• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Identifikasi Spesimen

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 Pola Perilaku Harian

Perilaku merupakan ekspresi yang dilakukan oleh satwaliar dalam menangkap respon sekitarnya. Menurut Alikodra (2002) satwaliar mempunyai perilaku dan proses fisiologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pola perilaku yang ditemukan saat pengamatan adalah diam, berjalan, menjulurkan lidah, berjemur (basking), dan buang kotoran. Menurut Bennet (1998) aktivitas suhu harian pada biawak biasanya antara 22-38ºC untuk spesies akuatik memiliki suhu yang lebih rendah dibandingkan spesies lainnya dan pada suhu kurang dari 20ºC biawak menjadi lambat dan pada suhu 5ºC biawak tidak dapat bergerak. Pengamatan perilaku untuk melihat jenis perilaku yang berkaitan dengan infestasi ektoprasit pada biawak.

40

5.3.1 Perilaku Biawak Kuning

Biawak kuning memiliki pergerakan yang gesit dan lincah, karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar. Biawak kuning sering terlihat diam di atas pohon secara berkelompok. Biawak kuning di PT Mega Citrindo peka terhadap lingkungan sekitarnya, dan akan langsung melarikan diri ke dalam shelter apabila didekati oleh manusia. Pada saat pengamatan, suhu rata-rata kandang biawak kuning pukul 08.00-09.00 WIB adalah 27ºC dengan kelembaban 92% sedangkan pada pukul 14.00-15.00 WIB suhu rata-rata kandang adalah 29ºC dengan kelembaban 85%.

Hasil pengamatan menunjukkan perilaku yang sering ditemui biawak kuning adalah diam. Dari pukul 08.00-08.40 WIB belum terlihat aktivitas yang dilakukan oleh biawak kuning. Aktivitas mulai terlihat pukul 08.50-09.00 WIB biawak kuning melakukan aktivitas berjalan sambil menjulurkan lidah lalu berjemur. Pada pukul 14.00-15.00 WIB tidak ditemukan aktivitas berjemur, karena kondisi cuaca mulai mendung. Ketika turun hujan, biawak kuning akan segera berlindung ke shelter lubang-lubang yang ada di dalam kandang.

5.3.2 Perilaku Biawak Ekor Biru

Biawak ekor biru memiliki perilaku yang sama dengan biawak kuning. Apabila manusia mencoba melakukan interaksi, biasanya biawak ekor biru akan langsung melarikan diri dan masuk ke dalam shelter. Rata-rata suhu kandang pada pukul 08.00-09.00 WIB adalah 27ºC dengan kelembaban 92% dan pukul 14.00-15.00 WIB adalah 30ºC dengan kelembaban 85%. Aktivitas yang sering ditemukan pada biawak ekor biru adalah diam dan berjemur, dengan sesekali menjulurkan lidahnya. Biawak menjulurkan lidah untuk mengetahui keadaan sekitar, seperti yang disebutkan oleh Erdmann (2004) dalam Usboko (2009) mengatakan bahwa komodo menggunakan lidahnya untuk mencium bau dan partikel-partikel zat kimia di udara dan tanah. Pada saat pengamatan biawak ekor biru akan diam di batang-batang pohon atau menempel di tembok. Untuk perilaku berjemur dilakukan pada pukul 09.00 WIB dan 14.00 WIB, yaitu saat matahari sudah muncul. Biawak akan menghampiri daerah yang terkena oleh sinar matahari. Aktivitas berjemur akan berhenti apabila sinar matahari sudah

tidak menyinari kandang. Perilaku berendam di bak air juga ditemukan, namun berada di luar jam pengamatan.

5.3.3 Perilaku Biawak Dumeril

Berbeda dengan biawak kuning dan biawak ekor biru, biawak dumeril tidak takut berinteraksi dengan manusia dan cenderung diam. Hal ini karena biawak dumeril sering dipegang oleh penjaga kandang, sehingga tidak asing dengan manusia. Namun terkadang biawak dumeril akan berdesis apabila dirinya merasa terancam Di dalam kandang tidak dilengkapi dengan shelter, sehingga biawak dumeril bernaung di bawah batang pohon ketika hujan.

Pada saat dilakukan pengamatan rata-rata suhu kandang pada pukul 09.00-10.00 WIB adalah 26 ºC dengan kelembaban 92% sedangkan pukul 14.00-15.00 WIB rata-rata suhu kandang mencapai 32 ºC kelembaban 86%. Aktivitas yang paling lama adalah diam, untuk aktivitas berjemur dilakukan pada pukul 09.00 WIB. Sedangkan untuk di siang hari tidak ditemukan aktivitas berjemur. Siang hari biawak dumeril ditemukan lebih sering diam di atas pohon, dan sesekali menjulurkan lidahnya.

Perilaku yang kemungkinan mempengaruhi dan berkaitan dengan infestasi caplak pada biawak adalah perilaku berjemur. Perilaku berjemur merupakan perilaku paling lama yang dilakukan oleh biawak setelah perilaku diam, Purba (2008) mengatakan aktivitas berjemur pada komodo paling dilakukan selama 34 menit. Biawak merupakan vertebrata berdarah dingin, aktivitas berjemur dilakukan untuk menstabilkan suhu di dalam tubuhnya. Dari hasil pengamatan perilaku berjemur dilakukan oleh biawak pada suhu kisaran 26-30ºC. Caplak cenderung menghindari sinar matahari. Hal ini karena tubuhnya yang cepat kering. Terdapat kemungkinan perilaku berjemur ini membantu biawak untuk mengurangi infestasi caplak yang ada di tubuhnya. Dapat dilihat pada tabel 4 sebaran caplak di biawak ekor biru terlihat bahwa regio perut paling sering ditemukan caplak, jika dibandingkan dengan regio lainnya. Selain itu caplak juga sering terlihat menghisap darah di antara lipatan-lipatan kulit biawak. Hal ini dapat disebabkan bagian perut dan lipatan-lipatan kulit terlindungi dari sinar matahari, sehingga caplak lebih sering ditemukan pada daerah ini. Penelitian

42

yang dilakukan oleh Main & Bull (2000) diacu dalam Guzinski (2008) mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara kadal yang terkena caplak infestasi tinggi, dengan yang infestasi rendah yaitu kadal yang terinfestasi tinggi lebih sering melakukan perilaku berjemur, dan adanya penurunan aktivitas bergerak.

Pada saat pengamatan, tidak ditemukan perilaku menyakiti diri / self wounding ataupun perilaku tidak nyaman terhadap adanya caplak di tubuh biawak. Hal ini dapat disebabkan caplak mengeluarkan zat Narcotizing efek yang berasal dari saliva dan mengakibatkan keberadaan caplak tidak dirasakan oleh inangnya (Wooley 1988). Selain itu, dapat juga disebabkan jumlah caplak yang tidak terlalu banyak.

6.1 Kesimpulan

Ditemukan ektoparasit jenis tungau dan caplak. Tungau dari famili Macrohelidae ditemukan pada biawak kuning, sedangkan caplak dari genus

Aponomma sp. dan Amblymomma sp. ditemukan pada biawak ekor biru dan biawak dumeril. Letak kandang yang tidak dekat dengan kandang reptil jenis lain, dan intensitas matahari tinggi dalam kandang dapat merupakan faktor tidak ditemukan caplak pada biawak kuning. Secara umum perilaku harian biawak kuning, biawak ekor biru dan biawak dumeril PT Mega Citrindo terdiri dari perilaku diam, berjalan, menjulurkan lidah, dan berjemur.

6.2Saran

1 Disediakan kandang karantina untuk biawak-biawak yang baru datang ke penangkaran, karena dikhawatirkan biawak sudah terkontaminasi ektoparasit dari tempat aslinya.

2 Perlu dilakukan rotasi dari kandang ke kandang yang steril untuk memutus siklus hidup caplak.

3 Penyemprotan dengan anti caplak dan kutu sebaiknya diselingi dengan anti caplak golongan lainnya, agar caplak tidak membentuk sistem kekebalan tubuh.