan, dan
limbah dari alat angkutan air seperti kapal dan perahu.
2.3.3 Nitrifikasi
Peristiwa terbentuknya nitrat dan nitrit di tanah dilakukan oleh bakteri
Nitrobacter dan bakteri Nitrococus.
- Bakteri nitrococcus adalah sebagai bakteri pengubah ammonia menjadi
nitrit. Prosesnya adalah sebagai berikut: 2NH3- +3O2 → 2NO2 - + 2H+ + 2H2O
- Bakteri nitrobacter adalah sebagai bakteri pengubah nitrit menjadi
nitrat. Prosesnya yaitu : 2NO2- + O2 → 2NO3
-Ada beberapa parameter yang mempengaruhi proses Nitrifikasi.Parameter yang mempengaruhi proses nitrifikasi (Novotny dan Olem, 1994) adalah :
2. Nilai pH yang optimumadalah 8-9
3. Bakteri yang melakukan nitrifikasi menempel pada sediment dan pada bahan padatan lain
4. Kecepatan pertumbuhan bakteri nitrifikasi lebih lambat daripada bakteri heterotof
5. Suhu optimum proses nitrifikasi adalah 200C - 250C
Menurut siklusnya, bakteri akan mengubah nitrogen menjadi nitrat yang kemudian digunakan oleh tumbuhan. Hewan yang memakan
tumbuh-tumbuhan kemudian menggunakan nitrat untuk menghasilkan protein di dalam tubuh. Setelah itu nitrat dikeluarkan kembali ke lingkungan dari kotoran hewan
tersebut. Mikroba pengurai akan mengubah nitrat yang berbentuk amoniak menjadi nitrit. Selain itu nitrat juga dapat diubah menjadi nitrit pada traktus digestivus manusia dan hewan. Dan bakteri di lingkungan akan mengubah nitrit
menjadi nitrogen.
2.3.4 Dosis dan Farmakonetika Nitrat
Bahan makanan yang tercemar oleh nitrit maupun bahan makanan yang diawetkan menggunakan nitrit dan nitrat akan mengakibatkan methemoglobinemia siptomatik pada anak-anak. Walaupun sayuran jarang
menjadi sumber keracunan akut, sayuran memberikan peranan yang penting dalam diet manusia. Didalam air minum mengandung nitrat kurang lebih 21%,
Menurut Peraturan Kementrian Kesehatan RI No.492/MENKES/IV/2010 menyatakan bahwa kadar nitrat yang didalam air tidak boleh melebihi 50 mg/L. Sedangkan menurut USDA (United States Departemen Of Agriculture)
membatasi pengggunaan nitrit sebagai garam sodium atau potassium yaitu 239,7 g/100 L larutan garam. Didalam daging seperti daging curing 62,8 g/100kg, dan
untuk daging cacahan seperti sosis 15,7g /100 kg.
Dosis letal dari nitrat pada orang dewasa adalah sekitar 4 sampai 30 gram (atau sekitar 40 sampai 300 mg NO3/kg). Dosis antara 2 sampai 9 gram NO3
-dapat mengakibatkan methemoglobinemia. Nilai ini setara dengan 33 sampai 150 NO3-/kg. Dosis letal pada orang dewasa bervariasi antara 0,7 dan 6 gram NO2
-atau sekitar 10 sampai 100 mg NO2-/kg. Dengan dosis yang lebih kecil, akan dapat menyebabkan neonatus belum lengkap pembentukannya dan regenerasi didalam tubuh mereka. Kebanyakan kasus membuktikan bahwa neonatus langsung
mengalami methemoglobinemia setelah air minum formula yang tinggi nitrit atau nitrat(Ruse.M. 1999).
Apabila nitrat atau nitrit masuk kedalam tubuh melalui makanan maka didalam tubuh akan terbentuk NO . Apabila nitrit dalam jumlah yang banyak maka NO yang terbentuk akan banyak juga. NO tersebut dapat bergabung dengan
hemoglobin membentuk nitrosohemoglobin. Akibatnya hemoglobin tersebut tidak mampu lagi mengikat oksigen karena telah mengikat NO tersebut. Dan akibatnya
Nitrit juga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah karena efek vasoliditsinya. Gejala klinis yang timbul seperti nausea, vomitus, nyeri abdomen, nyeri kepala, pusing, dan sianosis dapat muncul dalam jangka waktu beberapa
menit sampai 45 menit. Pada kasus ringan sianosis hanya tampak disekitar bibir dan membrane mukosa. Pada keracunan yang berat dapat menyebabkan koma
atau tidak sadar, kejang (Ruse M.1999).
Dalam penelitian ini standar yang digunakan adalah Acceptable Daily Intake (ADI) nitrat menurut European Commission’s Scientific Committee For
Food (ECSCF) Tahun 1995 berdasarkan berat badan manusia yaitu 3,65 mg/kg berat badan/hari. (Santamaria,1999).
Tabel.2.3. Acceptable Daily Intake (ADI) Nitrat menurut European Commission’s Scientific Committee For Food (ECSCF)
Tahun 1995 berdasarkan berat badan manusia. Berat badan(kg) ADI (mg/hari)
30 109,5 40 146,0
50 182,5 60 219,0 70 255,5 80 292,0
Nilai ADI dihitung berdasarkan kisaran berat badan manusia dari 30 sampai 80 kg dan dihitung dengan nilai kandungan nitrat per berat sampel sayur
brokoli yang dikonsumsi per hari. Menurut EFSA (2008), toksisitas oral akut untuk nitrat pada manusia sekitar 330 mg/kg berat badan. Dalam penelitian
Tabel 2.4. Kadar Methemoglobin
Kadar Methemoglobin Gejala yang timbul
3%
Kemampuan darah untuk mengikat oksigen berkurang dan darah menjadi warna cokelat
Terjadi sionosis dimana tubuh berwarna abu-abu, biasanya asymptomatic
Sakit kepala,pusing, lemah ,kurang produktivitas, kesulitan bernafas
Peningkatan depresi pada CNS (Sistem Saraf Pusat), koma, seizures, cardiac failure, cardiac arrhythmias, metabolic asiodosis
Sumber : Ruse,1999
2.3.5 Nitrat di Lingkungan
Senyawa nitrat ada di lingkungan secara alami. Seperti di air, udara, makanan, tumbuhan (sayuran), daging. Akan tetapi di beberapa elemen lingkungan jumlah senyawa nitrat dalam jumlah yang kecil.Sayuran yang
dibudidayakan di rumah kaca biasanya memiliki kandungan nitrat lebih tinggi daripada sayuran yang didak dibudidayakan dengan rumah kaca yaitu 2500
mg/kg.
Menurut Gardener (1991), aktivitas nitrat reduktase pada tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
Kondisi dengan pH turun atau naik akan mempengaruhi enzim, Dengan alasan ini dalam pengukuran nitrat reduktase digunakan larutan buffer Nafosfat untuk menyeimbangkan pHnya.
2. Pengaruh konsentrasi
Konsentrasi berbanding lurus dengan enzim, selain itu juga berpengaruh
pada pada kerja enzim
3. Cahaya yang ditangkap oleh daun
Cahaya berfungsi meningkatkan aktivitas nitrat reduktase dan peningkatan
laju reduktase nitrat menjadi ammonium. 4. Temperatur
Enzim tahan pada temperatur yang rendah dan akan mati pada temperature diatas 50 derajat celcius.
5. Pengaruh zat penghambat (tannin dan fenol) 6. Umur tanaman.
Pada air hujan konsentrasi nitrat mencapai 5 mg/L yang dilakukan di
daerah industri. Didaerah pedesaan, konsentrasi nitrat airnya lebih rendah dibandingkan di daerah perkotaan atau industri. Aktifitas pertanian yang
dilakukan manusia telah banyak meningkatkan kadar nitrat karena penggunaan pupuk yang berlebihan. Nitrat dan nitrit mudah tercampur dengan air. Di beberapa Negara di Eropa konsentrasi nitrat mencapai peningkatan dua kali lipat selama 20
tahun terakhir. Dimana hal ini didukung oleh jenis tanah dan keadaan geologi (WHO, 2007).
nitrat, isisorbid dinitrat (vasodilator untuk terapi penyakit arteri koroner).Tingginya kadar nitrat di air minum terutama air yang berasal dari pengolahan air sungai dan air yang berasal dari air sumur yang dekat dengan
daerah pertanian.
2.3.6 Dampak Nitrat Pada Kesehatan Manusia
Nitrat pada air maupun makanan dapat menimbulkan efek yang
membahayakan bagi kesehatan. Efek buruk nitrat pada kesehatan telah teruji pada hewan percobaan dan pada manusia. .
2.3.6.1Pada Orang Dewasa dan Bayi Berusia Diatas Tiga Bulan
Kasus methaemoglobinaemia pernah terjadi pada orang dewasa karena kecelakaan atau dampak dari pengobatan medis. Gangguan yang diakibatkan pada
orang dewasa adalah gangguan GI, diare bercampur darah dan disusul konvulsi, koma, kejang dan bila tidak tertolong akan menyebabkan kematian. Keracunan kronis mengakibatkan depresi, sakit kepala, dan ganngguan mental (WHO,2007).
2.3.6.2 Pada Bayi Berusia Dibawah Tiga Bulan
Bayi yang berumur kurang dari 3 bulan memiliki usus dengan tingkat
keasaman yang rendah. Kondisi ini menyebabkan Nitrat dapat lebih cepat mengarah pada Hipoksomia atau rendah oksigen dan dapat mengakibatkan methemoglobinemia dan mengancam keselamatan.Hal ini terjadi karena
penguraian nitrat menjadi nitrit oleh bakteri lebih mudah terjadi pada bayi muda dikarenakan produksi asam lambung masih rendah. Penguraian nitrat menjadi
yang rentan terhadap pembentukan metHb yaitu wanita hamil yang kekurangan glukosa.
Toksisitas nitrat pada manusia terutama disebabkan oleh penguraian nitrat
menjadi nitrit. Dampak biologis nitrit pada manusia yaitu peranan nitrit dalam proses oksidasi Hb yang normal menjadi metHb dan menyebabkan darah tidak
dapat mengangkut oksigen ke jaringan atau mengurangi transportasi oksigen keseluruh jaringan tubuh. Ketika konsentrasi metHb mencapai 10 % dari konsentrasi Hb normal didalam darah manusia, maka akan terjadi
methaemoglobinaemia yang menyebabkan sianosis dan pada konsentrasi tinggi dapat menyebabakan asfiksia (WHO, 2007).
Tingkat normal metHb pada manusia kurang dari 2 % pada bayi berusia kurang dari 3 bulan, tingkat normal metHbnya kurang dari 3 %. Nitrat dan nitrit pada air minum lebih berbahaya pada bayi yang berusia dibawah tiga bulan dalam
pembentukan metHb daripada bayi yang lebih tua,anak-anak dan orang dewasa. Kerentanan yang lebih tinggi ini diyakini karena Hb bayi lebih mudah teroksidasi
menjadi metHb. Dalam kondisi tertentu, penguraian nitrat menjadi nitrit oleh bakteri lebih mudah terjadi pada bayi muda ini dikarenakan produksi asam lambung pada bayi masih rendah. Penguraian nitrat menjadi nitrit pada bayi yang
berusia dibawah tiga bulan dapat juga diperparah oleh infeksi pencernaan yang bisa meningkatkan resiko pembentukan metHb lebih tinggi. Kelompok-kelompok
2.4 Kerangka Konsep
Gambar 2.1. Kerangka Konsep 1. Karakteristik petani brokoli
2. Frekuensi pemupukan pada
sayur brokoli
3. Jenis dan dosis pupuk yang
digunakan oleh petani brokoli
4. Tindakan petani brokoli dalam
penggunaan pupuk
5. Jarak tanaman dengan pupuk
yang diberikan petani
Ada
Tidak Ada
Uji Kualitatif nitrat Uji Kuantitatif nitrat
Memenuhi ADI (mg/hari) Nitrat menurut ECSCF
Tahun 1995
Tidak Memenuhi ADI (mg/hari) Nitrat menurut ECSCFTahun
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui Pola Pemupukan dan Analisa Kandungan Nitrat Pada Sayur Brokoli
Di Pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Adapun alasan dipilihnya lokasi tersebut sebagai penelitian adalah karena:
a. Desa Merdeka merupakan daerah pertanian berbagai macam tanaman termasuk sayur brokoli.
b. Pada perawatan dan pertumbuhannya, sayur brokoli membutuhkan nutrisi
berupa pupuk yang mengandung Nitrogen yang tinggi.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai bulan september tahun 2012.
3.3.Objek Penelitian
Adapun objek penelitian ini adalah sayur brokoli di pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo yaitu sebanyak 8 sampel dimana
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Diperoleh data kandungan nitrat pada sayuran brokoli dari hasil
pemeriksaan laboratorium.
3.4.2 Data Sekunder
Diperoleh dari kepustakaan, Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara
Balai Laboratorium Kesehatan dan pengumpulan informasi berupa data-data yang relevan dengan penelitian.
3.5 Defenisi Operasional
1. Pupuk adalah zat yang digunakan untuk membantu proses pertumbuhan sayur brokoli.
2. Pola pemupukan adalah bagaimana petani melakukan pemupukan pada
sayur brokoli.
3. Jenis pupuk yaitu memilih kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi
unsur hara utama dan tambahan sangt penting diperhatikan. Jenis pupuk berdasarkan kelarutannya dan jenis tanah juga sngat diperhatikan.
4. Waktu dan frekuensi pemupukan yaitu waktu dan frekuensi pemupukan
ditentukan oleh iklim yaitu musim turun hujan. Penentuan pupuk yang mana terlebih dahulu diberikan ke tanaman juga perlu diperhatikan.
6. Dosis Pupuk yaitu dosis yang terlalu banyak atau kurang akan mempengaruhi jumlah unsur hara yanga akan diserap oleh tanaman.
7. Tindakan petani yaitu apakah petani mengetahui cara penempatan pupuk,
dosis pupuk yang diberikan dan berapa kali petani malakukan pemupukan 8. Sistem pola pertanian yaitu terdiri dari pola pertanian tanaman semusim,
pola pertanian tanaman tahunan, pola pertanian basah dan kering.
9. Sifat dan ciri tanah yaitu kemasaman tanah,tekstur tanah, dan kandungan air tanah.
10.Sifat tanaman dan kebutuhan hara oleh tanaman yaitu sifat-sifat akar tanaman dan penggunaan unsur hara oleh tanaman.
11.Uji kualitatif
Melihat ada atau tidaknya nitrat dalam sayur brokoli yang diperiksa di laboratorium.
12.Uji kuantitatif
Melihat berapa kadar nitrat dalam sayur brokoli yang diperiksa di
laboratorium.
13.Kandungan Nitrat adalah jumlah zat Nitrat yang dikandung oleh sayuran brokoli.
14.Pemeriksaan laboratoritum
Pemeriksaan parameter kimia dari sayur brokoli di Laboratorium
3.6 Analisa Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan bantuan program komputer dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Data yang diperoleh dari hasil
penelitian melalui uji laboratorium dibandingkan dengan syarat yang ada yaitu ADI (mg/hari) Nitrat menurut European Commission’s Scientific Committee For
Food Tahun 1995 yaitu 3,65 mg/kg berat badan per hari. Jika hasil pemeriksaan laboratorium kandungan dalam sayur brokoli kurang dari 3,65 mg/kg, maka sayur brokoli tersebut memenuhi syarat. Dan apabila hasil pemeriksaan laboratorium
kandungan dalam sayur brokoli lebih dari 3,65 mg/kg, maka sayur brokoli tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan.
3.7 Pemeriksaan Sampel di Laboratorium
3.7.1 Pengambilan dan Pengiriman Sampel ke Laboratorium
Sampel akan diambil pada pagi hari. Bagian yang diambil adalah bunga sayur brokoli yang dijadikan menjadi sayur. Umur sayur brokoli yang akan
dijadikan sample yaitu sayur brokoli yang akan siap dipanen. Sayur brokoli yang akan dijadikan sample dibuat di dalam wadah yang bersih, kuat dan tidak dalam
keadaan rusak dengan berat masing-masing sample 1 kg. Pengiriman sample ke laboratorium dilaksanakan secepatnya dan tidak lebih dari 24 jam setelah sayur brokoli dipetik hal ni disebabkan sayur brokoli mudah membusuk. Hal ini
dilakukan agar sayur brokoli masih dalam keadaan yang segar.
Berdasarkan Instruksi Kerja Pengujian Bidang II Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Medan Tanggal 03 Juni 2002, prosedur uji kualitatif dan kuantitatif nitrat di laboratorium adalah :
3.7.3.1 Peralatan dan Bahan
a. Peralatan yang diperlukan
1. Blender / gilingan tumbuk 2. Gelas ukur
3. Kuvet
4. Timbangan 5. Labu erlenmeyer
6. Pipet ukur 7. Spidol
8. Spektroquan Nova 60.
b. Bahan yang diperlukan 1. Sayur brokoli
2. Aquades 3. NaCL 4. H2SO4
5. Larutan brusin-asam sulfanilat
3.7.2.2 Prosedur Kerja pemeriksaan Nitrat
2. Dicampur dengan aquades sampai pada ukuran 50 ml pada erlenmeyer.
3. Tambahkan 2 ml larutan NaCL, campur perlahan dan masukkam
kedalam penangas air dingin.
4. Tambahkan 10 ml larutan H2SO4,campur merata.
5. Tambahkan 0,5 ml larutan brusin-asam sulfanilat,aduk perlahan dan panaskan diatas penangas air pada suhu tidak lebih dari 950C selama 20 menit kemudian didinginkan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Aspek Geografis dan Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Geografis Kabupaten Karo
Kabupaten karo mempunyai wilayah seluas 2.127,25 Km2 atau 2,97 % dari luas Provinsi Sumatera Utara. Terdiri dari 17 kecamatan dan 262 desa. Wilayah Kabupaten karo terdiri dari wilayah pemukiman penduduk 174,22 Km2
dan lahan pertanian 2.953,03 Km2. Kabupaten ini terletak di dataran tinggi Karo Bukit Barisan Sumatera Utara dengan ketinggian antara 600-1.400 meter diatas
permukaan laut.Dengan ketinggian tersebut, kabupaten ini memiliki suhu yang sejuk berkisar 16-170C. Dilihat dari letak geografis tanah karo maka mata pencarian utama masyarakat karo adalah pertanian dan peternakan (BPS
Kabupaten Karo, 2010).
4.1.2. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Ditinjau dari letak geografisnya, Desa Merdeka terletak di Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo dengan luas 44,17 Km2. Kecamatan Merdeka terdiri dari 9 desa dan jumlah penduduk kecamatan ini pada Tahun 2010 yaitu 13 310
jiwa. Jenis kelamin laki-laki berjumlah 6.682 jiwa dan jenis kelamin perempuan berjumlah 6.628 jiwa (BPS Kabupaten Karo, 2010).
Dan sebagian wilayah Desa Merdeka digunakan untuk peternakan,pemukiman,sekolah, tempat ibadah,kantor,dll.
Lokasi pengambilan sampel penelitian berada di daerah pertanian desa
Merdeka. Lokasi penelitian ini terletak tidak jauh dari tempat pemukiman penduduk desa Merdeka bahkan di sekitar lahan pertanian terdapat rumah-rumah
penduduk. Desa Merdeka lebih banyak menghasilkan hasil pertanian sayuran dan buah-buahan seperti sayur kol, wortel, seledri, bawang merah, bawang putih, kentang, brokoli, tomat,cabai,dan lainnya. Buah-buahan yang dihasilkan seperti
stroberi, markisa, jeruk, terong belanda.
Untuk bertani, petani di Desa merdeka menggunakan bermacam-macam
jenis pupuk. Seperti NPK atau dikenal dengan pupuk majemuk. Jenis pupuk NPK terdiri dari Urea, ZA, TSP, KCL. Dan petani juga menggunakan pupuk daun dan pupuk kompos atau pupuk kandang. Akan tetapi petani di Desa Merdeka secara
umum menggunakan jenis pupuk kandang karena masyarakat di Kabupaten Karo sebagian besar adalah beternak sehingga pupuk kandang mudah diperoleh seperti
kotoran hewan ternak seperti sapi, kerbau, babi, ayam.Pupuk ini digunakan karena mengandung unsur nitrogen yang tinggi seperti yang dibutuhkan oleh tanaman. Nitrogen dimanfaatkan oleh tanaman agar tanaman tumbuh dengan baik,daun
4.2 Hasil Penelitian Pola pemupukan Sayur Brokoli 4.2.1.Karakteristik Petani Sayur Brokoli
Petani brokoli adalah petani yang melakukan kegiatan menanam brokoli
dan tanaman lainnya di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Adapun karakteristik petani brokoli yaitu terdiri dari jenis kelamin, usia,
pendidikan dan lama bertani. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada petani brokoli melalui pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kuesioner maka didapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini, antara lain :
Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Petani Brokoli di Pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.1. menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin
petani brokoli di pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012, jumlah petani brokoli yang terbanyak yaitu jenis kelamin laki-laki
No Distribusi Karakteristik Petani brokoli
3. Tingkat Pendidikan
a. SMP 2 25,0
b. SMA 5 62,5
c. Perguruan Tinggi 1 12,5
sebanyak 6 orang (75,0%). Usia petani 31-40 tahun dan usia petani 41-50 tahun diperoleh jumlah yang sama yaitu 4 orang (50,0%). Jumlah terbanyak menurut pendidikan yaitu pendidikan SMA sebanyak 5 orang petani (62,5%).
4.2.2 Pola Pemupukan Sayur Brokoli
Tabel 4.2. Tabulasi Silang Kandungan Nitrat Sayur Brokoli Berdasarkan Frekuensi Pemupukan di Pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012
Dari hasil wawancara dilakukan terhadap petani brokoli maka diperoleh hasil yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
No. Kandungan
Tabel 4.3. Tabulasi Silang Kandungan Nitrat Berdasarkan Dosis Pupuk Kandang Sayur Brokoli di Pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada petani Brokoli tentang jenis
dan dosis pupuk sayur brokoli yang digunakan petani dengan menggunakan kuesioner diperoleh hasil bahwa 8 orang petani brokoli (100%) menggunakan
jenis pupuk yang sama yaitu pupuk kandang, NPK 151515 dan NPK 161616.
No.
Nitrat Sayur (ppm)
Dosis Pupuk Kandang (kg)
Total %
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa jumlah petani yang memiliki sayur brokoli dengan kandungan nitrat tertinggi berdasarkan dosis pupuk kandang yang digunakan yaitu sayur brokoli yang diberikan pupuk
kandang dengan dosis 700 kg (12,5%) dengan kandungan nitrat 5,2 ppm. Pupuk kandang ini digunakan sebelum dilakukan penanaman sayur brokoli pada
Tabel 4.4. Tabulasi Silang Kandungan Nitrat Berdasarkan Dosis Pupuk Kimia Sayur Brokoli di Pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012
No.
Nitrat Sayur (ppm)
Dosis Pupuk Kimia (kg)
Total %
Berdasarkan Tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa jumlah petani yang
memiliki sayur brokoli dengan kandungan nitrat tertinggi berdasarkan dosis pupuk kimia yang digunakan yaitu sayur brokoli yang diberikan pupuk kimia
dengan dosis 490 kg (12,5%) dengan kandungan nitrat 5,2 ppm.
Tabel 4.5. Tabulasi Silang Kandungan Nitrat Berdasarkan Waktu Pemupukan Sayur Brokoli di Pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012
Tindakan petani yang dimaksud adalah waktu pemupukan yang dilakukan oleh petani brokoli. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap petani brokoli,
maka diperoleh hasil sebagai berikut :
3 4,6 ppm 2 25,0 2 25,0
Berdasarkan Tabel 4.5. di atas menunjukkan bahwa petani yang memiliki sayur brokoli mengandung nitrat dengan jumlah terbanyak yaitu petani yang melakukan pemupukan pada pagi hari yaitu sebanyak 6 orang (75,0%).
Tabel 4.6. Tabulasi Silang Kandungan Nitrat Berdasarkan Jarak Pupuk Dengan Tanaman Sayur Brokoli di Pertanian Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap petani brokoli, maka diperoleh hasil jarak tanaman dengan pupuk yang diberikan oleh petani pada sayur brokoli seperti di bawah ini :
No. Kandungan Nitrat Sayur (ppm)
Jarak Pupuk Dengan Batang Tanaman
Total %
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa petani yang memiliki
4.3. Hasil Pemeriksaan Kandungan Nitrat Pada Sayur Brokoli
Pemeriksaan kandungan Nitrat pada sayur Brokoli di Pertanian Desa Merdeka, dimana sampel sayur Brokoli yang akan siap dipanen yaitu sayur
Brokoli yang telah berumur 60 hari. Pemeriksaan ini dilakukan di Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara Balai Laboratorium Kesehatan Medan dengan
menggunakan metode Spectroquan NOVA 60. Dibawah ini diperoleh hasil pemeriksan kandungan Nitrat pada sayur Brokoli.
Tabel 4.7. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kandungan Nitrat pada Sayur Brokoli
No Sampel sayur Brokoli Kandungan Nitrat
Petani sayur Brokoli 1 Petani sayur Brokoli 2 Petani sayur Brokoli 3 Petani sayur Brokoli 4 Petani sayur Brokoli 5 Petani sayur Brokoli 6 Petani sayur Brokoli 7 Petani sayur Brokoli 8
4,6
Dari hasil penelitian di laboratorium, telah diperoleh hasil kandungan
Nitrat pada sayur Brokoli yaitu sebanyak 8 sampel yang diambil dari 8 pertanian milik petani sayur Brokoli. Dari kedepan sampel sayur Brokoli diperoleh hasil
bahwa kedelapan sampel sayur Brokoli mengandung Nitrat.
Berdasarkan standar yang digunakan yaitu jumlah Nitrat yang diperbolehkan menurut ADI (mg/ berat badan/hari) menurut European
kandungan Nitrat pada semua sampel memenuhi standar atau kurang dari standar yang ditetapkan. Dengan kandungan Nitrat paling tinggi terdapat pada sampel petani sayur brokoli nomor 8 yaitu 5,2 ppm dan kandungan Nitrat paling rendah
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pola Pemupukan Sayur Brokoli di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012
Setelah dilakukan wawancara melalui lembar kuesioner pada petani brokoli
di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2012, diperoleh hasil petani yang memiliki sayur brokoli yaitu 6 orang berjenis kelamin laki-laki dan 2 orang berjenis kelamin perempuan dimana semua sayur brokoli
mengandung nitrat tetapi tidak melebihi standar yang ditetapkan..
Menurut Hasyim (2006), jenis kelamin petani merupakan salah satu faktor
dalam melaksanakan kegiatan usaha tani. Didalam melakukan kegiatan bertani laki-laki lebih banyak melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini dipengaruhi karena tenaga laki-laki lebih kuat dibandingkan dengan perempuan dan luas lahan juga
mempengaruhi terhadap kebutuhkan tenaga yang besar dalam melakukan usaha tani.
Menurut Soekartawi (1999), rata-rata petani Indonesia cenderung tua dan sangat mempengaruhi produktivitas sektor pertanian Indonesia.Petani berusia tua cenderung sangat konservatif (memelihara) dan menyikapi perubahan terhadap
inovasi teknologi.
Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan
produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim,2006).
Berdasarkan hasil kuesioner, umur petani yang memiliki sayur brokoli
mengandung nitrat yaitu umur 31 -40 tahun sebanyak 4 orang dan umur 41-50 tahun sebanyak 4 orang. Dan umur yang paling tua yaitu 46 tahun. Dapat
disimpulkan bahwa petani umur muda dan petani umur tua tidak ada perbedaan dalam hal kandungan nitrat di sayur brokoli karena semua sayur brokoli yang dimiliki petani mengandung nitrat. Petani yang berusia lanjut sekitar 50 tahun
keatas, biasanya fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian yang dapat mengubah cara berpikir, cara kerja dan cara hidupnya. Mereka apatis
terhadap teknologi dan inovasi baru (Kartasapoetra,1994), sehingga akan mengalami kesulitan dalam memberikan informasi mengenai pola pemupukan yang benar dan dampak nitrat terhadap kesehatan.
Menurut Singarimbun dan Penny dalam Soekartawi (1999) mengemukakan bahwa banyaknya atau lamanya sekolah/pendidikan yang
diterima seseorang akan berpengaruh terhadap kecakapan dalam pekerjaan tertentu. Sudah tentu keckapan tersebut akan mengakibatkan kemampuan yang lebih besar dalam menghasilkan pendapatan bagi rumah tangga.
Hasil wawanacara menggunakan kuesioner, tingkat pendidikan petani brokoli yaitu SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan SMA lebih
yang dimiliki petani semuanya mengandung nitrat dengan kandungan yang berbeda-beda.
Tingkat pendidikan petani brokoli sangat mempengaruhi pola pemupukan
yang digunakan oleh petani brokoli. Menurut Hasyim (2006), tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani akan menunjukkan tingkat pengetahuan serta
wawasan yang luas untuk petani menerapkan apa yang diperolehnya untuk peningkatan usahataninya.Sehingga petani lebih mudah untuk diberikan informasi mengenai teknologi yang berkaitan dengan pertanian.
Petani yang berpendidikan tinggi relatif lebih cepat dalam melaksanakan adopsi inovasi. Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan daya
kreatifitas manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia (Kartasapoetra,1994).
Frekwensi pemupukan yang dilakukan oleh petani brokoli yaitu ada yang 4 kali pemupukan dan ada yang kurang dari 4 kali pemupukan. Menurut Rukmana,
(1994) pemupukan Brokoli dilakukan sebanyak 4 kali. Berdasarkan hasil laboratorium, semua sampel brokoli mengandung nitrat tetapi masih dibawah standar yang ditetapkan. Di desa merdeka jumlah petani yang melakukan
pemupukan 4 kali yaitu sebanyak 6 orang .
Semakin banyak pupuk yang diberikan,semakin banyak kandungan