Dalam penetapan harga jual manajer harus memperhatikan pelanggan karena harga jual yang tinggi atau kenaikan pada harga jual yang tidak wajar dapat menyebabkan pelanggan menolak produk perusahaan dan beralih ke produk pesaing ataupun produk pengganti yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang lebih ekonomis.
Selain pelanggan, manajer juga harus memperhatikan pesaingnya. Pada industri yang memiliki banyak peminat, perusahaan akan menghadapi persaingan yang ketat, sehingga perusahaan akan dipaksa untuk menurunkan harga produknya agar dapat bersaing dengan produk pesaing lainnya. Sedangkan pada industri yang tidak memiliki pesaing, perusahaan akan lebih leluasa dalam menetapkan harga jual. Dengan mengetahui keadaan persaingan, seperti teknologi, kapasitas produksi, dan kebijaksanaan operasinya.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga jual adalah biaya yang dikeluarkan. Harga jual tersebut harus cukup tinggi untuk menutupi biaya-biaya yang terjadi karena bila tidak, maka perusahaaan dapat mengalami kerugian yang dapat menghabiskan sumber daya perusahaan.
Faktor lain yang harus diperhatikan dalam penetapan harga jual adalah masalah politik, hukum dan kesan produk tersebut. Hal ini berhubungan dengan kebijaksanaan pemerintah, khususnya untuk produk yang menyangkut hajat hidup orang banyak seperti makanan pokok, semen dan lain-lain. Dalam penetapan harga jual ini perusahaan hendaknya memperhatikan kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut agar tidak melanggar.
Menurut Supriyono (1991,333) faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan tersebut diantaranya :
1. Tujuan perusahaan, khususnya laba dan return on invesment (ROI) yang diharapkan
2. Biaya, khususnya biaya masa depan 3. Pendapatan yang diharapkan 4. Jenis produk yang dijual 5. Jenis industri
6. Citra dan kesan masyarakat
7. Pengaruh pemerintah khususnya undang-undang, keputusan, dan kebijaksanaan pemerintah
8. Tindakan atau reaksi pesaing 9. Tipe pasar yang dihadapi 10. Trend ekonomi
11. Gaya manajemen 12. tujuan non laba (nirlaba)
13. Tanggung jawab sosial perusahaan
2.7.4 Keputusan Penetapan Harga Jual
Keputusan penetapan harga jual produk merupakan salah satu tugas penting yang harus dilaksanakan oleh manajemen. Penetapan harga jual produk merupakan tugas yang sulit karena memerlukan pertimbangan-pertimbangan dari berbagai segi.
Umumnya biaya dianggap sebagai titik muka menentukan harga jual. Biaya yang dimaksud adalah biaya untuk memproduksi produk dan menjual produk. Harga jual yang ditetapkan biasanya digunakan, seperti yang diutarakan oleh Hammer, dkk (1994: 767) yaitu :
“1. Pricing to maximize profit
2. Pricing to achieve a desire retur on capital employed 3. Pricing based on differential cost
4. Pricing based on standard costs 5. Target Pricing”.
2.7.6.1 Pricing to Maximize Profit
Merupakan suatu cara penentuan harga jual yang membandingkan total pendapatan yang diharapkan pada volume penjualan yang berbeda-beda. Biaya rata-rata per unit akan menurun seiring dengan kenaikan output karena biaya tetap akan tersebar pada unit yang lebih banyak. Harga yang menghasilkan total profit yang tersebar akan dipilih sebagai harga jual.
2.7.6.2 Pricing to Achieve a Desire Retur on Capital Employed
Merupakan suatu cara penetuan harga jual yang dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Pricing = Total Cost + (Desire rate of return x total capacity employed Sales volume in units
2.7.6.3 Pricing Based on Differential Cost
Merupakan suatu cara penetuan harga jual yang menggunakan differential cost sebagai dasar untuk menentukan harga jual. Differential cost dijadikan sebagai dasar untuk menetapkan harga jual karena setiap harga yang melebihi atau di atas total differential cost dianggap akan menghasilkan suatu profit. Pendekatan ini tentu saja hanya digunakan untuk menentukan harga jual jangka pendek dan biasanya digunakan dalam menentukan harga jual pesanan khusus.
2.7.6.4 Pricing Based on Standar Cost
Merupakan suatu cara penentuan harga jual yang menggunakan biaya standar sebagai dasar perhitungan harga jual. Biaya standar yang dimaksud adalah untuk bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead pabrik. Penggunaan biaya standar dalam menentukan harga jual mempercepat perhitungan dan mengurang pekerjaan yang terlalu rinci.
2.7.6.5 Target Pricing
Harga jual yang ditaksir atau diestimasi didasarkan pada pengetahuan akan nilai produk yang diterima konsumen dan harga yang ditawarkan oleh pesaing. Target pricing merupakan strategi penetuan harga yang dirancang untuk menciptakan competitive adventage (keunggulan bersaing). Target pricing merupakan dasar penetuan target cost yang dihitung dengan mengurangi target operating income per unit dari target price. Strategi ini akan berhasil jika biaya dikurangi sampai di bawah harga jual dan menghasilkan profit yang memadai. Untuk itu diperlukan peningkatan efisiensi perusahaan secara berkesinambungan atau mengurangi biaya input.
Harga jual produk adalah harga pokok produk ditambah mark up yang ditetapkan oleh perusahaan. Mark up dibuat berdasarkan pertimbangan untuk menutup biaya operasional lainnya untuk memperoleh laba yang memadai. Perhitungan tersebut belum tentu merupakan harga jual akhir. Adanya persaingan yang ketat untuk produk sejenis sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan harga jual produk. Selain itu biasanya terjadi tawar menawar antara perusahaan
dengan konsumen mengenai harga jual tersebut. Jadi harga jual produk akhirnya adalah harga jual produk yang telah disetujui oleh perusahaan dan pembeli melalui berbagai pertimbangan dalam kontrak penjualan. Harga jual akhir tercantum dalam kontrak penjualan. Pada tiap transaksi dipengaruhi oleh tingkat persaingan dan harga pasar produk sejenis, namun perusahaan dan laba yang telah ditetapkan pada awal tahun dapat dicapai dan perusahaan mampu bersaing di pasar, di samping itu untuk menghindari kerugian karena penentuan harga jual produk lebih rendah dari harga pokok produksi.
Penentuan harga jual produk merupakan salah satu keputusan yang penting bagi manager perusahaan, tetapi juga merupakan salah satu keputusan yang penting bagi manager perusahaan, tetapi juga merupakan salah satu keputusan yang paling sulit karena ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Tiga faktor utama yang mempengaruhi keputusan harga jaul produk adalah pembeli, pesaing dan pemerintah.
2.7.5 Metode Penetapan Harga Jual berdasarkan Biaya
Dalam keadaan yang normal harga jual mampu menutup biaya dan memperoleh laba yang sepadan dengan investasi yang telah dikeluarkan. Manajemen dapat menggunakan beberapa metode untuk penetapan harga jual.
Karena keterbatasan waktu, maka penulis dalam hal ini hanya akan membahas dua metode dalam menentukan harga jual, yaitu cost-plus pricing dan cost-type contract pricing.
Menurut Mulyadi (2001: 348) pengertian cost-plus pricing, yaitu :
“Cost-plus pricing adalah penetuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya perusahaan masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa harga jual berdasarkan metode cost-plus pricing merupakan penjumlahan taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi dan memasarkan produk pesanan, meliputi: biaya produksi, dan biaya komersial (biaya pemasaran dan biaya administrasi umum), serta laba yang diharapkan.
Taksiran biaya produksi dapat dihitung dengan dua pendekatan, yaitu: full costing, dan variabel costing, jika biaya dipakai sebagai dasar penetuan harga jual, baik pendekatan full costing maupun variabel costing, seluruh biaya dibagi menjadi dua, yaitu biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produk dan biaya yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh volume produk.
2.7.5.1 Pendekatan Full Costing
Dalam pendekatan full costing, biaya yang berhubungan langsung dengan volume adalah biaya produksi, sedangkan biaya yang tidak berhubungan langsung dengan volume adalah berupa biaya non produksi.
Taksiran biaya produksi xxxx Taksiran biaya komersial (non produksi) xxxx + Taksiran total biaya xxxx Laba yang diharapkan xxxx + Taksiran harga jual xxxx
2.7.5.2 Pendekatan Variabel Costing
Pendekatan variabel costing, biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produk yaitu biaya variabel, sedangkan biaya yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh volume produk yaitu biaya tetap.
Taksiran biaya variabel xxxx Taksiran biaya tetap xxxx + Taksiran total biaya xxxx Laba yang diharapkan xxxx + Taksiran harga jual xxxx
Metode lain yang dikemukakan oleh Mulyadi (2001: 362) adalah cost-type contract, yaitu: “Persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut”.
Jika dalam keadaan normal harga jual produk yang akan dijual di masa yang akan datang ditentukan dengan metode cost-plus pricing, berdasarkan taksiran biaya penuh sebagai dasar, dalam cost-type contract harga jual yang
dibebankan kepada konsumen dihitung berdasarkan biaya penuh sesungguhnya yang dikeluarkan untuk memproduksi dan memasarkan produk.
2.8 Analisis Pengaruh Metode Depresiasi terhadap Harga Pokok Produksi dalam Penetapan Harga Jual
Setiap aktiva tetap yang dimiliki perusahaan mempunyai suatu umur ekonomis tertentu. Nilai perolehan aktiva tetap akan disusutkan selama umur ekonomis aktiva tersebut. Nilai penyusutan atau depresiasi aktiva akan tergantung pada metode yang digunakan.
Dalam kaitannya dengan aktiva mesin pabrik dalam perusahaan, besarnya nilai penyusutan akan dialokasikan sebagai biaya overhead pabrik. Sehingga pengalokasian beban depresiasi aktiva tersebut nantinya akan mempengaruhi pada besarnya harga pokok produksi.
Adapun pengaruh metode depresiasi terhadap harga pokok produksi, sebagai berikut:
1. Metode garis lurus
Dengan penerapan metode ini akan menyebabkan pembebanan beban depresiasi yang relatif stabil atau sama dari tahun ke tahun. Sehingga besarnya beban depresiasi ini akan mempengaruhi pada pengalokasian beban pada overhead pabrik perusahaan. Besarnya biaya overhead pabrik yang ditimbulkan akan menjadi relatif stabil, yang mengakibatkan besarnya harga pokok produksi dari tahun ke tahun relatif stabil pula.
2. Metode pembebanan variabel
Penerapan metode depresiasi ini akan berpengaruh terhadap besarnya pengalokasian beban yang berubah-ubah, maka besarnya biaya overhead pabrik juga akan berubah-ubah. Dari hal tersebut akan juga berpengaruh pada besarnya harga pokok produksi yang berubah-ubah dari tahun ke tahun. 3. Metode pembebanan menurun
Metode ini akan mengakibatkan besarnya pengalokasian beban depresiasi pada awal periode besar dan semakin lama akan semakin kecil pada akhir periode. Hal ini akan berpengaruh pada pengalokasian beban depresiasi pada
overhead pabrik perusahaan dan nantinya juga mempengaruhi harga pokok produksi..
4. Metode pembebanan meningkat
Penerapan metode depresiasi ini akan menyebabkan pembebanan biaya penyusutan akan menjadi kecil pada awal periode dan semakin besar pada akhir periode. Hal tersebut akan mengakibatkan besarnya overhead pabrik untuk awal periode semakin kecil dan harga pokok produksi relatif kecil pula, demikian sebaliknya pada akhir periode akan mengakibatkan harga pokok produksi semakin besar.
Selain itu telah dijelaskan pula pada bagian sebelumnya, bahwa banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam penetapan harga jual. Banyak perusahaan menggunakan harga pokok produksi sebagai dasar penetapan harga jual produknya. Harga pokok merupakan hal yang penting dipertimbangkan dalam penetapan harga jual. Melalui perhitungan harga pokok, akan didapat gambaran sampai kapan perusahaan tidak bersedia melepas barangnya, karena ia merasa pendapatan yang diperoleh dari penjualan tidak mencukupi untuk menutup harga pokok yang dikeluarkannya. Dengan kata lain, sampai seberapa jauh perusahaan berani menurunkan harga jualnya, sehingga ia masih menganggap dapat memperoleh laba.
Perusahaan tentu ingin menetapkan suatu harga jual yang dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan baik untuk biaya produksi, distribusi, dan menjual produk tersebut, termasuk suatu tingkat laba yang memadai atas segala upaya dan risiko yang dihadapi. Kebijakan manajemen dalam rangka penetapan harga, dianggap memadai selama ditujukan untuk memulihkan semua biaya, menjamin adanya laba, meskipun kondisi yang dihadapi tidak menguntungkan.
Setelah perusahaan menghitung harga jual berdasarkan harga pokok produksi, kemudian perusahaan mempertimbangkan kondisi pasar, seperti tindakan pesaing, reaksi pembeli dan kondisi perekonomian, untuk menetapkan harga jual produk. Penetapan harga jual yang efektif membutuhkan pertimbangan mengenai harga pokok produk dan kondisi pasar.