• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PEMBAHASAN

E. Pola Pengelolaan Personalia Komunitas Musik Indie

Bidang personalia adalah salah satu bidang yang berkaitan dengan kinerja individu atau perseorangan dalam sebuah kegiatan usaha. Selayaknya seperti bentuk-bentuk usaha yang lain, komunitas musik indie menerapkan pengelolaan personalia melalui beberapa tahap, mencakup:

1. Perekrutan personil atau anggota band

Dalam tahap ini pihak manajemen biasanya melakukan observasi terlebih dahulu pada teman-teman terdekatnya atau pada band-band yang sudah ada dalam memutuskan perencanaan untuk membuat sebuah grup band dengan aliran, jenis, atau genre yang telah ditetapkan. Namun dalam komunitas Indie yang kebanyakan terjadi justru adalah sebuah band terbentuk sendirinya melalui proses sosialisasi antar individu yang memiliki kesamaan selera akan sebuah jenis, aliran, atau genre musik tertentu.

Perekrutan atau penambahan anggota baru disini hanya dimaksudkan sebagai langkah yang digunakan untuk mengantisipasi adanya perpecahan dalam anggota grup band yang menuntut untuk menampilkan sosok atau individu baru sebagai pengganti individu lain yang bermasalah atau keluar dari struktur keanggotaan grup band yang berkaitan.

2. Penempatan anggota band sesuai dengan bidang dan keahliannya masing- masing.

Selain dari perkrutan anggota, faktor lain yang dapat mempengaruhi kenerja dalam menjalankan usaha adalah penempatan anggota secara individu sesuai dengan ketrampilan (skill) yang dimilikinya. Kesalahan dalam penempatan individu yang tidak sesuai dengan bidang yang dikuasainya berdampak pada kurang maksimalnya hasil yang nantinya akan diperoleh.

Oleh sebab itu dalam bidang musik, komunitas musik indie memiliki acuan yang dijadikan sebagai salah satu strategi khusus dalam upaya mencapai keingginan sesuai tujuan mereka yaitu menghasilkan Album yang diterima masyarakat luas. Strategi tersebut adalah dengan menempatkan personil atau anggota band yang benar-benar sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

Sebagai bentuk contoh konkretnya untuk merekrut seorang gitaris (pemain gitar) band yang bersangkutan benar-benar mencari seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang tersebut, salah satu caranya adalah dengan audisi. Audisi merupakan sebuah bentuk tes penilaian dimana seseorang atau individ u wajib mempertontonkan keahlian atau ketrampilan mereka khususnya pada bidang musik yang nantinya diawasi atau dinilai oleh pihak manajemen band yang bersangkutan apakah sesuai dengan kriteria yang mereka harapkan atau tidak. Pengkriteriaan atau bentuk- bentuk penilaian audisi didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang telah disepakati bersama oleh seluruh anggota atau personil dari grup band yang bersangkutan.

3. Memperhatikan dana kesejahteraan seluruh anggota

Dalam tahap ini pihak manajemen dituntut untuk mampu menghargai kinerja seluruh anggota melalui proses pendistribusian pendapatan yang selama ini mereka peroleh.

Pada dasarnya pendapatan yang sudah diperoleh tidak sepenuhnya di distribusikan langsung pada seluruh anggota, melainkan terlebih dahulu diambil 50% untuk kas yang nantinya dapat sewaktu-waktu dipergunakan jika muncul biaya-biaya tak terduga yang harus dikeluarkan.

Jumlah nominal bukanlah tujuan utama dari komunitas musik indie dalam menjalankan kreativitas usahanya dalam bidang musik. Namun transparansi pendistribusian pendapatan yang dihasilkan kepada seluruh anggota terkait merupakan suatu bentuk penghargaan atas segala jerih payah atau kinerja seluruh individu yang nantinya mempu memberikan semangat kebersamaan untuk terus melakukakn kreativitasnya dalam bermusik dengan hasil yang optimal.

Ketidaktransparanan dalam pendistribusian pendapatan dapat melahirkan berbagai masalah intern dalam sebuah grup band. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dipaparkan oleh Aryo selaku Bassis (pemain alat musik bass) sekaligus manajer dari salah satu band indie Jogja yaitu Apollo-10 Band, bahwa:

“Pendistribusian pendapatan kepada seluruh anggota band adalah hal yang sangat penting. Jika hal tersebut dilakukan dengan tidak transparan dapat menimbulkan perpecahan antar personil atau anggota grup, hal itu dipicu dari asumsi bahwa dalam grup tersebut tidak ada keterbukaan sehingga mampu melahirkan persepsi

individu untuk berfikir negatif, seperti persepsi adanya pembedaan jumlah nominal yang didapat tiap individu, yang akhirnya dinilai tidak adil oleh pihak lain”.

Oleh karena hal diatas memperhatikan dana kesejahteraan terhadap seluruh anggota merupakan tahapan yang tak kalah penting. Sebagai upaya menghindari munculnya permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan kesejahteraan tiap anggota, komunitas indie menerapkan stategi khusus yaitu memberikan distribusi dana kesejahteraan yang transparan dan sama rata bagi setiap individu maupun pihak manajemen yang berkaitan.

4. Melakukan evaluasi terhadap kinerja seluruh anggota yang ada

Dalam tahap ini bentuk evaluasi terhadap kinerja seluruh anggota band indie pada umumnya diperoleh dari:

a) Live Performance (penampilan dalam konsep panggung) grup band baik saat melakukan latihan atau bermain musik secara lansung yang nantinya dinilai bersama-sama oleh seluruh anggota dan pihak manjemen yang berkaitan. Penilaian ini ditujukan untuk menilai perkembangan ketrampilan setiap individu dalam mengoperasionalkan peralatan musik sesuai dengan bidangnya masing- masing

b) Disiplin waktu, ya itu bentuk penilaian yang didasarkan pada ketepatan kehadiran seluruh anggota dalam menjalankan proses latihan yang sudah dijadwalkan secara tetap dalam mengembangkan kreativitas bermusik secara bersama-sama dalam bentuk Band.

c) Sosialisasi antar anggota dan pihak manjemen yang terkait, yaitu bentuk penilaian yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan seluruh

individu dalam grup sebagai simbol keluarga kecil yang membutuhkan keterbukaan dan kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama.

5. Menentukan sanksi-sanksi khusus apabila terjadi pelanggaran-pelanggaran baik antar anggota atau dengan pihak manajemen sebagai pemacu kedisiplinan.

Pada tahap ini seluruh anggota dan pihak manajemen yang terkait memiliki tanggungjawab yang sama terhadap berbagai kebijakan yang akan diambil jika terjadi berbagai ketimpangan atau permasalahan yang dimunculkan oleh tiap individu dalam grup. Kesepakatan tersebut dapat berupa sanksi-sanksi khusus yang telah disepakati bersama ketika pelanggaran tersebut benar-benar terjadi. Salah satu contoh konkret seperti yang dikemukakan oleh Dimas jack selaku salah satu personil dari Captain OI band (band indie Jogja), yaitu:

“saya pernah telat datang ketika grup band saya melakukan latihan, harusnya kami mulai latihan jam 14.00 disalah satu studio musik tapi saya datang jam 14.30, sesuai konsekuensi yang sudah disepakati bersama saya harus membayar biaya pemakaian jasa studio musik yang saat itu kita pakai latihan. Sendainya jauh hari sebelumnya saya memberitahu bahwa hari itu saya berhalangan hadir karena ada keperluan tertentu sebenarnya tidak akan seperti itu kejadiannya, tapi sudahlah saat itu memang saya yang salah…”

Dari contoh diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa sanksi- sanksi yang disepakati dalam komunitas musik indie bersifat fleksibel atau menyesuaikan dengan keadaan pihak yang melakukan pelanggaran. Sanksi akan diterapkan secara tegas ketika pelanggaran yang dilakukan murni

kelalaian dari masing- masing anggota. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa sanksi-sanksi yang telah disepakati justru tidak diberlakukan atau dijalankan menimbang batas toleransi yang sudah dipahami oleh seluruh anggota grup ketika dihadapkan pada kemungkinan-kemungkinan melakukan kegiatan lain yang bersifat mendesak atau tidak dapat ditinggalkan.

Bedasarkan pada tahapan-tahapan yang dimunculkan komunitas musik indie dalam melakukan pengelolaan usaha khususnya disektor personalia, tolok ukur yang dijadikan acuan sebagai upaya memaksimalkan bentuk usaha tersebit meliputi tiga unsur:

a) Pendidikan, yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh masing- masing personil dalam grup khususnya aspek musik. Unsur ini diperoleh dari berbagai sumber meliputi buku, interaksi antar sesama musisi, maupun dari media- media lain termasuk media televise dan surat kabar yang banyak menyajikan berbagai ragam konsep tentang musik.

b) pelatihan, yaitu proses kerjasama antar seluruh anggota yang terkait dalam mengapresiasikan gaya atau seni bermusik. Dalam hal ini seluruh personil diharapkan mampu melatih skill (ketrampilan) mereka dalam mengoperasionalkan alat-alat musik sesuai dengan bidangnya masing- masing. Latihan dari konsep individual kemudian dipersatukan dalam bentuk grup dengan cara melakukan latihan bersama dengan harapan setiap personil mampu menemukan segala kekurangan dari

individu atau personil yang lain dengan harapan mampu diketemukan keselarasan.

c) Pengembangan, yakni sebuah upaya mengapresiasikan seni bermusik secara lebih luas. Dalam hal ini komunitas indie mengembangkan seni bermusik mereka dengan memanfaatkan berbagai media maupun teknologi yang muncul akibat modernisasi. Bnetuk pengembangan yang dilakukan komunitas ini adalah dengan cara menguasai segala bentuk macam peralatan musik yang ada yang nantinya mampu digunakan untuk ,e,unculkan bentuk instrument musik yang berbeda.

Secara singkat arus pola pengelolaan personalia komunitas musik indie dapat digambarkan kedalam bentuk bagan seperti yang ada dibawah ini.

Bagan V.4. Arus Pola pengelolaan Personalia Komunitas Musik indie

Manajer

Perekrutan personil/ Anggota

Penempatan Personil/ Anggota Sesuai Bidangnya

Menciptakan Sanksi-sanksi Memperhatikan Dana

Kesejahteraan Anggota

Secara Acak Audisi

Kegiatan Usaha

Evaluasi Seluruh Kinerja Anggota

85