• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Retak

Dalam dokumen 35. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN (Halaman 38-43)

Pola retak pada beton terbagi menjadi dua jenis yaitu retak terhadap struktural dan retak terhadap non struktural. Adanya reaksi kimia dan pembebanan pada beton yang menyebabkan Kerusakan atau retak yang sering terjadi pada beton saat dalam proses mengerasnya beton ataupun beton yang sudah mengeras. Pada retak struktural yang mengakibatkan terjadinya tegangan lentur, tegangan geser dan tegangan tarik terjadi karena adana kesalahan pada perencanaan struktur beton ataupun pembebanan terhadap beton yang melebihi kapasitas struktur tersebut. Sedangkan retak non struktur yang mengakibatkan lemahnya sruktur terjadi karena tegangan secara mendalam terhadap material penyusun bangunan.

Penelitian pola retak ini akan menganalisa pada beton yang sudah dilakuakan pengujian kuat tekan dan kuat lentur dengan umur pengujian yang berbeda serta variasi beron yang berbeda. Pola retak yang akan dianalisa menggunakan sampel beton kubus dan sampel beton balok dengan ukuran utuh 15 cm x 15 cm x 15 cm pada beton kubus dan 60 cm x 15 cm x 15 cm pada beton balok. Tujuan dari analisa pola retak ini yaitu mengetahui bagaimana pola retak yang terjadi pada 4 variasi beton yaitu beton sandwich concrete 1, sandwich concrete 2, beton geopolimer dan beton konvensional.

85 Umur 7 Hari

Sandwich Concrete 1

Tampak Depan Tampak Samping kanan

Tampak Depan Tampak Samping Kanan

Tampak Depan Tampak Samping Kanan

Tampak Depan Tampak Samping Kanan

Tampak Belakang

Tampak Samping Kiri Gambar 4.65 Pola Retak Umur 7 Hari

Sumber : Analisis, 2019

Pola retak yang dihasilkan pada saat umur 7 hari terlihat pada keempat sempel mengalami pola retak dan mengalami pecah pada sebagian sampel beton.

Pada sampel beton sandwich concrete 1 pola retak yang dihasilkan yaitu awal pola retak terjadi pada bagian lapisan bawah retak kecil dan semakin meluas dan menjulur keatas. Pada sampel beton sandwich concrete 2 pola retak yang dihasilkan yaitu sebagian besar retak terjadi pada bagian beton geopolimer. Pada sampel beton geopolimer pola retak yang dihasilkan yaitu yang diawali dengan retak dan melebar segingga membuat lapisan luar pecah itu karena beton geopolimer lebih bersifat getas, sedangkan pada beton konfensional pola retak yang dihasilkan lebih ke satu jalur arah retak dan dan sedikit pola retak yang menyebar.

86 Umur 28 Hari

Sandwich Concrete 1

Tampak Depan Tampak Samping Kanan

Tampak Depan Tampak Samping Kanan

Tampak Depan Tampak Samping

Kanan Tampak

Belakang

Tampak Samping Kiri

Konvensional

Tampak Depan Tampak Samping Kanan

Tampak Belakang

Tampak Samping Kiri Gambar 4.66 Pola Retak Umur 28 Hari

Sumber : Analisis, 2019

Pola retak yang dihasilkan pada umur 28 pada keempat variasi sampel terlihat polat retak yang lebih menyeluruh dan juga pecah. Hal ini dikarenakan bahwa beton telah mengalami solidifikasi (pengerasan sempurna) yang menyebabkan pecah pada waktu penekanan. Pada beton sandwich concrete 1 pola retaknya terjadi di sisi-sisi beton dan retak menyeluruh pada semua lapisan. Pada beton sandwich concrete 2 pola retak yang dihasilkan adalah pola retak banyak terjadi dibagian lapisan beton geopolimer. Pada beton geopolimer pola retak yang paling buruk dikarenakan prosentase kenaikan paling tinggi sebesar 108,75%

menimbulkan pecahnya beton pada sisi-sisinya. Pada beton konvensional pola

87 retak yang timbul lebih besar pada saat pola pecah umur 7 hari. Sehingga terlihat keseluruhan pola retak pada umur 28 paling besar pada beton geopolimer karena pada visualnya beton geopolimer lebih getas dati beton konvesional.

Umur 56 Hari

Sandwich Concrete 1

Tampak Depan ampak Samping

Kanan Tampak

Tampak Depan Tampak Samping Kanan

Tampak

Belakang Tampak

Samping Kiri

Geopolimer

Tampak Depan Tampak Samping

Kanan Tampak

Belakang

Tampak Samping Kiri

Konvensional

Tampak Depan Tampak Samping

Kanan Tampak

Belakang

Tampak Samping Kiri Gambar 4.67 Pola Retak Umur 56 Hari

Sumber : Analisis, 2019

Pada umur beton 56 hari pola retak yang dihasilkan semakin terlihat dan menyebabkan kerusakan yang lebih luas terutama pada beton geopolimer karena sifat kegetasannya itu memuat beton mengalami retakan-retakan besar dan pecah menyeluruh dibandingkan dengan beton konvensional yang lebih sedikit menimbulkan retakan dan pecahan. Pecahan pada masing-masing sempel terlihat semakin besar dari pada saat umur beton 28 hari. Pada beton sandwich concrete

88 terlihat retakan dan pecahan terbesar terjadi pada beton sandwich concrete 1 dengan retak dan pecah terbesar terletak pada pinggir kubus dan pada paling banyak pada bagian beton geopolimer sedangkan pada beton sandwich concrete 2 terlihat pola retak yang terparah pada lapisan geopolimer. Pada beton konvensional mengalami kenaikan pola retak dan mengalami pecah pada bagian samping-samping kubus dikarenakan beton sudah mengalami perkerasan sempurna.

Umur 56 Hari

Sandwich Concrete 1

Tampak Dari Samping

Tampak Dari Dalam

Sandwich Concrtete 2

Tampak Dari Atas

Tampak Dari Dalam

Gambar 4.68 Pola Retak Kuat Lentur Umur 56 Hari

Sumber : Analisis, 2019

89 Pada umur 56 hari untuk pengujian kuat lentur pada beton sandwich concrete 1 dan beton sandwich concrete 2. Pola patah yang terjadi pada beton sandwich concrete 1 terlihat patahan terjadi pada titik diantara dua tumpuan tekan itu berarti pola patah yang terjadi pada beton sandwich concrete 1 terjadi di tengah-tengan balok, Dari sisi dalam dari dua jenis beton terlahat homogen namun tidak tercampur antara keduanya dan agregat yang terlihat didalam beton tercampur sempurna dan berdempetan. Sedangkan pola patah yang terjadi pada beton sandwich concrete 2 tidak jauh beda dengan beton sandwich concrete 1 yaitu titik patahan terjadi diantara dua tumpuan tekan dan patahan terjadi di tengah-tengah balok, dari sisi dalam dari kedua jenis beton tidak tercampur tapi menempel dengan sempurna, agregat pada beton tercampur dengan sempurna dan saling berhimpitan.

Dalam dokumen 35. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN (Halaman 38-43)

Dokumen terkait